Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem yang menjadi alat pengawasan internal merupakan penekanan pada penggunaan, cara-cara dan
prosedur-prosedur yang bertujuan untuk : 1.
Melindungi harta atau aktiva perusahaan 2.
Memeriksa kecermatan dan seberapa jauh kehandalan data akuntansi yang disajikan dapat dipercaya keabsahannya
3. Meningkatkan efisiensi kerja karyawan
4. Mendorong dipatuhinya kebijaksanaan perusahaan yang telah ditetapkan
Jadi pada dasarnya, pengawasan internal kas bertujuan untuk melindungi harta perusahaan, dan berusaha sedapat mungkin menghindari penyelewengan dan
penyalahgunaan harta perusahaan. Pengawasan internal kas meliputi 3 hal :
1. Pengawasan akuntansi
Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang berhubungan dengan pengamanan harta
kekayaan perusahaan dari catatan-catatan keuangan yang dapat dipercaya. Oleh karena itu disusun sedemikian rupa untuk meyakinkan
bahwa : a.
Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan persetujuan atau wewenang pimpinan, baik yang bersifat umum maupun khusus.
Universitas Sumatera Utara
b. Transaksi-transaksi dicatat sedemikian rupa sehingga memungkinkan
ikhtisar-ikhtisar keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi atau kriteria lain sesuai dengan tujuan ikhtisar tersebut dan
menekankan pertanggungjawaban atas harta kekayaan perusahan instansi.
c. Penguasaan atas harta perusahaan instansi diberikan hanya dengan
persetujuan atau wewenang pimpinan. d.
Jumlah aktiva harta kekayaan perusahaan instansi seperti yang tercantum dalam catatan perusahaan dicocokkan dengan aktiva harta
yang ada pada waktu yang tepat dengan tindakan yang sewajarnya diambil jika terjadi perbedaan.
2. Pengawasan administratif
Pengawasan administratif meliputi tetapi tidak terbatas pada rencana serta prosedur dan pencatatan yang berhubungan dengan proses pembuatan
keputusan yang membuat pimpinan perusahaan untuk menyetujui atau memberi wewenang atas terjadinya transaksi-transaksi. Pemberian wewenang tersebut
merupakan fungsi pimpinan perusahaan yang langsung berhubungan dengan tanggungjawab untuk mencapai titik tolak serta menciptakan pengawasan
akuntansi atau transaksi.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengawasan penggunaan
Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu barang atau inventaris sudah benar penggunaannya. Penggunaan ini penting artinya guna
menentukan nilai ekonomis aktiva tetap seperti keamanan atau keutuhan, keawetan, maupun pendayagunaan barang-barang yang ada.
Disamping itu hal lain yang dapat dilihat bahwa sistem pengawasan internal kas yang telah dilaksanakan dapat dilihat dengan adanya pemisahan tugas
secara fungsional, maksudnya dimana setiap bagian telah mempunyai tugasnya masing-masing yang harus dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan selama
kegiatan operasional.
Menurut Suharli 2006;173, “ kas dan setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek dan dengan cepat dapat
dikonversi menjadi kas dalam jumlah tertentu tanpa harus menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.”
Menurut Standar Akuntansi Indonesia, yang dimaksud dengan kas yaitu alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan
umum perusahaan. Kas yang ada di perusahaan instansi merupakan kesatuan perkiraan yang ada pada laporan keuangan. Kas merupakan suatu perkiraan yang
sangat penting dalam laporan keuangan, karena setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan akan berhubungan dengan kas. Hal ini dimungkinkan karena sifat
transaksi perusahaan instansi yang mencakup harga dan kondisi yang memerlukan penyelesaian dalam alat tukar.
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan yang paling mendasar mengenai aktivitas kas adalah sifatnya yang tidak produktif, karena kas merupakan ukuran nilai, kas tidak dapat meluas
kecuali dikonversikan kedalam bentuk kepemilikan lainnya. Kas tersusun dari simpanan komersial dan rekening di bank atau di tempat lain serta pos-pos yang
ada dalam perusahaan instansi yang dapat dipergunakan sebagai alat tukar, atau yang dapat diterima sebagai setoran oleh Bank dengan nilai yang tercantum
didalamnya. Berikut ini yang termasuk dalam kas adalah :
1. Uang tunai cash and hand
2. Uang tersimpan di bank cash in bank
3. Tabungan yang setiap waktu dapat diambil
4. Giro money order
Untuk pengelolaan kas, manajemen dapat menggunakan alat-alat sebagai berikut : 1.
