PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP INVESTASI AKTIVA TETAP PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007 – 2011

(1)

ABSTRACT

THE EFFECT OF FINANCIAL PERFORMANCE TO INVESTMENT OF FIXED ASSETS IN FOOD AND BEVERAGES COMPANIES LISTED ON

THE INDONESIA STOCK EXCHANGE IN 2007 - 2011

By

MELVAWATI SIMANJUNTAK

The purpose of this research is to empirically study effect of financial

performance to investment of fixed asset. There are 5 financial ratios used to see financial performance, they are current ratio, long term debt to equity ratio, return on assets, fixed asset turnover, and inventory turnover. The data is sampled using purposive sampling method and resulting 14 are used as samples of this study. The multiple linear regression is used to examine the effect of independent variables to the dependent variable. Data processing was done using software SPSS (Statistical Product and Service Solution) verse 18 with a confidence level of 95% and a significance level of a α = 5%. The result of F-test or ANOVA test showed that current ratio, long term debt to equity, return on assets, fixed asset turnover and inventory turnover have an impact significantly to investment of fixed asset. By using t-test showed that CR (0.842), LTDER (0.055), ROA (0.342), and FATO (0,096) do not influence significantly to investment of fixed asset. While ITO (0,042) had a effect insignificantly to investment of fixed asset in food and beverages companies listed on the indonesia stock exchange.

Keyword: Current Ratio (CR), Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER), Return On Assets (ROA), Fixed Assets Turnover (FATO), Inventory Turnover (ITO), and Investment of fixed asset.


(2)

ABSTRAK

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP INVESTASI AKTIVA TETAP PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO

PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007 – 2011

Oleh

MELVAWATI SIMANJUNTAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap investasi aktiva tetap. Rasio yang digunakan untuk melihat kinerja keuangan adalah current ratio, long term debt to equity, return on assets, fixed asset turnover, dan inventory turnover. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan jumlah sampel 14 perusahaan. Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 18 dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat signifikansi α = 5%. Hasil uji F-test atau ANOVA menunjukkan current ratio, long term debt to equity, return on assets, fixed asset turnover, dan inventory turnover mempunyai pengaruh signifikan terhadap investasi aktiva tetap. Hasil uji t-test menunjukkan bahwa CR (0,842), LTDER (0,055), ROA (0,342) dan FATO (0,096) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap investasi aktiva tetap. Sedangkan ITO (0,042) berpengaruh secara signifikan terhadap investasi aktiva tetap pada perusahaan food and beverages yang go publik di bursa efek Indonesia.

Kata Kunci : Current Ratio (CR), Long Term Debt Equity Ratio (LTDER), Return On Assets (ROA), Fixed Assets Turnover (FATO), Inventory


(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam era globalisasi yang semakin berkembang dewasa ini, membuat persaingan dalam dunia bisnis menjadi semakin ketat dan tajam. Sektor food and beverages merupakan salah satu sektor yang dapat bertahan di tengah kondisi perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan oleh karena sektor ini memproduksi produk

makanan dan minuman yang merupakan salah satu kebutuhan penting bagi masyarakat Indonesia. Selain itu Indonesia merupakan konsumen bahan makanan terbesar di Asia Tenggara. Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan berkembang pesatnya sektor food and beverages ditunjang populasi penduduk Indonesia yang kini mencapai 241 juta jiwa, yang berarti memiliki pasar atau kebutuhan

makanan dan minuman yang banyak.

Ratih (2008) menyatakan pada tahun 2005 sektor food and beverages mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari tingkat produksi serta penjualan sektor food and beverages di Indonesia mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yaitu dari produksi rataan tahunan 2004 sebesar 172.13 menjadi 208.17 pada tahun 2005.


(4)

Walaupun pada tahun 2006 pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak, produksi pada sektor food and beverages terus

mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari produksi rataan tahunan 2006 sebesar 232.91. Kenaikan ini terus berlangsung hingga tahun 2007 yaitu sebesar 245.01. Dengan adanya kenaikan dalam jumlah rataan tahunan produksi, berarti permintaan akan produk food and beverages juga meningkat.

Perusahaan food and beverages yang go public di Bursa Efek Indonesia dipilih sebagai perusahaan yang diteliti karena industri iniakan terus bertahan dan paling tahan terhadap krisis dibandingkan dengan sektor lainnya, sebab dalam kondisi krisis konsumen akan membatasi konsumsinya dengan memenuhi kebutuhan dan mengurangi barang sekunder. Selain itu untuk dapat memproduksi makanan dan minuman perusahaan membutukan aktiva tetap, seperti mesin, gedung,

perlengkapan dan lainnya. Tanpa aktiva tetap tersebut perusahaan tidak dapat beroperasi dan menghasilkan keungtungan.

Sektor usaha ini juga akan terus mengalami pertumbuhan dan persaingan yang ketat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia maka volume kebutuhan terhadap makanan dan minuman akan terus meningkat. Peningkatan kebutuhan akan makanan dan minuman berdampak pada munculnya berbagai jenis dan merek makanan minuman yang bersaing dengan ketat, baik bersaing dengan perusahaan sejenis dalam negeri, maupun bersaing dengan produk impor yang masuknya ke pasar dalam negeri didukung oleh adanya perdagangan bebas.


(5)

3

Persaingan yang tinggi menuntut kinerja perusahaan selalu efektif dan efisien agar dapat menghasilkan laba optimal dan unggul dalam persaingan. Untuk itulah pihak manajemen perusahaan harus mengoptimalkan kegiatan usaha perusahaan dalam menginvestasikan aktiva tetap. Untuk dapat mengoptimalkan investasi aktiva tetap maka perusahaan memerlukan informasi keuangan dengan melakukan interpretasi atau penilaian terhadap kinerja keuangan berdasarkan atas laporan keuangan. Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan, pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan

perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain (Munawir,1995).

Syamsudin (1994) menyatakan aktiva tetap adalah merupakan investasi yang menyerap bagian terbesar dari modal yang ditanamkan dalam perusahaan dan merupakan suatu keharusan dalam perusahaan karena tanpa aktiva tersebut proses produksi tidak akan mungkin berjalan. Selanjutnya dikemukakan bahwa aktiva tetap seringkali disebut sebagai the earning asset yaitu aktiva yang sesungguhnya menghasilkan pendapatan bagi perusahaan, oleh karenanya melalui aktiva tetap inilah yang memberikan dasar bagi earning power perusahaan.

Jika salah dalam mengambil keputusan investasi maka akan mengakibatkan kinerja perusahaan menurun, sebaliknya jika keputusan investasi diambil dengan tepat dan bijak, maka akan mengakibatkan kinerja perusahaan meningkat.

