Pers dan Jurnalistik KAJIAN PUSTAKA

dan bekerja sama dengan media lain seperti radio dan televisi serta media sosial. Media cetak tak lagi bisa berdiri sendiri. Steven Paul “Steve” Jobs mengemukakan bahwa “dalam konvergensi media hal terpenting adalah bagaimana dalam satu perangkat praktis kita bisa mendapatkan informasi apapun, terutama yang menghibur dan tantangannya menyangkut bagaimana semua informasi itu sahih”. Mengacu pada pernyataan ini, maka konvergensi yang dimaksud Steve Jobs dapat dibuat pada media online. Di mana satu halaman menyajikan berbagai bentuk pemuatan berita. Tetapi ada tantangan lain seiring dengan berkembangnya media online. Akan semakin sulit memastikan kesahihan sebuah informasi. Karena siapapun dapat menebarkan informasi tersebut.

II.2. Pers dan Jurnalistik

Pers adalah lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan yang merupakan subsistem dari sistem pemerintahan di negara di mana ia beroperasi, bersama- sama dengan subsistem lainnya. Ditinjau dari teori sistem, pers merupakan sistem terbuka yang probabilistik. Terbuka artinya bahwa pers tidak bebas dari pengaruh lingkungan, tetapi di lain pihak pers juga mempengaruhi lingkungan. Probabilistik berarti hasil operasinya tidak dapat diduga secara pasti Efendy, 2000: 87. Pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam arti sempit dan pers dalam arti luas. Pers dalam arti sempit adalah media massa cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid dan sebagainya. Sedangkan pers dalam arti luas meliputi media massa cetak maupun elektronik, antara lain radio siaran dan televisi siaran, sebagai media yang menyiarkan karya jurnalistik. Jadi tegasnya, pers adalah lembaga atau badan atau organisasi yang menyebarkan berita sebagai karya jurnalistk kepada khalayak. Pers dan jurnalistik dapat diibaratkan sebagai raga dan jiwa. Pers adalah aspek raga karena ia berwujud, konkret, nyata. Sedangkan jurnalistik adalah aspek jiwa, karena ia abstrak, merupakan kegiatan, daya hidup, menghidupi pers. Dengan demikian, pers dan jurnalistik merupakan dwitunggal. Pers tidak mungkin beroperasi tanpa jurnalistik, sebaliknya jurnalistik tidak akan mungkin mewujudkan suatu karya bernama berita tanpa pers. Pengertian pers dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers adalah yaitu: Pers adalah lembaga sosial wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi, baik dalam bentuk tulisan, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya yang dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia Sukardi, 2012: 60 Meski dari pengertian tersebut terdapat kalimat “segala jenis saluran yang tersedia”, namun tidak lantas semua saluran komunikasi termasuk katagori pers. Wina Armada lebih lanjut menjelaskan bahwa yang dapat dikatagorikan sebagai pers adalah jika proses pengerjaan dan isinya memenuhi kaidah-kaidah jurnalistik, termasuk menaati Kode Etik Jurnalistik Sukardi, 2012: 61. Pers dan jurnalistik merupakan dua hal yang terkait sangat erat. Jika dari pengertiannya pers merupakan wadah, maka jurnalistik merupakan kegiatan atau aktivitasnya. Jurnalistik atau journalism berasal dari kata journal, artinya catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari. Pengertian ini bisa juga berarti surat kabar. Journal berasal dari bahasa Latin diurnal, artinya harian atau setiap hari. McDougall menyebutkan bahwa jurnalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta dan melaporkan peristiwa. Jurnalisme sangat penting di mana pun dan dalam kondisi bagaimanapun. Di negara-negara demokrasi, jurnalisme sangat diperlukan dalam sebagai penyambung lidah antara masyarakat dengan pemerintah yang berkuasa. Tidak peduli perubahan-perubahan sosial, budaya dan ekonomi di masa datang. Tidak dapat dibayangkan bagaimana jadinya tanpa ada jurnalisme berkembang di dalamnya Kusumaningrat, 2009: 15. Pers memiliki peranan yang sangat penting di