Penerapan Metote Control Chart Dan Metode Taguchi Untuk Meningkatkan Kualitas Produk Pada PT. Guna Kemas Indah

(1)

PENERAPAN METOTE CONTROL CHART DAN METODE TAGUCHI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK PADA

PT. GUNA KEMAS INDAH

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh:

SINTONG IBOB SINAGA NIM: 090423020

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(2)

PENERAPAN METOTE CONTROL CHART DAN METODE TAGUCHI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK PADA

PT. GUNA KEMAS INDAH

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh:

SINTONG IBOB SINAGA NIM: 090423020

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

(Ir. Rosnani Ginting, MT) (Aulia Ishak ST. MT)

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmatNya serta pengetahuan, pengalaman, kesehatan dan kesempatan yang Tuhan berikan kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan tugas sarjana ini.

Tugas Sarjana ini berjudul “Penerapan Metote Control Chart dan Metode Taguchi untuk Meningkatkan Kualitas Produk pada PT. Guna Kemas Indah” ini dimaksudkan sebagai syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Sarjana S1 Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara. Tugas Sarjana ini merupakan sarana bagi penulis untuk melakukan studi terhadap salah satu permasalahan nyata dalam perusahaan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Sarjana ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Tugas Sarjana ini. Akhir kata, penulis berharap agar tugas sarjana ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Penulis

Medan, Juni 2012


(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan laporan ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik berupa material, spiritual, informasi maupun sumbangan pemikiran. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan material, spiritual maupun bimbingan, terutama kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. Mangara M Tambunan, M.SC., selaku Koordinator Tugas Sarjana di Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, dan Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT., yang merangkap sebagai Dosen Pembimbing I Penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini, yang telah menyediakan waktunya untuk dapat memberikan bimbingan akademis kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Sarjana ini.

4. Bapak Aulia Ishak ST. MT., selaku Dosen Pembimbing II penulis, yang telah menyediakan waktunya untuk dapat memberikan bimbingan akademis kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Sarjana ini.

5. Bapak Ranu, selaku kepala bagian personalia PT. Guna Kemas Indah yang memberi bantuan berupa informasi dan data selama melakukan penelitian di perusahaan.


(5)

6. Bapak Dadang, selaku kepala bagian produksi dan seluruh staf dan karyawan PT. Guna Kemas Indah yang telah banyak membantu selama melakukan penelitian.

7. Kedua orang tua (Alm. S. Sinaga & M. Girsang), kakak dan adik serta keluarga penulis yang telah memberikan dukungan sepenuhnya kepada penulis baik doa, moral, semangat maupun materi dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

8. Semua teman-teman angkatan 2009 Ekstensi di Departemen Teknik Industri USU dan sahabat-sahabatku di TI (Erix, Robin, Mr. Ang, Nova dan Advent) serta teman-teman yang lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih memiliki keterbatasan dalam segala hal sehingga mungkin masih banyak kekurangan ataupun kelemahan dalam penyusunannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi untuk penyempurnaan laporan ini agar nantinya berguna dalam penulisan laporan berikutnya.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.


(6)

ABSTRACT

Kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen dalam memilih suatu produk baik itu barang maupun jasa. Kualitas adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan, dan peningkatan posisi bersaing. Jika konsumen merasa kualitas produk perusahaan tertentu jauh lebih baik dari pesaingnya, maka konsumen tersebut akan memutuskan untuk membeli produk dari perusahaan itu. Penelitian ini dilakukan di PT. Guna Kemas Indah yang bergerak dibidang produksi cup. Produk cup yang dihasilkan oleh perusahaan ini sering mengalami kecacatan dan tidak sesuai dengan standart yang perusahaan telah tetapkan bahkan jumlah produk cacat melebihi toleransi yang diberikan oleh perusahaan. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penetlitian terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Penelitian terhadap kualitas produk dilakukan dengan menggunakan metode Control Chart dan Metode Taguchi. Metode Control Chart digunakan untuk melihat keadaan dari proses produksi yang sedang berjalan yang kemudian dilakukan perbaikan dengan pendekatan taguchi. Perbaikan berawal dari pemilihan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas cup dan nilai level yang kemudian menjadi dasar dalam pemilihan orthogonal array. Hasil analisa diolah dengan menggunakan S/N Ratio dan analisis varians. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut diperoleh bahwa faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas produk cup adalah suhu pendingin pada level 1 dengan suhu 140 C, kecepatan injeksi angin pada level 2 dengan kecepatan 25 m/s dan suhu injeksi bahan baku ke dalam cetakan pada level 1 dengan kecepatan 3500 m/s.


(7)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Rumusan Masalah ... I-3 1.3. Tujuan Penelitian ... I-3 1.4. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-4 1.5. Manfaat Penelitian ... I-5 1.6. Sistematika Penulisan Laporan ... I-5

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1


(8)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2 2.4. Daerah Pemasaran ... II-3 2.5. Dampak Ekonomi, Sosial dan Budaya ... II-3 2.6. Standart Mutu Bahan atau Produk... II-4 2.7. Bahan yang Digunakan ... II-5 2.7.1. Bahan Baku ... II-5 2.7.2. Bahan Penolong ... II-7 2.7.3. Bahan Tambahan ... II-7 2.8. Uraian Proses Produksi ... II-8 2.9. Mesin dan Peralatan ... II-14 2.9.1. Mesin Produksi ... II-14 2.9.2. Utilitas ... II-16 2.9.3. Safety and Fire Protection... II-16 2.9.4. Waste Treatment... II-18 2.10. Struktur Organisasi ... II-19 2.10.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-21 2.10.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-25 2.10.2.1. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-25 2.10.3. Sistem Pengupahan dan Kesejahteraan Karyawan ... II-27


(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Defenisi kualitas ... III-1 3.2. Metode Taguchi ... III-3 3.3. Desain Eksperimen Taguchi ... III-6 3.3.1. Tahap Pecencanaan ... III-7 3.3.1.1. Klasifikasi Parameter ... III-7 3.3.1.2. Pemilihan Level Faktor ... III-11 3.3.1.3. Penempatan Kolom untuk Faktor dan Interaksi ke

dalam Matriks ... III-12 3.3.1.4. Pengaruh Faktor-faktor ... III-13 3.3.1.5. Matriks Orthogonal ... III-14 3.3.1.6. Derajat Kebebasan ... III-16 3.3.2. Tahap Pelaksanaan Eksperimen ... III-18 3.3.3. Tahap Analisa ... III-19 3.3.3.1. Analisa Varian Taguchi ... III-20 3.3.3.2. Strategi Pooling Up ... III-24 3.3.3.3. Uji F ... III-25 3.3.3.4. Signal to Ratio ... III-25 3.4. Control Chart (Peta Kontrol)... III-27


(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Variabel Penelitian ... IV-1 4.5. Kerangka Konseptual ... IV-2 4.6. Teknik Pengambilan Sampel ... IV-3 4.7. Pelaksanaan Penelitian ... IV-3 4.8. Pengumpulan Data ... IV-6 4.9. Instrumen Penelitian ... IV-7 4.10. Pengolahan Data ... IV-7 4.10.1. Tahap Persiapan ... IV-9 4.10.2. Tahap Pelaksanaan ... IV-9 4.9.3. Tahap Analisis ... IV-11 4.11. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-11

V PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Produksi ... V-1 5.1.2. Penentuan Populasi dan Jumlah Sampel ... V-2


(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.1. 3. Data Cacat Produk Cup ... V-3 5.2. Pengolahan Data dengan Metode Control Chart ... V-4 5.2.1. Check Sheet ... V-4 5.2.2. Histogram ... V-6 5.2.3. Diagram Pareto ... V-7 5.2.4. Scatter Diagram ... V-8 5.2.5. Peta Kontrol t ... V-11 5.2.5.1. Perhitungan Nilai np, UCL dan LCL untuk Revisi I ... V-14 5.2.7. Cause Effect Diagram ... V-17 5.3. Metode Taguchi ... V-19 5.3.1. Penentuan Variabel Tak Bebas ... V-19 5.3.2. Identifikasi Faktor-faktor... V-19 5.3.3. Penentuan Jumlah Level dan Nilai Level Faktor ... V-20 5.3.4. Perhitungan Derajat Kebebasan ... V-21 5.3.5. Pemilihan Matriks Orthogonal ... V-22 5.3.6. Penempatan Kolom untuk Faktor dan Interaksi ke dalam

Matriks Orthogonal ... V-23 5.3.7. Persiapan dan Pelaksanaan Eksperimen Taguchi ... V-24 5.3.8. Perhitungan Efek Faktor Utama ... V-25


(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.5.8.1. Perhitungan Pengaruh Nilai Level dan Faktor ... V-25 5.3.9. Perhitungan dengan Signal to Ratio (SNR ... V-26 5.3.10. Perhitungan Varians ... V-29

5.3.10.1. Perhitungan Jumlah Kuadrat Level Faktor

(Sum of Square) ... V-29

5.3.10.2. Perhitungan Derajat Kebebasan ... V-30 5.3.10.3. Perhitungan Rata-rata Kuadrat ... V-30 5.3.10.4. Perhitungan Jumlah Kuadrat Total ... V-31 5.3.10.5. Perhitungan Kuadrt Karena Rata-rata ... V-31 5.3.10.6. Perhitungan Kuadrat Error ... V-31 5.3.11. Pooling Up Faktor... V-32 5.3.12. Perhitungan Persen Kontribusi ... V-34 5.3.13. Perhitungan Interval Kepercayaan ... V-36 5.3.14. Eksperimen Konfirmasi ... V-37

VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH ... VI-1 6.1. Analisis Metode Control Chart ... VI-1 6.1.1. Analisis Check Sheet ... VI-1


(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.1.2. Analisis Histogram ... VI-1 6.1.3. Analisis Pareto Diagram ... VI-1 6.1.4. Analisis Scatter Diagram ... VI-2 6.1.5 Analisis Control Chart ... VI-3 6.1.5.1. Analisis Peta Atribut ... VI-3 6.1.5.2. Analisis Peta Variabel ... VI-3 6.1.6. Analisa Cause Effect Diagram ... VI-4 6.2. Analisis Metode Taguchi ... VI-5 6.2.1. Analisis Penentuan Variabel Tak Bebas ... VI-5 6.2.2. Analisis Identifikasi Faktor-faktor ... VI-5 6.2.3. Analisis Penentuan Jumlah Level dab Nilai Level Faktor ... VI-6 6.2.4. Analisis Perhitungan Derajat Kebebasan ... VI-6 6.2.5. Analisis Pemilihan Matriks Orthogonal ... VI-7 6.2.6. Analisis Perhitungan Pengaruh Nilai Level dan Faktor ... VI-8 6.2.7. Analisis Perhitungan Signal to Noise Ratio (SNR) ... VI-8 6.2.8. Analisis Perhitungan Jumlah Kuadrat Level Faktor

(Sum of Square) ... VI-9 6.2.9. Analisis Perhitungan Jumlah Kuadrat Error... VI-9 6.2.10. Analisis Pooling Up Faktor ... VI-9 6.2.11. Analisis Perhitungan Persen Kontribusi ... VI-10


