jumlah komoditi yang dihasilkan usahanya. Biaya yang tetap adalah lahan, mesin, pajak, gaji pekerja dan pemeliharaan peralatan serta pajak. Tiap tambahan
investasi hanya dapat dibenarkan apabila pengusaha mampu membelinya dan dalam jangka panjang dapat memberikan arus keuntungan. Keuntungan ini terjadi
karena berkurangnya biaya tidak tetap variabel cost atau meningkatnya produksi pada saat waktu yang bersamaan, atau berkurangnya biaya tetap untuk setiap
satuan komoditi yang dihasilkan. Biaya tidak tetap variabel cost adalah biaya yang berubah apabila skala
usaha berubah. Biaya ini ada apabila ada komoditas yang diproduksi. Biaya yang tidak tetap adalah biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya lain yang mendukung
produksi seperti listrik dan biaya air. Penentuan apakah suatu biaya tergolong biaya tetap atau variabel tergantung sebagian kepada sifat dan waktu pengambilan
keputusan itu dipertimbangkan dalam jangka panjang. Sebagian besar biaya adalah biaya variabel.
Garrison dalam Ivana 2004 mengungkapkan bahwa biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi non bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Sebagian
besar perusahaan manufaktur membagi biaya ke dalam dua kategori yaitu biaya produksi dan biaya non produksi.
a. Biaya Produksi Sebagian besar perusahaan manufaktur membagi biaya produksi ke dalam
tiga kategori antara lain: 1. Bahan Langsung
Bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi disebut bahan mentah raw material. Bahan langsung adalah bahan yang menjadi bagian tak
terpisahkan dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut.
2. Tenaga Kerja Langsung Istilah tenaga kerja langsung digunakan untuk biaya tenaga kerja yang
dapat ditelusuri dengan mudah ke produk. Jadi, tenaga kerja langsung biasanya disebut juga touch labor karena tenaga kerja langsung melakukan kerja tangan
atas produk pada saat produksi 3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead merupakan elemen ketiga biaya manufaktur termasuk seluruh biaya manufaktur yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga
kerja langsung. Biaya overhead pabrik meliputi bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi, listrik,
penerangan, pajak properti, penyusutan, dan asuransi fasilitas-fasilitas produksi.
b. Biaya Non Produksi
Pada umumnya biaya non produksi dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Biaya Penjualan dan Pemasaran
Biaya penjualan dan pemasaran adalah biaya yang diperlukan untuk memenuhi pesanan konsumen dan memperoleh produk atau jasa untuk
disampaikan kepada konsumen. Biaya-biaya tersebut meliputi pengiklanan, pengiriman, perjalanan dalam rangka penjualan, komisi penjualan, biaya gudang
produk jadi. 2. Biaya Administrasi
Biaya administrasi terkait dengan biaya-biaya manajemen umum organisasi seperti kompensasi eksekutif, akuntansi umum, sekretariat, public
relation, dan biaya sejenis yang terkait dengan administrasi umum organisasi secara keseluruhan.
2.2.2. Analisa Return on Investment ROI
Menurut Kasmir 2006 analisa Return on Iinvestment ROI dalam analisa keuangan merupakan salah satu teknik analisa yang bersifat menyeluruh. Analisa
ROI sudah merupakan teknik analisa lazim yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. ROI sendiri
adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang
digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi suatu
industri dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut. Nilai ROI akan ditentukan oleh dua faktor yaitu marjin laba
bersih net profit margin dan tingkat perputaran aktiva total total asset turnover. Perubahan dari marjin laba bersih dan tingkat perputaran aktiva, baik
masing-masing atau kedua-duanya akan menentukan nilai ROI. Menurut Kasmir 2006, analisis ROI memiliki beberapa kelebihan antara
lain: 1.
Sebagai salah satu kelebihannya yang prinsipil yaitu sifatnya yang menyeluruh. Perusahaan yang sudah menjalankan praktek akuntansi yang
baik, maka dengan menggunakan analisis ROI, manajemen dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi dan efisiensi
bagian penjualan.
2. Bila perusahaan memiliki data rasio, maka dengan analisis ROI dapat
diperbandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaan berada
dibawah, sama atau sama-sama diatas rata-rataperusahaan yang sejenis. Langkah-langkah yang diperlukan untuk menghitung ROI adalah:
1. Menghitung net profit margin marjin laba bersih Perusahaan.
Marjin laba bersih merupakan rasio antara laba bersih yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai dalam periode yang sama.
Marjin laba bersih merupakan hasil pembagian antara laba bersih dengan tingkat penjualan industri. Rasio ini menggambarkan laba bersih yang
diperoleh industri untuk setiap rupiah penjualan. 2.
Menghitung total asset turnover tingkat perputaran aktiva total Industri Tingkat perputaran aktiva total merupakan rasio antara jumlah aktiva yang
digunakan dalam operasi terhadap penjualan yang dicapai industri dalam periode yang sama. Tingkat perputaran aktiva total merupakan hasil
pembagian antara penjualan dengan total aktiva industri. Rasio ini mengukur seberapa sering aktiva dipergunakan dalam kegiatan industri.
3. Menghitung ROI
Imbalan terhadap investasi digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian yang akan diperoleh atas penghasilan yang didapat dari total aktiva. Dalam
penghitungan ROI diperhitungkan imbalan tenaga kerja pada suatu industri kecil yaitu imbalan tenaga kerja keluarga dan bukan keluarga.
2.2.3. RC
Analisis Revenue-Cost ratio dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh nilai rupiah biaya yang digunakan dalam usaha dapat memberikan sejumlah nilai
penerimaan sebagai manfaatnya Djamin, 1984.
2.3. Analisis Deskriptif
Menurut Wahyuni dan Muljono 2007 analisis deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau
kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lainnya.
Dalam hal ini mungkin sudah ada hipotesa-hipotesa atau mungkin belum, tergantung dari sedikit banyaknya pengetahuan tentang masalah yang
bersangkutan.
2.4. Analisis Strength, Weakness, Oppurtunity, and Threat SWOT
Menurut Rangkuti 2006 analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strength dan
peluang opportunity, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weakness dan ancaman threats. Proses pengambilan keputusan strategis selalu
berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategi strategi planner harus menganalisis faktor-
faktor strategis perusahaan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam
kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer dengan analisis situasi adalah analisis SWOT.
2.5. Penelitian Terdahulu