BAB II KAJIAN PUSTAKA
II.1. Perkembangan Internet dan Jurnalisme
Teknologi bisa menjadi sahabat sekaligus musuh bagi koran cetak. Seperti ketika televisi memaksa koran untuk mengubah jalan bisnis mereka dalam
melayani pembaca. Sekarang, keberadaan jaringan komputer yang terhubung merupakan tantangan terbesar medium ini. Orang-orang telah dapat mencari
lowongan kerja dan dapat mempromosikan produk mereka sendiri secara online, sehingga telah memotong penghasilan koran. Internet dan world wide web
memberikan pembaca lebih banyak informasi dan lebih dalam dengan kecepatan yang tinggi Baran, 2004: 122.
Internet pada dasarnya merupakan sebuah jaringan antarkomputer yang saling berkaitan. Jaringan ini tersedia secara terus-menerus sebagai pesan-pesan
elektronik, termasuk email, transmisi file, dan komunikasi dua arah antarindividu atau komputer. Internet sebagai sebuah jaringan pada Departemen Pertahanan dan
Komunikasi Ilmiah sudah ada kira-kira selama 20 tahun. Yang membuat jaringan itu tiba-tiba menarik bagi para pengguna awam adalah penemuan Mosaic pada
tahun 1993, sebuah browser untuk worl wide web yang telah membuat sumber- sumber internet yang lebih banyak dapat diakses Severin, 2005: 6. Mosaic
ditemukan oleh Marc Andreessen dan Eric Bina setelah melakukan percobaan selama tiga bulan. Program ini menjadi gerbang bagi orang awam untuk
mengeksplorasi web Vivian, 2008: 261. Segala fasilitas dan kemudahan yang ditawarkan internet dalam
pemenuhan kebutuhan informasi bagi manusia menjadikannya primadona. Orang- orang menjadi lebih senang mencari informasi melalui layanan internet. Meski
begitu besar manfaatnya, internet juga memiliki kelemahan. Sven Birkets 1994 dalam Severin berpendapat bahwa adanya perubahan dari budaya cetak ke budaya
elektronik akan menyebabkan pemiskinan bahasa. Dia menyatakan bahwa komunikasi elektronik mengarah kepada penggunaan “bahasa sederhana” seperti
dalam telegram Severin, 2005: 8.
Di dalam media online kita akan sering menjumpai berita yang sangat pendek bahkan ada yang terdiri dari dua paragraf. Ini dikarenakan dalam
jurnalisme online, kecepatan menjadi faktor utama. Namun kemudian, berita yang telah dipublikasikan sebelumnya akan dilengkapi kembali dengan pemberitaan
berikutnya. Singkatnya penulisan berita juga terkait dengan psikologi pembaca online
yang cenderung membaca cepat. Kalau dulu internet merupakan domain pribadi dari periset-periset dan
ilmuwan-ilmuwan Amerika Serikat, maka kini internet telah menjadi suatu sistem komunikasi global yang dipakai oleh jutaan orang di seluruh dunia untuk tujuan-
tujuan akademik dan bisnis, serta untuk korespondensi pribadi dan pencarian informasi.
Internet dilahirkan pada puncak Perang Dingin pada tahun 1969, sebagai jaringan eksperimental yang disebut ARPANET. Pada tahun pertamanya,
ARPANET menghubungkan empat pusat komputer universitas yang terlibat dalam riset militer untuk U.S. Defense Department’s Advanced Research Project
Agency Badan Proyek Riset Lanjut Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
Fokus dari riset ini adalah untuk merancang suatu “Internetwork” komputer- komputer yang akan terus berfungsi bahkan bilamana segmen-segmen utama
dihancurkan oleh bom nuklir atau disabot Fidler, 2002: 151. Sementara tujuan aslinya adalah untuk memudahkan pertukaran riset, pemrograman, surat dan
informasi secara elektronik di kalangan pendidik dan periset, internet telah berkembang dalam cara-cara yang tidak terduga begitu militer menyerahkan
pengendalian atas perkembangan dan pendanaan internet kepada organisasi- organisasi sipil dalam awal tahun 1980-an. Data ilmiah penting dan pemikiran-
pemikiran tetap menjadi bagian besar dari lalu lintas, tetapi hubungan-hubungan antarmanusialah yang membentuk medium ini. Yang penting bagi kebanyakan
pengguna internet adalah pertukaran bebas gagasan-gagasan dan diskusi-diskusi tentang nilai-nilai.