(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.2.12. Analisis Perhitungan Interval Kepercayaan ... VI-11

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2


(15)

ABSTRACT

Kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen dalam memilih suatu produk baik itu barang maupun jasa. Kualitas adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan, dan peningkatan posisi bersaing. Jika konsumen merasa kualitas produk perusahaan tertentu jauh lebih baik dari pesaingnya, maka konsumen tersebut akan memutuskan untuk membeli produk dari perusahaan itu. Penelitian ini dilakukan di PT. Guna Kemas Indah yang bergerak dibidang produksi cup. Produk cup yang dihasilkan oleh perusahaan ini sering mengalami kecacatan dan tidak sesuai dengan standart yang perusahaan telah tetapkan bahkan jumlah produk cacat melebihi toleransi yang diberikan oleh perusahaan. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penetlitian terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Penelitian terhadap kualitas produk dilakukan dengan menggunakan metode Control Chart dan Metode Taguchi. Metode Control Chart digunakan untuk melihat keadaan dari proses produksi yang sedang berjalan yang kemudian dilakukan perbaikan dengan pendekatan taguchi. Perbaikan berawal dari pemilihan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas cup dan nilai level yang kemudian menjadi dasar dalam pemilihan orthogonal array. Hasil analisa diolah dengan menggunakan S/N Ratio dan analisis varians. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut diperoleh bahwa faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas produk cup adalah suhu pendingin pada level 1 dengan suhu 140 C, kecepatan injeksi angin pada level 2 dengan kecepatan 25 m/s dan suhu injeksi bahan baku ke dalam cetakan pada level 1 dengan kecepatan 3500 m/s.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Mutu atau kualitas yang dihasilkan dalam suatu industri adalah merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan dipertahankan oleh suatu perusahaan, dimana produk yang berkualitas adalah salah satu kunci untuk memenangkan persaingan. Kualitas atau mutu adalah salah satu jaminan yang diberikan dan harus dipenuhi oleh perusahaan kepada konsumen, karena kualitas suatu produk merupakan salah satu kriteria penting yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih produk. Jika kualitas tidak memenuhi spesifikasi yang diinginkan oleh konsumen akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena konsumen tidak akan membeli atau memesan produk tersebut.

PT. Guna Kemas Indah merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi cup plastik. Produk yang dihasilkan melebihi toleransi kecacatan yang telah ditetapkan oleh perusahaan ± 2 - 3% sedangkan toleransi kecacatan yang ditetapkan perusahaan adalah 1 %. Produk dikatakan cacat apabila atribut-atribut dari produk cup tersebut adalah tidak sesuai dengan standar perusahaan misalnya berat cup, cup bergaris dan cup pecah. Contohnya adalah berat, berat produk cup yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu 3,35 gr – 3,60 gr, namun pada saat pengukuran diperoleh 3.72gr, 3.65gr dalam hal ini terjadi penyimpangan dari ukuran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Sehingga perlu dilakukan


(17)

dengan standar spesifikasi perusahaan untuk mengurangi tingkat kecacatan yang ada. Salah satu metode yang digunakan untuk mencari solusinya adalah dengan menggunakan metode Taguchi dan metode Control Chart.

Kualitas disain satu produk dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan kualitas sistem, perencanaan dan proses pembuatan. Satu sistem perencanaan yang kuat adalah satu teknik metodologi untuk mendapatkan produk dan proses dengan meminimalkan gangguan yang dapat merusak kualitas. Dengan demikian keadaan ini dapat menghasilkan kualitas produk yang tinggi dengan pengembangan yang sedikit dan biaya produksi yang rendah. Desain taguchi parameter dan control chart adalah disain yang penting karena menawarkan disain yang sederhana dan sistematik untuk mengoptimalkan kualitas dan biaya (Jurnal internet: Gusri Akhyar, 2010).

Control Chart (Peta kendali) merupakan teknik pengendalian suatu proses

agar dapat berjalan dengan produktivitas yang tinggi dan memberikan output yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diinginkan manajemen. Taguchi menekankan bahwa cara terbaik untuk meningkatkan kualitas adalah merancang kualitas kedalam produk yang dimulai sejak tahap desain produk. Analisis ini dilakukan dengan tujuan memonitor untuk selanjutnya memperbaiki kinerja proses produksi terhadap karateristik mutu yang terkandung dalam produk jadi. Kemudian mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap karateristik mutu tersebut serta menentukan setting level terbaik dari faktor–faktor yang berpengaruh terhadap kualitas produk. Jurnal internet ini menganalisis kualitas proses produksi dengan metode control chart dan metode taguchi pada PT. Coca


(18)

cola dari penelitian diperoleh bahwa setting-an level terbaik untuk faktor kendali yang berpengaruh terhadap kestabilan nilai kadar kemanisan adalah pengaturan kadar kemanisan simple syrup awal 590 brix, penambahan concentrate sebanyak 1,25 unit dan kadar air sebanyak 80% (Jurnal internet: Joko Susetyo,2009)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka pokok permasalahan yang dihadapi perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah produk cup yang diproduksi oleh PT. Guna Kemas Indah telah sesuai dengan ukuran spesifikasi yang telah distandarkan oleh perusahaan.

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk cup. 3. Bagaimana cara untuk mengurangi produk reject.

1.3. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut untuk mengetahui kualitas produk yang dihasilkan oleh PT. Guna Kemas Indah dan melihat penerapan dari konsep metode control chart dan metode taguchi untuk meningkatkan kualitas produk.

Secara khusus tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejauh mana produk cup telah memenuhi spesifikasi yang


(19)

2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan kualitas produk cup yang dihasilkan PT. Guna Kemas Indah sehingga menyebabkan turunnya tingkat kualitas produk.

3. Menentukan kombinasi faktor dan level faktor dari variabel-variabel proses tersebut pada proses Thermoforming & Metalizing, sehingga dapat meminimumkan produk cacat pada produksi cup tersebut.

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi

Pembatasan terhadap masalah yang akan dipecahkan adalah:

1. Objek pengamatan adalah produk akhir yang di produksi oleh PT. Guna Kemas Indah pada Shift I.

2. Penelitian hanya dilakukan pada bagian produksi proses Thermoforming & Metalizing, sehingga kondisi yang telah ditentukan pihak perusahaan tetap

diikuti.

3. Penelitian hanya menganalisis kualitas cup dengan menggunakan metode Control Chart dan metode Taguchi

4. Variabel yang diteliti adalah berat cup, cup pecah dan cup tergores. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Proses produksi yang berlangsung pada perusahaan dianggap berjalan dengan normal dan tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung.

2. Bahan baku cukup tersedia dan dapat memenuhi kebutuhan produksi.

3. Produk yang dihasilkan tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung.


(20)

4. Tidak adanya perubahan pada prosedur pengendalian kualitas selama terjadinya penelitian.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian, antara lain: 1. Bagi Mahasiswa

Dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan dengan cara membandingkan teori-teori ilmiah yang ada dengan permasalahan yang ada di perusahaan khususnya mengenai kualitas, metode serta aplikasinya di lapangan.

2. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Dapat meningkatkan hubungan kerjasama antara Departemen Teknik Industri dengan perusahaan.

3. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas produkdi masa yang akan datang dan juga sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam melakukan perbaikan kualitas produk.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan mengenai latar belakang permasalahan yang ada dalam perusahaan dan kondisi perusahaan, rumusan masalah, tujuan dan


(21)

manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi-asumsi yang digunakan dan sistematika penulisan laporan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Menguraikan sejarah perusahaan, ruang lingkup perusahaan, lokasi dan daerah pemasaran perusahaan, uraian proses serta dampak ekonomi, sosial dan budaya perusahaan

BAB III LANDASAN TEORI

Menguraikan teori-teori tentang kualitas, definisi kualitas dan pengendalian kualitas, definisi peta kontrol dan jenis peta kontrol defenisi dari metode taguchi, pendekatan-pendekatan yang terdapat pada metode taguchi, serta tahapan-tahapan yang terdapat dalam metode taguchi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Menguraikan lokasi dan waktu penelitian, jenis penelitian yang digunakan, objek penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data, instrumen penelitian dan pengolahan data serta analisis pemecahan masalah..


(22)

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini memuat tentang data-data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap kecacatan produk di bagian produksi yang digunakan sebagai bahan untuk melakukan pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pemecahan masalah serta pembahasan tentang penerapan metode control chart dan metode Taguchi dalam meningkatkan kualitas produk.

BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Bab ini menganalisa hasil dari pengolahan data dan mengidentifikasi pemecahan masalah untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan yang dibutuhkan perusahaan.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan berdasarkan hasil penelitian serta saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap data-data yang telah diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(23)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Guna Kemas Indah merupakan suatu perusahaan swasta yang bergerak dibidang industri kemasan plastik (Thermorforming & Metalizing), yang berdiri pada tanggal 29 maret 1988. PT. Guna Kemas Indah mempunyai kantor pusat yang berkedudukan Jl.Pluit Raya Selatan No.11 A-B, Jakarta Utara, Indonesia. PT. Guna Kemas Indah mempunyai pabrik yang berada di daerah Cikupa Tigaraksa, Tangerang. Pada awal berdirinya PT Guna Kemas Indah hanya untuk memenuhi permintaan pasar di Pulau Jawa Dan sampai sekarang sudah berkembang pesat menjadi suatu perusahaan industri plastik yang besar dimana mempunyai beberapa anak cabang di Indonesia salah satunya adalah Medan.

PT. Guna Kemas Indah didirikan pada tanggal 29 Maret 2008 di atas tanah seluas 1,25 Ha dengan ketinggian kurang lebih diatas permukaan laut 1500 meter yang terletak di daerah Sumatera Utara yang berlokasi di Tanjung Morawa Jln. Industri No 11. PT. Guna Kemas Indah memproduksi jenis-jenis vacuum forming yang berupa jelly cup dan gelas plastik untuk proses thermoforming sementara untuk produk Joli dari proses injection molding dalam berbagai jenis ukuran, bentuk, dan warna yang beraneka ragam sesuai permintaan pasar dan pesanan pelanggan. Produk yang dihasilkan diberi merek Teh Sisri, Aqua, Sindodes, Mangga Jeruk, Joli dan lain-lain.


(24)

Tenaga kerja yang bekerja di PT Guna Kemas Indah sebanyak 200 orang dengan kapasitas pabrik mencapai 7000 pcs selama 24 jam. Perusahaan ini juga telah mendapat Sertifikat ISO 9001:2000 tentang sistem manajemen mutu. Dengan diperolehnya sertifikat ISO 9001:2000 maka manfaat utama dari implementasi sistem manajemen mutu digunakan untuk memberi kenyamanan bagi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya karena ada panduan, petunjuk, ataupun ukuran keberhasilan atas pekerjaannya dan adanya proses perbaikan berkesinambungan (Continuous Improvement).

