1.46 Penyimpanan 12 MSE 1.44 Penyimpanan 4 MSE

berturut-turut 0.59, 0.99, dan 0.89planlet pada 2 MSP serta 1.61, 1.52, dan 1.60planlet pada 4 MSP. Tabel 10. Pengaruh Perlakuan Lamanya Penyimpanan terhadap Jumlah Akar pada Bibit Phalaeonopsis amboinensis yang Dienkapsulasi dari Percobaan I Jumlah Akarplanlet Lama Penyimpanan 2 MSP 4 MSP Penyimpanan 0 MSE 1.64 1.61

1.42 1.44 Penyimpanan 4 MSE

Penyimpanan 8 MSE 1.76 1.94 Penyimpanan 12 MSE 1.53 1.53 Uji F tn tn KK 18.56 19.04 5 . + x Keterangan : Data yang diuji merupakan data hasil transformasi dengan tn : Tidak berbeda nyata pada uji F dengan taraf 5 MSE : Minggu Setelah Enkapsulasi MSP : Minggu Setelah Penyimpanan Tabel 11. Pengaruh Perlakuan Lamanya Penyimpanan terhadap Jumlah Akar pada Bibit Phalaeonopsis amboinensis yang tidak Dienkapsulasi dari Percobaan II Jumlah Akarplanlet Lama Penyimpanan 2 MSP 4 MSP Penyimpanan 0 MSE 0.59 1.61 Penyimpanan 4 MSE 0.99 1.52 Penyimpanan 8 MSE 0.89 1.60