Tidak heran jika kemudian pemanfaatan internet semakin berkembang luas dalam kehidupan bermasyarakat. Sejak awal diluncurkan sebagai jaringan yang
bebas diakses siapa saja, internet mendapat sambutan positif. Perkembangan teknologi perangkat komunikasi yang efisien turut mendukung melebarnya
penggunaan internet di masyarakat. Dulu berkirim surat untuk komunikasi jarak jauh yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Kini, dengan email dalam
hitungan detik bahkan saat itu juga kita sudah bisa menerima pesan dari mana saja.
Penggunaan internet juga turut menyentuh perkembangan komunikasi massa. Media massa yang memiliki ciri khas utama mampu menjangkau khalayak
yang luas sekaligus tidak lepas untuk harus segera beradaptasi dengan perkembangan teknologi ini. Komputerisasi dalam pembuatan media massa cetak
membantunya dalam perbaikan tata letak yang lebih dinamis dan menarik dilengkapi dengan gambar dan warna yang sesuai, sehingga koran mampu
bertahan diterpa gempuran radio dan televisi. Di era digitalisasi seperti sekarang ini, banyak media massa yang juga
mulai membuat media versi online. Media sekarang ini tidak lagi cukup hanya memiliki satu jenis bentuk media. Koran cetak misalnya, sebagian besarnya juga
telah memiliki website untuk memuat berita. Pemuatan berita dalam media online kini dikenal dengan istilah jurnalistik online. Praktisi media harus memahami
bahwa konsumen berita era baru yang berorientasi ke depan ini mensyaratkan jurnalisme gaya baru agar media tersebut dapat bertahan.
Dalam istilah lebih luas, jurnalisme harus berubah dari sekadar sebuah produk – berita atau agenda perusahaan media – menjadi pelayanan yang lebih
bisa menjawab pertanyaan konsumen, menawarkan sumber daya, menyediakan alat. Pada tingkat ini, jurnalisme harus berubah dari sekadar menggurui –
memberitahukan publik apa yang mereka perlu tahu – menjadi dialog publik, dengan wartawan menginformasikan dan membantu memfasilitasi diskusi. Ide
pentingnya adalah ke depan pers akan memperoleh integritas berdasarkan jenis konten yang disampaikan dan kualitas pekerjaan. Bukan dari fungsi eksklusifnya
sebagai penyedia informasi tunggal atau perantara antara sumber berita dan publik Kovach, 2012: 183.
Jurnalistik online disebut juga cyber journalism, jurnalistik internet atau jurnalistik website, merupakan generasi baru setelah jurnalistik konvensional dan
jurnalistik penyiaran. Jurnalitik jenis ini berkembang pesat setelah
berkembangnya jaringan internet di dunia. Pengertian jurnalistik online terkait banyak istilah, yakni jurnalistik, online, internet dan website. Sumber
Di tengah zaman banjir informasi seperti sekarang ini justru media massa mendapat tantangan lain lagi. Meluasnya jaringan internet dan penggunaan
jejaring sosial, didukung lagi dengan teknologi media komunikasi, menjadikan siapapun bisa melaporkan peristiwa apa yang sedang terjadi saat itu. Istilah
jurnalisme warga, di mana warga melaporkan peristiwa yang diketahuinya, dilihatnya atau bahkan dialaminya sendiri, semakin marak ditemui di masyarakat.
Banyak isu yang telah berkembang di masyarakat bahkan sebelum media massa memuatnya. Jejaring sosial biasanya menjadi motor utama penyebaran
informasi di masyarakat. Berita akan tersebar di masyarakat bahkan saat peristiwa itu terjadi. Kicauan lewat twitter misalnya, dengan cepat akan disebarkan oleh
pengguna twitter lainnya. Lantas apa lagi guna media massa maupun wartawan di masa sekarang? Bukankah fungsi utama mereka sebagai penyampai informasi
telah banyak diambil alih oleh warga dengan memanfaatkan internet dan jejaring sosial yang mereka miliki?