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT Guna Kemas Indah memproduksi gelas plastik dalam ukuran yang berbeda-beda yaitu:

1. Untuk proses Injection Molding hanya satu ukuran saja yaitu ukuran 250 ml. 2. Pada proses Thermoforming dan Metalizing menghasilkan tiga produk dengan

volume yang berbeda-beda baik itu kemasan gelas plastik biasa (bening) ataupun gelas plastik printing, yaitu:

a. Kemasan 220 ml b. Kemasan 250 ml c. Kemasan 260 ml

2.3. Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan PT Guna Kemas Indah berlokasi di Jalan Industri No. 11. Kebun Sayur Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang.


(25)

2.4. Daerah Pemasaran

Daerah pemasaran PT Guna Kemas Indah saat ini masih memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri saja. Untuk wilayah Sumatera Utara, tepatnya di Medan, PT Guna Kemas Indah memiliki banyak konsumen beberapa diantaranya:

1. PT. Okabe 2. PT. Indofood 3. PT. Makmur

4. PT. Arinvi Mitra Lestari 5. PT. Indodes, dan lain-lain.

2.5. Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan

Masyarakat sekitar memperoleh dampak yang positif dengan berdirinya PT. Guna Kemas Indah, khususnya dari segi sosial ekonomi. Dampak yang diperoleh diantaranya adalah:

1. Terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat setempat sehingga mengurangi jumlah pengangguran.

2. Mengembangkan usaha skala mikro, dengan banyaknya berjualan di sekitar pabrik

3. Adanya pembangunan jalan di sepanjang jalan indutri menuju pabrik PT Guna Kemas Indah


(26)

2.6. Standar Mutu Bahan atau Produk

Standard mutu produk yang digunakan oleh PT. Guna Kemas Indah untuk produk kelas plastik adalah SNI 12-4259-2004 yang dapat di lihat pada Table 2.1

Tabel 2.1. Syarat Mutu Gelas Plastik untuk Air Minum dalam Kemasan

No Jenis Uji Satuan Persyaratan

1 Visual dan

sifat tampak -

Bersih, tidak ada benda asing*) yang menempel tidak ada kerusakan berupa

penyok, goresan dan retak.

2 Bau dan Rasa - Tidak boleh menyebabkan perbahan terhadap bau dan rasa pada air minum

3

Kapasitas penuh (terhadap kapasitas nominal)

% min 102,5

4 Kompresi (top

Load) kgf min 4,5

5 Jatuh (drop


(27)

Tabel 2.1. Syarat Mutu Gelas Plastik untuk Air Minum dalam Kemasan (Lanjutan)

No Jenis Uji Satuan Persyaratan

6 Identifikasi PP, PE dan PET PVC

7 Residu VCM ppm - maks 1

8 Global Migrasi ppm maks 30 maks ks 30 9 Total logam

berat ppm maks 1 maks 1

10 Reduksi

KMnO4 ppm maks 1 maks 10

*) Benda asing yang dimaksud adalah segala sesuatu yang tidak patut ada pada gelas yang dapat mempengaruhi mutu produk

(Sumber : Standar Nasional Indonesia (SNI) Gelas plastik untuk air minum dalam kemasan ini merupakan revisi dari SNI 12-4259-1996)

2.7. Bahan yang Digunakan 2.7.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk yang sudah distandarisasikan. PT Guna Kemas Indah mengambil bahan baku yang dimpor dari luar negeri yaitu Malaysia dan Thailand.

Bahan baku kemasan produk yang digunakan di PT. Guna Kemas Indah yaitu sebagai berikut:

1. Bahan baku kemasan produk yang digunakan di PT Guna Kemas Indah dapat di lihat pada Gambar 2.5. Titro Propylenna 6531 merupakan biji plastik untuk


(28)

bahan baku plastik gelas bening. Titro Propylenna S98 untuk bahan baku plastik gelas putih (untuk printing)

Gambar 2.1. Bahan Baku Biji Plastik Polyprophylene 2. Titanlene untuk bahan baku pada pembuatan injection molding.

Gambar 2.2. Bahan Baku Biji Plastik Titanlene

3. Bahan baku dari Afal atau bahan recycle berupa dari gulungan Sheet dan juga Afal dari reject cup yang telah diproses dengan mesin clusher.


(29)

2.7.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang ditambahkan untuk meningkatkan mutu produk menjadi bernilai namun bahan tersebut tidak ikut dalam proses produksi. Bahan penolong yang di gunakan di PT Guna Kemas adalah air dan kardus, dengan ukuran: 615 x 385 x 555 cm, tipe box: A1 & B, substance:

K150/M125/K150.

2.7.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam suatu proses produksi sehingga dapat meningkatkan mutu produk menjadi lebih baik. Bahan tambahan yang digunakan di PT. Guna Kemas Indah menggunakan merek pada gelas plastik dengan cara printing dan plastik untuk pengemasan gelas plastik yang sudah dibuat merk.

1. Katalis Cesa Nukleant yaitu sebagai menambah kecerahan pada gelas plastik warna bening

2. REMF 56 sebagai pengalot untuk mengurangi dan menghilangkan kepecahan 3. LD Tetlin untuk menggantikan REMF 56 jika tidak tersedia dimana fungsinya

sama yaitu sebagai pengalot untuk mengurangi dan menghilangkan kepecahan 4. Cat yang digunakan yaitu cat UV LC 416 terdiri dari berbagai warna seperti

merah, kuning, hijau, ungu, dan lain-lain untuk memberi warna pada produk gelas plastik printing


(30)

2.8. Uraian Proses Produksi

Di dalam suatu industri perakitan bahan baku menjadi bahan jadi diperlukan adanya proses yang tepat dan sempurna. Proses merupakan suatu ilmu penerapan yang merubah suatu tahap ke tahap berikutnya dengan reaksi yang berbeda-beda. Rincian bagian/departemen yang meliputi urutan proses adalah sebagai berikut:

1. Proses Injection Molding

a. Bahan baku plastik injection molding berupa biji plastik dimasukkan ke dalam hopper.

b. Kemudian tekanan, kecepatan, dan parameter mesin disetting di ruang kontrol.

c. Bahan dimasukkan ke dalam barrel dan di panaskan. Selanjutnya screw berputar dan mengalirkan listrik sehingga bahan baku meleleh.

d. Plastik diinjeksikan ke dalam nozzle, molding unit ditutup oleh clamping unit dan ditekan oleh clamping unit, plastik kemudian dimasukkan ke

dalam molding unit melalui nozzle.

e. Pada saat plastik dimasukkan ke dalam molding unit, screw berhenti berputar, kemudian clamping unit menarik core mold terbuka.

f. Setelah itu produk plastik yang telah dicetak, kemudian dilepas dengan menekan ejector pada molding unit.


(31)

2. Proses Vaccum Thermoforming

Pada proses Vaccum Thermoforming memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

1. Proses Pengilingan

Yaitu pada tahap ini lembaran plastik reject, skeleton (aval) dan produk gelas plastik yang reject dibawa ke ruang giling untuk digiling agar menghasilkan biji plastik. Lembaran plastik yang reject digiling sendiri-sendiri dan tidak digabung dengan skeleton (aval) atau produk gelas plastik reject agar pada proses mixing mudah untuk membuat komposisi perbandingan. Dari mesin giling material yang turun ditarik ke atas blower kemudian material dimasukkan ke dalam karung kemudian ditimbang untuk gilingan skeleton atau aval yang reject 1 sak = 20 kg sedangkan untuk lemabaran plastik reject 1 sak = 20 kg, dan Propylene 1 sak= 25 Kg, serta Chesa Nucleant sebanyak 2,5 Kg.

2. Proses Mixing

Proses Mixing merupakan proses penyampuran bahan baku utama dengan bahan baku tambahan untuk membuat lembaran plastik. Material murni PP (Plypropylene), skeleton (aval), Lembaran plastik, produk gelas plastik yang reject serta Cesa Nucleant sebagai penambah kecerahan pada plastik semua

bahan diaduk hingga rata. Setelah itu semua bahan di-mixing atau dicampur di mesin Mixing. Pada proses penyampuran menggunakan timer tertentu agar proses penyampuram keempat material tersebut dapat merata. Selanjutnya


(32)

hasil mixing (campuran material) ini disalurkan ke hooper (tempat untuk menampung material) yang ada di mesin Exturuder.

3. Proses Pembuatan Lembaran Plastik

Lembaran Plastik adalah material yang berbentuk lembaran yang akan digunakan untuk memproduksi gelas plastik. Langkah proses pembuatan lembaran plastik adalah sebagai berikut:

a. Pertama, keempat material yang sudah di mixing tersebut dimasukkan ke dalam Hopper dan dipanasi dengan temperatur 80oC.

b. Selanjutnya material turun ke Barel Heater (tempat untuk memanasi material agar mencair) untuk dipanasi. Ada enam Barel Heater dengan temperatur masing-masing ± 220oC. Pada Barel Heater, material diaduk mengikuti putaran screw yang digerakkan motor extruder.

c. Dari Barel Heater material masuk ke Screen Heater (tempat filter saringan plastik) untuk melakukan penyaringan dengan filter agar material yang kotor tidak ikut tercampur pada saat proses. Jumlah Screen Heater ada dua buah. Adapun temperatur dari Screen Heater adalah 220oC.

d. Dari Barel Heater masuk ke Screen Heater untuk melakukan pemanasan kemudian ke gear pump dan kembali ke Screen Heater dengan temperatur ± 225oC. jumlah Screen Heater ada dua buah.

e. Selain itu dilakukan pemanasan terakhir di Die Heater yang berjumlah tujuh buah. Adapun temperatur Die heater adalah ± 224oC.

f. Setelah itu, material tersebut dimasukkan ke dalam Roll Jumbo untuk mencetak material yang cair tersebut menjadi lembaran. Selanjutnya


(33)

mengatur ketebalan lembaran plastik dengan Baut Stopper (penyetel ketebalan). Biasanya ketebalan lembaran plastik 0,74 mm, 0,83 mm, 0,97 mm, 1,06 mm, 1,10 mm. Pada Rooll Jumbo ada sirkulasi air (chiller) untuk pendingin agar sheet yang dihasilkan tidak lengket, bening, dan mengkilap. Untuk temperatur Chiller Roll Jumbo ada tiga yaitu atas, tengah, dan bawah dengan temperatur 23oC, 25oC, dan 21oC .

g. Lembaran (sheet) tersebut digulung dengan menggunakan alat yang disebut Rewinder. Semakin cepat dan kebelakang penariknya maka lembaran plastik tidak akan kendor. Untuk proses penggulungan menggunakan ± 20-30 bar agar lembaran plastik tidak bergeser. Pada saat proses penggulungan dilakukan inspeksi secara manual oleh operator. Jika ada lembaran plastik yang cacat maka langsung dipotong atau dibuang menjadi lembaran plastik reject. Oleh karena itu, inspeksi harus teliti agar lembaran plastik yang dihasilkan bagus dan tidak ada reject.

h. Setelah proses penggulungan selesai maka lembaran plastik dapat digunakan memproduksi gelas plastik. Namun lembaran plastik yang diproduksi saat ini belum tentu dipakai langsung untuk produksi gelas plastik. Untuk hasil 1 gulungan lembaran plastik ± 600-1000 Kg dan untuk pengambilan lembaran plastik untuk proses di mesin Vaccum Thermoforming harus sesuai urutan agar lembaran plastik yang telah lama


(34)

4. Proses Pembuatan Gelas Plastik

Langkah-langkah proses di mesin Thermoforming adalah sebagai berikut: a. Lembaran (sheet) dari mesin Extruder diletakkan di tempat menampung

material di mesin Thermoforming.

b. Selanjutnya dilakukan set up mesin dimulai menggunakan pemanasan heater dengan temperatur yang berbeda-beda tergantung tebal lembaran

plastik. Semakin tebal lembaran plastik, maka suhu semakin tinggi.

c. Setelah set up selesai dilakukan, maka lembaran lembaran plastik dimasukkan kedalam mesin Thermoforming untuk dicetak menjadi gelas plastik.

d. Produk gelas plastik yang dihasilkan kemudian di inspeksi. Inspeksi dilakukan dua kali yaitu oleh QC (Quality Control) dan selector. Jika produk gelas plastik banyak yang reject maka QC akan melihat penyebab cacat datang darimana kemudian dilakukan perbaikan dengan memberitahu operator untuk setting mesin ulang.

