7
2.2. Logam Berat
Logam berat dalam perairan laut dapat ditemukan dalam bentuk terlarut ion logam berat yang membentuk kompleks dengan senyawa organik maupun
anorganik Chester, 1993 dan bersifat esensial dibutuhkan oleh organisme contohnya zinc Zn maupun non-esensial contohnya Pb Hutagalung et al.,
1997. Logam berat tersebut bersifat toksik di perairan apabila kadarnya melebihi baku mutu. Selain itu, logam berat yang terserap ke dalam tubuh organisme dapat
terakumulasi dan mengakibatkan penyakit maupun kematian bagi organisme akuatik maupun manusia yang mengkonsumsinya.
2.2.1. Timbal Pb
Di dalam perairan Pb ditemukan dalam bentuk terlarut dan tersuspensi. Pb yang terlarut pada konsentrasi tertentu akan berubah fungsi menjadi racun bagi
organisme akuatik. Sebagian besar masyarakat di sekitar perairan Teluk Banten membudidayakan rumput laut dan tangkapan utama mereka adalah rajungan,
sehingga kadar Pb terlarut sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan kehidupan organisme sekitar. Pb yang terserap ke dalam tubuh organisme akan
terakumulasi pada jangka waktu yang lama sehingga akan menghambat pertumbuhan.
Sumber alami utama Pb yang berasal dari daratan yaitu galena PbS, gelesite PbSO
4
, dan cerrusite PbCO
3
Effendi, 2003. Selain itu, Pb dapat berasal dari atmosfer yaitu melalui pelepasan Pb ke atmosfir meningkat tajam
akibat pembakaran minyak dan gas bumi, kemudian jatuh ke laut mengikuti air hujan. Menurut EPA tahun 1973, kadar maksimum Pb dalam air laut sebesar
0.005 ppm Hutagalun, 1994. Sumber lainnya yaitu kegiatan kapal di pelabuhan
8
dan bongkar muat barang yang turut menyumbang Pb. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rochyatun et al. 2005 di perairan Banten menunjukan bahwa
kadar Pb rata-rata adalah 0.006 ppm. Pb mempunyai daya toksitas yang tinggi untuk manusia dan dapat merusak perkembangan otak pada anak-anak,
menyebabkan penyumbatan sel-sel darah merah, anemia dan mempengaruhi anggota tubuh lainnya.
2.2.2. Penyebaran Logam Berat
Logam berat masuk ke perairan melalui tiga proses yaitu pengendapan mengendap di dasar perairan, adsorpsi penyerapan Pb terlarut ke dalam partikel
tersuspensi, dan absorbsi penyerapan oleh organisme-organisme perairan Bryan, 1976. Setelah berada di perairan logam berat akan menyebar luas dan
hal tersebut tergantung dari kondisi perairan seperti pasang surut dan arus. Saat pasang, logam berat akan menyebar lebih luas di perairan karena ketinggian air
yang memungkinkan pergerakan air menjadi lebih luas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Handiani tahun 2004 Wulandari et al., 2008 menunjukan bahwa
sebaran logam berat yang lebih luas di perairan dengan konsentrasi yang semakin menurun menuju laut lepas.
2.3. Analisis Spasial