Dampak negatif sosial : Overcrowding and loss of amenities for residents : setiap

54

b. Dampak positif sosial Conservation of Cultural Heritage : adanya perlindungan untuk

benda-benda kuno, bangunan sejarah, seni traditional seperti musik, drama, tarian, pakaian, upacara adat. Adanya bantuan untuk perawatan museum, gedung theater, dan untuk dukungan acara- acara festival budaya. Renewal of Cultural Pride : dengan adanya pembaharuan kebanggaan budaya maka masyarakat dapat memperbaharui kembali rasa bangga mereka terhadap peninggalan-peninggalan bersejarah ataupun budaya. Cross Cultural Exchange : pariwisata dapat menciptakan pertukaran budaya dari wisatawan dengan masyarakat setempat, sehingga membuat para wisatawan mengerti tentang budaya setempat dan mengerti akan nilai-nilai dari tradisi masyarakat setempat begitu pula sebaliknya masyarakat lokal pun bisa tahu tentang budaya dari para wisatawan tersebut baik yang domestik maupun internasional.

c. Dampak negatif sosial : Overcrowding and loss of amenities for residents : setiap

pengelola obyek wisata selalu menginginkan tempat wisata untuk menyedot wisatawan baik domestic maupun internasional, tetapi ada hal-hal yang harus diperhitungkan karena apabila suatu obyek wisata terlalu padat, maka bisa menyebabkan hilangnya kenyamanan bagi 55 penduduk setempat dan membuat masyarakat setempat menjadi tidak nyaman dan pada akhirnya akan terbentuk garis batas antara penduduk lokal setempat dengan wisatawan yang terlalu banyak. Cultural impacts : karena ingin menyuguhkan sesuatu yang di inginkan wisatawan, tanpa di sadari mereka sudah terlalu mengkomersialkan budaya mereka sehingga tanpa sadar mereka telah mengurangi dan mengubah sesuatu yang khas dari adat mereka atau bahkan mengurangi nilai suatu budaya yang seharusnya bernilai religius. Contoh : upacara agama yang seharusnya dilakukan dengan khidmat dan khusyuk, tetapi untuk menyuguhkan apa yang diingini oleh wisatawan maka mereka mengkomersialkan upacara tersebut untuk wisatawan sehingga upacara agama yang dulunya khidmat dan khusyuk makin lama makin berkurang. Yang ke 2 adanya kesalahpahaman dalam hal berkomunikasi, budaya, dan nilai agama yang dapat mengakibatkan sebuah konflik. Social Problems : adanya percampuran budaya negatif antara wisatawan dengan masyarakat setempat.Inskeep, 1991. Cara menjaga pelestarian Budaya Lama agar tetap bersinergi dengan pembangunan pariwisata baru.yaitu: Pembangunan pariwisata baru harus lebih memperhatikan lingkungan dan tidak boleh merusak kelestarian lingkungan periwisata lama. 56 Pariwisata lama harus meningkatkan mutu terutama di bidang pelayanan, dan renovasi yang di lakukan tidak menghilangkan keaslian dari pariwisata lama yang ada. Pengemasan pariwisata lama harus lebih menarik.Agar kaum muda lebih tertarik untuk mengunjunginya. Kesadaran bersama antara pemerintah dan masyarakat serta para pengusaha sangat di perlukan ,karena tanpa hal tersebut maka apapun yang di lakukan oleh pemerintah tidak akan membuahkan hasil. Berdasarkan pemahaman tersebut maka dalam pengembangan pariwisata harus memperhitungkan dampak negative dan positifnya. Dan yang lebih penting bahwa pengembangan pariwisata harus melibatkan banyak pihak untuk menjaga keberlangsungan dari potensi wisata tersebut. Sebagaimana kajian yang disampaikan oleh Nandi 2008 yang berjudul Pariwisata dan Pengembangan Sumberdaya Manusia disebutkan bahwa pembangunan sektor kepariwisataan bergantung pada upaya dan kerjasama yang dilakukan pemerintah bersama pihak stakeholders di bidang kepariwisataan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Heri, Larasati, Lituhayu 2008 yang berjudul Strategi Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten Pati diperoleh hasil bahwa peranan pemerintah daerah, swasta dan masyarakat masih rendah dalam upaya pengembangan pariwisata di Kabupaten Pati. Kurangnya komitmen bersama untuk mengembangkan pariwisata sektor pariwisata menjadikan obyek wisata yang seharusnya potensial menjadi tidak terawat dan terbengkelai 57 Berbagai definisi tentang kebijakan kepariwisataan dikemukakan oleh ahli-ahli pariwisata. Goeldner dan Ritchie 2006 mendefinisikan kebijakan pariwisata sebagai regulasi, aturan, pedoman, arah, dan sasaran pembangunanpromosi serta strategi yang memberikan kerangka dalam pengambilan keputusan individu maupun kolektif yang secara langsung mempengaruhi pengembangan pariwisata dalam jangka panjang dan sekaligus kegiatan sehari-hari yang berlangsung di suatu destinasi. BAB IV Kebijakan Pengembangan Pariwisata 58 Biederman 2007 menambahkan hal penting dalam definisi kebijakan kepariwisataan dengan mengemukakan bahwa prinsip dari kebijakan kepariwisataan adalah peningkatan kemajuan negara atau daerah dan kehidupan warga negaranya. Kebijakan kepariwisataan terkait erat dengan perencanaan kepariwisataan. Menurut Edgell, dkk. 2008 perencanaan kepariwisataan memperkuat kedudukan kebijakan kepariwisataan dalam pembangunan. Edgell, dkk 2008 mengemukakan bahwa model perencanaan pariwisata mencakup pernyataan visi dan misi yang diikuti oleh serangkaian tujuan, sasaran, strategi, dan taktik dalam pengembangan pariwisata. Kebijakan dan perencanaan kepariwisataan seharusnya dapat berfungsi secara efektif sebagai arah pembangunan kepariwisataan suatu destinasi.

4.4. Kebijakan Pengelolaan Pariwisata