5. Proses penyortiran, yaitu produk yang telah disortir kemudian dibungkus kedalam plastik sebanyak 75 Pcs tiap jalur sehingga berisi 40 lajur tiap satu kardus (3000 pcs).

6. Setelah itu menimbang berat kardus maksimum 50 Kg

7. Kemudian melakukan proses packing setelah kardus berisi 40 lajur tiap satu karton (3000 pcs).


(35)

3. Proses Gelas Plastik Printing

Pada proses gelas plastik Printing memiliki langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menimbang bahan baku sebanyak 50 kg, Afal sebanyak 40 Kg, kemudian TP

SM 98 sebanyak 10 Kg.

2. Proses Penuangan di tempat penuangan (Hopper)

3. Proses mixer yaitu semua bahan diaduk hingga rata. Setelah itu bahan baku dialirkan atau dibawa dengan menggunakan pneumatic conveying yang menggunakan sistem vakum udara menuju ke mesin Extrusion.

4. Proses Extruter yaitu bahan baku dipanaskan hingga meleleh pada suhu 230oC di mesin Extrusion

5. Proses Polisher yaitu bahan baku yang cair kemudian dibentuk menjadi lembaran plastik dengan ukuran: tebal 1,20 – 1,30 mm dan lebar 66 – 66,5 pada suhu 28oC (suhu ruangan) di mesin Polishing seberat 600-1315 Kg per jam.

6. Kemudian berat gulungan lembaran plastik di bawa ketempat penimbangan untuk mengontrol berat yang sesuai.

7. Proses Pencetakan yaitu pada mesin Vaccum Thermoformer (Dong Long) kemudian dipanaskan dengan macam heater yaitu heater upper dengan suhu 360oC dan heater lower dengan suhu 350oC.

8. Setelah produk menjadi berwarna putih kemudian disortir dengan memperhatikan bentuk fisik gelas, seperti susunan yang tidak rata, permukaan yang miring, adanya goresan, dan gelas minuman yang terbakar.


(36)

9. Penyortiran, yaitu produk yang telah disortir kemudian dibungkus kedalam plastik sebanyak 75 Pcs tiap jalur sebanyak 40 jalur.

10.Setelah itu, kardus hasil penyortiran dibawa ke ruang printing untuk diberi warna sesuai dengan permintaan konsumen.

11.Kemudian dengan menggunakan alat sensor pada mesin printing, lalu produk jadi dibungkus ke dalam plastik dan dimasukkan kedalam kardus.

12. Kemudian ditimbang beratnya kurang lebih 50 Kg 13.Setelah itu kardus di-packing sebaik mungkin

2.9 Mesin dan Peralatan 2.9.1. Mesin Produksi

Mesin dan peralatan yang digunakan pada PT Guna Kemas Indah dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Daftar Mesin dan Peralatan Produksi yang Digunakan di PT. Guna Kemas Indah

No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Jumlah

1 Separator Welex

Menghancurkan sisa-sisa limbah hasil dari pencetakan lembaran palstik.

Bahan Plat besi

3 Panjang 1,5 m

Lebar 1,5 m Tinggi 4 m 2 Extrustion

Machine Reifenhauser

Membuat produk besar seperti pipa berdiameter 150 cm

Bahan Tipe

Plat besi

Mark II 1

3 Thermoforming ILLIG Memanaskan biji-biji plastik menjadi lembaran plastik

Produksi Jerman

1


(37)

Tabel 2.2. Daftar Mesin dan Peralatan Produksi yang Digunakan di PT. Guna Kemas Indah (Lanjutan)

No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Jumlah

4. Stacking ILLIG

Mengontrol ketinggian cangkir yang tumpang tindih dan jumlah cangkir serta mengontrol cangkir sesuai kebutuhan

Produksi

Tipe Jerman

UG 79 1

5. Bak Konveyor Saluran untuk menuju ke mesin berikutnya Panjang Lebar Tinggi 1,5 m 1 m 1 m 6. Injection

Molding Ameripack Membuat produk loli Produksi Amerika 1 7. Printing China Membuat merk gelas posisi

dengan berbagai warna

Produksi Tipe

China

TDQY-105 2

8. Timbangan Exelent Gecale

Menimbang berat bahan baku, berat produk akhir yang sudah dikemas dan menimbang beban air yang dimasukkan ke dalam gelas

Produksi Tipe Kapasitas PT. Libra Emas Permata K3190-A12E 50 kg 4

9. Sepatu Boot AP Alat pelindung kaki dari lantai yang licin

10. Sarung tangan

Alat pelindung tangan terhadap suhu panas pada saat melakukan pembubutan dan pengelasan

11. Kaca mata pelindung

Untuk melindungi mata terhadap bram-bram pada saat pembubutan

berlangsung Sumber : Bagian Produksi PT. Guna Kemas Indah

2.9.2. Utilitas

Utilitas merupakan bagian yang penting dalam menunjang kegiatan operasi dalam pabrik, penanggulangan kebakaran, kegiatan perkantoran dan perumahan. Sistem utilitas yang terdapat di PT. Guna Kemas Indah adalah


(38)

Penggunaan tenaga listrik PLN dengan daya 555 KVA untuk menghidupkan mesin-mesin secara normal. Selain itu apabila terjadi hambatan karena pemadaman listrik maka digunakan generator cadangan berdaya 380 KVA dengan spesifikasi sebagai berikut:

a. Kode No. : SR4 serial no. B49BH6998

b. Merk : Maspion

c. Jumlah : 1 unit d. Bahan bakar : solar

e. Power : 288 KVA, 50 Hz, 1500 rpm, 3 phase, cos ω 0,8 2. Air

Perusahaan menggunakan jasa PAM, selain itu memompa air dari sumur. Air dari PAM digunakan untuk kebutuhan air minum para pekerja sedangkan air dari sumur digunakan untuk kebutuhan kegiatan produksi.

2.9.3. Safety and Fire Protection

PT. Guna Kemas Indah sudah memiliki sistem manajemen keselamatan dan keselamatan kerja bagi semua karyawan yang langsung ditangani oleh pimpinan pabrik. Perusahaan membuatkan petunjuk pelaksanaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan UU No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai ketenagakerjaan, pasal 9 dan pasal 10. Pasal 9 berbunyi “Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama”. Dan pasal 10 berbunyi


(39)

“Pemerintah membina norma perlindunggan tenaga kerja yang meliputi norma keselamatan kerja, norma kesehatan kerja, norma kerja, pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja”

Walaupun belum berjalan dengan baik karena banyak karyawan yang tidak mematuhi dengan alasan kenyamanan karyawan. Akan tetapi untuk kegiatan House Keeping biasanya dilakukan secara rutin oleh petugas kebersihan. House

Keeping ini merupakan suatu program untuk membersihkan lokasi kerja

masing-masing dan membuat suasana lingkungan kerja yang nyaman dan sehat.

Alat pelindung diri yang digunakan saat bekerja yang disediakan perusahaan untuk keperluan pekerja dalam melaksanakan tugasnya adalah:

a. Masker, digunakan untuk menghindari pekerja dari debu. Masker disediakan

pada bagian buang bram, baik bagian tap uliran maupun bagian bor.

b. Helm, digunakan untuk menghindari kepala pekerja dari benda berat. Helm disediakan pada bagian gudang, karena pekerja harus menumpuk-numpuk kardus yang berkemungkinan bisa jatuh saat menumpuk atau menurunkan tumpukan. Selain itu, helm juga disediakan pada bagian bengkel, dimana pekerja harus memperbaiki mesin-mesin yang besar dan berat.

c. Sarung tangan, digunakan untuk melindungi tangan pekerja. Sarung tangan disediakan pada bagian penyepuhan agar tangan pekerja tidak bersentuhan langsung dengan bahan-bahan kimia.

d. Kaca mata pelindung, disediakan pada bagian teknik, dan digunakan saat bagian ini memperbaiki mesin yang rusak seperti las.


(40)

e. Sepatu bot digunakan untuk melindungi kaki pekerja. Sapatu bot ini harus dipakai pada setiap pekerjaan yang dilakukan.

Fire extinguisher disediakan sebanyak tiga buah yang digunakan untuk

pemadam kebakaran. Fire extinguisher diletakkan di bagian produksi, hal ini dilakukan agar apabila terjadi kebakaran agar segera diatasi. Selain itu, juga disediakan tangki air untuk memadamkan api yang besar. Serta pelatihan antisipasi kebakaran juga dilakukan agar pekerja siaga apabila terjadi kebakaran.

2.9.4. Waste Treatment

PT. Guna Kemas Indah tidak mempunyai unit pengolahan limbah. Limbah pada perusahaan ini berupa plastik ataupun kemasan plastik yang rusak pada saat proses produksi berlangsung. Gelas plastik yang rusak dan sisa lembaran plastik yang dicetak dalam bentuk gelas plastik akan dikumpulkan dan ditampung ditempat penampungan yang akan diolah kembali menjadi biji-biji plastik.

Limbah pada PT. Guna Kemas Indah berupa: 1. Gelas plastik yang rusak yang telah di sortir 2. Sisa lembaran plastik yang tidak digunakan lagi.

2.10. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan bagan yang menggambarkan hubungan kerja antara dua orang atau lebih pada suatu tugas yang saling berkaitan untuk pencapaian suatu tujuan tertentu. Struktur organisasi bagi suatu perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan dan memperlancar


(41)

jalannya roda perusahaan. Pendistribusian tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungannya satu sama lain pada intinya dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dan karyawan akan mengetahui dengan jelas apa tugasnya, dari mana ia mendapatkan perintah dan kepada siapa ia harus bertanggung jawab. Dengan adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan, akan menciptakan suasana kerja yang baik karena akan terhindar dari tumpang tindih dalam perintah dan tanggung jawab.

Struktur organisasi di PT Guna Kemas Indah berbentuk lini. Hubungan lini dikarenakan pembagian tugas dan tanggungjawab yang dilakukan oleh perusahaan. Struktur organisasi pada PT Guna Kemas Indah dapat dilihat pada Gambar 2.4.