Bill Kovach dan Tom Rosenstiel merumuskan apa yang dibutuhkan masyarakat dari wartawan Kovach, 2012: 184.
1. Otentikator Pensahih: masyarakat akan membutuhkan wartawan
untuk membantu mensahihkan fakta yang benar dan dapat dipercaya. Namun begitu, kita tetap tidak bisa melihat wartawan sebagai penyedia
informasi tunggal. Kita tetap perlu beberapa cara untuk membedakan informasi apa yang bisa dipercaya dan beberapa bukti mendasar
mengapa demikian dengan cara melihat seberapa transparan pemberitaan yang dibuat oleh wartawan tersebut terkait dengan sumber
dan metode memperolehnya. Kita tidak lagi bisa menganggap sesuatu bisa dipercaya hanya karena ada di koran atau dari media. Peran
penyahih akan jadi yang utama dalam ruh pembangunan otoritas perusahaan media dan elemen kunci yang relevan ketika mereka tak
lagi memonopoli arus informasi atau perhatian publik.
2.
Sense Maker Penuntun Akal : wartawan meletakkan informasi pada
konteks dan mencari kaitannya hingga konsumen bisa memutuskan apa makna berita itu sesungguhnya. Berjibunnya suplai informasi
membuat upaya membangun pengetahuan menjadi kian sulit. Upaya membangun makna mensyaratkan pencarian keterkaitan antarfakta
untuk membantu menjawab pertanyaan kita. Perlu penjelasan tentng implikasi berita dan mengenali pertanyaan yang tak terjawab dan
membantu kita menemukan pertanyaan apa yang lebih penting selanjutnya. Peran penuntun akal bukan sekadar peran komentator
melainkan bersifat mendalam dengan pencarian fakta dan informasi yang menjadikan semua saling terkait.
3.
Investigator: wartawan harus melanjutkan fungsi sebagai investigator
publik yang banyak diistilahkan sebagai peran anjing penjaga. Jurnalisme yang mengekspose apa yang disembunyikan atau
dirahasiakan menjadi begitu penting dan esensial di pemerintahan demokratik. Sehingga nilai pentingnya begitu fundamental bagi
jurnalisme baru dan lama. Fungsi ini kurang sering muncul di budaya media kita sekarang ini karen berita terkesan tergesa-gesa.
4.
Witness Bearer Penyaksi: fungsi ini tidak jauh berbeda dengan fungsi
“anjing penjaga” yang sudah lebih akrab di telinga kita. Hanya saja berada di tingkat lebih ramah namun lebih mendalam dibanding
sebelumnya. Ada hal tertentu di komunitas yang harus diawasi, diawasi dan diteliti. Jika tidak, pemerintah dan pihak yang ingin
mengeksploitasi akan mengedepankan kepentingan pribadi daripada kepentingan publik. Di era baru sekarang pers yang lemah tidak boleh
merajalela. Langkah penting di sini minimal adalah mengenli tempat yang mesti diawasi dalam komunitas demi keutuhan dasar masyarakat
sipil dan dengan kehadirannya itu mengisyaratkan pesan kepada penguasa bahwa mereka sedang diawasi. Jika sumber dayanya tidak
ada, maka pers juga harus menemukan cara untuk menciptakan dan mengorganisasi jaringan teknologi dan penjaga publik baru untuk
memastikn pengawasan berjalan. Di titik ini ada potensi dibentuknya kemitraan baru dengan warga. Jika pers tidak membantu
menciptakannya, besar kemungkinan orang-orang yang berkepentingan akan menguasai ruang ini dan mengontrol arus
informasi penting. Artinya media harus mampu menggali sedalam dan sedetail mungkin informasi sebelum menuangkannya dalam berita.
5.