Ramalan taksiran kas 2.
Manajemen arus kas, yaitu penggolongan penerimaan dan pengeluaran kas
3. Investasi dana yang berlebihan
4. Hubungan bank
5. Pengendalian intern internal control
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa bentuk penyelewengan yang serint terjadi untuk kas dalam perusahaan instansi yaitu :
1. Penerimaan yang tidak dicatat
2. Merendahkan jumlah penerimaan
3. Meningkatkan jumlah pembayaran
4. Menunda pencatatan penerimaan piutang lapping
Apabila manajemen perusahaan instansi melakukan pengawasan internal terhadap kas dengan baik, maka semua bentuk penyelewengan di atas tidak akan
terjadi. Beberapa hal yang perlu diketahui tentang sistem pengawasan internal dalam suatu perusahaan adalah :
1. Sistem pengawasan intern adalah pertanggungjawaban manajemen 2. Tingkat keyakinan yang wajar
3. Sistem processing data yang dipakai 4. Keterbatasan sistem pengawasan intern
Ciri-ciri sistem pengawasan internal yang baik adalah sebagai berikut : a.
Struktur organisasi yang baik b.
Sistem organisasi dan tanggungjawab yang jelas c.
Sistem akuntansi yang baik
Universitas Sumatera Utara
d. Kebijaksanaan personalia yag baik
e. Badan atau staf internal auditor yang kompeten
f. Dewan komisaris yang kompeten
Kas tidak mempunyai tanda kepemilikan khusus dan mudah dipindahtangankan. Sifat demikian itu mengakibatkan manajemen harus yakin bahwa :
a. Setiap pengeluaran kas telah sesuai dengan tujuan penggunaan yang telah
ditetapkan b.
Kas yang seharusnya diterima memang benar-benar diterima c.
Tidak ada penyalahgunaan terhadap kas perusahaan Dari sifat-sifat kas tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa aspek perencanaan
dan pengawasan internal terhadap kas harus mendapat perhatian yang serius oleh manajemen, dimana setiap pengawasan internal terhadap kas harus diciptakan
untuk melindungi dan mengamankan serta meningkatkan efektifitas dan efesiensi pengguna manajemen.
Secara garis besar pengawasan kas harus diarahkan kepada dua hal, yaitu : administrative dan accounting control sesuai dengan tanggung jawab manajemen
terhadap kas yang secara umum terdiri dari : a.
Menyediakan kas dalam jumlah yang cukup untuk menjamin kelancaran operasi perusahaan instansi
b. Menghindari terjadinya kas yang menganggur
Universitas Sumatera Utara
c. Meningkatkan efisiensi operasi dan mencegah terjadinya kerugian sebagai
akibat dari adanya tindak penyelewengan kas atau penyalahgunaan wewenang.
Berikut ini diuraikan beberapa hal yang menyebabkan pentingnya pengawasan internal kas, mencakup :
a. Sebagian besar transaksi perusahaan yang terdiri dari uang kas dan
transaksi lainnya yang secara tidak langsung mempengaruhi kas, tetapi akan melalui kas juga.
b. Kas merupakan aset yang paling lancar sehingga menjadi sasaran utama
untuk melakukan penyelewengan dan manipulasi. Perkreditan piutang disebabkan oleh pendebetan kas sehingga jika penerimaan kas salah,
kemungkinan perkreditan juga akan salah. c.
Pendebetan hutang merupakan lawan dari perkreditan kas sehingga jika salah mendebet hutang berarti salah dalam penerimaan kas.
d. Kesalahan dalam perkiraan kas kemungkinan dikarenakan oleh adanya
kesalahan pada perkiraan yang lainnya. Jadi pada dasarnya, pengawasan internal kas bertujuan untuk melindungi
harta perusahaan, dan berusaha sedapat mungkin menghindari penyelewengan dan penyalahgunaan harta perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Adanya suatu perencanaan kas mutlak diperlukan agar setiap saat diperlukan, tersedia kas yang cukup untuk membiayai kegiatan perusahaan
instansi serta menghindari persediaan kas yang berlebihan, karena kas yang berlebihan dapat mengakibatkan adanya pemborosan, bahkan dapat
menghilangkan kesempatan untuk mendapatkan suatu manfaat.
B. Tujuan dan Fungsi Pengawasan Internal Kas 1. Tujuan sistem pengawasan internal kas