Perusahaan melakukan investasi dalam aktiva tetap dengan harapan akan


(6)

Pada penelitian terdahulu Kristianti (2003) melakukan penelitian mengenai pengaruh likuiditas terhadap keputusan investasi aktiva tetap pada perusahaan yang dikelompokkan dalam financiality constrained. Hasilnya menunjukkan perusahaan yang dikelompokkan dalam not financiallyconstrained dalam

melakukan investasi aktiva tetapnya lebih tergantung pada likuiditas yang dimiliki dibandingkan dengan perusahaan yang dikategorikan financially constrained.

Martha (2010) melakukan penelitian pengaruh kinerja keuangan terhadap investasi aktiva tetap pada perusahaan telekomunikasi bidang industri barang konsumen yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel ROI, TATO, dan DR secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap investasi aktiva tetap. Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa hanya variabel DR yang berpengaruh signifikan terhadap investasi aktiva tetap, sedangkan variabel ROI dan TATO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap investasi aktiva tetap.

Zulfikar (2010) melakukan penelitian pengaruh investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas PT. Telekomunikasi Tbk. Berdasarkan penghitungan statistik yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa investasi aktiva tetap mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat profitabilitas dalam hal ini return on investment (ROI) yang terjadi pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Besarnya kontribusi investasi aktiva dalam mempengaruhi tingkat profitabilitas PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah sebesar 40,9%.


(7)

5

Sedangkan sebesar 59,1% tingkat profitabilitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Dalam menganalisis laporan keuangan digunakan analisis rasio yang terdiri atas rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas. Rasio tersebut akan menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, analisis rasio juga dapat menjelaskan atau memberi gambaran tentang baik atau buruknya kondisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut diperbandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Pada penelitian ini penilaian terhadap kinerja keuangan diukur berdasarkan rasio CR, LTDER, ROA, FATO dan ITO.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kinerja Keuangan

Terhadap Investasi Aktiva Tetap Pada Perusahaan Food and beverages yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia”.


(8)

1.2Perumusan Masalah dan Batasan Masalah 1.2.1 Perumusan Masalah

Perusahaan food and beverages memiliki berbagai investasi dalam aktiva tetap seperti mesin, gedung dan tanah yang digunakan sebagai tempat operasional perusahaan. Dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan, manajemen melakukan berbagai cara untuk menggunakan aktiva tetap yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu manajemen melakukan perawatan yang sangat maksimal terhadap aktiva tetap yang ada diperusahaan agar tujuan dari perusahan dapat tercapai yaitu laba atau profit yang maksimal.

Dalam pengoptimalan investasi aktiva tetap maka perusahaan memerlukan

informasi keuangan dengan melakukan interpretasi atau penilaian terhadap kinerja keuangan berdasarkan atas laporan keuangan. Pengukuran kinerja keuangan dihitung berdasarkan Current Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Fixed Assets Turnover, dan Inventory Turnover.

Berdasarkan uraian di atas dirumuskan masalah penelitian yaitu:

Apakah kinerja keuangan berdasarkan Current Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Fixed Assets Turnover, dan Inventory Turnover.


(9)

7

1.2.2 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Populasi adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan food and beverages merupakan industri yangakan terus bertahan dan paling tahan terhadap krisis dibandingkan dengan sektor lainnya, sebab dalam kondisi krisis konsumen akan membatasi konsumsinya dengan memenuhi kebutuhan dan mengurangi barang sekunder. Selain itu untuk dapat memproduksi makanan dan minuman perusahaan membutukan aktiva tetap, seperti mesin, gedung, perlengkapan dan lainnya. Tanpa aktiva tetap tersebut perusahaan tidak dapat beroperasi dan menghasilkan

keungtungan.

2. Data yang digunakan berupa laporan keuangan tahunan periode tahun 2007 – 2011.

3. Perhitungan kinerja dalam penelitian ini adalah berdasarkan beberapa rasio yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas.

Rasio likuiditas diproksikandengan Current Ratio.

Rasio solvabilitas diproksikan dengan Long Term Debt to Equity Ratio. Rasio profitabilitas diproksikan dengan Return On Assets.

Rasio aktivitas diproksikan dengan Fixed Assets Turnover. Rasio aktivitas diproksikan dengan Inventory Turnover.


(10)

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Untuk menguji bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan berdasarkan Current Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Fixed Assets Turnover, dan Inventory Turnover terhadap Investasi aktiva tetap?

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap investasi aktiva tetap pada perusahaan food and beverages dan juga dapat memberikan referensi serta kontribusi penelitian empiris yang berkaitan dengan penelitian sejenis.

2. Bagi Praktisi

Bagi praktisi bermanfaat sebagai sarana aplikasi ilmu yang di dapat dari perkuliahan dan tambahan pengetahuan mengenai pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap investasi aktiva tetap pada perusahaan food and


(11)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.Laporan Keuangan

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi keuangan industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Tujuan umum laporan keuangan dalam arti luas menurut Sofyan (2004) dalam bukunya Teori Akuntansi, yaitu:

1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan.

2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba.

3. Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam mencari laba.

4. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tenatng perubahan harta dan kewajiban.


(12)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban perusahaan yang dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.

2.2.Kinerja Keuangan

Menurut Rico dan Rudi (2003) dalam buku Financial Performance Analyzing analisis kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk mengevaluasi kinerja di masa yang lalu, dengan melakukan berbagai analisis, sehingga diperoleh posisi keuangan perusahaan yang mewakili realitas perusahaan dan potensi-potensi kinerja yang akan berlanjut. Selanjutnya, perusahaan menggunakan analisis kinerja di masa lalu ini untuk memprediksikan kinerja perusahaan di masa yang akan datang, sehingga valuasi terhadap nilai perusahaan dapat dilakukan dan keputusan investasi dapat dilaksanakan pada saat ini.

2.3.Analisis Rasio

Menurut Wild (2005) analisis rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Sebuah rasio menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas. Menurut Kasmir (2009), analisis rasio keuanagn dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun didalam perusahaan.


(13)

11

Jenis-jenis dari rasio likuiditas antara lain: rasio lancar (current ratio), rasio cepat (quick ratio), rasio kas (cash ratio), rasio perputaran kas, inventory to net working capital.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang. Jenis-jenis rasio solvabilitas antara lain: debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity, times interest earned, fixed charge coverage. 3. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dari modal sendiri dan modal pinjaman. Rasio ini dapat juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu

perusahaan. Jenis-jenis rasio profitabilitas antara lain: profit margin on sales, return on assets, return on equity.

4. Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan, penagihan piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Jenis-jenis rasio aktivitas antara lain: perputaran piutang, inventory turnover, perputaran modal, fixed assets turnover dan total assets turnover.


(14)

2.3.1 Current Ratio (CR)

Kasmir (2009) menyatakan current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio ini dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas jangka pendek ini penting karena bisa mengakibatkan perusahaan bangkrut.