Pemberdaya: pers juga harus memberi alat yang memungkinkan kita
sebagai warga menemukan cara baru untuk mengetahui. Salah satunya adalah menempatkan publik sebagai bagian dari proses berita dan
bukan cuma audien. Warga diberdayakan untuk membagi pengalaman dan pengetahuan yang informatif pada pihak lain, termasuk wartawan.
Para wartawan diberdayakan dengan mengejar pengalaman dan keahlian di luar sumber formal mereka. Dialog dikembangkan
membuat kita memahami proses, bukan produk. Ini semua diawali dengan kesadaran bahwa konsumen atau warga adalah mitra penting
yang didengar dan dibantu, bukan dicermahi. Proses kemitraan ini juga membantu jurnlisme jadi lebih baik dengan memaksa mereka berpikir
lebih keras meletakkan informasi dalam konteks berguna, lengkap dengan cara menyikapinya dan memberitahu bagaimana mereka bisa
melakukan itu. Tidak hanya itu, juga dilengkapi dengan ke mana mereka bisa dapat informasi lebih bahkan ketika peristiwa masih
berlangsung.
6.
Aggregator Cerdas: masyarakat butuh agregator pintar yang menyisir
web dan bekerja melampaui kemampuan algoritma komputer dan
agregator umum. Organisasi berita masa depan harus menyisir lanskap informasi mewakili audien, melakukan pengawasan atas informasi
lain yang mungkin membantu. Agar perusahaan media bisa benar- benar membantu melayani konsumen berita yang berorientasi ke
depan, maka harus juga mengarahkan audien ke sumber website lain yang dinilai penting. Kita akan menghrgai sumber berita yang
membantu kita memanfaatkan website, tidak hanya menambahkan balok piranti Google di situsnya. Aggregator cerdas seharusnya
membagi sumber yang dirujuk. Dengan cara sama yang dipakai pers menjalankan fungsi penyahih dan penuntun akal, agregasi di sini harus
bisa mengefisienkan waktu pembaca dan mengarahkan mereka ke sumber terpercaya.
7.
Penyedia forum: wartawan harus membantu terbentuknya ruang
diskusi dan wacana yang melibatkan warga secara aktif. Koran cetak membantu menciptakan model ini ketika menemukan konsep surat
pembaca pada abad ke-19. Menurutnya, akan berbahaya bagi masyarakat sipil dan mungkin akan merugikan secara finansial bagi
perusahaan media jika lembaga berita tradisional membuang peran ini atau menyerahkannya pada pihak lain.lembaga berita milik komunitas
bisa menjadi ruang terbuka bagi warga untuk memonitor suara dari berbagai sisi, bukan hanya dari mereka yang berideologi sama dengan
kita. Sebagai warga, kita semua punya hak mempunyai ruang publik yang terbuka bagi siapapun. Jika praktisi media membayangkan bahwa
tujuan mereka adalah menginspirasi dan menginformasikan wacana publik, maka membantu mengorganisir wacana tersebut adalah fungsi
logis dan layak.
8.
Panutan: pers model baru tidak bisa mengelak dari fungsi panutan bagi
warga yang ingin membawa kesaksiannya sendiri dan sekligus bertindak sebagai wartawan warga. Tak pelak lagi mereka akan
berkaca pada wartawan untuk melihat bagaimana pekerjaan ini dilakukan. Di era digital yang kian terbuka, pers yang tak menjaga
klaim konstutisionalnya hanya akan makin mengecewakan. Karena publik mengukur kerja mereka berdasarkan harapan yang terbaik,
bukan yang terburuk, pada jurnalisme.
Maka dari itu, perusahaan pers terutama ruang redaksi, perlu menemukan gaya pengorganisasian baru bagi kerja jurnalistiknya. Pers harus lebih cerdas
dalam pekerjaannya mengingat mereka diharapkan dapat berperan sebagai pensahih di tengah era banjir informasi seperti saat ini. Pers tidak hanya bertindak
sebagai pemberi kesimpulan dari setiap informasi yang diperolehnya melalui pencarian di internet, tetapi juga memastikan kebenaran terjadinya peristiwa
tersebut. Satu-satunya cara organisasi pemberitaan bisa menyongsong masa depan
adalah dengan memahami fungsi yang mereka mainkan dalam kehidupan. Masa depan jurnalisme terletak pada fungsi yang dimainkan oleh berita dalam
keseharian publik, bukan pada teknik dan praktik ruang redaksi abad ke-20 yang sudah lewat. Bagaimana pun perubahan bentuk media akan terus terjadi di era
digital, jurnalisme pada dasarnya tetaplah sama. Jurnalisme akan senantiasa berisi fakta dan berpengaruh bagi kehidupaan publik yang luas Kovach, 2012: 201.