0.57 1.46 Penyimpanan 12 MSE

Uji F tn tn KK 16.14 14.25 Keterangan : Data yang diuji merupakan data hasil transformasi dengan 5 . + x tn : Tidak berbeda nyata pada uji F dengan taraf 5 MST : Minggu Setelah Tanam MSP : Minggu Setelah Penyimpanan Interaksi perlakuan paclobutrazol dengan lama penyimpanan tidak berpengaruh terhadap jumlah akar bibit yang dienkapsulasi Tabel 12. Akan tetapi perlakuan tanpa paclobutrazol yang dikombinasikan dengan lama penyimpanan 12 MSE menghasilkan bibit dengan rata-rata jumlah akar terendah, yaitu 0.66planlet pada 2 MSP beserta 0.44planlet pada 4 MSP. Ketiadaan paclobutrazol dan penyimpanan dengan enkapsulasi selama 12 minggu menyebabkan jumlah akar bibit yang disimpan lebih sedikit dibandingkan dengan kombinasi perlakuan yang lainnya. Tabel 12. Pengaruh Interaksi antara Perlakuan Paclobutrazol dan Lamanya Penyimpanan terhadap Jumlah Akar pada Bibit Phalaeonopsis amboinensis yang Dienkapsulasi dari Percobaan I Jumlah Akarplanlet Kombinasi Perlakuan Paclobutrazol P dengan Lama Penyimpanan S 2 MSP 4 MSP P0S0 1.78 1.67 P0S1 1.45 1.56 P0S2 1.61 1.72 P0S3 0.66 0.44 P1S0 1.56 1.55 P1S1 1.78 1.78 P1S2 1.83 1.83 P1S3 1.78 2.00 P2S0 1.78 1.78 P2S1 1.11 1.11 P2S2 1.84 2.17 P2S3 1.56 1.56 P3S0 1.44 1.45 P3S1 1.33 1.33 P3S2 1.83 2.17 P3S3 2.11 2.11 Uji F tn tn KK 18.56 19.04 Keterangan : Data yang diuji merupakan data hasil transformasi dengan 5 . + x tn : Tidak berbeda nyata pada uji F dengan taraf 5 P0 : Paclobutrazol 0 mgl S0 : Lama Penyimpanan 0 Minngu Setelah Enkapsulasi P1 : Paclobutrazol 1 mgl S1 : Lama Penyimpanan 4 Minggu Setelah Enkapsulasi P2 : Paclobutrazol 3 mgl S2 : Lama Penyimpanan 8 Minggu Setelah Enkapsulasi P3 : Paclobutrazol 5 mgl S3 : Lama Penyimpanan 12 Minggu Setelah Enkapsulasi MSP : Minggu Setelah Penyimpanan Pada percobaan II, interaksi antara perlakuan paclobutrazol dan lama penyimpanan juga tidak berpengaruh terhadap jumlah akar bibit Tabel 13. Meskipun rata-rata jumlah akar bibit yang dihasilkan dari semua kombinasi perlakuan tidak berbeda nyata, akan tetapi pada 2 MSP rata-rata jumlah akar yang paling sedikit diperoleh dari bibit pada kombinasi perlakuan tanpa paclobutrazol dengan penyimpanan 12 MST yaitu 0.44planlet. Pada 4 MSP, rata-rata jumlah akar yang tertinggi diperoleh dari bibit pada kombinasi paclobutrazol 3 mgl dengan penyimpanan 4 MST yaitu 1.17planlet. Tabel 13. Pengaruh Interaksi antara Perlakuan Paclobutrazol dan Lamanya Penyimpanan terhadap Jumlah Akar pada Bibit Phalaeonopsis amboinensis yang tidak Dienkapsulasi dari Percobaan II Jumlah Akarplanlet Kombinasi Perlakuan Paclobutrazol P dengan Lama Penyimpanan S 2 MSP 4 MSP 0.56 1.67 P0S0 0.85 1.89 P0S1 0.44 1.33 P0S2 0.62 1.84 P0S3 0.51 1.56 P1S0 1.22 1.67 P1S1 0.92 1.44 P1S2 0.56 1.67 P1S3 0.55 1.67 P2S0 0.94 1.17 P2S1 1.00 1.67 P2S2 0.63 1.22 P2S3 0.74 1.56 P3S0 1.02 1.39 P3S1 1.20 1.94 P3S2 0.45 1.34 P3S3 Uji F tn tn 16.14 KK 14.25 Keterangan : Data yang diuji merupakan data hasil transformasi dengan 5 . + x tn : Tidak berbeda nyata pada uji F dengan taraf 5 P0 : Paclobutrazol 0 mgl S0 : Lama Penyimpanan 0 Minngu Setelah Tanam P1 : Paclobutrazol 1 mgl S1 : Lama Penyimpanan 4 Minggu Setelah Tanam P2 : Paclobutrazol 3 mgl S2 : Lama Penyimpanan 8 Minggu Setelah Tanam P3 : Paclobutrazol 5 mgl S3 : Lama Penyimpanan 12 Minggu Setelah Tanam MSP : Minggu Setelah Penyimpanan Jumlah Daun Pada percobaan I, penambahan paclobutrazol berpengaruh nyata terhadap rata-rata jumlah daun pada 2 MSP Tabel 14. Tabel 14 menunjukkan bahwa pada 2 MSP, rata-rata jumlah daun cenderung bertambah dengan adanya penambahan paclobutrazol. Rata-rata jumlah daun bibit yang terendah diperoleh dari perlakuan tanpa paclobutrazol, yaitu 1.50 helaiplanlet. Penambahan paclobutrazol 1, 3 dan 5 mgl menghasilkan bibit dengan rata-rata jumlah daun yang tidak berbeda nyata, yaitu berturut-turut 2.06, 2.05 dan 2.09 helaiplanlet. Meskipun demikian, rata-rata jumlah daun bibit cenderung bertambah dengan bertambahnya paclobutrazol. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas dan respon dari penambahan paclobutrazol juga tergantung konsentrasinya. Pada 4 MSP pengaruh paclobutrazol tidak berpengaruh nyata. Meskipun tidak berbeda nyata, akan tetapi dapat dilihat bahwa perlakuan dengan penambahan paclobutrazol menghasilkan rata-rata jumlah daun yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa paclobutrazol. Pada 4 MSP, perlakuan tanpa paclobutrazol menghasilkan bibit dengan rata-rata jumlah daun 1.58 helaiplanlet. Rata-rata jumlah daun bibit tersebut lebih rendah