Weston (1995) menyatakan bahwa CR digunakan untuk mengukur penyelesaian jangka pendek. Sejauh mana tagihan kreditur jangka pendek dapat dipenuhi oleh aktiva yang diharapkan dapat dikonversi ke kas dalam jangka waktu yang kira-kira sama dengan jatuh tempo tagihan. Current ratio yang terlalu tinggi

menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya di bandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang.

Darsono dan Ashari (2005) menyatakan dalam melihat rasio lancar, analisis juga harus memperhatikan kondisi dan lingkungan perusahaan seperti rencana

manajemen, sektor industri, dan kondisi ekonomi makro secara umum. Current ratio yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendeknya semakin tinggi yang berarti kondisi perusahaan baik. Semakin tinggi nilai current ratio maka kemampuan perusahaan membiayai utang jangka pendek melalui harta lancar semakin baik. Dari hal tersebut perusahaan dapat

memprediksi dan menganalisa kemampuan perusahaan dalam membayar utang sebelum melakukan investasi aktiva tetap.


(15)

13

2.3.2 Long term Debt to Equity Ratio (LTDR)

Kasmir (2009) menyatakan long term debt to equity ratio merupakan rasio utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang, dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal pemilik untuk menutup utang jangka panjang. Semakin rendah rasio ini akan semakin aman bagi kreditur jangka panjang.

2.3.3 Return On Assets (ROA)

Analisa Return On Assets sudah merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Munawir (2007) menyatakan ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut. ROA menunjukkan keefisienan perusahaan dalam mengelola seluruh aktivanya untuk memperoleh pendapatan. Semakin tinggi rasio ini menunjukan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian, semakin tinggi ROA, kinerja perusahaan akan semakin efektif dan akan meningkatkan daya tarik perusahaan terhadap investor.


(16)

2.3.4 Fixed Assets Turnover (FATO)

Dewi Astuti (2004) menyatakan fixed assets turnover merupakan rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover) adalah kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover) berarti semakin efektif penggunaan aktiva tersebut, dan sebaliknya jika perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover) menurun maka aktiva tetap yang digunakan kurang efektif atau banyak yang menganggur.

Rasio perputaran aktiva tetap digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva tetap dalam menunjang kegiatan penjualan perusahaan, merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi (operating assets) terhadap jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tertentu, perputaran aktiva tetap merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva ini telah dipergunakan di dalam kegiatan perusahaan atau menunjukan berapa kali operating assets berputar dalam suatu periode tertentu.

Weston dan Brigham (1989) menyatakan rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk

meningkatkan pendapatan, jika perputarannya lambat (rendah) kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap, namun kurang bermanfaat.


(17)

15

2.3.5 Inventory Turnover

Kasmir (2009) menyatakan perputaran persediaan (inventory turnover)

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaanini berputar dalam suatu periode. Perputaran persediaan yang rendah menunjukkan perusahaan terlalu banyak menyimpan persediaan. Terlalu banyak menyimpan persediaan adalah suatu hal yang tidak produktif dan mencerminkan suatu investasi dengan pengembalian yang rendah atau nihil (Brigham dan Houston, 2006).

Jika persediaan yang disimpan terlalu banyak, hal ini akan menyebabkan biaya perawatan dan kerusakan secara fisik menjadi tinggi sehingga mengurangi keuntungan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan perputaran persediaan yang tinggi maka hal ini adalah indikasi yang baik karena semakin cepat perputaran persediaan mengindikasikan penjualan yang lancar sehingga meningkatkan keuntungan.

2.4.Aktiva Tetap

Dalam menjalankan operasinya, perusahaan tidak akan pernah terlepas dari aktiva, baik dalam jumlah besar maupun kecil. Pengertian aktiva tetap menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 16 nomor 6 tahun 2012 aktiva tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk

direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.


(18)

2.5.Investasi Dalam Aktiva Tetap

Definisi investasi menurut IAI dalam PSAK 13 (2012) investasi adalah suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk menumbuhkan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, deviden, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi

perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa investasi dalam aktiva tetap sangat penting dan harus diperhatikan sebaik-baiknya oleh

manajemen perusahaan karena:

1. Investasi aktiva tetap membutuhkan dana yang besar.

2. Dana yang dialokasikan untuk investasi aktiva tetap terikat dalam jangka waktu lama.

3. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan memperoleh peningkatan penjualan dan keuntungan di masa yang akan datang.

4. Kekeliruan dalam memutuskan investasi aktiva tetap mempunyai akibat yang harus dipikul dalam jangka waktu yang lama.

2.6.Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap investasi aktiva tetap:

Kristianti (2003) melakukan penelitian mengenai pengaruh likuiditas terhadap keputusan investasi aktiva tetap pada perusahaan yang dikelompokkan dalam financiality constrained.


(19)

17

Penelitian ini dilakukan guna menguji apakah keputusan investasi aktiva tetap perusahaan perusahaan yang listed di Bursa Efek Jakarta periode 1996-2000, dipengaruhi oleh likuiditas yang dimiliki perusahaannya. Hasilnya menunjukkan perusahaan yang dikelompokkan dalam not financiallyconstrained dalam

melakukan investasi aktiva tetapnya lebih tergantung pada likuiditas yang dimiliki (internal fund) dibandingkan dengan perusahaan yang dikategorikan sebagai financially constrained.

Darminto (2007) melakukan penelitian pengaruh investasi aktiva, pendanaan dan pengelolaan terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel rasio investasi aktiva berpengaruh signifikan pada level 1% dengan koefisien jalur (path) sebesar -0,380 terhadap kinerja keuangan. Komposisi pendanaan

menyangkut sumber modal yang berasal sumber modal intern maupun dari sumber ekstern. Variabel rasio komposisi pendanaan berpengaruh signifikan pada level 1 % dengan koefisien jalur (path) sebesar -0,264 terhadap variabel rasio kinerja keuangan. Pengelolaan aktiva secara efektif sangat penting dalam meningkatkan penjualan untuk memperoleh laba bersih setelah pajak secara maksimal. Variabel rasio pengelolaan aktiva berpengaruh signifikan pada level a = 0,01 01 dengan koefisien jalur (path) sebesar 0,141 terhadap variabel rasio kinerja keuangan. Variabel rasio investasi aktiva, komposisi pendanaan dan pengelolaan aktiva secara bersama-sama berpengaruh signifikan pada level 1% terhadap kinerja keuangan dengan koefisien jalur (path) sebesar 0,327 terhadap variabel rasio kinerja keuangan perusahaan.


(20)

Martha (2010) melakukan penelitian pengaruh kinerja keuangan terhadap investasi aktiva tetap pada perusahaan telekomunikasi bidang industri barang konsumen yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel ROA, TATO, dan DR secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap investasi aktiva tetap. Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa hanya variabel DR yang berpengaruh signifikan terhadap investasi aktiva tetap, sedangkan variabel ROA dan TATO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap investasi aktiva tetap.