Meski begitu menurut Baran 2004: 122, perkawinan antara koran dengan web
belum sukses memberikan keuntungan finansial bagi koran cetak lama, tetapi memberikann tanda yang menggembirakan. Faktanya, banyak perusahaan koran
yang mengakui bahwa memang harus menerima kondisi kehilangan keuntungan ekonomi ketika membangun kepercayaan pembaca online, penerimaan dan jauh di
atas semua itu, pembaca yang sering dan teratur melihat website kita. Jurnalistik dipahami sebagai proses peliputan, penulisan dan
penyebarluasan informasi atau berita melalui media massa. Online dipahami sebagai keadaan konektivitas mengacu kepada internet atau world wide web
www. Online merupakan bahasa internet yang berarti “informasi dapat diakses di mana saja dan kapan saja” selama ada jaringan internet atau konektivitas
Romli, 2012: 12 Jurnalistik online akan selalu berkaitan dengan keberadaan jaringan
internet. Bagaimanapun juga, internet yang menghubungkan antarkomputer di seluruh dunia. Seperti yang telah kita ketahui, internet merupakan bentuk
konvergensi dari beberapa teknologi penting terdahulu seperti komputer, televisi, radio dan telepon. Internet begitu memukau dan berkembang begitu cepat dengan
variasi programnya yang menjadikan bumi ini dalam cengkeraman teknologi. Paul Bradshaw dalam Romli 2012: 12 menyebutkan ada lima prinsip
dasar jurnalistik online yaitu: 1.
Keringkasan Brevity, berita online dituntut ringkas untuk menyesuaikan dengan kehidupan manusia dan tingkat kesibukannnya yang semakin
tinggi 2.
Kemampuan beradaptasi Adaptability, wartawan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Jurnalis harus dapat
menyajikan berita dengan cara membuat berbagai keragaman format berita, baik dalam bentuk tulisan, suara maupun video
3. Dapat dipindai scannability, untuk memudahkan audiens, situs-situs
jurnalistik online hendaknya memiliki sifat dapat dipindai agar pembaca tidak perlu merasa terpaksa dalam membaca informasi atau berita
4. Interaktivitas, komunikasi dari public kepada jurnalis dalam jurnalisme
online sangat dimungkinkan dengan adanya akses yang semakin luas. Hal
ini penting karena semakin audiens merasa dilibatkan maka mereka akan merasa dihargai
5. Komunitas dan percakapan, media online memiliki peran yang lebih besar
daripada media cetak atau media konvensional lainnya, yakni sebagai komunitas. Jurnalis online juga harus memberi jawaban atau timbal balik
kepada publik sebagai sebuah balasan atas interaksi yang dilakukan publik tadi.
Pemanfaatan komputer oleh masyarakat luas mulai marak setelah penjualan komputer komersial meledak di pasaran. Banyaknya pengguna
komputer personal dan terus berkembangnya perangkat komputer beserta jaringannya menjadikan masa depan media juga turut berubah. Proses
perkembangan komputer dan jaringan memberi sumbangsih yang cukup besar dalam keberadaan media online Baran, 2012: 390.
Internet, kependekan dari interconnection-networking, secara harfiyah artinya adalah jaringan antarkoneksi. Internet dipahami sebagai sistem jaringan
komputer yang saling terhubung. Berkat jaringan itulah yang ada di sebuah komputer dapat diakses orang lain melalui komputer lainnya. Jaringan ini
mentransmisi informasi dari banyak orang ke banyak orang. Internet menghasilkan sebuah media, dikenal dengan media online Romli, 2012: 12.
