12
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sebaran Schooling Ikan Secara Spasial di Selat Sunda
Informasi schooling ikan yang ditemukan di Perairan Selat Sunda berkisar antara 10 – 1324 target. Umumnya rata – rata schooling terdiri dari 87 target. Hal
ini diperoleh dari jumlah target hasil dijitasi dan integrasi dalam software echoview. Distribusi suatu schooling ikan secara spasial sangat bermanfaat untuk
pemilihan teknik penangkapan ikan dan memberikan informasi mengenai lokasi suatu kelompok ikan yang bersifat musiman Gunarso, 1985. Schooling ikan
yang terdapat di perairan Selat Sunda pada Musim Timur Gambar 3 menunjukkan bahwa pola sebaran dominan berada di bagian utara yang
berhubungan langsung dengan Pulau Jawa. Penelitian Wijopriono dan Genisa tahun 2001 di Bulan Juli menunjukkan kelompok ikan berada di area mulut selat
bagian timur laut yang merupakan perairan dangkal. Banyaknya ikan di bagian utara dan berdekatan dengan Pulau Jawa
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya merupakan jalur migrasi dari ikan yang melakukan ruaya dari Laut Jawa. Berdasarkan Muripto 2000 massa air
bergerak sepanjang akhir Juni sampai awal Juli memasuki Selat Sunda dan sejajar Pantai Jawa Barat sampai melewati Pulau Panaitan. Bersifat stabil dan bukan
merupakan massa air campuran ditandai dengan perbedaan faktor oseanografi suhu, salinitas.
Sifat stabil dari massa air ini yang memungkinkan schooling ikan pelagis kecil seperti layang Decapterus sp untuk memasuki perairan Selat Sunda. Ikan
layang menurut Pasaribu 2000 mempunyai daerah pemijahan di perairan Laut Jawa dan banyak terbawa arus masuk ke perairan Selat Sunda. Daerah tersebut
juga merupakan feeding ground ikan karena sumber nutrien dari wilayah daratan yang melimpah.
Kelompok ikan lain tersebar dominan juga di wilayah utara Pulau Sebuku dan Sebesi. Pulau – pulau kecil ini mempunyai karakter arus yang tenang terutama
ketika Musim Timur Muripto, 2000. Hal ini menjadi faktor pendukung bagi schooling ikan untuk bersembunyi. Pasaribu 2000 menyebutkan Pulau Sebesi
merupakan lokasi persembunyian bagi ikan dan juga habitat bagi ikan pelagis kecil yang menyukai areal tertutup. Kelompok ikan juga ditemuka n di lokasi lain
meliputi bagian timur laut Pulau Panaitan, bagian barat daya Pulau Legundi, dan bagian utara Pulau Tabuan atau di bagian mulut Teluk Semangka. Distribusi
kelompok ikan di suatu perairan berdasarkan Gunarso 1985 sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti cahaya dan faktor biososial yaitu dalam hal
mencari makan dan menghindari predator. Setiap wilayah di Selat Sunda mempunyai karakteristik yang berbeda karena
merupakan percampuran massa air dari Samudra Hindia dan Laut Jawa. Hal ini juga mempengaruhi distribusi ikan dan memungkinkan pengelompokan hanya di
lokasi tertentu yang memiliki faktor lingkungan lebih mendukung. Hasil penelitian Muripto 2000 membagi perairan Selat Sunda menjadi tiga bagian
yaitu wilayah oseanik, wilayah Selat Sunda dan wilayah Laut Jawa. Ketiga daerah ini mempunyai karakteristik fisik yang berbeda sehingga mempengaruhi distribusi
schooling ikan. Hasil penelitian Wijopriono dan Genisa 2003 menyebutkan bahwa jenis ikan di area mulut selat yang berhubungan dengan Samudera Hindia
adalah kelompok ikan pelagis besar berbeda dengan yang terdeteksi di area mulut selat bagain utara dan selatan yang cenderung berukuran lebih kecil.
14
Gambar 3. Lokasi schooling ikan di Perairan Selat Sunda pada musim timur dan pembagiannya berdasarkan nilai volume backscattering strength dan kaitannya terhadap kedalaman.
4.2 Volume Backscattering Strength Schooling Ikan di Selat Sunda