masyarakat. Pers lah yang menjadi perantara informasi dari masyarakat dan penguasa. Dalam pekerjaannya, pers bertanggung jawab kepada masyarakat. Walau bagaimanapun, pers bekerja mengatasnamakan kepentingan rakyat yang berhak mengetahui berbagai informasi atas peristiwa yang terjadi. Kusumaningat merumuskan bahwa pers yang bertanggung jawab memiliki delapan fungsi 2009: 27 sebagai berikut: 1. Fungsi informatif, di mana pers memberikan informasi kepada masyarakat secara teratur. Pers menghimpun dan menyebarkan informasi yang penting bagi masyarakat, peristiwa yang berdampak bagi masyarakat. Pers yang baik tidak sekadar memberitakan gosip atau hal-hal yang tidak penting bagi masyarakat. 2. Fungsi kontrol, yaitu sebagai pengawas berlangsungnya pemerintahan oleh penguasa. Selain itu juga mengawasi kerja sama antara pemerintah dan pengusaha. Pers akan memberikan informasi kepada masyarakat tentang bagaimana pemerintah menjalankan negara dengan program-program mereka, bagaimana pengusaha menjalankan kerja mereka yang juga berdampak bagi kehidupan masyarakat dan negara. 3. Fungsi interpretatif dan direktif, yaitu memberikan interpretasi dan bimbingan. Fungsi ini biasanya dapat dilakukan melalui rubrik tajuk rencana ataupun kolom opini dan berita latar belakang. Di dalam tulisan-tulisan tersebut biasanya terselip pesan bimbingan tindakan apa yang mungkin dapat dilakukan oleh masyarakat menyikapi peristiwa yang terjadi. Fungsi ini juga dapat membantu mencerdaskan masyarakat dalam bersikap. 4. Fungsi menghibur, pers menuturkan kisah-kisah dunia dengan tulisan yang hidup dan menarik, meski informasi yang disampaikan relatif tidak terlalu penting. Fungsi menghibur biasanya dapat kita temukan dalam tulisan-tulisan feature, baik berupa tulisan tentang pariwisata, budaya, profil, dan sebagainya. 5. Fungsi regeneratif, yaitu pers membantu menyampaikan warisan sosial kepada generasi baru agar terjadi proses regenerasi dari angkatan sebelumnya kepada angkatan yang baru. Pers menyampaikan bagaimana sebuah peristiwa terjadi di masa lalu, bagaimana dunia ini dijalankan sekarang dan bagaimana penyelesaiannya. Sehingga generasi setelahnya akan mempunyai gambaran mengenai penyelesaian sebuah permasalahan yang sedang terjadi dengan bercermin dari masalah yang mungkin serupa dan terjadi di masa sebelumnya. 6. Fungsi pengawalan hak warga negara, di mana pers harus dapat menjamin hak setiap pribadi untuk bisa didengar dan diberi penerangan yang dibutuhkannya. Pers diharapkan jangan sampai menimbulkan kategori golongan masyarakat mayoritas dan minoritas dalam pemberitaan yang mereka muat. Dengan demikian, pers harus sangat berhati-hati dalam membuat istilah dan pilihan kata yang tepat dalam pemberitaan yang mereka buat agar tidak menimbulkan konflik baru di masyarakat. 7. Fungsi ekonomi, yaitu melayani sistem ekonomi melalui iklan. Dengan menggunakan iklan, penawaran akan berjalan dari tangan ke tangan dan barang produksi pun dapat dijual. 8. Fungsi swadaya, di mana pers mempunyai kewajiban untuk memupuk kewajibannya sendiri agar dapat independen dari pengaruh-pengaruh serta tekanan dalam bidang keuangan. Sehingga pers juga dapat menjamin kesejahteraan wartawan mereka dan diharapkan mampu independen dalam pemberitaan mereka. Media yang digunakan sejak awal sejarah kerja jurnalistik adalah dalam bentuk tulisan. Tidak salah jika kemudian disebutkan bahwa surat kabar merupakan media penyebaran jurnalistik yang tertua di dunia. Surat kabar pertama yang diketahui pertama kali dibuat pada masa kekuasaan Caesar di Roma yang disebut Acta Diurna. Secara harfiah, Acta Diurna berarti kegiatan-kegiatan dalam sehari. Kegiatan-kegiatan tersebut dituliskan dalam sebuah batu tulis, ditempatkan di dinding setelah setiap pertemuan senat. Sirkulasinya tunggal dan tidak ada pengukuran yang akurat untuk menghitung jumlah pembacanya karena orang-orang yang akan datang sendiri untuk