kemudian mengisi kapasitor. Bila kapasitor telah diisi, sebuah isyarat tegangan untuk
mengontrol timbulnya penyalaan dalam coil sensor dengan menggunakan pintu G dari SCR Silicon Controlled Rectifier untuk
mengalirkan arus dari A ke K. Kemudian listrik yang dikumpulkan dalam kapasitor disalurkan pada suatu saat melalui SCR dalam lilitan primer
dari coil. Arus ini membangkitkan tegangan yang lebih tinggi dalam lilitan sekunder, yang menyebabkan terjadinya loncatan bunga api pada
busi.
2.5.2 Saat Penyalaan dan Pembakaran
Pembakaran normal sempurna, dimana bahan bakar dapat terbakar
seluruhnya pada saat dan keadaan yang dikehendaki. Mekanisme pembakaran normal pada motor bensin dimulai pada saat
terjadiny a loncatan bunga api pada busi. Selanjutnya api membakar gas
yang berada di sekelilingnya dan terus menjalar ke seluruh bagian sampai semua partikel gas terbakar habis. Pada saat gas bakar dikompresikan,
tekanan dan suhunya naik, sehingga terjadi reaksi kimia dimana molekul- molekul hidrokarbon terurai dan tergabung dengan oksigen dan udara.
Sebelum langkah kompresi berakhir terjadilah percikan api pada busi yang kemudian membakar gas tersebut. Dengan timbulnya energi panas,
tekanan dan suhunya naik secara mendadak, maka torak terdorong
menuju titik mati bawah
Pembakaran tidak sempurna tidak normal, adalah pembakaran dimana nyala api dari pembakaran ini tidak menyebar secara teratur dan merata sehingga
menimbulkan masalah atau bahkan kerusakan pada bagian-bagian motor Suyanto 1989 : 257. Pembakaran yang tidak sesuai dengan yang dikehendaki sehingga
tekanan di dalam silinder tidak bisa dikontrol, sering disebut dengan autoignition. Autoignition adalah proses pembakaran dimana campuran bahan bakar tidak
terbakar karena nyala api yang dihasilkan oleh busi melainkan oleh panas yang lain, misalnya panas akibat kompresi atau panas akibat arang yang membara dan
sebagainya. Pembakaran tidak sempurna dapat mengakibatkan seperti knocking
dan pre-ignition yang memungkinkan timbulnya gangguan dan kesukaran- kesukaran dalam motor bensin Suyanto 1989 : 259.
Loncatan bunga api terjadi sesaat torak mencapai titik mati atas TMA sewaktu langkah kompresi. Saat loncatan bunga api biasanya dinyatakan dalam
derajat sudut engkol sebelum torak mencapai titik mati atas. Pada pembakaran sempurna setelah penyalaan dimulai, api menjalar dari busi dan menyebar ke
seluruh arah dalam waktu yang sebanding, dengan 20 derajat sudut engkol atau lebih untuk membakar campuran sampai mencapai tekanan maximum. Kecepatan
api umumnya kurang dari 10-30 mdetik. Panas pembakaran pada TMA diubah dalam bentuk kerja dengan efisiensi yang tinggi. Kelambatan waktu akan
meurunkan efisiensi. Ini disebabkan rendahnya tekanan akibat pertambahan volume dan waktu penyebaran api yang terlalu lambat. Penyalaan yang terlalu
cepat juga dapat menurunkan efisiensi sekalipun tekanannya tinggi akibat langkah kompresi. Jadi harus mempunyai waktu penyalaan yang pasti.
Gambar 2.4 p-v diagram waktu pengapian Gambar 2.4 memperlihatkan waktu pengapian secara visual. Grafik 1-2-
A-B-C adalah penyalaan yang terlambat dan grafik 1-A-B-B’-B-C adalah penyalaan yang terlalu cepat. Dalam hal terakhir tekanan dan suhu menjadi tinggi
antara B dan B’, jadi kehilangan panas dan gesekan menjadi lebih besar dari biasanya.
2.6 Generator Set