Material Ferroelektrik Barium Stronsium Titanat BST

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini penelitian dalam berbagai disiplin bidang ilmu dan teknologi banyak dilakukan dalam usaha pengembangan disiplin bidang ilmu dan teknlogi tersebut. Salah satu bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat membantu dalam kemajuan di berbagai sektor pembangunan yaitu bidang fisika khususnya elektronika. Teknologi film yang diarahkan pada pengembangan divais generasi baru sangat penting dilakukan sebagai usaha pengembangan ilmu bahan pada masa mendatang. Ferroelektrik merupakan kelompok material elektronik yang muatannya dapat terpolarisasi spontan serta mempunyai kemampuan merubah polarisasi internalnya dengan menggunakan medan listrik yang sesuai. Antara tahun 60-an sampai 70-an bahan ferroelektrik lebih banyak dibuat dalam bentuk kristal tunggal maupun bulk. Sepuluh tahun terakhir terjadi paradigma baru dalam fabrikasi, yaitu dalam bentuk lapisan tipis thin film. Penggunaan untuk fabrikasi dalam bentuk film tipis sangat luas, karena sifat-sifat bahan ferroelektrik dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan serta mudah diintegrasikan dalam bentuk device [1]. Beberapa aplikasi film tipis ferroelektrik antara lain sebagai lapisan penyangga buffer layer , transducer, saklar, sensor, kapasitor dan sebagai memori. Penggunaan film ferroelektrik sebagai memori banyak keuntungannya bila dibandingkan sistem magnetik. Sistem magnetik hanya mampu menyimpan 10 5 bitcm 2 , sedangkan memori yang dibuat dari ferroelektrik mampu menyimpan hingga 10 8 bitcm 2 . Keuntungan lain adalah sebagai memori permanen yang mampu menekan kehilangan informasi selama proses yang berulang [2]. Bahan ferroelektik terdiri dari senyawa kimia yang kompleks, sampai saat ini sudah hampir 100 senyawa inorganik ferroelektrik, senyawa yang sederhana misalnya NH 4 HSO 4 monoklinik, KH 2 PO 4 orthorombik dan BaTiO 3 tetragonal [3]. Dalam penelitian ini bahan ferroelektrik yang dibuat yaitu Ba 0,5 Sr 0,5 TiO 3 BST dengan metode sintesis film menggunakan metode sol gel .

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah membuat dan mengkaji film dari bahan ferroelektrik Ba 0,5 Sr 0,5 TiO 3 BST. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Melakukan penumbuhan film Ba 0,5 Sr 0,5 TiO 3 di permukaan substrat Si 100 tipe-p dengan metode sol gel. 2. Karakterisasi I-V, konduktivitas listrik, konstanta dielektrik, absorbansi dan reflektansi dari film BST. 3. Karakterisasi XRD.

1.3 Perumusan Masalah

Bagaimanakah sifat listrik dan sifat struktur film Ba 0,5 Sr 0,5 TiO 3 yang dibuat dengan perbedaan waktu annealing 8 jam, 15 jam, 22 jam, dan 29 jam dalam suhu tetap 850 o C?

1.4 Hipotesis

Pada suhu tetap 850 o C dengan menggunakan waktu annealing 8 jam, 15 jam, 22 jam, dan 29 jam, maka waktu yang makin lama menghasilkan struktur dan sifat listrik yang lebih baik.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Material Ferroelektrik

Ferroelektrik adalah gejala terjadinya perubahan polarisasi listrik secara spontan pada material tanpa gangguan medan listrik dari luar. Ferroelektrivitas merupakan fenomena yang ditunjukkan oleh kristal dengan suatu polarisasi spontan dan efek histerisis yang berkaitan dengan perubahan dielektrik ketika diberikan medan listrik. Sifat histeresis dan konstanta dielektrik yang tinggi dapat diterapkan pada sel memori dynamic random acsess memory DRAM dengan kapasitas penyimpanan melampaui 1 Gbit [4], sifat piezoelektrik dapat digunakan sebagai mikroaktuator dan sensor, sifat piroelektrik dapat diterapkan pada switch termal infra merah, sifat polaryzability dapat diterapkan sebagai non volatile ferroelectric random acsess memory NVFRAM [5], dan sifat optik dapat diterapkan sebagai pemandu gelombang pada perangkat optik seperti saklar atau modulator [6]. Material ferroelektrik merupakan kelompok material yang dapat terpolarisasi listrik secara internal pada rentang suhu tertentu. Polarisasi terjadi sebagai akibat adanya medan listrik dari luar dan simetri pada struktur kristalografi di dalam sel satuan. Jika pada material ferroelektrik dikenakan medan listrik, maka atom-atom tertentu mengalami pergeseran dan 2 menimbulkan momen dipol listrik. Momen dipol ini yang mengakibatkan terjadi polarisasi. Momen dipol per-satuan volume disebut sebagai polarisasi dielektrik [7].

