B. Definisi Operasional Variabel Penelitian B.1. Penyesuaian diri terhadap pensiun

BAB III METODE PENELITIAN III.A. Variabel Penelitian Adapun variabel yang terlibat pada penelitian ini adalah: 1. Variabel tergantung DV : Penyesuaian diri terhadap pensiun 2. Variabel bebas IV : Self-esteem Selain 2 dua variabel di atas, terdapat juga variabel sekunder SV yang turut berperan mempengaruhi variabel bebas ataupun variabel tergantung. Dua veariabel dibawah ini yang diikutsertakan dalam penelitian, yakni: 1. Jenis kelamin 2. Usia III. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian III.B.1. Penyesuaian diri terhadap pensiun Penyesuaian diri terhadap pensiun merupakan suatu penerimaan keadaan pensiun sehingga dapat berinteraksi sosial terhadap lingkungannya dan menyelesaikan tugas perkembangannya. Penyesuaian diri yang tinggi merupakan penerimaan positif mengenai diri dan lingkungan, yang ditandai dengan memberikan dampak psikologis, dengan melewatkan masa pensiun dengan kebahagiaan dan aktif mencari kegiatan yang sesuai dengan minat serta kemampuan. Sedangkan penyesuaian diri yang rendah merupakan penerimaan secara negatif mengenai diri dan lingkungan, yang ditandai dengan keadaan tertekan, depresi dan persepsi diri yang buruk. Universitas Sumatera Utara Penyesuaian diri terhadap pensiun diukur dengan menggunakan skala yang disusun berdasarkan aspek-aspek dari perilaku penyesuian diri terhadap pensiun yang dikemukakan oleh Mu’tadin 2002, yaitu: a. Penyesuaian pribadi Keadaaan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungannya. Ia menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekuarangannya, serta mampu bertindak objektif sesuai dengan kondisi yang dialaminya. b. Penyesuaian sosial Keadaan atau situasi dimana individu mampu berinteraksi dengan lingkungan sosial, mematuhi peraturan dan norma sosial, serta menerima peran dalam lingkungan sosial. Tingkat penyesuaian diri terhadap pensiun dapat dilihat dari skor nilai yang diperoleh individu dari skala tersebut. Jika semakin tinggi nilai skala penyesuaian diri terhadap pensiun maka semakin positif penyesuaian diri terhadap pensiun. Demikian sebaliknya, jika semakin rendah nilai skala intensi penyesuaian diri terhadap pensiun maka semakin negatif penyesuaian diri terhadap pensiun. III.B.2. Self-esteem Self-esteem atau harga diri adalah evaluasi yang dibuat oleh individu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan dirinya, yang mengekspresikan suatu sikap setuju atau tidak setuju dan menunjukkan tingkat dimana individu itu meyakini dirinya sendiri sebagai mampu, penting dan berharga. Self-esteem harga diri yang positif merupakan penilaian secara positif mengenai hal yang berkaitan dengan dirinya, yang ditandai dengan kepercayaan diri yang tinggi, selalu berpikir positif, Universitas Sumatera Utara mampu untuk berinteraksi sosial, serta mampu menghargai diri sendiri sedangkan self-esteem harga diri yang negatif merupakan penilaian secara negatif mengenai hal yang berkaitan dengan dirinya, yang ditandai dengan tidak menghargai diri sendiri, cemas, depresi, dan tidak percaya diri. Self-esteem diukur dengan menggunakan skala self-esteem Rosenberg dalam Christia, 2007. Penilaian dapat dilihat dari skor self-esteem yang diperoleh individu dari skala tersebut. Jika semakin tinggi nilai skala self-esteem maka semakin positif self-esteem individu tersebut. Demikian sebaliknya, jika semakin rendah nilai skala self-esteem maka semakin negatif self-esteem individu. III.B.3. Jenis kelamin Jenis kelamin adalah suatu hal yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Menurut Hurlock 1996, wanita cenderung mampu menyesuaikan diri lebih baik dibandingkan dengan pria. Jenis kelamin juga mempengaruhi self-esteem seseorang, dimana terdapat stereotipe-streotipe tertentu dalam kebudayaan masyarakat dan kualitas evaluasi dirinya dan lingkungannya Brown dalam Christia, 2007. Untuk itulah, peneliti melibatkan variabel jenis kelamin sebagai variabel sekunder. Jenis kelamin dapat diketahui dengan melihat identitas diri subjek penelitian pada skala penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. III.B.4. Usia Usia adalah ukuran waktu yang dijalani individu terhitung dari lahir berdasarakan hitungan kalender. Grinder dalam Maria, 2007, menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat usia dengan self-esteem seseorang. Fitts dalam Universitas Sumatera Utara Robson, 1988 mengemukakan bahwa terdapat perbedaan antara usia lanjut dini dengan usia lanjut akhir dengan penyesuaian diri seseorang, dimana usia lanjut akhir memiliki penyesuaian diri yang lebih tinggi dibandingkan usia lanjut dini. Variabel usia diikutsertakan dalam penelitian dengan melihat profil singkat pengisian skala. Usia dalam penelitian ini dibagi 3 tiga yakni, usia lanjut dini awal antara 60-64 tahun, usia lanjut dini akhir antara 65-69 tahun dan usia lanjut akhir adalah 70 tahun keatas. III. C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian III. C. 1. Populasi dan sampel penelitian Populasi dan sampel yang dipakai dalam penelitian merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Populasi adalah objek, gejala atau kejadian yang diselidiki terdiri dari semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel penelitian itu hendak digeneralisasikan Hadi, 2000. Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah individu berumur 60 tahun ke atas yang berdomisili di kota Medan, dengan karakteristik sebagai berikut: a. Individu berusia 60 Tahun keatas Hurlock 1996 menyatakan bahwa individu yang mengalami usia tua merupakan individu yang berumur di atas 60 tahun. Untuk itu, usia yang diambil dalam penelitian ini adalah usia 60 tahun keatas. b. Pensiunan Reitzes dkk dalam Meier Holm, 2004 mengatakan bahwa individu yang mengalami pensiun dapat berakibat positif dan negatif. Efek positif pensiun pada Universitas Sumatera Utara lansia adalah individu dapat mengalami wisdom, dan efek negatif pensiun adalah inidividu dapat mengalami despair. Mengingat keterbatasan peneliti menjangkau seluruh populasi maka peneliti hanya meneliti sebahagian dari keseluruhan populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian, yang lebih dikenal dengan nama sampel. Azwar 2000 mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi. Oleh karena itu sampel harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya. Sampel dalam penelitian ini adalah individu pensiunan berumur 60 tahun keatas yang memenuhi karakteristik yang telah dijelaskan sebelumnya.

III. C. 2. Teknik pengambilan sampel