Pengadaan Input dan Penjualan Output

itu, perhitungan dimulai pada tahun 2013 ketika bisnis sudah mulai berjalan. Biaya investasi meliputi bangunan pabrik, instalasi permesinan, perumahan, gudang, beserta sarana dan prasarana penunjang lainnya. Total jumlah investasi keseluruhan adalah Rp 44 000 000 000, rincian lengkap investasi dapat dilihat pada Tabel 10. Pembangunan pabrik kelapa sawit PT. IMT berkapasitas 20 ton TBSjam dilakukan selama 6 bulan, dengan umur teknis pabrik 15 tahun yang ditetapkan berdasarkan umur efektif dari mesin instalasi yang dipakai untuk pengolahan. Biaya reinvestasi dikeluarkan untuk investasi terhadap bagian mesin pabrik yang umur ekonomisnya lebih kecil dari 15 tahun. Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan secara berkala dalam rangka memenuhi input produksi dan kegiatan proses produksi agar pengoperasian pabrik berjalan dengan lancer. Biaya operasional terdiri biaya tetap dan biaya variable. Biaya tetap merupakan biaya yang wajib yang dikeluarkan oleh perusahaan terkait berjalan tidaknya proses pengolahan, seperti biaya gaji, listrik, perijinan, retribusi, pengolahan serta pemeliharan, dan lain-lain. Rekapitulasi biaya tetap PT. IMT dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Rekapitulasi biaya tetap PT. IMT No Uraian Tahun 2013 Rp Tahun 2014 Rp Tahun 2015 Rp Tahun 2016 Rp 1 Gaji Kantor di Medan 284 751 000 815 814 000 840 288 420 865 497 073 2 Gaji Tetap di PKS 94 250 000 214 050 000 220 471 500 227 085 645 3 Listrik,Air,Telepon dan Benda Pos 8 000 000 18 000 000 18 500 000 19 000 000 4 Transportasi bukan Produksi 28 000 000 70 000 000 70 000 000 71 000 000 5 Konsumsi Pekerja 1 500 000 10 000 000 10 000 000 11 000 000 6 Biaya ATK dan Rumah Tangga Kantor 6 000 000 12 000 000 13 000 000 14 000 000 7 Biaya Perijinan dan Retribusi 4 000 000 7 500 000 8 000 000 8 500 000 8 Gaji Karyawan 413 958 000 899 205 415 971 141 848 1 039 121 778 9 Biaya Pengolahan dan Pemeliharaan PKS 745 401 922 4 064 000 000 4.307.840.000 4.566.310.400 10 Biaya UmumSosial 6 000 000 20 000 000 20 000 000 21 000 000 Total 1 591 860 922 6 130 569 415 6.470 249 714 6 832 893 397 Besarnya biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 1 591 860 922, pada tahun 2014 Rp 6.130.569.415, pada tahun 2015 adalah sebesar Rp 6 470 249 714 ,dan pada tahun 2016 adalah Rp 6 832 893 397. Rincian biaya tetap dapat dilihat pada lampiran 4. Biaya tetap yang dikeluarkan PT. IMT sesetiap tahunnya mengalami peningkatan, namun tidak secara signifikan. Hal tersebut terjadi karena kebutuhan pabrik yang tidak menentu sesetiap tahunnya, seperti biaya pengolahan dan pemeliharaan pabrik. Selain itu gaji pegawai dan pekerja pabrik sesetiap tahun juga mengalami peningkatan serta karena adanya peningkatan produksi yang diikuti dengan peningkatan jumlah SDM sumberdaya manusia. Biaya tetap riil pada tahun 2013 dapat dilihat pada lampiran 3. Biaya variabel merupakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan terkait proses pengolahan dan penggunaan input produksi. Selain itu, biaya variabel selaras dengan perkembang produksi atau penjualan sesetiap tahun. Besarnya biaya variabel dipengaruhi oleh jumlah produksi pabrik. Biaya variabel terdiri dari biaya pembelian TBS, insentif TBS ke supplier, lembur, dan biaya transport produksi pabrik. Rekapitulasi biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Rekapitulasi biaya variabel PT. IMT No Uraian Tahun 2013 Rp Tahun 2014 Rp Tahun 2015 Rp Tahun 2016 Rp 1 Pembelian TBS 21 567 652 500 51 804 846 000 55 949 233 680 60 425 172 374 2 Insentif Suplier 287 568 700 690 731 280 739 082 470 805 668 965 3 Fee ke Koperasi 53 919 131 129 512 115 139 873 084 151 062 931 4 Fee Lahan PKS 71 892 175 172 682 820 186 497 446 201 417 241 5 Biaya Lembur 349 670 408 579 159 302 608 117 267 638 523 130 6 Biaya Transport CPO 665 076 265 1 637 595 680 1 792 644 420 1 967 160 500 7 Biaya Transport Kernel 113 529 600 293 104 800 325 935 360 365 753 510 8 Biaya Transport Cangkang 77 643 540 338 787 720 399 104 460 438 904 175 Total 23 186 952 319 55 646 419 717 60 140 488 187 64 993 662 827 Total biaya variabel mengalami peningkatan sesetiap tahun, pada tahun 2013 sebesar Rp 23 186 952 319, pada tahun 2014 sebesar Rp 55 646 419 717, pada tahun 2015 sebesar Rp 60 140 488 187, dan pada tahun 2016 sebesar Rp 64 993 662 827. Peningkatan biaya variabel tersebut dikarenakan semakin meningkatnya jumlah TBS yang akan diolah. Rincian biaya variebel dapat dilihat pada Lampiran 4.

3. Laporan Laba Rugi PT. IMT

Laporan laba rugi berisi tentang total penerimaan pengeluaran dan kondisi keuntungan yang diperoleh PT. IMT. Laporan laba rugi sangat penting keberadaanya karena dapat dijadikan sebagai alat untuk memprediksi keuangan di masa mendatang. Laba rugi juga bermanfaat untuk menarik investor atau kreditor agar ikut berkontribusi dalam suatu usaha. Ketika suatu usaha mengalami peningkatan pendapatan usaha yang konsisten, hal ini dapat memberikan keyakinan kepada investor maupun kreditor untuk menanam modal atau meminjam kan modal terhadap suatu usaha. Selain itu dengan adanya laporan laba rugi akan memudahkan untuk mementukan besarnya aliran kas tahunan yang diperoleh suatu usaha. Perbedaan antara penghitungan cashflow dengan laba rugi terletak pada perhitungan biaya investasi, bunga pinjaman, dan perhitungan pajak. Pada perhitungan cashflow, semua biaya yang berhubungan dengan suatu usaha diperhitungkan secara detail termasuk biaya prausaha atau biaya investasi. Sedangkan ada perhitungan laba rugi perhitungan biaya investasi tidak dilakukan. Laporan laba rugi digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai tujuannnya