melihatnya. Namun benda ini dapat menunjukkan bahwa orang selalu ingin mengetahui hal yang telah terjadi dan orang lain akan membantu mereka untuk mengetahuinya Baran, 2012: 130. Sedangkan surat kabar yang kita kenal seperti saat ini bermula pada abad ke-17 di Eropa. Adalah Corantos, lembaran berita satu halaman tentang kejadian khusus yang dicetak berbahasa Inggris di Belanda pada tahun 1620. Surat kabar tersebut diimpor ke Inggris oleh para penjual buku Inggris yang bersemangat unntuk memuaskan tuntutan publik atas informasi tentang yang terjadi di Eropa Daratan. Ini pula yang akhirnya menjadi salah satu penyebab Perang Tiga Puluh Tahun. Pertarungan kekuasaan politik di Inggris pada saat itu mendorong munculnya bibit-bibit media ketika para partisan pada sisi monarki dan parlemen menerbitkan diurnal untuk mendukung posisi mereka. Ketika monarki menang, monopoli hak penerbitan diberikan kepada Oxford Gazette, suara resmi kerajaan. Oxford Gazette didirikan pada tahun 1665, kemudian diganti dengan nama London Gazette . Jurnal ini menggunakan formula berita asing, informasi resmi, pernyataan kerajaan dan berita lokal yang menjadi model bagi surat kabar pertama di daerah kolonial Baran, 2012: 131. Surat kabar memang terlahir di Eropa. Namun perkembangan yang sangat pesat justru terjadi di Amerika. Pada masa peralihan menuju abad ke-19, Kota New York menyediakan segala bahan yang diperlukan untuk khalayak, surat kabar dan jurnalisme baru. Pada masa itu, Kota New York dapat dikatakan sebagai kota pusat kebudayaan, perdagangan, politik, dan terutama karena gelombang imigrasi yang datang ke garis pantainya yang sangat beragam secara demografis. Ditambah lagi dengan pertumbuhan kemampuan baca-tulis di kalangan para pekerja sehingga kondisi ini sangat membantu untuk bertumbuhnya penny press , surat kabar 1 sen untuk semua orang. Surat kabar tersebut adalah New York Sun, didirikan oleh Benjamin Day pada tanggal 3 September 1833. Inovasi yang dikeluarkan Day adalah dengan menjual surat kabarnya dengan harga yang sangat murah sehingga akan mampu menarik banyak pembaca, sehingga akan ada ruang yang dapat dijual kepada pengiklan sebagai sumber dana agar dapat bertahan. Masyarakat yang biasanya tidak dilibatkan dalam arus utama sosial, kebudayaan dan politik dengan segera melihat nilai surat kabar massal. Sejak tahun 1827, mulai bermunculan beragam surat kabar yang terus berupaya menyuarakan suara masyarakat. Setidaknya ada 40 surat kabar yang turut menyuarakan suara minoritas dan memuat isu kemanusiaan yang terjadi di Amerika. Surat kabar tersebut diantaranya Freedom’s Journal, The Ram’s Horn, North Star dan lain sebagainya Baran, 2012: 135. Surat kabar-surat kabar tersebut memuat berita yang jauh berbeda dari surat kabar yang pernah ada di masa itu yang sebagian besarnya berisi tentang kerjaan dan pejabat publik belaka. Masyarakat merasa senang dengan keberadaan surat kabar yang memberitakan sisi kemanusiaan lainnya yang terjadi di sekitar mereka. Di masa-masa setelahnya, medium yang memuat informasi untuk masyarakat semakin berkembang dan beragam bentuknya. Dimulai dengan radio siaran pada masa Perang Dunia, kemunculan televisi dan TV kabel jaringan berlangganan hingga seperti sekarang ini, kehadiran dan perkembangan internet yang sangat pesat. Selama perkembangan media komunikassi berlangsung, media berupa cetakan tetap dibutuhkan oleh masyarakat. Terbukti dengan keberadaannya yang hingga saat ini masih begitu mudah diteemukan di mana- mana. Teknologi melayani perkembangan media online dan koran cetak tradisional sekaligus. Komputer dan satelit sangat membantu pengumpulan dan penyebaran berita, baik ketika reporter mengirimkannya ke redaktur atau pengiriman berita ke online data service. Komputer juga membuat proses tata letak dan pencetakan lebih mudah, cepat dan akurat sehingga membantu mengontrol biaya produksi koran Baran, 2003: 124

