Struktur Organisasi dan Personalia Kinerja Usaha Terkini

e. Memberikan perhatian yang tulus kepada masyarakat melalui penciptaan

lapangan kerja, dukungan pembinaan sosial dan lingkungan.

B. Struktur Organisasi dan Personalia

Untuk menjalankan perusahaan pada umumnya diperlukan struktur organisasi yang nantinya terdapat pembagian tanggungjawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan, sehingga nantinya tercipta suatu kerjasama yang baik dalam pencapaian tujuan organisasi. Tanpa adanya struktur organisasi yang baik maka tujuan perusahaan akan sulit dicapai. Struktur organisasi perusahaan ini adalah sebagai berikut : Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi DIREKTUR SEKRETARIS G. MANAJER 1. Pembelian 2. Penjualan 1. Akuntansi 2. Kasir 3. Administrasi 1. Unit Pengiriman PERDAGANGAN KEUANGAN TRANSPORTASI MANAJER CABANG 10

C. Uraian Tugas

PT. Agung Sumatera Samudera Abadi memiliki pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab sesuai dengan bagiannya masing-masing.

1. Direktur

Tugas dari direktur adalah memberikan saran-saran dan masukan yang berarti kepada manajer dan mengawasi jalannya aktifitas perusahaan secara keseluruhan.

2. Manajer

Bertanggung jawab kepada direktur, membina hubungan kerja yang baik dengan koordinasi optimum dan berkelanjutan baik keatas maupun kebawah, memecahkan masalah-masalah yang timbul pada tugas-tugas operasi yang diselesaikan dengan tuntas, memimpin dan mengawasi seluruh tugas operasional yang dilaksanakan oleh departemen

3. Manajer Cabang

a. Mewakili Direksi Pusat menjalankan perusahaan dicabang itu b. Memberikan laporan kemajuan cabang kepada Direksi Pusat termasuk keuangannya c. Menjalankan program perusahaan untuk cabang itu mengejar target

4. Sekretaris

Bertanggungjawab kepada direktur, memberikan pelayanan kesekretariatan kepada para personil perusahaan maupun kepada pihak-pihak luar yang memiliki kepentingan secara keseluruhan.

5. Bagian Perdagangan

Pada bagian ini, ada dua bagian lagi, yaitu : a. Bagian Pembelian : 1 Trading : pembelian karung, tali, kotak untuk pengepakan-pengepakan ikan yang akan diekspor. 2 Lokal : bertugas untuk menentukan segala keperluan-keperluan yang dibutuhkan oleh kantor dan disamping itu ada juga yang ditugaskan untuk membeli ikan-ikan lokal yang akan diekspor. 3 Internasional : bertugas untuk menentukan pembelian-pembelian ikan yang akan diimpor dari luar negeri dengan mengadakan kontrak penawaran setelah disetujui maka pembelian ikan akan segera dikirim dengan waktu yang ditentukan. b. Bagian Penjualan Bertanggungjawab dalam melakukan penjualan-penjualan terutama penjualanikan-ikan lokal. 1 Lokal : bertugas melakukan penjualan ikan-ikan lokal didalam negeri 2 Internasional : melakukan penjualan ikan diluar negeri yang disebut ekspor yang pembayarannya dilakukan dengan Letter of Credit pada bank-bank yang sudah ditentukan

6. Bagian Keuangan

Adalah bagian-bagian yang bertugas dan mengawasi setiap bagian-bagian yang berhubungan dengan bagian penjualan dan bagian pembelian. Bagian umum ini adalah bagian yang sangat penting dan berpengaruh. Bagian umum ini memiliki 3 bagian, yaitu : a. Akuntan : menginput, membuat laporan harian, membuat neraca dan membuat buku besar. b. Kasir : bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran keuangan, bertanggung jawab atas administrasi keuangan c. Administrasi : bertugas untuk memeriksa segala bukti-bukti transaksi yang sudah dibeli dan kemudian pembayaran dilakukan dengan Giro jika jumlah hutang terlalu banyak dan sebaliknya jika hutang tidak terlalu banyak pembayaran dilakukan secara tunai.

7. Bagian Transportasi

Bertugas untuk mengirimkan pesanan konsumen, baik didalam kota maupun diluar kota.