(42)

Direktur Utama

Manager Produksi

Manager Administrasi

dan Keuangan

Manager Personalia

Manager Maintenance

Staf Bag. Administrasi

Staf Bag. Pengendalian

Mutu

Staf Administrasi

Produksi

Pengawas/Supervisi

Staf Bag. Safety &

Securty

Manager Pergudangan

Teknisi

Operator Quality

Control

Staf bagian gudang

Manager Pemasaran


(43)

2.10.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab pada susunan organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Direktur Utama

Direktur utama memiliki tanggung jawab sebagai berikut:

a. Mengkordinir secara keseluruhan terhadap kondisi dan kegiatan di pabrik. b. Membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam menentukan produk yang akan

diproduksi, dengan menentukan item-item yang akan diproduksi yang disesuaikan dengan permintaan pelanggan atau pasar.

2. Manager Produksi

Bagian produksi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Mengawasi kegiatan produksi yang dilakukan oleh pabrik, mulai dari awal sampai akhir kegiatan produksi

b. Melakukan pemeriksaan terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam kegiatan produksi.

3. Manager personalia

Bagian umum atau bagian personalia memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Bertugas dalam kegiatan personal dari para pegawai.

b. Mengurus secara langsung kegiatan eksternal perusahaan, misalnya: melayani tamu yang datang


(44)

c. Mengawasi secara langsung pengangkutan yang dimiliki oleh perusahaan, baik mobil perusahaan maupun angkutan transportasi untuk mengangkut bahan baku dan barang jadi yang akan dikirim.

4. Manager Administrasi dan Manager Keuangan

Bagian administrasi bertanggungjawab dalam hal mencatat semua kegiatan pembukuan pada keuangan yang terjadi di perusahaan tersebut:

Bagian keuangan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab dalam hal pembukuan, pemasukan dan pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan, khususnya dipabrik.

b. Memberikan honor atau gaji kepada pegawai perusahaan, termasuk menangani kegiatan transaksi, ataupun simpan pinjam yang dilakukan oleh karyawan dengan perusahaan.

5. Managar Pemasaran

Mempunyai tanggung jawab dalam: a. Mengontrol pembelian barang.

b. Menerima laporan penjualan produk perusahaan.

c. Bertanggung jawab atas jumlah penjualan perusahaan setiap bulan. 6. Manager Maintenance

Manager Maintenance memiliki tanggung jawab sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab untuk pemenuhan bagian pemeliharaan dan perbaikan. b. Bertanggung jawab dalam kegiatan perbaikan dan pemeliharaan.

c. Bertanggung jawab utnuk memenuhi system menajement mutu dan lingkungan bersama – sama dengan departemennya.


(45)

7. Manager Gudang

Tugas, wewenang dan tanggung jawab Manager gudang adalah sebagai berikut: a. Mengatur pengiriman barang

b. Menerima laporan stok dari staf gudang

c. Bertanggung jawab atas berjalannya seluruh kegiatan yang dilakukan di gudang.

8. Pengawas atau supervisi

Pengawas atau supervisi bertugas dalam:

a. Mengawas derajat kualitas produk apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan.

b. Pengawasan terhadap pembelian dengan mempertimbangkan kualitas bahan baku.

c. Pengawasan persediaan bahan baku dan barang jadi d. Bertanggung jawab dalam mengatur penjadwalan. 9. Staf Bagian Pengendalian Mutu

Bagian pengawasan komponen memiliki tugas dan tanggung jawab dalam hal mengawasi dengan melakukan inspeksi terhadap komponen-komponen yang. 10.Staf Teknisi

Bagian perbengkelan memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengawasi kegiatan perbaikan terhadap mesin, mal, peralatan, dan termasuk di dalamnya pembuatan mal-mal untuk tiap mesin-mesin seperti mesin compressor, mesin press.


(46)

Bagian penyiapan peralatan-peralatan yang menjaga kesalamatan para pekerja pabrik dan memilih pekerja untuk menjaga keamanan pabrik.

12.Staf Bagian Gudang

Bagian pergudangan memiliki tugas dan tanggung jawab mengawasi dan mencatat jumlah bahan baku dan produk jadi yang masuk dan yang dikirim atau dikeluarkan oleh perusahaan.

13.Staf bagian Administrasi dan keuangan

Bertanggungjawab dalam mengurus pembukuan di perusahaan dan bertanggungjawab dalam mencatat pengeluaran dan pemasukan pada perusahaan.

14.Staf Administrasi produksi Bertanggung jawab dalam:

a. Membuat surat jalan untuk penjualan barang kepada pelanggan b. Mencatat piutang yang dilakukan pelanggan.

15. Operator Quality Control

Bertugas dalam pemeriksaan tiap item barang jadi untuk menjaga kualitas produk tetap baik.

2.10.2. Jumlah Tenaga Keria dan Jam Kerja 2.10.2.1.Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja dalam pembuatan produk di PT. Guna Kemas Indah berjumlah 200 orang dapat dilihat pada Tabel 2.3.


(47)

Tabel 2.3. Perincian Jumlah Tenaga Kerja di PT Guna Kemas Indah

No Bagian Jumlah Karyawan (Orang)

1 Kepala Pabrik 1

2 Wakil Kepala Pabrik 1

3 Perencanaan Dan Quality Control 1

4 Pengawasan umum 1

5 Bagian Produksi 1

6 Staf Perbengkelan 1

7 Staf Bagian Pergudangan 4

8 Staf Bagian Umum 1

9 Staf Bagian Keuangan 1

10 Bagian Laboratorium 1

11 Bagian Pengawasan Komponen 3

12 Bagian Komponen Setengah Jadi 3

13 Bagian Pengawasan Produk Jadi 3

14 Kepala Produksi 2

15 Bagian Pengolahan Plastik 3

16 Bagian Pembersihan Bram 6

15 Bagian Pengolahan Plastik 3

16 Bagian Pembersihan Bram 6

15 Bagian Pengolahan Plastik 3

16 Bagian Pembersihan Bram 6

15 Bagian Pengolahan Plastik 3

16 Bagian Pembersihan Bram 6


(48)

Tabel 2.3. Perincian Jumlah Tenaga Kerja di PT Guna Kemas Indah (Lanjutan)

No Bagian Jumlah Karyawan (Orang)

16 Bagian Pembersihan Bram 9

17 Bagian Pengolahan Logam 6

18 Bagian Perakitan 12

19 Bagian Perbengkelan 15

20 Bagian Listrik/Alat-alat 6

21 Bagian Mal-mal Plastik 9

22 Bagian Mal-Mal Pon 9

23 Bagian Mal-Mal Pon dan Tap 9

24 Bagian Mesin Hidraulik 9

25 Bagian Injection 6

26 Bagian Pergudangan 12

27 Bagian Bahan Baku dan Suku Cadang 12

28 Bagian Keamanan 6

29 Bagian Pengangkutan 6

30 Bagian Kebersihan 12

Jumlah 200

Sumber : PT Guna Kemas Indah

Kegiatan jam kerja secara normal dilakukan selama 7 jam kerja produktif dan 1 jam istirahat. PT Guna Kemas Indah berproduksi setiap hari, kecuali hari-hari besar lainnya. Pembagian jam kerja karyawan dibagi menjadi tiga shift yang dapat dilihat pada Tabel 2.4.


(49)

Tabel 2.4. Jam Kerja Normal Karyawan

Bagian Shift Hari Jam Kerja

Umum Pagi Senin - Jumat - Pukul 08.00 – 12.00 : Waktu kerja - Pukul 12.00 – 12.30 : Waktu istirahat - Pukul 12.30 – 15.30 : Waktu kerja Sabtu - Pukul 08.00 – 12.00 : Waktu kerja

- Pukul 12.00 – 12.30 : Waktu istirahat - Pukul 12.30 – 13.30 : Waktu kerja Compressor Pagi Senin - Jumat - Pukul 08.00 – 12.00 : Waktu kerja

- Pukul 12.00 – 12.30 : Waktu istirahat - Pukul 12.30 – 15.30 : Waktu kerja Sabtu - Pukul 08.00 – 12.00 : Waktu kerja

- Pukul 12.00 – 12.30 : Waktu istirahat - Pukul 12.30 – 13.30 : Waktu kerja Injek Plastik Pagi Senin - Jumat - Pukul 08.00 – 12.00 : Waktu kerja

- Pukul 12.30 – 15.30 : Waktu kerja Sabtu - Pukul 08.00 – 12.00 : Waktu kerja

- Pukul 12.00 – 12.30 : Waktu istirahat - Pukul 12.30 – 13.30 : Waktu kerja Siang Senin - Jumat - Pukul 15.30 – 19.30 : Waktu kerja

- Pukul 19.30 – 20.00 : Waktu istirahat - Pukul 20.00 – 23.00 : Waktu kerja Sabtu - Pukul 13.30 – 17.30 : Waktu kerja

- Pukul 17.30 – 18.00 : Waktu istirahat - Pukul 18.00 – 19.00 : Waktu kerja Injek Phenol Pagi, Siang, Malam Senin – Sabtu - Pukul 08.00 – 16.00 : Waktu kerja - Pukul 16.00 – 24.00 : Waktu kerja - Pukul 24.00 – 08.00 : Waktu kerja Sumber : PT Guna Kemas Indah

2.10.3. Sistem Pengupahan dan Kesejahteraan Karyawan

Sistem pengupahan yang diterapkan oleh PT Guna Kemas Indah berpedoman pada ketentuan Upah Minimum Sektoral Regional (UMSR) yang ditetapkan pemerintah. Besarnya upah yang diterapkan dibedakan menurut status karyawan


(50)

1. Pegawai Tetap

Menerima gaji bulanan dan fasilitas-fasilitas lain dari perusahaan. 2. Pegawai Harian

Menerima upah sesuai dengan hasil kerjanya setiap satu minggu.

Pelaksanaan kerja yang dilakukan pegawai pada hari libur dan diluar ketentuan jam kerja normal maka dikategorikan ke dalam jam kerja lembur. Perhitungan gaji untuk pekerja lembur sebagai berikut:

1. Untuk hari biasa

a. Untuk satu jam pertama adalah 1,5 x upah per jam

b. Untuk dua jam berikutnya adalah 2 x upah per jam. Dimana upah kerja lembur per jam adalah 1/173 x upah per bulan.

2. Untuk hari besar/libur

Untuk hari libur 2 x upah per hari kerja biasa.