Zulfikar (2010) melakukan penelitian pengaruh investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas PT. Telekomunikasi Tbk. Investasi aktiva tetap PT Telekomuniaksi Indonesia, Tbk, selama sepuluh tahun terakhir (2000-2009) pada umumnya selalu mengalami peningkatan. Tingkat profitabilitas pada PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk, yang dalam penelitian ini diukur dengan ROI, selama sepuluh tahun terakhir (2000-2009) cenderung mengalami kenaikan, namun di beberapa periode ada penurunan, sehingga terjadi fluktuasi. Berdasarkan penghitungan statistik yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa investasi aktiva tetap mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat profitabilitas dalam hal ini return on investment (ROI) yang terjadi pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Besarnya kontribusi investasi aktiva dalam mempengaruhi tingkat profitabilitas PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah sebesar 40,9%. Sedangkan sebesar 59,1% tingkat

profitabilitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.


(21)

19

Gambar 1. Model Penelitian

2.7.Pengembangan Hipotesis

Hipotesis menurut Erlina (2007:41), menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris.

2.8.1 Current Ratio Terhadap Investasi Aktiva Tetap

Current ratio (CR) menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi

kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo. Rasio ini mengukur aktiva yang dimiliki perusahaan dalam hutang lancar perusahaan (Husnan, 1994). Bagi perusahaan current ratio yang tinggi menunjukkan likuiditas, tetapi juga bisa dikatakan menunjukkan penggunaan kas dan aset jangka pendek secara tidak efisien (Jordan, 2008).

H1 INVESTASI AKTIVA TETAP (Y) H2 H4 H3 H1

Return On Assets (X3)

Fixed Assets Turnover (X4)

Long Term Debt to Equity Ratio (X2)

Current Ratio (X1)

Inventory Turnover (X5)


(22)

Suatu perusahaan yang mampu membayar belum tentu mampu memenuhi segala kewajiban keuangan yang harus dipenuhi (Harahap, 2007). Karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan, misalya jumlah

persediaan yang relatif tinggi dibandingkan dengan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran persediaan rendah menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang mungkin sulit ditagih (Robert Ang, 2004: 171).

Hermawan menggunakan analisis Cash Ratio, Return on Investment dan Total Assets Turn Over untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap investasi aktiva tetap. Dalam penelitiannya, disimpulkan bahwa secara parsial likuiditas perusahaan tidak mempengaruhi keputusan investasi aktiva tetap. Secara simultan likuiditas, profitabilitas dan efesiensi pengelolaan sumber daya perusahaan assets memiliki hubungan searah dengan keputusan investasi aktiva tetap dan cukup kuat.

Investasi pada aktiva tetap merupakan investasi jangka panjang sehingga sumber dana untuk membiayai investasi aktiva tetap ini bisa berasal dari modal sendiri maupun sumber dana pinjaman jangka panjang. Apabila terjadi peningkatan investasi pada aktiva tetap tetapi jumlah sumber dana jangka panjang maupun modal sendiri yang dimiliki tidak mampu untuk menutup atau membiayai investasi aktiva tetap tersebut maka pembiayaan investasi tersebut akan dibayai dengan sumber dana jangka pendek sehingga akan mengganggu likuiditas.


(23)

21

Nilai likuiditas yang terlalu tinggi berdampak kurang baik terhadap earning power karena menunjukkan kelebihan modal kerja yang dibutuhkan, kelebihan ini akan menurunkan kesempatan memperoleh keuntungan, (Riyanto, 1996). Berdasarkan uraian di atas dapat diambil hipotesis sebagai berikut:

Ha1 : Current Ratio berpengaruh terhadap investasi aktiva tetap.

2.8.2 Long Term Debt To Equity Ratio Terhadap Investasi Aktiva Tetap Long Term Debt To EquityRatio adalah rasio untuk mengukur berapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang. Penggunaan hutang yang tinggi akan membahayakan perusahaan, karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme Leverage yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat hutang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan biaya utang tersebut. Penggunaan hutang akan

menguntungkan apabila tingkat pendapatan yang diperoleh dari total aktiva lebih tinggi dari pada tingkat bunga hutang yang harus dibayar.

Hasil penelitian Khendy menyatakan long term debt to equity ratio secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap investasi aktiva tetap yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur. Hal ini terjadi karena pada periode penelitian terjadi peningkatan tingkat suku bunga yang cukup signifikan dan diikuti dengan

tingginya tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia. Hal ini tentu akan

menyebabkan perusahaan akan berpikir ulang untuk manambah kewajiban jangka panjangnya karena penambahan kewajiban jangka panjang akan mengakibatkan penambahan bunga yang harus dibayarkan.


(24)

Semakin rendah LTDER maka akan semakin baik alasannya dikarenakan aman bagi investor saat likuidasi. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil hipotesis sebagai berikut:

Ha2 : Long Term Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap investasi aktiva tetap.

2.8.3 Variabel Return On Assets Terhadap Investasi Aktiva Tetap Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Harahap (2007) menyimpulkan bahwa Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Tingkat keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dapat diukur atas dasar efisiensi penggunaan modal, yaitu dengan

membangdingkan laba usaha terhadap jumlah keseluruhan aktiva yang dimiliki pada periode tertentu. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zulfikar (2010), diperoleh hasil bahwa investasi aktiva tetap mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat profitabilitas dalam hal ini return on investment (ROI) yang terjadi pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Rasio ini menunjukkan hubungan antara return yang diperoleh perusahaan dari kegiatan investasinya. Investasi pada aktiva tetap yang besar sangat

mempengaruhi kinerja perusahaan dimana perusahaan akan lebih efektif dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Besarnya aktiva tetap yang telah dilakukan oleh suatu perusahaan nantinya akan dilakukan perbandingan antara laba bersih dengan investasi yang digunakan dalam memperoleh laba.


(25)

23

Hal ini dimaksudkan sebagai tolak ukur dalam keberhasilan sebuah perusahaan terhadap investasi yang dilakukannya, apakah telah memenuhi tingkat dalam kembalian investasi atau malah tidak pada sasaran yang ditetapkan.

Rasio ini juga menggambarkan hasil akhir darikebijaksanaan dan keputusan-keputusan operasional perusahaan.ROAmenunjukkan efektivitas pengelolaan aktiva, semakin tinggi ROAmenunjukkan pengelolaan asset yang semakin produktif, dengan kata lain penggunaan seluruh modal yang telah diinvestasikan pada seluruh aktiva semakin efisien. Apabila perusahaan telah melaksanakan suatu investasi atas suatu aktiva yaitu aktiva tetap, maka keberhasilan suatu investasi tersebut dapat dilihat dengan kembalian investasi dan dapat diketahui bahwa investasi tersebut telah dilakukan dengan baik terhadap perolehan laba yang dihasilkan. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil hipotesis sebagai berikut:

Ha3 : Return on Assets berpengaruh terhadap investasi aktiva tetap.