Telah diramalkan bahwa di masa depan jaringan menjadi bentuk terpenting dari transmisi media. Pengembangan jaringan telah dimulai sejak tahun
1960-an. Perkembangan yang berkesinambungan dari fungsi-fungsi komputer dan peralatan lain yang terkait jaringan mulai makmur setelah tahun 1990 Wen, 2003:
83. Hampir seluruh penduduk dunia mulai bisa mengakses jaringan internet. Kantor-kantor maupun komputer milik pribadi dihubungkan dengan jaringan
untuk memudahkan perolehan dan pertukaran informasi di seluruh dunia.
Internet merupakan sarana pertukaran informasi seluruh dunia melalui serangkaian komputer yang saling berhubungan. Komponen yang paling populer
dari internet adalah world wide web www. Sebenarnya ada banyak fitur yang bisa dimanfaatkan di internet. Namun, web telah dikembangkan menjadi fitur
yang komersil. Maka website adalah komponen internet yang aling sering digunakan untuk kepentingan apapun di dunia. Termasuk untuk pemasaran bisnis,
hingga pemuatan berita bagi media massa Blech dan Blech, 2001: 495. Internet sangat tepat dikatakan sebagai “jaringan dalam jaringan” yang berkembang dalam
kecepatan yang sangat menakjubkan. Salah satu cara untuk mengakses informasi pada internet adalah melalui
world wide web , biasanya sering diesbut website atau web. Website atau site
situs adalah halaman mengandung konten media, termasuk teks, video, audio dan gambar. Website bisa diakses melalui internet dan memiliki alamat internet
yang dikenal dengan URL Uniform Resource Lacator yang berawalan www atau http: Hypertext Transfer Protocol. Dari pengertian tersebut, jurnalistik
online dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian informasi melalui media
internet, utamanya website. Membangun dan memelihara sebuah website yang sukses membutuhkan
waktu dan tenaga yang cukup banyak. Butuh kreativitas yang tinggi untuk menarik pengunjung melihat sebuah website dan meminta mereka untuk kembali
melihatnya di lain waktu. Sementara, keberlangsungan media online bergantung pada pembaca yang dengan rutin membuka website tersebut. Jika media tersebut
tidak mampu menarik pembaca untuk setia membuka website tersebut maka media tersebut tidak akan mampu bertahan lama.
Kita biasanya menganggap orang yang mengakses sebuah media sebagai anggota khalayak, namun internet memiliki pengguna, bukan anggota khalayak.
Setiap saat, atau bahkan pada saat yang sama, seseorang mungkin dapat membaca konten internet dan menciptakan konten untuk disebarkan melalui internet.
Misalnya saat mengakses email ataupun chating, merupakan salah satu contoh bagaimana sorang pengguna internet bisa menjadi pembaca sekaligus pencipta
pesan. Dengan mudah kita dapat mengakses web, dari satu halaman ke halaman yang lain Baran, 2012: 399.
Media dan website bekerja bersama-sama dengan baik karena keduanya adalah berhubungan dengan komunikasi yang bersifat massa. Website membawa
komunikator bersama-sama membangun komunitas dan menampilkan produk media, teks ataupun karya seni kepada khalayak global. Kita bisa memasukkan
segala bentuk pesan ke dalam web, baik berupa teks, gambar, gambar bergerak suara hingga paduan kesemuanya.
Internet dan website membentuk kembali cara kerja media-media secara signifikan. Ketika media yang berinteraksi dengan kita berubah, peran yang
dimainkannya di dalam kehidupan kita dan dampak yang dimilikinya dalam kebudayaan kita juga akan turut berubah Baran, 2012: 388.
II.1.1. Konvergensi Konvergensi adalah bentuk revolusioner dan evolusioner dari jurnalisme
yang muncul di berbagai belahan dunia. Definisi konvergensi bergantung pada perspektif masing-masing individu. Konvergensi dimaknai berbeda di tiap negara,
karena adanya perbedaan budaya. Faktor lain yang mempengaruhi defenisi tersebut adalah regulasi yang mengatur kepemilikan media dan kekuatan
teknologi digital. Larry Pryorr, professor komunikasi dari University of South California,
mengemukakan defenisi konvergensi yaitu “konvergensi adalah apa yang terjadi di ruang berita sebagai staf editorial anggota bekerja sama untuk menghasilkan
beberapa produk untuk beberapa platform untuk menjangkau khalayak massa dengan konten interaktif.” Secara umum, konvergensi adalah sebuah kondisi di
mana suatu media massa memiliki beragam platform untuk memuat berita maupun informasi yang mereka sajikan Quinn dan Filak, 2005: 3.