Disamping pemberian gaji pokok perusahaan memberikan tunjangan-tunjangan kepada karyawan, fasilitas ini diberikan kepada semua karyawan tetap dan karyawan kontrak tanpa terkecuali. Usaha-usaha tersebut dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja antara lain:

1. Tunjangan Masa Kerja

Perbedaan gaji antara pekerja baru dengan pekerja lama dibedakan dengan tunjangan masa kerja, baik pekerja bulanan maupun pekerja harian, yaitu:

a) Masa kerja 2 tahun – kurang 4 tahun TMK Rp 11.000,00/bulan b)Masa kerja 4 tahun – kurang 6 tahun TMK Rp 14.000,00/bulan c) Masa kerja 6 tahun – kurang 8 tahun TMK Rp 16.500,00/bulan


(51)

d)Masa kerja 8 tahun – kurang 10 tahun TMK Rp 20.000,00/bulan e) Masa kerja 10 tahun – kurang 12 tahun TMK Rp 25.000,00/bulan f) Masa kerja 12 tahun – kurang 14 tahun TMK Rp 30.500,00/bulan g)Masa kerja 14 tahun – kurang 16 tahun TMK Rp 37.500,00/bulan h)Masa kerja 16 tahun – kurang 18 tahun TMK Rp 44.500,00/bulan i) Masa kerja 18 tahun – kurang 20 tahun TMK Rp 51.500,00/bulan j) Masa kerja 20 tahun – kurang 22 tahun TMK Rp 58.500,00/bulan k)Masa kerja 22 tahun – kurang 24 tahun TMK Rp 65.500,00/bulan l) Masa kerja > 24 tahun ...TMK Rp 72.500,00/bulan 2. Tunjangan Hari Raya (THR)

Besarnya THR adalah tambahan satu bulan gaji pada karyawan yang mempunyai masa kerja lebih dari satu tahun. Adapun ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan berkenaan dengan Tunjangan Hari Raya, yaitu:

a. THR diberi kepada pekerja, 14 hari sebelum Hari Raya Keagamaan

b. Untuk kepala pekerja yang bekerja di atas 1 tahun, jumlah THR yang diberi adalah sebesar 1 bulan gaji

c. Pekerja yang bekerja kurang dari 1 tahun tetapi telah melampaui masa percobaan, THR sebagai berikut:

Masa Kerja

12 × Upah Pokok Sebulan

d. Pekerja yang mengundurkan diri/terkena PHK tetap diberikan THR, maka pekerja tidak akan kehilangan haknya.

e. THR bagi pekerja yang terkena PHK 30 hari sebelum Hari Raya Keagamaan sebesar:


(52)

11

12 × Upah Pokok Sebulan

f. Perusahaan akan memberikan Struk Pemberian THR lengkap dengan perhitungannya.

3. Tunjangan selama sakit

Tunjangan ini diberikan kepada karyawan yang dalam perawatan sakit dan tidak dapat bekerja yang dinyatakan/dibuktikan dengan surat keterangan dokter. Pekerja harian yang bekerja lebih dari 2 tahun juga mendapatkan tunjangan ini. 4. Tunjangan Insentif

Tunjangan ini diberiakan kepada karyawan dengan cara ditambahkan ke dalam upah karyawan setiap bulannya sesuai dengan prestasi kerja masing-masing. Selain tunjangan-tunjangan di atas PT. Guna Kemas Indah juga menyediakan fasilitas-fasilitas lain kepada karyawan, yaitu:

5. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)

JAMSOSTEK merupakan asuransi untuk melindungi tenaga kerja apabila terjadi kecelakaan kerja atau diluar hal tersebut. Fasilitas ini biasanya dikenal dengan nama Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK). JAMSOSTEK di perusahaan ini yaitu sebesar Rp 23.000 per hari.

6. Cuti

Cuti diberikan kepada karyawan untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan selama bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Lamanya cuti yang diberikan oleh perusahaan adalah 12 hari kerja setiap tahunnya.


(53)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Definisi Kualitas

Kualitas adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen1. Menurut ISO 8402 kualitas adalah seluruh karakteristik suatu produk, proses organisasi, orang, kegiatan ataupun sistem yang memberikan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan tertentu yang membutuhkannya2

Kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen dalam berbagai pilihan barang dan jasa. Kualitas adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan, dan peningkatan posisi bersaing. Jika konsumen merasa kualitas produk perusahaan tertentu jauh lebih baik dari pesaingnya, maka mereka akan memutuskan untuk membeli produk dari perusahaan tersebut.

. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi dan melebihi harapan.

Tiap produk memiliki sejumlah unsur yang bersama-sama menggambarkan kecocokan penggunaannya. Parameter-parameter ini biasanya dinamakan ciri-ciri kualitas. Ciri-ciri kualitas ada beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Fisik (panjang, berat, voltase, kekentalan). 2. Indera (rasa, penampilan, warna).

3. Orientasi waktu (keandalan, dapat dipercaya, dapat dipelihara, dapat dirawat). 1


(54)

Kualitas produk meliputi kualitas bahan baku dan barang jadi, sedangkan kualitas proses meliputi kualitas segala sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi perusahaan manufaktur dan proses penyediaan jasa atau pelayanan bagi pereusahaan jasa. Kualitas memerlukan suatu proses perbaikan yang terus-menerus yang dapat diukur baik secara individual, organisasi, korporasi dan tujuan kinerja nasional.

Pengendalian kualitas3

Pencapaian kualitas dalam lingkungan pembuatan barang dan bisnis modern ini tidak mudah. Salah satu masalah yang penting adalah perkembangan teknologi yang cepat. Dalam dua puluh tahun terakhir terjadi perkembangan pesat teknologi

merupakan suatu suatu sistem verifikasi dan penjagaan/perawatan dari suatu tingkat/ derajat kualitas produk atau proses yang dikehendaki dengan perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang sesuai, inspeksi yang terus-menerus serta tindakan korektif bilamana diperlukan. Jadi, pengendalian kualitas tidak hanya kegiatan inspeksi ataupun menentukan apakah produk itu baik (accept) atau jelek (reject). Pengendalian kualitas dilakukan mulai dari proses input informasi/bahan baku dari dari pihak marketing dan purchasing hingga bahan baku tersebut masuk ke pabrik dan bahan baku itu diolah di pabrik (fase trasnformasi) yang akhirnya dikirim ke pelanggan. Bahkan pengedalian kualitas juga dilakukan setelah adanya purna jual. Untuk memenuhi semua kebutuhan ini, tentu perlu adanya berbagai macam tool yang mampu merepresentasikan data yang dibutuhkan dan menganalisa data tersebut hingga didapat suatu kesimpulan.


(55)

dalam bermacam-macam bidang, seperti elektronika, metalurgi, keramik, benda-benda rakitan serta ilmu-ilmu farmasi dan kimia. Ini telah menghasilkan banyak jasa dan produk baru. Masalah dasar dalam banyak industri adalah pembuatan produk dalam jumlah yang memadai. Kerap kali perhatian terhadap pencapaian ekonomi, efisiensi, produktivitas dan kualitas dalam produksi terlalu kecil. Suatu program pengendalian kualitas yang efektif dapat digunakan sebagai penolong dalam meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya.

3.2. Defenisi Metode Taguchi4

Mengetahui kualitas suatu produk dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu metode Anava, Six Sigma, Taguchi, dan lain sebagainya. Metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode Taguchi. Metode ini dipilih karena pengerjaannya lebih sederhana. Metode Taguchi merupakan suatu metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses dalam waktu yang bersamaan menekan biaya dan sumber daya seminimal mungkin.

Metode Taguchi adalah salah satu metode yang digunakan dalam kegiatan off line control pada tahap desain proses produksi. Metode ini memberikan sebuah jalan

bagi seorang designer untuk tidak perlu melakukan eksperimen dalam jumlah yang sangat banyak untuk menemukan sebuah kombinasi antara parameter mesin (seperti tekanan, suhu, kecepatan) dan berbagai bahan baku yang mungkin untuk digunakan. Dengan metode ini seorang disigner cukup melakukan beberapa eksperimen untuk menemukan kondisi parameter seperti apa dan bahan baku mana yang kemudian


(56)

akan memberikan hasil yang terbaik. Taguchi memperkenalkan apa yang disebut dengan magic number, yang merupakan jumlah eksperimen seperti apa yang harus dilakukan untuk mewakili eksperimen lain yang tidak perlu dilakukan. Parameter juga memperhatikan noise atau kondisi lingkungan yang mungkin berpengaruh pada parameter utama. Dengan menggunakan metode ini yang pasti akan mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk melakukan eksperimen-eksperimen.

Metode Taguchi sering diperdebatkan secara kontroversial dan dipertentangkan antar beberapa orang ahli ilmu statistik. Namun banyak juga yang menerima konsep Taguchi sebagai hal yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang manajemen kualitas. Dalam mengembangkan suatu produk baru banyak faktor yang perlu diketahui dan dipertimbangkan sehingga memerlukan banyak eksperimen. Metode Taguchi merupakan suatu pendekatan terstruktur untuk menentukan kombinasi terbaik dalam menghasilkan produk berupa barang atau jasa.

Melalui Metode Taguchi, ilmuwan Jepang yang tersohor ke seluruh penjuru bumi ini mengembangkan suatu metodologi dengan pendekatan yang berdasarkan pada DOE (Design Of Experiments) yaitu suatu metode untuk mengidentifikasi menurut banyaknya masukan (input) yang benar dan parameter untuk membuat suatu produk atau layanan berkualitas tinggi yang didambakan oleh pelanggan atau konsumen. Metode Taguchi berupaya mencapai sasaran itu dengan menjadikan produk atau proses ”tidak sensitif” terhadap berbagai faktor seperti material, perlengkapan manufaktur, tenaga kerja manusia, kondisi operasional. Metode Taguchi menjadikan produk atau proses bersifat kokoh (robust) terhadap


(57)

faktor-faktor gangguan (noise), karenanya metode ini disebut juga sebagai perancangan kokoh (robust design).

Filosofi Taguchi terdiri dari tiga konsep, yaitu:

1. Kualitas harus didesain ke dalam produk dan bukan sekedar memeriksanya. 2. Kualitas terbaik dicapai dengan meminimumkan deviasi dari target. Produk

harus didesain sehingga kokoh (robust) tehadap faktor lingkungan yang tidak dapat dikontrol.

3. Kualitas harus diukur sebagai fungsi deviasi dari standar tertentu dan kerugian harus diukur pada seluruh sistem.

Metode Taguchi memperkenalkan pendekatan dengan menggunakan pendekatan desain eksperimen yang berguna untuk:

1. Merancang suatu produk/merancang proses sehingga kualitas kokoh terhadap kondisi lingkungan.

2. Merancang/mengembangkan produk sehingga kualitasnya kokoh terhadap variasi komponen.

3. Meminimalkan variasi di sekitar target.

Metode Taguchi mempunyai beberapa keunggulan seperti:

1. Desain eksperimen Taguchi lebih efisien karena memungkinkan untuk melaksanakan penelitian yang melibatkan banyak faktor dan jumlah.

2. Desain eksperimen Taguchi memungkinkan diperolehnya suatu proses yang menghasilkan produk yang konsisten dan kokoh terhadap faktor yang tidak dapat dikontrol (faktor gangguan).


(58)

3. Metode Taguchi menghasilkan kesimpulan mengenai respon faktor-faktor dan level dari faktor-faktor kontrol yang menghasilkan respon optimum.

Metode Taguchi juga memiliki kekurangan dibandingkan dengan metode lain diantaranya adalah rancangan metode Taguchi mempunyai strukur yang sangat komplek, di mana terdapat rancangan yang mengorbankan pengaruh interaksi dan ada pula rancangan yang mengorbankan pengaruh utama dan pengaruh interaksi yang cukup signifikan.

