Pemberdayaan muncul karena adanya ketidak berdayaan. Ketidakberdayaan dalam aspek pengetahuan, pengalaman,sikap,
keterampilan, modal usaha, dan aspek lainnya. Selanjutnya menurut Anwas 2013:49 Pengertian pemberdayaan empowerment tersebut
menekankan pada aspek pendelegasian kekuasaan, memberi wewenang, atau pengalihan kekuasaan kepada individu atau pengalihan kekuasaan
kepada individu atau masyarakat sehingga mampu mengatur diri dan lingkungannyasesuai dengan keinginan, potensi, dan kemampuan yang
dimilikinya. Sedangkan indikator pemberdayaan menurut Suharto 2011 dalam Anwas 2013:50 paling tidak memiliki empat hal, yaitu : merupakan
kegiatan yang terencana dan kolektif, memperbaiki kehidupan masyarakat, prioritas bagi kelompok lemah atau kurang beruntung, serta
dilakukan melalui program peningkatan kapasitas. Pemberdayaan empowerment merupakan konsep yang berkaitan
dengan kekuasaan power. Selain itu I Nyoman Sumaryadi 2005:114 menjelaskan bahwa:
”Pemberdayaan merupakan upaya meningkatkan harkat dan lapisan masyarakat dan pribadi manusia. Upaya ini meliputi :
Pertama, mendorong, motivasi, meningkatkan kesadaran akan potensinya dan menciptakan iklimsuasana untuk berkembang;
Kedua, memperkuat daya, potensi yang dimiliki dengan langkah- langkah positif memperkembangkannya; Ketiga, penyediaan
berbagai masukan, dan pembukaan akses ke peluang-peluang”.
1.5.2 Pembangunan
Pada istilah pembangunan juga melekat pengertian-pengertian ekonomi, politik, maupun sosial budaya. Menurut Hadad dalam Theresia
dkk 2014:2, ”Apapun maksud, tujuan, dan makna yang terkandung dalam pengertian yang dimkaksudkan dalam satu istilah yang sama yaitu
“pembangunan”, kesemuanya akan selalu merujuk pada sesuatu yang memiliki arah positif, lebih baik dan lebih bermanfaat bagi kehidupan umat
manusia secara individual maupun bagi masyarakatnya”. Mengenai definisi tentang istilah pembangunan itu sendiri, Riyadi
dalam Theresia dkk 2014:2 mengungkapkan adanya beragam rumusan yang dikemukakan oleh banyak pihak, namun kesemuanya itu mengarah
kepada ke suatu kesepakatan bahwa “Pembangunan adalah suatu usaha atau proses perubahan, demi tercapainya tingkat kesejahteraan atau
mutu-hidup suatu masyarakat dan individu-individu di dalamnnya yang berkehendak dan melaksanakan pembangunan itu”.
Dalam pembangunan terkandung begitu banyak pokok-pokok pikiran, salah satunya menurut Theresia dkk 2014:3 adalah :
“Pembangunan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan yang tidak pernah kenal berhenti, untuk terus menerus mewujudkan
perubahan-perubahan dalam kehidupan masyarakat dalam rangka mencapa perbaikan mutu hidup, dalam situasi lingkungan
perubahan. Meskipun demikian, di dalam praktik, perencanaan pembangunan senantiasa memiliki batas waktu yang tegas, tetap
batasan-batasan itu pada hakikatnya hanyalah merupakan tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk meghadapi kondisi
yang terjad pada selang waktu yang sama, untuk kemudian terus dilanjutkan dengan tahapan-tahapan berikutnya yang juga
dimaksudkan untuk terusa memperbaiki mutu hidup masyarakat
dan individu-individu di dalamnya dalam suasana perubahan lingkungan yang akan terjadi pada selang waktu tertentu.
Sedangkan menurut Mardikanto dalam Theresia dkk 2014:6 Pembangunan adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan
terencana, dlaksanakan terus menerus oleh pemerintah bersama- sama segwenap warga masayarakatnya atau dlakasanakan oleh
masyarakatnya dengan difasilitasi oleh pemerintah, dengan menggunakan teknologi yang terpilih, untuk memenuhi segala
kebutuhan atau memecakan masalah-masalah yang sedang dan akan dihadapi, demi tercapainya mutu-hidup atau kesejahteraan
seluruh warga masyarakatnya dar suatu bangsa yang merencanakan dan melaksanakan pembanguanan tersebut.
1.5.3 Modal Sosial