2.2 Barium Stronsium Titanat BST

Material yang digunakan dalam pembuatan film ini adalah BST. BST telah dikembangkan secara luas sebagai bahan feroelektrik yang dapat digunakan dalam perangkat microwave tunable, seperti pada phase shifter , tunable filter, resonator, antenna, dan delay line [8,9]. Suhu Curie pada barium titanat adalah 130 o C dan dengan adanya doping stronsium suhu curie menurun menjadi suhu kamar dan dapat digunakan pada piranti yang memerlukan suhu kamar [10]. Kenaikan suhu annealing akan menaikkan ukuran grain dalam kristal film BST. Pada suhu annealing 700 o C struktur BST yang teramati adalah struktur kubik dengan konstanta kisi a = 3,97 Å untuk 30 mol stronsium [11]. Film BST telah difabrikasi dengan beberapa teknik seperti sputtering, laser ablation, metal oxide vapour chemical depodition MOVCD, chemical solution deposition CSD, chemial vapour deposition CVD [12]. Barium Stronsium Titanat juga banyak digunakan sebagai FRAM karena memiliki konstanta dielektrik yang tinggi dan kapasitas penyimpanan muatan yang tinggi. Karakteristik BST dapat diaplikasikan dalam berbagai macam piranti seperti konstanta dielektrik yang tinggi membuat BST dapat digunakan sebagai DRAMs Dynamic Access Random Memories dan juga dapat diaplikasikan dalam pembuatan multi-layer capasitor MLC, selain itu BST juga memiliki kapasitas penyimpanan muatan yang tinggi high charge storage capacity, kebocoran arus yang rendah low leakage current dan memiliki kekuatan breakdown yang tinggi pada temperatur curie yang dapat diaplikasikan sebagai NVRAM Non-Volatile Random Access Memories dan FRAM Ferroelectric Random Access Memories [13]. 2.3 Substrat Silikon Si Silikon banyak terdapat dibumi seperti halnya oksigen. Sebagian besar unsur bebas silikon tidak ditemukan di alam. Oleh karena itu, silikon dihasilkan dengan mereduksi kuarsa dan pasir dengan karbon yang berkualitas tinggi. Silikon untuk pengunaan semikonduktor dimurnikan lebih lanjut dengan metode pelelehan berzona kristal czochralski . Kristal silikon ini memiliki kilap logam dan mengkristal dengan struktur intan [14]. Silikon oksida SiO 2 digunakan sebagai gate dielektrik karena bentuk non kristal amorphous yang sesuai dengan insulator, dengan daya tahan terhadap medan listrik yang tinggi sekitar 10 MVcm, kestabilan terhadap panas, dan lebih lagi karena kualitas interlayer SiSiO 2 yang tinggi jumlah muatan yang terjebak dalam interlayer kurang dari 10 11 cm. Kualitas interlayer SiSiO 2 ini penting karena merupakan bagian utama channel yang dilintasi carrier baik hole atau elektron. Sampai saat ini belum ada yang bisa menandingi SiO 2 sebagai gate dielektrik [15]. Struktur atom kristal silikon, satu inti atom nucleus masing-masing memiliki 4 elektron valensi. Ikatan inti atom yang stabil adalah jika dikelilingi oleh 8 elektron, sehingga 4 buah elektron atom kristal tersebut membentuk ikatan kovalen dengan ion-ion atom tetangganya. Pada suhu yang sangat rendah 0 K, struktur atom silikon berikatan kovalen. Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari satu inti atom ke inti atom yang lain. Pada kondisi demikian, bahan semikonduktor bersifat isolator karena tidak ada elektron yang dapat berpindah untuk menghantarkan listrik [16].

2.4 Semikonduktor