2.8.4 Variabel Fixed Assets Turnover Terhadap Investasi Aktiva Tetap Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir, 2003). Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.


(26)

Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan hal-hal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh.

Jadi semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. Semakin tinggi perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover) berarti semakin efektif penggunaan aktiva tersebut, dan sebaliknya jika perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover) menurun maka aktiva tetap yang digunakan kurang efektif atau banyak yang menganggur. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil hipotesis sebagai berikut :

Ha4 : Fixed Assets Turnover berpengaruh terhadap investasi aktiva tetap.

2.8.5 Variabel Inventory Turnover Terhadap Investasi Aktiva Tetap

Inventory turnover mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaanini berputar dalam suatu periode. Persediaan merupakan pos aktiva lancar yang cukup besar nilainya. Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan gejala yang kurang baik. Pengelolaan persediaan yang baik dalam perusahaan dapat mengubah persediaan yang tersimpan menjadi laba melalui penjualan.

Semakin tinggi perputaran persediaan barang, maka semakin tinggi biaya yang dapat ditekan sehingga semakin besar perolehan laba perusahaan. Perusahaan dalam menjalankan proses produksi dan proses operasional lainnya membutuhkan aktiva tetap. Perusahaan melakukan investasi pada aktiva tetap dengan harapan akan memperoleh kembali dana yang ditanamkan pada aktiva tersebut.


(27)

25

Perolehan kembali dana atas investasi aktiva tetap akan lebih cepat apabila perusahaan mampu menentukan kesesuaian jumlah aktiva tetap yang dimiliki dan menilai efektivitasnya dalam menghasilkan penjualan. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil hipotesis sebagai berikut :


(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2004) dan merupakan data sekunder yang berasal dari Indonesian Capital Martket Directory (ICMD) yang berupa laporan keuangan tahunan dari perusahaan-perusahaan food and beverages yang terdaftar dan telah dipublikasi di Bursa Efek Indonesia pada periode 2007-2011.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mencari data langsung dari catatan-catatan atau laporan keuangan perusahaan food and beverages yang berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) . Selain itu penulis juga melakukan studi pustaka yaitu pengumpulan data sebagai landasan teori serta penelitian terdahulu yang didapatkan dari dokumen-dokumen, buku, internet serta sumber data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.


(29)

27

3.3 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebab perusahaan tersebut terbukti secara empiris tetap stabil meskipun kondisi Indonesia mengalami krisis keuangan. Penulis menggunakan data periode pengamatan selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2007 – 2011.

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive judgmentsampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2004). Beberapa pertimbangan atau kriteria yang harus dipenuhi oleh sampel pada penelitian ini adalah:

1. Perusahaan yang tergabung dalam industry manufaktur sub sektor food and baverages yang sahamnya listing dan aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2007 - 2011.

2. Perusahaan-perusahaan tersebut tidak sedang berada dalam proses delisting pada periode tersebut.

3. Perusahaan food and beverages yang memiliki laporan keuangan lengkap untuk periode yang berakhir pada 31 Desember pada tahun pengamatan 2007 – 2011 dalam satuan rupiah.

4 Laporan tahunan perusahaan yang memiliki data-data berkaitan dengan variabel penelitian.


(30)

Tabel 3.3 Daftar Perusahaan Food and Beverages

No Kode Nama Perusahaan

1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food (d/h Asia Intiselera) Tbk 2 CEKA Cahaya Kalbar Tbk

3 DLTA Delta Djakarta Tbk 4 FAST Fast Food Indonesia Tbk 5 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 6 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 7 MYOR Mayora Indah Tbk

8 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk

9 PTSP Pioneerindo Gourmet International 10 SKLT Sekar Laut Tbk

11 SMAR SMART Tbk 12 STTP Siantar TOP Tbk

13 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk

14 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk (d/h Putra Sejahtera Pioneerindo) Tbk Sumber: www.idx.co.id

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.4.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen atau sering disebut variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah investasi aktiva tetap. Untuk menghitung besarnya investasi aktiva tetap setiap tahunnya dilakukan perhitungan nilai buku aktiva setiap tahun dikurangi dengan nilai buku tahun sebelumnya.

3.4.2 Variabel Independen (X)

Variabel independen, merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:


(31)

29

1. X1: Current Ratio (CR)

Kasmir (2009) menyatakan CR merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Menurut Kasmir (2009), CR dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut :

2. X2: Long Term Debt to Equity (LTDER)

Kasmir (2009) menyatakan long term debt to equity ratio merupakan rasio utang jangka panjang dengan modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal pemilik untuk menutup utang jangka panjang. Menurut Kasmir (2009), LTDE dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut :

3. X3: Return On Aseets (ROA)

Kasmir (2009) menyatakan ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Menurut Kasmir (2009), ROI dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut :


(32)

4. X4: Fixed Asset Turnover (FATO)

Sawir (2004) menyatakan fixed assets turnover mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aktiva tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap. Menurut Subramanyam (2010), FATO dapat dirumuskan dengan persamaan berikut :

5. X5: Inventory Turnover (IVO)

Kasmir (2009) menyatakan perputaran persediaan (inventory turnover)

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaanini berputar dalam suatu periode. Menurut Subramanyam (2010), IVO dapat dirumuskan dengan persamaan berikut :

3.5 Alat Analisis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis). Analisis regresi berganda merupakan teknik analisis data yang bertujuan untuk melihat besarnya pengaruh antar variabel-variabel independen terhadap variabel dependen baik secara bersama-sama maupun secara parsial. Model yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:


(33)

31

Keterangan:

Y = Variabel dependen (Investasi Aktiva Tetap) α = Koefisien Penentu / Konstanta

X1 = Variabel independen yang pertama (Current Ratio)

X2 = Variabel independen yang kedua (Long Term Debt to Equity Ratio) X3 = Variabel independen yang ketiga (Return On Investment)

X4 = Variabel independen yang keempat (Fixed Asset Turnover) X5 = Variabel independen yang kelima (Inventory Turnover) β = Koefisien Regresi

e = Variabel Pengganggu / Error

3.6 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif ini digunakan untuk mengukur rata-rata nilai maksimum dan minimum, standar deviasi dari masing masing objek penelitian pada periode 2007-2011. Analisis deskriptif ini dengan menggunakan SPSS versi 18.0.

3.7 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini meliputi uji asumsi klasik, analisis korelasi, dan analisis regresi.

