83
3. Proses penyusunan kebijakan pariwisata harus dimulai dari bawah. Dan masyrakat wajib dilibatkan dalam setiap Proses itu, tidak hanya
menyangkut apa saja yang akan dikembangkan, tetapi bagaimana caranya dan apa konsekuensinya pengembangan pariwisata itu bagi
masyarakat. Tidak kalah penting dalam hal ini adalah pelibatan kelompok masyarakat yang tidak memiliki akses pada kekuasaan
namun sangat rentan pada setiap gerak Pengembangan pariwisata. 4. Diatas semua itu, semua pihak yang berkepentingan dengan
pengembangan pariwisata dituntut untuk bekerja secara akuntabel dan transparan di dalam pengelolaan sumberdaya pariwisata.
Akuntabilitas semua jajaran sektor publik atas kebijakan yang dijalankan akan menjamin kepercayaan publik. Demikian pula
transparansi merupakan keharusan, agar kebijakan-kebijakan kepariwisataan tidak menjelma menjadi instrumen yang efektif untuk
membohongi publik.
5.3 Stakeholder dalam pengembangan Kepariwisataan
Stakeholder merupakan pemain baik dalam bentuk perorangan maupun organisasi yang memiliki kepentingan pada peningkatan kebijakan
Schmerr 2009. Keseluruhan aktorgroup yang mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu kebijakan, keputusan dan kegiatan proyek juga
disebut sebagai stakeholder Groenendijk 2003. Stakeholder biasanya dikaitkan dengan kepentingan dan pengaruh.
84
Kepentingan sangat berkaitan dengan kebutuhan individu ataupun organisasi Groenendijk 2003. Besarnya kepentingan individu ataupun
organisasi dinilai melalui keterlibatan partisipasi, manfaat yang diperoleh, persentase program kerja yang berkaitan dengan wisata alam, tingkat
ketergantungan dan peran individuorganisasi tersebut dalam pengelolaan wisata alam di KBL. Pengaruh merupakan proses mengubah pikiran,
perilaku, perasaan orang lain dan kekuatannya tergantung pada kekuasaan Nelson and Quick 1994; Reed et al. 2009. Analisis penilaian
terhadap kekuasaan power dikembangkan oleh Gabriel 1983; Reed et al. 2009 melalui instrumen kekuasan dan sumber kekuasaan. Instrumen
kekuasaan meliputi condign power keuangan, hukuman, compensatory power hadiah, gajiupah, bantuan kegiatan, penghargaan, dan
conditioning power pendidikan, propaganda, opini. Sumber kekuasaan meliputi personality power kecerdasan, karisma, kekuatan fisik dan
organisation power jejaring, fungsi, massa, kesusaian bidang fungsi. Adapun stakeholders yang pariwisata yang terlibat di dalam pasar
pariwisata antara lain Damanik dan Weber 2006:
a. Wisatawan
Wisatawan merupakan konsumen atau pengguna produk dan layanan pariwisata. Wisatawan memiliki beragam motif, minat, ekspektasi,
karakteristik sosial, ekonomi dan budaya yang berdampak langsung terhadap kebutuhan wisata atau permintaan wisata.
85
b. Industri pariwisata
Semua usaha dan jasa yang berada di dalam bidang pariwisata. Industri pariwisata dikelompokkan ke dalam pelaku langsung dan pelaku
tidak langsung. pelaku langsung ialah usaha-usaha yang menawarkan jasa langsung kepada wisatawan, seperti hotel, restoran, pusat informasi dan
biro perjalanan. Sedangkan pelaku tidak langsung ialah usaha yang mengkhususkan diri pada produk-produk yang secara tidak langsung
mendukung pariwisata, seperti usaha kerajinan tangan, penerbit buku, penjual roti.
Industri pariwisata dapat dimanfaatkan sebagai kekuatan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara maju dan negara
berkembang. Hal itu karena industri pariwisata memiliki empat unsur untuk mewujudkan kekuatan pasar yang dinamis di masa depan. Unsur-unsur
yang dimiliki industri pariwisata ialah meningkatan kapasitas eksport, menarik para investor untuk menanamkan modal, meningkatkan
pendapatan ekonomi daerah, dan menciptakan lapangan pekerjaan UNEP 2002.
c. Pendukung jasa pariwisata