BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan mempunyai aktiva tetap untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tetap merupakan kekayaan perusahaan yang memiliki wujud dan
membutuhkan perencanaan dan pengawasan dari pihak manajemen perusahaan.
PT PP London Sumatra Indonesia, Tbk merupakan salah satu perusahaan perkebunan di Indonesia khususnya Sumatra Utara yang dikenal dengan daerah perkebunannya mengalami
banyak perkembangan. Seiring dengan berkembangnya kegiatan perusahaan, maka semakin meningkat pula jumlah aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian, aktiva tetap
haruslah dikelola dan diawasi melalui penerapan metode penyusutan.
Aktiva Tetap merupakan aktiva tetap berwujud jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan dalam operasi normal perusahaan. Untuk melakukan kegiatan usahanya,
perusahaan memerlukan aktiva tetap dalam bentuk gedung, tanah, mebel, dan sebagainya. Karena usianya yang panjang, aktiva tetap diperlakukan sebagai investasi modal sehingga
pihak perusahaan mengharapkan mampu mengelolanya secara efektif dan efisien. Dalam hal ini perusahaan harus menerapkan prosedur yang handal agar proses perolehan aktiva
terkendali.
Dalam masa penggunaan aktiva tetap ada tiga persoalan pokok yang harus diketahui yaitu : 1.
Expenditures yaitu pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan untuk aktiva itu. 2.
Depreciation yaitu alokasi harga pokok dari aktiva tetap itu sebagai akibat penggunaanya dalam kegiatan produksi.
3. Penilaian kembaliRevisi taksiran umur.
Universitas Sumatera Utara
Dari penggunaan aktiva tetap terdapat biaya yang harus dikeluarkan perusahaan yang disebut biaya penyusutan aktiva tetap. Perlakuan pelaksanaan biaya penyusutan tergantung pada
kebijakan perusahaan yang antara lain didasarkan pada pertimbangan materialitas jumlah yang bersangkutan, pengeluaran itu ada dua macam :
a. Pengeluaran Biaya Revenue Expenditures
b. Pengeluaran Modal Capital Expenditures
Jika pengeluaran itu tidak dianggap menambah harga pokok dalam arti bahwa biaya itu hrus dibebankan keperkiraan Laba-Rugi maka pengeluaran itu dianggap sebagai Revenue
Expenditure, sebalikntya jika pengeluaran itu menambah harga pokok aktiva yang bersangkutan dalam arti pengeluaran itu dikapitalisir maka pengeluaran itu dianghgap sebagai
Capital Expenditure. Jika pengeluaran itu dianggap Capital Expenditure maka hal ini berarti bahwa pembebanan perkiraan Laba-Rugi tidak sekaligus tetapi ditangguhkan dan akan
dialokasikan melalui pembebana biaya penyusutan selama masa penggunaannya.
Aktiva Tetap menyerap dana yang cukup besar sehingga diperlukan suatu perlakuan secara tetap dan wajar oleh perusahaan yang bersangkutan. Perlakuan terhadap aktiva tetap untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerugian yang mungkin timbul dan penyampain informasi kepada pemakai laporan keuangan.
Aktiva Tetap perusahaan diperoleh melalui berbagai cara antara lain membeli tunai, membeli angsuran, penerbitan sekuritas, pembangunan sendiri, dan sumbangan. Dalam hal perolehan
tersebut akan mempengaruhi pencatatan yang akan dilakukan. Keputusan manajemen memegang peranan dalam menetapkan metode penyusutan yang akan digunakan. Metode
penyusutan tersebut harus ditetapkan secara konsisten setiap tahunnya, karena akan menyangkut perhitungan rugilaba untuk serangkaian periode akuntansi.
Dalam hal ini, penyusutan aktiva tetap tersebut dapat dihitung dengan beberapa metode penyusutan aktiva tetap yang diklasifikasikan sbb :
1 Berdasarkan waktu, yaitu metode garis lurus dan metode pembebanan yang menurun.
2 Berdasarkan faktor penggunaan, yaitu metode satuan jam kerja dan metode jumlah unit produksi.
3 Berdasarkan kelompok dan campuran tarif, yaitu kelompok turunnya nilai dan gabungan turunnya nilai tarif .
Universitas Sumatera Utara
Untuk itu perlu diketahui pengertian daripada penyusutan agar dapat diketahui dengan jelas apa yang dapat dikategorikan sebagai beban penyusutan dari suatu aktiva tetap yang
disusutkan dan dihitung. Yang dimaksud dengan penyusutan dalam Akuntansi adalah pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa penggunaannya. Atau dapat juga
disebut sebagai biaya yang dibebankan terhadap produksi akibat penggunaan aktiva tetap itu dalam proses produksi.
Ada beberapa faktor yang menentukan beban penyusutan : a
Harga Pokok Harga pokok merupakan hal yang penting dalam menghitung biaya
penyusutan. b
Nilai Residu Residual atau salvage value Nilai taksiran realisasi penjualan melalui kas aktiva tetap tersebut setelah
akhir penggunaanya atau pada saat mana aktiva tetap itu harus ditarik dari kegiatan produksi.
c Umur Teknis
Umur taknis adalah taksiran jangka waktu penggunaan aktiva tetap itu dalam kegiatan produksi.
d Pola Pemakaian
Pola pemakaian aktiva tetap itu dalam kegiatan produksi harus mempertimbangkan dalam hubunganya dengan pembebana penyusutan
terhadap produksi.
Perlu diketahui bahwa perusahaan ini tidak melakukan penyusutan terhadap salah satu aktiva tetap yaitu tanah. Logika untuk tidak melakukan penyusutan terhadap tanah adalah akibat
kenyataan ekonomi dimana nilai dari tanah kecil kemungkinannya berkurang, maka dianggap akan terus naik sejalan dengan perkembangan harga, pertumbuhan ekonomi dan masyarakat.
Sehingga kita tidak heran apabila sebagian masyarakat menjadikan tanah ini sebagai obyek investasi atau sebagai sarana simpanan menggeser investasi Deposito, Surat berharga, Emas
dan Perak, Investasi dalam perusahaan dan lain-lain.
Dari uraian diatas maka penulis ingin mengetahui dan membahas secara lebih mendalam tentang aktiva tetap ditinjau dari segi akuntansinya. Hal ini mendorong penulis untuk menulis
Universitas Sumatera Utara
tugas akhir dengan judul “Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PP London Sumatra Indonesia, Tbk.”
B. Perumusan Masalah