Bagi Hasil Bank Syariah

Secara matematis penjumlahan seluruh pengeluaran komponen- komponen perekonomian adalah Y= C + I + G + NX Untuk hasil perhitungannya maka akan menghasilkan Produk Nasional Bruto PNB. c Pendekatan pendapatan Perhitungan pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang terlibat dalam proses produksiperekonomian atau dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi. GDP memiliki empat komponen yaitu konsumsi C, investasi I, pembelian pemerintah G, dan ekpor neto NX. Sedangkan GDP menggunakan symbol Y. Komponen tersebut dikelompokkan sebagai berikut: Y = C + I + G + NX Surat Berharga Syariah Negara Ijarah Fixed Rate SBSN IFR diasumsikan sebagai Investasi, dari komponen di atas maka dapat dilihat bahwa apabila pendapatan meningkat maka konsumsi, investasi, belanja pemerintah dan ekpor neto meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, apabila pendapatan meningkat maka harga Surat Berharga Syariah Negara Ijarah Fixed Rate SBSN IFR meningkat.

e. Bagi Hasil Bank Syariah

Bagi hasil adalah bentuk return perolehan aktivitas usaha dari kontrak investasi dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap pada bank islam. Besar kecilnya perolehan itu tergantung pada hasil usaha yang benar-benar diperoleh bank islam. 108 108 Veithzal Rivai, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep dan Aplikasi Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2010, h. 800. Bagi Hasil yang ada pada zaman romawi berbeda bagi hasil dalam konsep islam, menurut usmani 1999 beberapa konsep bagi hasil adalah 109 : a Bagi hasil tidak berarti meminjamkan uang, tetapi merupakan partisipasi dalam usaha. Dalam hal musyarakah, keikutsertaan aset dalam usaha hanya sebatas porsi pembiayaan masing-masing pihak. b Investor atau pemilik dana harus ikut menanggung resiko kerugian usaha sebatas porsi pembiayaan. c Para mitra usaha bebas menentukan, dengan persetujuan bersama, rasio keuntungan untuk masing-masing pihak, yang dapat berbeda dari rasio pembiayaan yang disertakan. d Kerugian yang ditanggung oleh masing-masing pihak harus sama dengan porsi investasi. Metode bagi hasil terdiri dari dua sistem antara lain sebagai berikut 110 : a Bagi untung Profit Sharing adalah bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi biaya pengelolaan dana. Dalam sistem syariah pola ini dapat digunakan untuk keperluan distribusi hasil usaha lembaga keuangan syariah; b Bagi hasil Revenue Sharing adalah bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana. Dalam sistem syariah pola ini dapat digunakan untuk keperluan distribusi hasil usaha lembaga keuangan syariah. Aplikasi perbankan syariah pada umumnya, bank dapat menggunakan sistem profit sharing maupun revenue sharing tergantung kepada kebijakan masing-masing bank untuk memilih salah satu dari sistem yang ada. Bank bank syariah yang ada di Indonesia saat ini semuanya menggunakan perhitungan bagi 109 Ascarya, Akad Dan Produk Bank Syariah Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009, h. 49. 110 Saparuddin Siregar, Diktat Akuntansi Perbankan Syariah Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara, 2009, h. 57 hasil atas dasar revenue sharing untuk mendistribusikan bagi hasil kepada para pemilik dana deposan. 111 Adapun suatu alasan mengapa para investor umumnya akan memilih bank syariah daripada bank-bank lainnya terletak pada kunci keuntungan kompetitif. 112 Dilihat dari sistem yang dijalankan bank syariah sesuai dengan ajaran Islam, pelayanan dan perlakuan yang diberikan oleh bank syariah menjadi alasan investor masih berkeinginan untuk meneruskan kemitraannya dengan bank, hal ini disebabkan dunia perbankan syariah telah mengalami tingkat kompetisi yang tinggi. 113 Sehingga sebagian masyarakat masih berinvestasi didunia perbankan dan belum mencoba untuk berinvestasi disalah satu produk pasar modal misalnya obligasi pemerintah SBSN Ijarah Fixed Rate salah satunya. Jika pasar uang Islam terus tumbuh dan investor memiliki banyak pilihan untuk melakukan investasi. Bank Islam ikut berkompetisi untuk mendapatkan modal dari investor-investor tersebut dan jika mereka tidak efesien dan menunjukkan tingkat keuntungan yang rendah maka investor akan cenderung memilih institusi keuangan lainnya yang lebih menguntungkan. 114

B. Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan atau yang berhubungan dengan penelitian ini penulis mengacu kepada penelitian konvensional dan obligasi syariah perusahaan kemudian diaplikasikan kepada SBSN Ijarah Fixed Rate, berhubung penelitian yang mengkhususkan SBSN belum ada. Maka penelitian relevan peneltian ini adalah penelitian yang dilakukan Welfania Siahaan, skripsi Universitas Sumatera Utara tahun 2008 menyimpulkan bahwa inflasi dan suku 111 Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah : Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Jakarta: Djambatan, 2003, hal. 264. 112 Ibrahim Warde, Islamic Fiance In the Global Econimy, terj. Andriyadi Ramli, Islamic Finance: Keuangan Islam dalam Perekonomian Global Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, h. 324. 113 Ibid, h. 340. 114 Mochammad Nadjib, Investasi Syariah: Impelemntasi Konsep pada Kenyataan Empirik Yogyakarta: Kreasi Wacana Yogyakarta, 2008, h. 336.