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

Model regresi berganda dengan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) dapat dijadikan alat estimasi bila telah memenuhi persyaratan Best Linear Unbiased Estimation (BLUE). Pelaksanaan analisis data harus memenuhi asumsi klasik, dalam penelitian ini digunakan empat pengujian asumsi klasik sebagai berikut:


(34)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati data normal. Uji ini dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data atau titik pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan menurut Santoso (2001) adalah:

a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arahdiagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Multikolinieritas

Menurut Arief (1993) multikolinieritas merupakan situasi adanya korelasi variabel variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya. Dengan adanya multikolinieritas maka standar error untuk masing-masing variabel

independent tidak dapat dideteksi. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinieritas pada model regresi linier berganda yang diajukan dapat digunakan dengan cara melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) = 1/(1 – r2). Apabila nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. 3. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah variabel penganggu

mempunyai varian yang sama atau tidak. Heterokedasitas merupakan suatu keadaan bahwa varian residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain berbeda.


(35)

33

Salah satu metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heterokedastisitas yaitu dengan menggunakan uji Glejer, yaitu dengan meregresikan anatara nilai mutlak residual dengan seluruh variabel independen yang ada. Gejala heterokedastisitas dapat dideteksi dengan membandingkan antara tingkat signifikansi α = 5% dengan tingkat

signifikansi t. Apabila signifikansi t lebih besar dari pada tingkat signifikansi α = 5%, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas. Selain itu uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan membandingkan antara ttabel dengan thitung. Apabila t tabel lebih besar dari thitung maka tidak terjadi heterokedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Santoso (2002) menyatakan bahwa Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1). Jika terdapat korelasi maka dikatakan ada masalah autokorelasi. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson. Kriteria untuk pengambilan kesimpulan menurut Pratisto (2010) keputusan ada atau tidaknya autokorelasi didasarkan pada pedoman sebagai berikut:

a. DW > du tidak terjadi autkorelasi b. DW < dL terjadi autokorelasi


(36)

3.7.2 Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linear antara satu variabel dengan variabel lainnya. Analisi korelasi digunakan dalam hubungannya dengan analisis regresi untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam meliputi: 1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen (Y) yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Nilai Adjust R2 menunjukan proporsi variabel

dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Semakin tinggi Adjust R2 maka akan semakin baik bagi model regresi karena menandakan bahwa kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat semakin besar. 2. Koefisien Korelasi (r)

Koefisien korelasi merupakan ukuran mengenai derajat (keeratan) hubungan antara dua variabel dan dapat digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara dua variabel adalah 0 sampai dengan ± 1. Apabila ada dua buah variabel mempunyai nilai r = ± 1 maka dua variabel tersebut mempunyai hubungan sempurna. Tanda (+ dan -) yang terdapat pada koefisien

menunjukkan arah hubungan antara dua variabel tersebut. Tanda minus (-) pada nilai r menunjukkan hubungan yang berlawanan arah artinya apabila nilai variabel yang satu naik maka nilai variabel yang lain turun. Tanpa plus (+) pada nilai r menunjukkan hubungan yang searah artinya apabila nilai variabel yang satu naik maka yang nilai variabel yang lain naik.


(37)

35

3.7.3 Analisis Regresi

Dari hasil koefisien regresi akan diketahui ada tidaknya pengaruh dari variabel independen, baik secara terpisah maupun secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Keputusan untuk mendukung atau menolak hipotesis dibuat dasar nilai pemerkira dari hasil observsi sampel, dibandingkan dengan nilai tabel pada derajat bebas tertentu. Analisis regresi yang dilakukan adalah:

Uji Regresi Keseluruhan (Uji F)

Uji serentak (Uji F) adalah metode pengujian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2007). Dalam penelitian ini, uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu Current Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Return On Investment, Fixed Asset Turnover dan Inventory Turnover secara bersama-sama terhadap investasi aktiva tetap. Uji F dilakukan membandingkan antara nilai P-value dengan tingkat signifikan yang digunakan yaitu sebesar 5% atau 0,05. Apabila nilai P-value kurang dari 0,05 artinya secara statistik dapat dibuktikan bahwa semua variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika nilai signifikan > 0.05, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan.

Ho ditolak jika nilai signifikan < 0.05, artinya terdapat pengaruh yang signifikan.


(38)

Uji Regresi Parsial (Uji t)

Uji regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dengan melihat signifikan dari nilai t(t-value). Uji ini dilakukan untuk melihat keberartian dari masing-masing variabel independen secara terpisah terhadap variabel dependen.

Rumusan hipotesis sebagai berikut:

Ho : βi = 0 variabel bebas bukan merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel terikat, artinya kinerja keuangan berdasarkan Current Ratio, Long Term Debt to Equity, Return On Assets, Fixed Asset Turnover, dan Inventory Turnover tidakberpengaruh terhadap investasi aktiva tetap pada perusahaan food and beverages yang go public.

Ha : βi ≠ 0 variabel bebas merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat, artinya kinerja keuangan berdasarkan Current Ratio, Long Term Debt to Equity, Return On Assets, Fixed Asset Turnover, dan Inventory Turnover berpengaruh terhadap investasi aktiva tetap pada perusahaan food and beverages yang go public.

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika nilai signifikan > 0.05, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan.

Ho ditolak jika nilai signifikan < 0.05, artinya terdapat pengaruh yang signifikan.


(39)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh current ratio, long term debt to euity ratio, return on assets,fixed assets turnover dan inventory turnover terhadap investasi aktiva tetap pada perusahaan food and beverages dari tahun 2007 sampai 2011. Dari hasil analisis diatas, maka dapat disimpulan sebagai berikut :

1. Current ratio tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap terhadap investasi aktiva tetap. Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva lancarnya.

Sedangkan hutang jangka panjang umumnya nilainya merupakan nilai dari kewajiban yang terjadi untuk membiayai investasi aktiva tetap.

2. Long term debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap investasi aktiva tetap.Hal ini terjadi karena investasi yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat negatif yang berarti perusahaan jarang melakukan investasi aktiva tetap yang mengakibatkan nilai dari kewajiban jangka panjang menjadi kecil.


(40)

3. Return on Assets tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap terhadap investasi aktiva tetap. Ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lily pada 2005. Ia menemukan bahwa ada pengaruh ROA terhadap investasi aktiva tetap. Hal ini terjadi karena dari data penelitian Lily, umumnya terjadi peningkatan investasi aktiva tetap, karena ia hanya melakukan penelitian pada satu perusahaan yang sedang melakukan pengembangan usaha yang

mengakibatkan peningkatan investasi pada aktiva tetap secara terus-menerus. Sedangkan penulis melakukan penelitian pada 15 perusahaan food and

beverages.

4. Fixed assets turnover tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap investasi aktiva tetap. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap dalam menciptakan penjualan tinggi. Jika perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover) menurun maka aktiva tetap yang digunakan kurang efektif.