II.3. Komunikasi dan Komunikasi Massa

Dokumen yang terkait

Objektivitas Pemberitaan Media Cetak (Studi Analisis Isi Objektivitas Pemberitaan Kandidat Calon Walikota dan Wakil Walikota pada Pilkada Kota Medan 2010 di Harian Analisa dan Harian Waspada)

2 55 178

KODE RINGKAS DALAM KARIKATUR HARIAN PADA MEDIA CETAK TAHUN 2012 Kode Ringkas Dalam Karikatur Harian Pada Media Cetak Tahun 2012.

0 2 12

KODE RINGKAS DALAM KARIKATUR HARIAN PADA MEDIA CETAK TAHUN 2012 Kode Ringkas Dalam Karikatur Harian Pada Media Cetak Tahun 2012.

0 1 20

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DI MEDIA CETAK HARIAN PT. JAWA POS SURABAYA (STUDI DESKRIPTIF MENGENAI IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI BAGIAN REDAKSIONAL DI MEDIA CETAK HARIAN PT. JAWA POS SURABAYA).

0 0 127

Peralihan Media Cetak Menjadi Media Online Di Kota Medan (Studi Deskriptif Tentang Peralihan Media Cetak Menjadi Media Online Pada Surat Kabar Harian Analisa Dan Harian Waspada)

0 0 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA II.1. Perkembangan Internet dan Jurnalisme - Peralihan Media Cetak Menjadi Media Online Di Kota Medan (Studi Deskriptif Tentang Peralihan Media Cetak Menjadi Media Online Pada Surat Kabar Harian Analisa Dan Harian Waspada)

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah - Peralihan Media Cetak Menjadi Media Online Di Kota Medan (Studi Deskriptif Tentang Peralihan Media Cetak Menjadi Media Online Pada Surat Kabar Harian Analisa Dan Harian Waspada)

0 0 9

Peralihan Media Cetak Menjadi Media Online Di Kota Medan (Studi Deskriptif Tentang Peralihan Media Cetak Menjadi Media Online Pada Surat Kabar Harian Analisa Dan Harian Waspada)

0 1 15

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DI MEDIA CETAK HARIAN PT. JAWA POS SURABAYA (STUDI DESKRIPTIF MENGENAI IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI BAGIAN REDAKSIONAL DI MEDIA CETAK HARIAN PT. JAWA POS SURABAYA).

0 0 32

FUNGSI KONTROL MEDIA MASSA TERHADAP ANGGOTA DPRD KOTA MAKASSAR (Studi Terhadap Media Cetak Harian Tribun Timur )

0 0 84