Metode Taguchi menggunakan seperangkat matriks khusus yang disebut matriks orthogonal. Matriks standar ini merupakan langkah untuk menentukan jumah eksperimen minimal yang dapat mempengaruhi parameter. Bagian terpenting dari metode matriks orthogonal terletak pada pemilihan kombinasi level variabel-variabel input masing-masing eksperimen.

3.3. Desain Ekperimen Taguchi5

Pada umumya desain eksperimen Taguchi dibagi menjadi tiga tahap utama yang mencakup semua pendekatan eksperimen. Tiga tahap utama tersebut adalah: 1. Tahap Perancangan

2. Tahap Pelaksanaan 3. Tahap Analisa


(59)

3.3.1. Tahap Perencanaan

Desain eksperimen yang baik apabila eksperimen yang dilakukan sesuai dengan masalahnya dan mempunyai efisiensi yang tinggi yaitu apabila eksperimen dilakukan dengan menggunakan biaya, waktu, dan usaha yang minimum tetapi dapat memberikan informasi yang optimum. Seorang peneliti akan belajar berbagai hal dari beberapa eksperimen untuk mendapatkan informasi yang positif. Perancangan eksperimen merupakan tahap terpenting yang meliputi perumusan masalah, penetapan tujuan eksperimen, penentuan variabel tak bebas, identifikasi faktor-faktor gangguan, penentuan jumlah level dan nilai level faktor, letak kolom interaksi, perhitungan derajat kebebasan, dan pemilihan matriks ortogonal.

3.3.1.1. Klasifikasi Parameter6

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi karakteristik kualitas (respon variabel) dari suatu produk. Menurut Taguchi faktor dapat diklasifikasikan atas: a. Faktor gangguan

Faktor gangguan adalah suatu parameter yang menyebabkan penyimpangan karakteristik kualitas dari nilai targetnya. Faktor gangguan memiliki nilai yang tidak bisa kita atur atau kendalikan, walaupun dapat kita atur akan mahal biayanya. Faktor gangguan dapat menyebabkan pengaruh pada karakteristik secara tidak terkendali dan sulit diprediksi. Faktor gangguan biasanya sulit, mahal, dan tidak menjadi sasaran pengendalian tetapi untuk tujuan eksperimen mereka perlu dikendalikan dalam skala kecil.


(60)

b. Faktor kontrol

Faktor kontrol adalah parameter-parameter yang nilai-nilainya ditentukan oleh ahli teknik. Faktor-faktor kontrol dapat mempunyai nilai satu atau lebih yang disebut level. Pada akhir eksperimen, suatu level faktor kontrol yang sesuai akan dipilih. Salah satu aspek dari perancangan kokoh adalah mencari kondisi level optimal untuk faktor kontrol sehingga karakteristik kualitas tidak sensitif terhadap gangguan. Contoh faktor kontrol yaitu jenis bahan baku, gaya dan temperatur.

c. Faktor signal

Faktor signal adalah faktor-faktor yang mengubah nilai-nilai karakteristik kualitas yang sebenarnya yang akan diukur. Karakteristik kualitas dalam perancangan eksperimen di mana faktor signal mempunyai nilai konstan (dalam hal ini tidak dimasukkan sebagai faktor) disebut karakteristik statis. Maka faktor signal dapat mengambil banyak nilai, karakteristik mempunyai sifat dinamik. Faktor signal tidak ditentukan oleh ahli teknik tetapi oleh konsumen berdasarkan hasil yang diinginkan.

d. Faktor skala

Faktor ini digunakan untk mengubah rata-rata level karakteristik kualitas untuk mencapai hubungan fungsional yang diperlukan antara faktor signal dengan karakteristik kualitas. Faktor skala disebut juga faktor penyesuaian

e. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang perubahannya tidak tergantung pada variabel lain. Pada tahap ini akan dipilih faktor-faktor mana saja yang akan diselidiki pengaruhnya terhadap variabel tak bebas yang bersangkutan. Dalam


(61)

suatu percobaan tidak seluruh faktor yang diperkirakan mempengaruhi variabel yang diselidiki, sebab hal ini akan membuat pelaksanaan percobaan dan analisisnya menjadi kompleks. Hanya faktor-faktor yang dianggap penting saja yang diselidiki. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang diteliti adalah:

1. Brainstorming

Brainstorming merupakan pemikiran kreatif yentang pemecahan suatu

masalah, tanpa melihat apakah yang diungkapkan itu masuk akal atau tidak. Barinstorming akan lebih baik jika dimulai dengan diskusi kelompok untuk

memberikan gambaran yang akan dihadapi ditinjau dari semua sudut pandang yang berbeda.

2. Flowchart

Pada metode ini yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor-faktor melalui flowchart proses pembuatan obyek yang diamati. Dengan melihat pada flowchart maka untuk masing-masing tahap diidentifikasi faktor-faktor yang mungkin berpengaruh.

3. Diagram Sebab Akibat

Disebut juga diagram Ishikawa, merupakan metode yang paling sering digunakan untuk mengidentifikasi penyebab-penyebab (faktor-faktor) yang potensial. Dimulai dengan menyatakan pengaruh utama (variabel bebas) yang akan diamati, kemudian diurutkan penyebab yang mungkin berpengaruh pada variabel bebas yang diamati. Akibat ada sebelah kanan dan sebab berapa disebelah kirinya dengan garis miring penghubung. Dari penyebab-penyebab


(62)

yang utama dapat dijabarkan lagi beberapa penyebab yang lebih spesifik sebagai penyebab sekunder, biasanya penyebab-penyebab utama terdiri dari material, mesin dan peralatan, metode, manusia/operator atau penyebab utama lainnya. Diagram sebab akibat dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Diagram Sebab Akibat

f. Penetuan Variabel Tak Bebas

Variabel tak bebas adalah variabel yang perubahannya tergantung pada variabel-variabel lain. Dalam merencanakan suatu eksperimen harus dipilih dan dientukan dengan jelas variabel tak bebas mana yang akan diselidiki.

Dalam eksperimen Taguchi variabel tak bebas adalah karateristik kualitas yang terdiri dari tiga kategori yaitu:

1. Karakteristik yang dapat diukur

Semua hasil akhir yang diamati dapat diukur dengan skala kontinyu. Contoh : temperatur, berat, tekanan, dan lain-lain.


(63)

Hasil akhir yang diamati tidak dapat diukur dengan skala kontinyu, tetapi dapat diklasifikasikan secara kelompok. Contoh: retak, jelek, baik, dan lain-lain.

3. Karakteristik dinamaik

Merupakan fungsi repsentasi dari proses yang diamati. Proses yang diamati digambarkan sebagai signal dan output digambarkan sebagai hasil dari signal. Sebagai contoh adalah sistem transmisi otomatis dengan input putaran mesin dan output adalah perubahan getar.

3.3.1.2. Pemilihan Level Faktor

Menentukan banyaknya level dan faktor yang digunakan untuk tiap faktor yang dipilih dalam eksperimen adalah tahap penting dalam perencanaan. Menentukan level dari faktor kualitatif biasanya telah jelas dari sifat permasalahan yang diteliti. Tetapi untuk memilih level yang sesuai untuk faktor kualitatif lebih sulit. Banyak level yang dipilih dan nilainya tergantung pada pengetahuan terhadap proses atau produk. Jika proses atau produk baru yang diteliti, maka perlu digunakan 3 level untuk beberapa faktor untuk mengevaluasi non linieritas pada range faktor.

Jika diketahui pengaruh faktor tertentu, maka faktor dengan 2 level sudah cukup untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dari hasil eksperimen. Pemilihan jumlah level penting artinya untuk ketelitian hasil eksperimen dan ongkos pelaksanaan eksperimen. Makin banyak level yang diteliti maka hasil eksperimen akan lebih teliti karena data yang diperoleh lebih banyak. Tetapi banyaknya level akan meningkatkan jumlah pengamatan sehingga menaikkan ongkos eksperimen. Penentuan jumlah level dilakukan untuk mendapatkan ketelitian hasil penelitian.


(64)

Sumber data dalam penentuan level dari faktor ini didapat dari data pabrik yang merupakan hasil kombinasi dari buku panduan dan pengalaman operator

3.3.1.3. Penempatan Kolom untuk Faktor dan Interaksi ke dalam Matriks Untuk memudahkan di kolom mana saja diletakkan interaksi faktor pada setiap matriks ortogonal, Taguchi menyatakan dalam grafik linier. Grafik linier adalah representasi grafik dari informasi interaksi dalam suatu matriks eksperimen yang terdiri dari titik dan garis. Setiap titik pada grafik linier mewakili suatu faktor utama dan garis yang menghubungkan dua titik meggambarkan interaksi antar dua faktor utama yang bersangkutan. Misalnya dalam suatu penelitian menggunakan 6 faktor yaitu A, B, C, D, E, F dan memiliki 2 level dimana total derajat kebebasannya adalah 6. Karena penelitian ini memiliki 6 derajat kebebasan maka matriks yang digunakan adalah L8(27) yang total derajat kebebasannya adalah 7. Untuk matriks L8(27) maka pasangan grafik linear yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.3.

1

3 5

2 4 • 7

Gambar 3.2. Grafik Linier L8(2 7

)

Berdasarkan gambar grafik linier di atas dapat diketahui bahwa: Faktor A ditempatkan pada kolom 1


(65)

Faktor C ditempatkan pada kolom 3 Faktor D ditempatkan pada kolom 4 Faktor E ditempatkan pada kolom 5 Faktor F ditempatkan pada kolom 6

Sedangkan untuk kolom 7 ditulis “e” yang menyatakan error.

3.3.1.4. Pengaruh Faktor-Faktor

Menurut Taguchi suatu faktor kontrol mungkin: 1. Hanya mempengaruhi nilai rata-rata saja

Suatu faktor yang hanya mempengaruhi nilai rata-rata saja (tetapi keragaman tidak) dapat digunakan untuk menyesuaikan nilai rata-rata suatu proses atau produksi ke nilai target. Suatu faktor yang hanya mempengaruhi nilai rata-rata saja biasanya disebut faktor penyesuai.

2. Hanya mempengaruhi nilai varians saja

Suatu faktor yang mempengaruhi ragam nilai saja (nilai rata-rata tidak) dapat digunakan untuk mengurangi keragaman proses produk.

3. Mempengaruhi nilai rata-rata dan varians

Suatu faktor yang dapat mempengaruhi rata-rata dan ragam sekaligus harus digunakan secara lebih berhati-hati. Faktor yang demikian mempunyai keluwesan dalam mengembangkan persyaratan target. 4. Tidak mempunyai pengaruh sama sekali


(66)

Suatu faktor yang tidak mempengaruhi rata-rata atau ragam adalah faktor yang tidak bermanfaat. Walaupun dengan level yang lebih baik faktor tersebut bermanfaat tetapi akan tergantung pada faktor lain misalkan biaya.