5. Inventory turnover mempunyai pengaruh signifikan terhadap investasi aktiva tetap. Pengelolaan persediaan yang baik dalam perusahaan dapat mengubah persediaan yang tersimpan menjadi laba melalui penjualan. Perolehan kembali dana atas investasi aktiva tetap akan lebih cepat apabila perusahaan mampu menentukan kesesuaian jumlah aktiva tetap yang dimiliki dan menilai efektivitasnya dalam menghasilkan penjualan.


(41)

53

5.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang didapat dari hasil penelitian, yaitu : 1. Jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan food

and beverages yang terdaftar di bursa efek Indonesia dari jangka waktu penelitian tahun 2007- 2011, sehingga kesimpulan pada penelitian ini tidak dapat berlaku pada perusahaan yang lain seperti perusahaan jasa dan perbankan.

2. Penelitian ini hanya menggunakan rasio kinerja keuangan dengan

memproyeksikan setiap rasio hanya satu variabel yang digunakan, seperti rasio likuiditas diproksikan dengan current ratio (CR),

3. Rasio solvabilitas diproksikan dengan long term debt equity ratio (LTDER), rasio profitabilitas diproksikan dengan return on assets (ROA) dan rasio aktifitas diproksikan dengan fixed assets turnover (FATO)

5.3. Saran 1. Akademisi

Bagi para peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini dapat menambahkan rasio keuangan lainnya yang berpengaruh terhadap

investasi aktiva tetap yang dilakukan oleh perusahaan food and beverages Contoh rasio keuangan lainnya yang dapat digunakan adalah total assets turnover. Rasio tersebutmengukur seberapa efisien perusahaan

menggunakan harta untuk menghasilkan penjualan. Nilai yang diperoleh menunjukkan indikasi dari nilai penjualan per rupiah yang diperoleh dari setiap nilai rupiah harta yang diinvestasikan.


(42)

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menghitung dengan menggunakan variabel lain yang akan digunakan dalam penelitian selanjutnya, sebaiknya menambahkan variabel-variabel lain di luar rasio keuangan seperti tingkat bunga dan tingkat inflasi dan sebagainya. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan periode penelitian yang lebih panjang agar memperoleh hasil yang lebih baik.

2. Praktisi

Memperpanjang periode pengamatan penelitian agar memperoleh hasil penelitian yang lebih baik.

5.3. Implikasi

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa long term debt to equity ratio berpengaruh terhadap investasi aktiva tetap. Hal ini terjadi karena investasi yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat positif yang berarti

perusahaan dalam melakukan investasi aktiva tetap menghasilkan output yang besar dan meningkatkan laba dari hasil produksi.

Bagi perusahaan pertimbangan mengenai hasil kinerja perusahaan sangat penting dalam pengambilan keputusan investasi dalam aktiva tetap, sehingga tercapai kinerja yang optimal. Jika salah dalam mengambil keputusan

investasi maka akan mengakibatkan kinerja perusahaan menurun, sebaliknya jika keputusan investasi diambil dengan tepat dan bijak, maka akan


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisis Regresi: Teori, Kasus dan Solusi. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta

Arief, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi.UI Press. Jakarta.

Assauri,sofyan. 2004. Manajemen Pemasaran (Dasar Konsep Dan Strategi). PT. Grafindo Persada. Jakarta.

Darminto.2007. Pengaruh Investasi Aktiva, Pendanaan dan Pengelolaan terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Ilmu Sosial Vol 19. Fakultas Ilmu Administrasi. Universtas Brawijaya. Malang.

Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Andi. Yogyakarta.

Erlina dan Sri Mulyani. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. USU Press. Medan.

Fensanarko, Bagas. 2009. Pengaruh Kinerja Keuangan Berdasarkan Returrn On Investment, Asset Turnover, dan Economic Value Added terhadap

Investasi Aktiva Tetap. Skripsi Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Ghozali, 2007. Aplikasi Analisis Multivariatedengan Program (SPS). Badan

Penerbit Universitas Diponogoro. Semarang.

Halim, Abdul. 2007. Manajemen Keuangan Bisnis, Bogor. Ghalia Indonesia. Harahap, Sofyan Safri. 2004. Teori Akuntansi. Rajawali Press. Jakarta.

Harahap, Sofyan, Syafri. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Horne, J. C. V. dan J. M. Warchowicz. 2005. Fundamentals of Financial

Management, Twelve Edition. Alih Bahasa Dewi Fitriasari. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Edisi Kedua Belas Jilid I. Salemba Empat. Jakarta. Husnan, Suad. 1994, Manajemen Keuangan (Teori dan Penerapan Keputusan

Jangka Panjang). Edisi keempat. Yogyakarta. BPFE.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.


(44)

Mada.

Lesmana,Rico dan Rudi Surjanto. 2003. Financial Performance Analyzing. Andi. Jakarta.

Martha, SRi. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Investasi AKtiva Tetap Pada Perusahaan Manufaktur Bidang Industri Barang Konsumen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Liberty Yogyakarta. Yogyakarta. Leunupun, Pieter. 2003. “Profitabilitas Ekuitas dan Beberapa Faktor yang

Mempengaruhnyai (Studi Pada Beberapa KUD di Kota Ambon). Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol.5 No.2 November 2003: 133 – 149. Pratisto, Arif. 2010. Stastistik Menjadi Mudah Dengan SPSS 17. Gramedia. Jakarta.

Ratih, Fristia. 2008. Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Brawijaya.

Riyanto, Bambang. 1996. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta. BPFE – UGM.

Ross, Westerfield, Jordan. 2008. Pengantar Keuangan Perusahaan (Corporate Finance Fudamental), Edisi Kedelapan. Jakarta. Salemba Empat. Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik.

PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit CV Alfabeta. Bandung. Subramanyam. K.R. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Syamsudin, L. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Weston, J. Fred dan Thomas, E. Copeland. 1995. Manajemen Keuangan (Edisi Rivisi), Edisi Kesembilan. Jakarta. Erlangga.


(45)

Wild, John J. dkk. 2005. Financial Statement Analysis. Salemba Empat. Jakarta.

Zulfikar, Dzikir. 2010. Pengaruh Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Skripsi Akuntansi. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.


(1)

52

3. Return on Assets tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap terhadap investasi aktiva tetap. Ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lily pada 2005. Ia menemukan bahwa ada pengaruh ROA terhadap investasi aktiva tetap. Hal ini terjadi karena dari data penelitian Lily, umumnya terjadi peningkatan investasi aktiva tetap, karena ia hanya melakukan penelitian pada satu perusahaan yang sedang melakukan pengembangan usaha yang

mengakibatkan peningkatan investasi pada aktiva tetap secara terus-menerus. Sedangkan penulis melakukan penelitian pada 15 perusahaan food and

beverages.

4. Fixed assets turnover tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadapinvestasi aktiva tetap.Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap dalam menciptakan penjualan tinggi. Jika perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover) menurun maka aktiva tetap yang digunakan kurang efektif.

