Kondisi Hidro-Oseanografi Kualitas Air

5

2.1.2. Kondisi Hidro-Oseanografi

Kondisi hidro-oseanografi dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti batimetri, angin dan arus. Batimetri atau kontur kedalaman perairan Teluk Banten mengikuti bentuk garis pantai dengan panjang garis pantai 22.5 km, dimana kedalamannya berkisar antara 0 m hingga 30 m dan semakin meningkat hingga 40 m menuju laut lepas yaitu Laut Jawa seperti yang tertera pada Gambar 1 Bakosutanal, 1997. Angin yang bertiup di Serang-Banten pada bulan Maret- Agustus didominasi oleh angin yang bertiup dari timur dan tenggara Gambar 2 dengan kecepatan 2-3 ms BMKG, 2010. Kondisi arus pada bulan September- Januari didominasi oleh arus Timur Laut sedangkan pada bulan Februari-Agustus didominasi oleh arus Barat Laut BMKG, 2010. Gambar 2. Windrose pada bulan Maret-Agustus 2010 Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Pusat, Jakarta Resultant Vector 124 deg - 41 NORTH SOUTH WEST EAST 5 10 15 20 25 Kecepatan angin ms ≥ 4.0 3.0 – 4.0 2.0 – 3.0 1.5 – 2.0 1.0 – 1.5 0.5 – 1.0 – Utara Barat Timur Selatan Vektor Resultan 124º - 41 6

2.1.3. Kualitas Air

Warna perairan di pesisir Teluk Banten berwarna hijau, lebih keruh disekitar muara sungai, dan biru tua menuju laut lepas Bapedal, 2006. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purbani et al. 2010 menunjukan bahwa warna perairan di Teluk Banten dipengaruhi oleh masukan dari daratan karena sedimen perairan sebagian besar terdiri dari lanau dan pasir. Selanjutnya kekeruhan yang pada umumnya tinggi di muara sungai karena adanya masukan dari daratan. Hasil pengukuran yang dilakukan oleh BPSDA tahun 2002 Bapedal, 2006 menunjukan bahwa kekeruhan di Sungai Cibanten telah melebihi ambang batas yaitu berkisar antara 10-45 NTU di Kasemen dan 13-96 NTU di Jembatan Ciawi dengan batas baku mutu ≤ 25NTU. Hasil pengukuran suhu air laut di perairan sekitar Teluk Banten yang dilakukan oleh Departemen Kelautan tahun 2002 Bapedal, 2006 berkisar antara 30º –32º C. Suhu tersebut dipengaruhi oleh kondisi meteorologi daerah seperti curah hujan, penguapan, arus serta intensitas radiasi matahari. DO tertinggi di Teluk Banten terjadi pada bulan April 5.70-6.27 mll dan terendah pada bulan Oktober 4.71-5.97 mll Simanjuntak, 2007. Salinitas di perairan sekitar Teluk Banten berkisar antara 32-34 ‰. Salinitas tertinggi terjadi pada bulan Mei-Juni dan terendah terjadi pada bulan Januari-Februari. Hal ini terkait dengan debit air tawar yang masuk ke perairan laut yang sejalan dengan variasi curah hujan Bapedal, 2006. pH di perairan Teluk Banten berkisar antara 7.85-8.28 yang berarti perairan tersebut tergolong basa. 7

2.2. Logam Berat