3.3.1.5. Mariks Orthogonal7

Matriks orthogonal yaitu suatu matriks yang elemen-elemennya disusun menurut baris dan kolom. Kolom merupakan faktor yang dapat diubah dalam eksperimen. Baris merupakan kombinasi level dari faktor dalam eksperimen. Matriks disebut orthogonal karena level-level dari faktor berimbang dan dapat dipisahkan dari pengaruh faktor lain dalam eksperimen. Jadi matriks orthogonal adalah matriks seimbang dari faktor-faktor dan level sedemikian hingga pengaruh suatu faktor atau level tidak baur dengan pengaruh faktor atau level yang lain. Faktor-faktor dan level-level merupakan kondisi bermacam-macam proses yang akan diteliti.

Matriks orthogonal sangat efisien dalam memperoleh jumlah data yang relatif kecil dan mampu memterjemahkan ke kesimpulan yang berarti dan jelas. Lebih jauh desain eksperimen yang menggunakan matriks orthogonal pada dasarnya lebih mudah untuk dimengerti dan petunjuknya sangat mudah untuk diikuti karena suatu matriks merupakan suatu pemetaan dari level masing-masing faktor yang akan diteliti. Notasi matriks orthogonal dapat dilihat pada Gambar 3.4.


(67)

L12 (2 11)

Banyaknya kolom/faktor Banyaknya level Banyaknya baris/eksperimen Rancangan bujur sangkar latin Gambar 3.3. Notasi Matriks Orthogonal

Pemilihan matriks orthogonal yang sesuai tergantung dari nilai faktor dan interaksi yang diharapkan dan nilai level dari tiap-tiap faktor. Penentuan ini akan mempengaruhi total jumlah derajat kebebasan yang berguna untuk menentukan jenis matriks orthogonal yang dipilih. Dalam memilih matriks orthogonal yang sesuai, diperlukan suatu persamaan dari matriks orthogonal tersebut yang mempresentasikan jumlah faktor, jumlah level dan jumlah pengamatan yang dilakukan. Bentuk umum dari matriks orthogonal adalah La(bc) dimana perhitungan derajat kebebasan untuk matriks orthogonal adalah:

Derajat Kebebasan Matriks = (Banyaknya Faktor) x (Banyaknya Level – 1)

Dalam penelitian ini digunakan matriks orthogonal yang mempunyai derajat kebebasan lebih besar atau sama dengan jumlah total derajat kebebasan dari penelitian. Pada penelitian ini jumlah derajat kebebasannya adalah 6 sehingga matriks orthogonal yang sesuai adalah L8(27) = 7 x (2-1) = 7 derajat kebebasan.


(68)

Tabel 3.1. Matriks Orthogonal Array Eksperimen

Kolom/Faktor

1 2 3 4 5 6 7

1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 1 1 2 2 2 2

3 1 2 2 1 1 2 2

4 1 2 2 2 2 1 1

5 2 1 2 1 2 1 2

6 2 1 2 2 1 2 1

7 2 2 1 1 2 2 1

8 2 2 1 2 1 1 2

3.3.1.6. Derajat Kebebasan8

Derajat kebebasan adalah banyaknya pengukuran bebas yang dapat dilakukan untuk menaksir sumber informasi. Angka derajat kebebasan menunjukkan banyak perbandingan bebas yang dapat dilakukan pada sekelompok data. Dalam lingkup eksperimen defenisi ini diterjemahkan ”jumlah pembanding antara faktor (efek utama) atau level interaksi yang dibuat untuk menemukan level mana yang lebih baik dan secara khusus seberapa bagus level tersebut. Pentingnya memahami berapa banyak derajat kebebasan yang dibutuhkan untuk mempelajari faktor minat adalah penting dalam menentukan matriks orthogonal dalam desain eksperimen. Tiap matriks orthogonal mempunyai derajat kebebasan yang dibutuhkan, kita dapat memilih sebuah matriks orthogonal yang mempunyai pembanding atau derajat kebebasan. Dengan menerapkan beberapa aturan dan rumus sederhana, kita dapat menentukan derajat kebebasan untuk faktor (efek utama) dan interaksi dan diperoleh matriks orthogonalnya masing-masing.


(69)

Perhitungan derajat kebebasan dilakukan untuk menghitung jumlah minimum penelitian yang harus dilakukan untuk menyelidiki faktor yang diamati. Perhitungan derajat kebebasan dan kombinasi yang diusulkan nantinya akan mempengaruhi pemilihan dalam tabel mariks orthogonal. Perhitungan derajat kebebasan memiliki rumus:

V = Banyaknya Level - 1

Dalam penelitian ini terdapat 6 faktor dan 2 level yaitu: 1. Faktor A = 2 level

2. Faktor B = 2 level 3. Faktor C = 2 level 4. Faktor D = 2 level 5. Faktor E = 2 level 6. Faktor F = 2 level

Dengan demikian diperoleh derajat kebebasanya yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Perhitungan Derajat Kebebasan

Faktor Derajat Kebebasan Total

A 2 – 1 1

B 2 – 1 1

C 2 – 1 1

D 2 – 1 1

E 2 – 1 1

F 2 – 1 1


(1)

6.2.8. Analisis Perhitungan Jumlah Kuadrat Level Faktor (Sum of Square) Perhitungan jumlah kuadrat level faktor (sum of square) bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh level dari setiap faktor terhadap kualitas produk. Berdasarkan hasil dari perhitungan diperoleh bahwa kuadrat level faktor dipengaruhi oleh jumlah level faktor dan jumlah data. Kuadrat level faktor tertinggi yang mempengaruhi kualitas produk cup terdapat pada faktor B yaitu sebesar 144,5 dan yang terendah adalah faktor C sebesar 2.

6.2.9. Analisis Perhitungan Jumlah Kuadrat Error

Perhitungan jumlah kuadrat eror digunakan untuk mengetahui error yang terjadi yang diperolah dari selisih jumlah kuadrat total dengan seluruh kuadrat rata-rata dan jumlah kuadrat level faktor. Hasil dari perhitungan tersebut diperoleh error sebesar 64,5 yang digunakan untuk menghitung error pada analisa varians. Dengan error 64,5 dan derajat kebebasan 4 diperoleh error kuadrat rata-rata (mean square) sebesar 16,125.

6.2.10.Analiss Pooling Up Faktor

Pooling up dilakukan untuk mengumpulkan faktor-faktor yang tidak signifikan yang disebut sebagai error. Faktor dikatakan tidak signifikan apabila MShitung ≤ MSerror,. Tabel 5.28 menunjukkan bahwa faktor C tidak signifikan dan

dianggab sebagai error karena MShitung faktor C lebih kecil dibandingkan dengan


(2)

diperoleh MSeror sebesar 13,3 yang sebelumnya 16,125 yang artinya terjadi

penurunan nilai error.

Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh setiap faktor terhadap kualitas produk cup. Untuk melakukan pengujian tersebut terlebih dahulu dihitung F rasionya dengan membagikan MS terhadap MSerrornya. Hasil perhitungan

tersebut dibandingkan dengan nilai Ftabel, Apabila Ftabel lebih kecil dibandingkan

dengan FHitung maka faktor tersebut benar memiliki pengaruh terhadap kualitas

produk cup. Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa faktor B dan D benar memiliki pengaruh terhadap kualitas produk karena kedua faktor tersebut memiliki Fhitung lebih besar dibandingkan Ftabel.

6.2.11.Analisis Perhitungan Persen Kontribusi.

Analisis perhitungan persen kontribusi digunakan untuk mengetahui seberapa besar persen kontribusi dari masing-masing faktor terhadap kualitas produk cup. Perhitungan persen kontribusi diperoleh dari perbandingan nilai SSfaktor terhadap

SSTotal. Dari hasil perhitungan persen kontribusi diperoleh bahwa faktor B memiliki

kontribusi terbesar yaitu 41,85% dan yang paling kecil yaitu faktor A. Hal ini disebabkan karena nilai SS1 yang berbeda-beda.


(3)

diperoleh sebesar 3,674 sehingga interval kepercayaan prediksi optimal yaitu 56,576

≤ 60,25≤ 63,924. Selang kepercayan konfirmasi diperoleh sebesar 2,064 sehingga


(4)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dan percobaan yang dilakukan di PT. Guna Kemas Indah terhadap karakteristik kualitas cup maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Produk cup yang dihasilkan oleh perusahaan belum memenuhi standart atau spesifikasi yang telah perusahaan tetapkan.

2. Faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas produk cup adalah suhu injeksi bahan baku ke dalam cetakan dengan persen kontribusi sebesar 1,07%, suhu pendingin bahan baku dengan persen kontribui sebesar 41,85% dan kecepatan injeksi agin dengan persen kontribui sebesar 22,71 %. 3. Kombinasi faktor dan level faktor dari variabel proses adalah suhu pendingin

bahan baku pada level 1 dengan suhu 140 C, kecepatan injeksi angin pada level 2 dengan keceptan 25 m/s dan suhu injeksi bahan baku ke dalam cetakan pada level 1 dengan suhu 3500 C.

4. Kepercayaan prediksi optimal diperoleh sebesar 3,674 sehingga interval kepercayaan prediksi optimal yaitu 56,576 ≤ 60,25≤ 63,924. Kepercayan


(5)

7.2. Saran

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagi perusahaan

a. Agar perusahaan dapat segera melakukan perbaikan proses produksi terhadap kecacatan yang terjadi dengan menerapkan parameter usulan setting-an mesin, sehingga kecacatan produk yang terjadi pada mesin thermoforming & metalizing dapat diminimalisasi sehingga dapat meningkatkan kualitas produk.

b. Agar perusahaan dapat menerapkan metode Taguchi untuk memperbaiki kecacatan produk dan merancang parameter kinerja pada bagian sumber daya manusia untuk meningkatkan performansi kinerja karyawan dengan cara memperlancar komunikasi antara atasan dan bawahan.

c. Agar perusahaan menganjurkan kepada karyawan untuk menggunakan alat pelindung pada saat bekerja.

2. Untuk penelitian selanjutnya

Agar peneliti selanjutnya dapat menggabungkan metode lain dengan metode Taguchi serta menggunakan software dalam mengolah datanya sehingga penelitian ini semakin berkembang cakupannya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Bagchi, Tapan P, 1993. Taguchi Methods Explained Practical Steps to Robust Design. Prantice Hall of India Private Limited, New Delhi.

Dorothea, Malayu Ariani, 2003. Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kuantitatif Jakarta: Ghalia Indonesia.

Douglas, Montgomery C, 1990. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik (Terjemahan). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Gasperz, Vincent, 2001. Total Quality Manajement. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

Indranata Iskandar, 2008. Pendekatan Kualitatif Untuk Pengendalian Kualitas. Jakarta: Universitas Indonesia.

Ishikawa, Kaoru, 1987. Pengendalian Mutu Terpadu. Bandung: Remadja Karya CV. Oakland, John S, 2003. Statistcal Process Control. Butterworth-Heinemann, Oxford. Rosnani Ginting, 2007. Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjana M.A, 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Soejanto, Irwan, 2009. Desain Eksperimen dengan Metode Taguchi. Edisi Pertama. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.