5. Inventory turnover mempunyai pengaruh signifikan terhadapinvestasi aktiva tetap.Pengelolaan persediaan yang baik dalam perusahaan dapat mengubah persediaan yang tersimpan menjadi laba melalui penjualan. Perolehan kembali dana atas investasi aktiva tetap akan lebih cepat apabila perusahaan mampu menentukan kesesuaian jumlah aktiva tetap yang dimiliki dan menilai efektivitasnya dalam menghasilkan penjualan.


(2)

53

5.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang didapat dari hasil penelitian, yaitu : 1. Jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan food

and beverages yang terdaftar di bursa efek Indonesia dari jangka waktu penelitian tahun 2007- 2011, sehingga kesimpulan pada penelitian ini tidak dapat berlaku pada perusahaan yang lain seperti perusahaan jasa dan perbankan.

2. Penelitian ini hanya menggunakan rasio kinerja keuangan dengan

memproyeksikan setiap rasio hanya satu variabel yang digunakan, seperti rasio likuiditas diproksikan dengan current ratio (CR),

3. Rasio solvabilitas diproksikan dengan long term debt equity ratio (LTDER), rasio profitabilitas diproksikan dengan return on assets (ROA) dan rasio aktifitas diproksikan dengan fixed assets turnover (FATO)

5.3. Saran 1. Akademisi

Bagi para peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini dapat menambahkan rasio keuangan lainnya yang berpengaruh terhadap

investasi aktiva tetap yang dilakukan oleh perusahaan food and beverages Contoh rasio keuangan lainnya yang dapat digunakan adalah total assets turnover. Rasio tersebut mengukur seberapa efisien perusahaan

menggunakan harta untuk menghasilkan penjualan. Nilai yang diperoleh menunjukkan indikasi dari nilai penjualan per rupiah yang diperoleh dari setiap nilai rupiah harta yang diinvestasikan.


(3)

54

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menghitung dengan menggunakan variabel lain yang akan digunakan dalam penelitian selanjutnya, sebaiknya menambahkan variabel-variabel lain di luar rasio keuangan seperti tingkat bunga dan tingkat inflasi dan sebagainya. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan periode penelitian yang lebih panjang agar memperoleh hasil yang lebih baik.

2. Praktisi

Memperpanjang periode pengamatan penelitian agar memperoleh hasil penelitian yang lebih baik.

5.3. Implikasi

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa long term debt to equity ratio berpengaruh terhadap investasi aktiva tetap. Hal ini terjadi karena investasi yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat positif yang berarti

perusahaan dalam melakukan investasi aktiva tetap menghasilkan output yang besar dan meningkatkan laba dari hasil produksi.

Bagi perusahaan pertimbangan mengenai hasil kinerja perusahaan sangat penting dalam pengambilan keputusan investasi dalam aktiva tetap, sehingga tercapai kinerja yang optimal. Jika salah dalam mengambil keputusan

investasi maka akan mengakibatkan kinerja perusahaan menurun, sebaliknya jika keputusan investasi diambil dengan tepat dan bijak, maka akan


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisis Regresi: Teori, Kasus dan Solusi. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta

Arief, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi.UI Press. Jakarta.

Assauri,sofyan. 2004. Manajemen Pemasaran (Dasar Konsep Dan Strategi). PT. Grafindo Persada. Jakarta.

Darminto.2007. Pengaruh Investasi Aktiva, Pendanaan dan Pengelolaan terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Ilmu Sosial Vol 19. Fakultas Ilmu Administrasi. Universtas Brawijaya. Malang.

Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Andi. Yogyakarta.

Erlina dan Sri Mulyani. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. USU Press. Medan.

Fensanarko, Bagas. 2009. Pengaruh Kinerja Keuangan Berdasarkan Returrn On Investment, Asset Turnover, dan Economic Value Added terhadap

Investasi Aktiva Tetap. Skripsi Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Ghozali, 2007. Aplikasi Analisis Multivariatedengan Program (SPS). Badan

Penerbit Universitas Diponogoro. Semarang.

Halim, Abdul. 2007. Manajemen Keuangan Bisnis, Bogor. Ghalia Indonesia. Harahap, Sofyan Safri. 2004. Teori Akuntansi. Rajawali Press. Jakarta.

Harahap, Sofyan, Syafri. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Horne, J. C. V. dan J. M. Warchowicz. 2005. Fundamentals of Financial

Management, Twelve Edition. Alih Bahasa Dewi Fitriasari. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Edisi Kedua Belas Jilid I. Salemba Empat. Jakarta. Husnan, Suad. 1994, Manajemen Keuangan (Teori dan Penerapan Keputusan

Jangka Panjang). Edisi keempat. Yogyakarta. BPFE.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.


(5)

Kristianti, Rina Adi. 2003. Pengaruh likuiditas terhadap keputusan investasi aktiva tetap pada perusahaan yang dikelompokkan dalam financiality constrained. Jurnal Manajemen Usahawan Indonesia. Universitas Gadjah Mada.

Lesmana,Rico dan Rudi Surjanto. 2003. Financial Performance Analyzing. Andi. Jakarta.

Martha, SRi. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Investasi AKtiva Tetap Pada Perusahaan Manufaktur Bidang Industri Barang Konsumen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Liberty Yogyakarta. Yogyakarta. Leunupun, Pieter. 2003. “Profitabilitas Ekuitas dan Beberapa Faktor yang

Mempengaruhnyai (Studi Pada Beberapa KUD di Kota Ambon). Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol.5 No.2 November 2003: 133 – 149. Pratisto, Arif. 2010. Stastistik Menjadi Mudah Dengan SPSS 17. Gramedia. Jakarta.

Ratih, Fristia. 2008. Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Brawijaya.

Riyanto, Bambang. 1996. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta. BPFE – UGM.

Ross, Westerfield, Jordan. 2008. Pengantar Keuangan Perusahaan (Corporate Finance Fudamental), Edisi Kedelapan. Jakarta. Salemba Empat. Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik.

PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit CV Alfabeta. Bandung. Subramanyam. K.R. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Syamsudin, L. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Weston, J. Fred dan Thomas, E. Copeland. 1995. Manajemen Keuangan (Edisi Rivisi), Edisi Kesembilan. Jakarta. Erlangga.


(6)

Wild, John J. dkk. 2005. Financial Statement Analysis. Salemba Empat. Jakarta.

Zulfikar, Dzikir. 2010. Pengaruh Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Skripsi Akuntansi. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Investasi Aktiva Tetap Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public

7 39 97

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP KAS DIVIDEN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

0 4 20

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.

0 4 12

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES Pengaruh Profitabilitas Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Food And Beverages Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007-2011.

0 2 15

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia Selama Tahun 2007- 2010.

0 1 6

PENGARUH KEPUTUSAN KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 85

BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 113

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP LEVERAGE PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 65

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 122

PENGARUH KEPUTUSAN KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 21