Adapun Jenkins dalam Jurnal Dewan Pers 2013: 17, berpendapat bahwa konvergensi multimedia massa menciptakan kebudayaan baru karena isi pesan
pemberitaan berhamburan datang dengan berbagai platform piranti lunak di beragam piranti kerasnya. Konvergensi adalah kata untuk menggambarkan
perubahan teknologi, industri, budaya dan sosial yang datang bersama-sama dari industri yang sebelumnya terpisah komputasi, cetak, film, audio dan sebagainya.
Sehingga dalam prakteknya, perusahaan pers yang menerapkan konvergensi
multimedia harus mempekerjakan wartawan yang punya keahlian ganda pula. Mereka harus mampu melakukan berbagai jenis peliputan dengan menggunakan
berbagai perangkat, mengolah hasil liputan dalam berbagai bentuk penyiaran serta menyebarkan berita dengan menggunakan berbagai saluran.
Dalam konteks media online saat ini, konvergensi bisa dibuat hanya dalam satu halaman website. Media tidak lagi harus membuat stasiun televisi atau radio
yang membutuhkan dana besar untuk operasional. Cukup dengan sebuah halaman website
, seluruh platform media bisa dibuat. Media bisa menyajikan berita dalam format tulisan, suara, atau paduan suara dan gambar yang bergerak.
Professor Rich Gordon dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lima bentuk konvergensi yang ada di Amerika Serikat sebagai
berikut Gordon dalam Quinn dan Filak, 2005: 4-6: 1.
Konvergensi kepemilikan. Hal ini berkaitan dengan pengaturan dalam satu perusahaan media besar yang mendorong cross-promosi dan berbagi
konten antara cetak, online dan platform televisi dimiliki oleh perusahaan yang sama. Contoh terbesar di Amerika Serikat adalah Tribune Company.
Presiden Jack Fuller mengatakan bahwa memiliki televisi, radio dan surat kabar dalam satu pasar memberikan cara untuk menurunkan biaya,
meningkatkan efisiensi, dan memberikan kualitas berita yang lebih tinggi pada saat tekanan ekonomi
2. Konvergensi taktis. Ini menggambarkan berbagi konten pengaturan dan
kemitraan yang telah muncul di antara media perusahaan dengan kepemilikan terpisah. Yang paling umum model kemitraan antara stasiun
televisi atau kabel channel dan surat kabar di mana masing-masing perusahaan tetap dengan pendapatan sendiri. Gordon mencatat: dalam
sebagian besar pasar, motivasi utama dan tujuan awal kemitraan ini tampaknya untuk kepentingan promosi
3. Konvergensi struktural. Bentuk konvergensi terkait dengan perubahan
pengumpulan berita dan distribusi, Gordon menulis, tetapi juga merupakan proses manajemen dalam arti memperkenalkan perubahan dalam praktek
kerja. Sebuah contoh adalah Orlando Keputusan Sentinel untuk mempekerjakan tim produsen multimedia dan editor untuk mengemas
materi cetak untuk televisi. Tim penulisan ulang konten cetak dalam bentuk yang sesuai untuk televisi itu. Sementara itu, sebuah situs web
yang terpisah menghasilkan bahan asli dan juga mengemas ulang konten dari koran dan televisi mitra. Mereka juga menghasilkan konten terfokus,
seperti televisi talkbacks antara wartawan cetak dan televisi partner. Talkbacks
terdiri dari percakapan antara penyiar televisi dan wartawan spesialis di lapangan.