D. Kinerja Usaha Terkini

Di bidang agribisnis dan agroindustri, sektor perikanan termasuk salah satu penyumbang devisa negara non migas cukup besar bersama sektor kehutanan dan perkebunan. Sesuai dengan sasaran yang diharapkan dalam Rencana Strategis Renstra Pembangunan Kelautan dan Perikanan tahun 2005 – 2009, kontribusi sektor perikanan terhadap produk domestik bruto PDB pada tahun 2009 diharapkan mencapai 5,10. Sasaran lain yang ingin dicapai adalah total produksi perikanan sebanyak 9,7 juta ton, nilai ekspor perikanan US5 miliar, konsumsi ikan penduduk 32,29 kgkapitatahun, dan penyediaan kesempatan kerja kumulatif sebanyak 10,24 juta orang. Untuk mencapai sasaran tersebut, program yang diintensifkan pemerintah antara lain pengembangan industri perikanan terpadu, yang meliputi: 1 Pengembangan industri perikanan tuna terpadu, termasuk inisiasi dan pengembangan awal budidaya tuna untuk menghasilkan tuna segar 2 Pengembangan industri tambak udang terpadu, termasuk pembangunan broodstock, balai benih, revitalisasi backyard hatchery, pabrik pakan, dan pos kesehatan ikan; dan 3 Pengembangan pabrik industri rumput laut terpadu dan massal di daerah produsen di seluruh Indonesia, serta pabrik pengolahan bahan kering menjadi semi-refined products di pusat-pusat industri. Untuk mendukung kontinuitas bahan baku, akan dibangun kebun bibit rumput laut. Sementara itu, volume ekspor produk perikanan Indonesia sepanjang 2007 mencapai 831.000 ton. Jumlah tersebut mengalami penurunan 1,15 dibandingkan dengan volume 2006 sebesar 926.478 ton. Namun, nilai ekspornya mengalami kenaikan dari US2,1 miliar pada 2006 menjadi US2,3 miliar. Penurunan itu disebabkan oleh melemahnya ekspor udang yang hanya mencapai 87.917 ton atau turun 2 dibandingkan dengan volume ekspor 2006, sedangkan nilai transaksi ekspor 2007 itu mencapai US545,88 juta. Menurut Dirjen Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan DKP, penurunan volume ekspor akibat perdagangan udang yang berkurang selama 2007 diharapkan tidak terjadi lagi pada tahun 2008 ini. Produksi udang yang hanya mencapai 352.000 ton pada 2007 harus ditingkatkan dengan memfokuskan perkuatan modal pada tambak skala kecil dan menengah dan memasukkan rencana produksi tambak-tambak skala besar. Untuk tahun 2008 ini, pemerintah optimistis Indonesia akan meraup US2,6 miliar dari ekspor perikanan, naik dari US2,3 miliar pada tahun lalu, karena ada nota kesepahaman antara Indonesia dan negara tujuan ekspor, terutama mengenai ketentuan kualitas produksi dengan Amerika Serikat AS dan Uni Eropa UE. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk membantu ekspor komoditas perikanan, antara lain dengan meningkatkan kemampuan laboratorium uji mutu, baik peralatan maupun petugasnya, serta perbaikan sistem aturan standard mutu produk perikanan. Pemerintah juga mempertahankan tiga pasar utama tujuan ekspor hasil perikanan dengan menjaga harmonisasi dengan otoritas di negara itu, di samping memperluas pasar ke China, Korea Selatan, Taiwan, dan Timur Tengah.Pasar utama ekspor hasil perikanan Indonesia masih ditujukan ke Jepang, Uni Eropa dan AS dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 26, 14 dan 34. Untuk negara-negara kawasan Asia Timur dengan pangsa pasar sekitar 20, negara tujuan utama ekspor produk perikanan antara lain ke Korea Selatan, Thailand, Singapura, Hongkong dan Taiwan. Tahun 2007, udang dan tuna, masih mendominasi ekspor hasil perikanan Indonesia. Ekspor udang sebesar 154.747 ton dan tuna 121.316 ton atau masing- masing senilai US1,021 miliar dan US304,3 juta. Pada 31 Januari 2008, terbit Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.05MEN2008 tentang Usaha Perikanan Tangkap dengan tujuan mempercepat pengembangan industri pengolahan hasil perikanan di Indonesia melalui pengembangan usaha penangkapan ikan secara terpadu. Dengan terbitnya Peraturan Menteri tersebut, maka prospek dan peluang investasi di sektor budidaya, perikanan tangkap, dan industri pengolahan produk perikanan bertambah luas. Selain itu, Departemen Kelautan dan Perikanan DKP akan memproses kembali pengajuan izin usaha perikanan terpadu yang tertunda sejak Agustus 2007. Hingga Januari 2008, rencana investasi perikanan terpadu tersebut diketahui telah mencapai Rp5,14 triliun yang diajukan oleh 35 perusahaan.

BAB III TOPIK PENELITIAN

A. Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap

Dalam BAB III ini penulis akan membahas sistem pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan oleh penulis beserta hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, maka pada bab ini penulis akan mencoba menganalisa dan mengevaluasi objek penelitian mengenai sistem pengawasan intern aktiva tetap pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi.

B. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap

1. Pengertian Aktiva Tetap

Untuk dapat mengetahui kriteria maupun ciri-ciri suatu aktiva tetap, perlu kiranya dikemukakan terlebih dahulu pengertian serta penjelasan mengenai aktiva tetap. Perusahaan mengartikan aktiva tetap sebagai harta yang dikuasai oleh perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun dan digunakan untuk kegiatan perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual. Menurut Warren 2005 aktiva tetap adalah aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal. Menurut Mulyadi 1998 aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud,