Tujuan Penelitian Lokasi dan waktu penelitian Teknik Pengumpulan Data, Variabel Penelitian dan Metode Analisis Aspek finansial

Subsektor hortikultura merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam perolehan devisa dan ketahanan pangan rumah tangga. Subsektor tersebut meliputi empat kelompok komoditas sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan biofarmaka. Dalam tahun 1980 s.d 2000 nilai ekspor sayuran dan buah menyumbang sekitar 12 persen s.d 17 persen nilai ekspor bahan pangan yang dihasilkan oleh sektor pertanian dan sektor perikanan Irawan, 2000. Salah satu tanaman sayuran di dataran tinggi yang mulai diminati oleh masyarakat sebagai penyeimbang terhadap kebutuhan pangan golongan menengah keatas adalah asparagus. Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung merupakan satu- satunya daerah pengembangan asparagus di Provinsi Bali sejak tahun 2010. Adanya asparagus di Desa Pelaga diawali oleh program dari Kemenetrian Koperasi dan UKM yaitu program One Village One Product OVOP yang bekerja sama dengan konsultan dari Taiwan International Cooperation Development Fund ICDF. Koperasi Mertanadi adalah koperasi yang terletak di Banjar Bukian Desa Pelaga Kecamatan Petang yang bergerak dalam program One Village One Product OVOP dari tahun 2010. Hingga saat ini di Desa Pelaga, petani yang telah menjadi anggota Koperasi Mertanadi berjumlah 200 orang, dengan luas lahan penanaman asparagus mencapai 30 hektar dan mempunyai target memperluas lahan sampai 50 hektar. Dengan demikian kedepannya diharapkan Badung Utara dapat menjadi sentra sayur, khususnya asparagus. Berdasarkan pada uraian diatas, maka penelitian tentang pengembangan komoditas asparagus di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung dilihat dari aspek kelayakan finansial serta kendala yang dihadapi dalam pengembangannya menjadi kawasan pengembangan asparagus menjadi hal yang penting untuk diteliti.

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan komoditas asparagus dari aspek finansial sesuai dengan kondisi agroklimat di daerah pengembangan serta kendala-kendala yang dihadapi oleh petani asparagus.

2. Metodelogi Penelitian

2.1 Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian adalah di Desa Pelaga Kecamatan Petang Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Pengolahan data dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai bulan Maret 2015. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive. Menurut Sugiyono 2003 metode purposive yaitu suatu metode penentuan daerah penelitian yang sebelumnya ditentukan atas pertimbangan- pertimbangan tertentu. 2.2 Penentuan Responden Penelitian 222 http:ojs.unud.ac.idindex.phpJAA Teknik pengambilan responden dalam penelitian ini adalah sampling insidental yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan. Populasi dalam penelitian berjumlah 174 orang dan sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 35 orang.

2.3 Teknik Pengumpulan Data, Variabel Penelitian dan Metode Analisis

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan survei usahatani langsung ke tempat penelitian yaitu di Desa Pelaga Kecamatan Petang Kabupaten Badung melalui wawancara ke responden, studi kepustakaan di instansi terkait dan dokumentasi. Adapun variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah aspek finansial yaitu Net BC Ratio, Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR dan Payback Period sesuai dengan kondisi agroklimat di daerah pengembangan asparagus dan serta kendala-kendala yang dihadapi petani. Variabel-variabel tersebut akan dianalisis dengan metode analisis kuantitatif dan kualitatif.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Aspek finansial

Analisis finansial merupakan analisis dimana suatu proyek dilihat dari sudut yang bersifat individual artinya tidak perlu diperhatikan apakah efek atau dampak dalam perekonomian dalam lingkup yang lebih luas. Analisis kriteria investasi adalah mengadakan perhitungan mengenai feasible atau tidaknya usaha yang dikembangkan dilihat dari segi investasi Ibrahim,1997. Kriteria investasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Net BC Ratio, Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR dan Payback Period. Untuk menganalisis kelayakan usahatani asparagus di Desa Pelaga, maka diperlukan beberapa perhitungan diantaranya,

a. Penerimaan

Dokumen yang terkait

Analisis Pengembangan Komoditas Unggulan Hortikultura di Kabupaten Karo (Tinjauan Keteknikan Pertanian)

6 89 78

Kelayakan Finansial Investasi Usahatani Asparagus (Asparagus officionalis) Ramah Lingkungan, PT Agro Lestari, Bogor

2 20 112

Pengaruh Jenis Media Tanam terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Asparagus (Asparagus officinalis L.).

4 24 86

Analisis Kelayakan Usaha Asparagus (Asparagus Officionalis) di Kelompok Tani Al'istiqomah Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung

9 51 78

Evaluasi Pelaksanaan Program One Village One Product (OVOP) dalam Pemberdayaan Masyarakat di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.

3 19 16

Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Dengan Pengembangan Agrowisata Berbasis Tri Hita Karana: Studi Kasus Di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.

2 12 50

PENGARUH PERLAKUAN TERHADAP KADAR RESIDU INSEKTISIDA PADA ASPARAGUS (ASPARAGUS OFFICINALIS) YANG DIHASILKAN DI KABUPATEN BADUNG.

0 0 32

IMPLEMENTASI AJARAN TRI HITA KARANA PADA SEKAA TARUNA PAGAR WAHANA DI DESA ADAT PELAGA KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG

0 1 6

PERANAN KOPERASI TANI MERTANADI DALAM MENINGKATKAN HASIL ASPARAGUS DI DESA PELAGA, KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG Ir. Anak Agung Gde Pushpha, M.Si Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Dwijendra Denpasar Email : agungpushphagmail.c

2 18 8

Kata kunci: Agropark; Kriteria Pengembangan; Desa Pelaga 1. PENDAHULUAN - KRITERIA PENGEMBANGAN DESA PELAGA SEBAGAI DESTINASI AGROPARK DI KABUPATEN BADUNG

0 0 6