4. Konvergensi pengumpulan informasi. Ini terjadi di tingkat pelaporan dan
istilah Gordon untuk situasi di mana perusahaan media membutuhkan wartawan untuk memiliki beberapa keterampilan. Di beberapa bagian
dunia, ini merupakan bentuk yang paling kontroversial dari konvergensi sebagai perdebatan orang-orang apakah satu orang bisa berhasil
menghasilkan konten yang berkualitas di semua bentuk media. Beberapa istilah muncul untuk menggambarkan fenomena ini, termasuk platypus
atau Inspector Gadget atau ransel jurnalisme. Reporter multimedia tunggal mungkin merupakan pilihan yang sesuai dan bisa diterapkan di acara-acara
berita kecil atau di organisasi media pasar kecil. Namun pada acara berita utama di mana kelompok wartawan mono-media melebihi satu reporter
multimedia, bentuk pelaporan tidak mungkin menghasilkan kualitas. Teknologi digital menjadikan wartawan multi-keterampilan mungkin
terjadi, tetapi kita tidak akan melihat terlalu banyak Inspektur Gadget sampai wartawan cukup terlatih dan dilengkapi. Jenis pelatihan cross-
platform
yang dibutuhkan untuk menghasilkan jurnalis seperti ini selalu menjadi isu bermasalah di Amerika Serikat.
5. Menceritakan atau konvergensi presentasi. Gordon mengatakan jenis
konvergensi ini beroperasi pada tingkat jurnalis yang bekerja, meskipun perlu dukungan manajemen dalam hal pembelian peralatan yang sesuai.
Dia memperkirakan bahwa baru bentuk cerita akan muncul dari kombinasi komputer, perangkat portabel pengumpulan berita, dan potensi interaktif
Web
dan televisi, sebagai wartawan belajar untuk menghargai kemampuan unik setiap media. Banyak wartawan yang memikirkan bagaimana
melakukan bentuk konvergensi ini. Doug Feaver, editor eksekutif washingtonpost.com, mengatakan bahwa jurnalis yang bekerja di
medianya menciptakan media baru saat mereka bekerja. Bentuk konvergensi tetap fase percobaan atau evolusi dalam banyak ruang
redaksi. Tapi kita bisa melihatnya muncul karena semakin banyak orang lulus dengan keterampilan digital canggih.
Di beberapa daerah, ada koran terbitan nasional yang dijual hanya dengan seribuan rupiah. Harga jual yang rendah ini dianggap dapat mengganggu
pertumbuhan pers daerah. Memang untuk harga jual majalah masih tinggi, namun persaingan ketat. Sekarang yang terjadi bukan lagi bagaimana menjual majalah
kepada pembaca, tetapi bagaimana memperoleh pembaca yang tepat secara luas. Menurut Efendi dalam Jurnal Dewan Pers 2013: 9, luasnya pembaca dibutuhkan
untuk peningkatan perolehan iklan. Semua ini memperlihatkan bahwa pendapatan yang berasal dari sirkulasi saat ini sangat kecil. Sementara iklan diperebutkan oleh
banyak penerbitan. Untuk tetap hidup dan berkembang, saat ini dibutuhkan model bisnis baru media cetak. Media cetak tidak dapat hanya mengandalkan revenue
konvensional seperti sirkulasi yang semakin mengecil dan iklan yang diperbutkan banyak penerbit. Maka media harus memanfaatkan teknologi komunikasi internet
dan bekerja sama dengan media lain seperti radio dan televisi serta media sosial. Media cetak tak lagi bisa berdiri sendiri.
Steven Paul “Steve” Jobs mengemukakan bahwa “dalam konvergensi media hal terpenting adalah bagaimana dalam satu perangkat praktis kita bisa
mendapatkan informasi apapun, terutama yang menghibur dan tantangannya menyangkut bagaimana semua informasi itu sahih”. Mengacu pada pernyataan
ini, maka konvergensi yang dimaksud Steve Jobs dapat dibuat pada media online. Di mana satu halaman menyajikan berbagai bentuk pemuatan berita. Tetapi ada
tantangan lain seiring dengan berkembangnya media online. Akan semakin sulit memastikan kesahihan sebuah informasi. Karena siapapun dapat menebarkan
informasi tersebut.
II.2. Pers dan Jurnalistik