21 menurunkan total protein Forsbäck et al. 2011. Protein sangat penting dalam
sintesis laktosa susu, α-lactalbumin dan β-lactoglobulin merupakan fraksi protein susu serta bagian dari enzim lactose synthase. Fungsi enzim tersebut adalah
menggabungkan molekul glukosa dan galaktosa menjadi laktosa susu, sedangkan laktosa susu sangat mempengaruhi produksi susu.
Hasil percobaan fermentasi in vitro, dengan penambahan 2 dalam konsentrat menghasilkan kadar NH
3
lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol sehingga masih mendukung suplai N untuk pembentukan dinding sel mikroba
sebagai protein sel tunggal. Protein susu tergantung kualitas bahan pakan khususnya kandungan dari protein dan N pakan. Pada ternak ruminasia, pakan
protein diberikan dalam dua bentuk yaitu rumen degradable protein RDP dan rumen undegradable protein RUP. Kecukupan dari RDP sangat penting dalam
mendukung pertumbuhan mikroba rumen, sekitar 60 – 75 dari laju aliran asam amino ke usus halus Agricultural Research Council 1980 dalam Mikolayunas-
Sandrock et al. 2009. Kalscheur et al. 2006 melaporkan bahwa sapi yang diberikan ransum formula yang mengandung RDP dibawah kebutuhan yang
direkomendasikan NRC dapat menurunkan produksi susu, lemak susu, dan protein susu, sebab kekurangan RDP dapat menghambat pertumbuhan mikroba
rumen.
Lemak, laktosa, dan protein sangat mempengaruhi bahan kering BK susu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian daun sirih berpengaruh nyata
P0.05 terhadap rataan kandungan BK susu. Kandungan BK susu cenderung meningkat pada perlakuan 2d dan 4d. BK susu sangat dipengaruhi oleh
kandungan lemak susu, semakin tinggi lemak susu maka semakin tinggi BK susu. BK susu yang dihasilkan berkisar antara 9.39 sampai dengan 10.39.
Selain BK, komposisi susu yang penting lainnya adalah kandungan bahan kering tanpa lemak BKTL meliputi kandungan laktosa dan protein. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan daun sirih berpengaruh terhadap peningkatan BKTL Tabel 6, dari rataan perlakuan kontrol lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan penambahan tepung daun sirih. Pada perlakuan kontrol menghasilkan BKTL lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan 2d, 4d,
2s, dan 4s, sehingga perlakuan daun sirih tidak mempengaruhi komposisi BKTL. Hasil penelitian Raluca dan Gavan 2010 mengkaji pengaruh jumlah sel somatis
terhadap komposisi susu melaporkan bahwa peningkatan jumlah sel somatis susu dapat menurunkan BKTL. Badan Standar Nasional SNI 01-3141-1998 tentang
syarat susu segar menetapkan kandungan BKTL minimal 8.0 sehingga rataan BKTL yang diperoleh dari penelitian ini masih memenuhi syarat.
3.2.3 Pengaruh Penambahan Tepung Daun Sirih Terhadap
Immunoglobulin G IgG
Pengaruh penambahan tepung daun sirih dalam konsentrat sapi perah terhadap sistem kekebalan immunoglobulin G, IgG dapat dilihat pada Tabel 7.
Hasil anaslisis sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan tepung daun sirih tidak berpengaruh nyata terhadap rataan konsentrasi IgG pada minggu I, II dan
minggu ketiga. Pada minggu pertama penambahan tepung daun sirih tidak berbeda tidak terdapat perbedaan nyata di antara perlakuan, perlakuan 0, 2d, 4d,
2s, dan 4s menunjukkan rataan nilai IgG yang tidak berbeda jauh masing-masing
22 1.186, 1.273, 1.166, 1.214, dan 1.202. pada minngu kedua juga terlihat sama
seperti pada minngu II yaitu 1.252, 1.213, 1.272, 1.084, dan 1.256. namun pada Minggu III cenderung menurun pada semua perlakuan, masing-masing yaitu
0.949, 0.968, 0.902, 0.924, dan 0.854.
Pada Minggu pertama dan kedua peningkatan IgG mungkin disebabkan oleh “stress” yang dialami oleh semua ternak akibat pemberian tepung daun sirih,
sehingga terjadi peningkatan antibodi alami dalam tubuh ternak. Namun pada minggu ketiga terjadi adaptasi akibatnya terjadi penurunan IgG. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penambahan tepung daun sirih dalam ransum sapi perah yang terinfeksi mastitis subklinis tidak memberikan pengaruh terhadap sistem
kekebalan tubuh. Menurut Maunsell et al. 1998 bahwa transport selektif IgG sel epitel kelenjar mamae lebih tinggi selama pembentukan kolostrum dibandingkan
dengan infeksi kelenjar mamae, sebab infeksi kelenjar mamae menurunkan beberapa fungsi sel sekretori yang ada dalam mengatur reseptornya sehingga
menurunkan massa total IgG yang ditransporkan.
Tabel 8 Pengaruh penambahan tepung daun sirih terhadap Immunoglobulin G µgml
Perlakuan Pengamatan Minggu Ke-
1 2
3 1.186 ± 0.050
1.252 ± 0.124 0.949 ± 0.100
2 d 1.237 ± 0.122
1.213 ± 0.066 0.968 ± 0.079
4 d 1.166 ± 0.055
1.272 ± 0.094 0.902 ± 0.055
2 s 1.214 ± 0.077
1.084 ± 0.109 0.924 ± 0.066
4 s 1.202 ± 0.087
1.256 ± 0.174 0.854 ± 0.073
Batavani et al. 2007 melaporkan bahwa sapi penderita mastitis subklinis +++ meningkat immunoglobulinnya sebesar 48.20. Susu normal mengandung
immunoglobulin 7.43 sedangkan susu yang berasal dari sapi mastitis subklinis mengandung 26.86 . Peningkatan konsetrasi IgG berhubungan erat dengan
peningkatan jumlah sel somatis, semakin tinggi jumlah sel somatis maka semakin tinggi konsentrasi IgG sebab peningkatan IgG merupakan respon tubuh dalam
menginaktifasikan antigen berupa bakteri. Namun peningkatan tersebut tidak setara dengan IgG kolostrum. Akan tetapi dalam penelitian ini kadar IgG tidak
berpengaruhnya nyata sehingga penurunan jumlah sel somatis tidak dipengaruhi oleh IgG.
Menurut Liu et al. 2008 bahwa dinamika spesifik titer IgG sangat jelas dan konsisten dengan pelepasan Immunoglobulin G. van Knegsel et al. 2007
mendefinisikan antibodi sebagai substansi yang mengikat antigen terdapat dalam tubuh individu secara alami dan merupakan bagian dari sistem imun bawaan
innate immune system. Nampaknya pemberian daun sirih lebih berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan bakteri daripada terhadap peningkatan daya tahan
tubuh sapi.
23
3.2.4 Pengaruh Penambahan Tepung Daun Sirih Terhadap Produksi Susu