Kebutuhan klien Bagi Peneliti
e. Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran
liverlien.
f. Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kalimenit, irama abnormal,
tekanan darah rendahtinggi
g. Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecahpatah-patah
h. Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada
i. Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukasa pucat
j. Gusi: pendarahan, peradangan
k. Lidah: edema, hiperemis
l. Gigi: karies, nyeri, kotor
m. Mata: konjuctiva pucat, kering, exotalamus, tanda-tanda infeksi
n. Kuku: mudah patah
o. Pengukuran antropometri:
- Berat badan ideal: TB – 100 ± 10
- Lingkar pergelangan tangan
- Lingkar lengan atas MAC:
- Nilai normal Wanita
: 28,5 cm
Pria : 28.3 cm
− Lipatan kulit pada otot trisep TSF:
Nilai normal Wanita : 16,5 – 18 cm
Pria : 12,5 – 16,5 cm
Masalah Kebutuhan Nutrisi
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes mellitus, hipertensi, jantung koroner, kanker, dan
anoreksia nervosa.
Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa normal atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi
untuk kebutuhan metabolisme. Tanda Klinis :
• Berat badan 10-20 di bawah normal
• Tinggi badan dibawah ideal
• Lingakr kulit trisep lengan tengah kurang dari 60 ukuran standar
• Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
• Adanya penurunan albumin serum
• Adanya penurunan transferin.
Kemungkinan penyebabnya : •
Meningkatkannya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi atau kanker
• Disfagia karena adanya kelainan persarafan
• Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
• Nafsu makan menurun.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nutirisi
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola konsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat
terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi. b.
Prasangka Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makan bergizi tinggi dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan
karena masyarakat beranggapan bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat memengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan makanan
pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik. Adapula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan
dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak mmeperoleh zat-zat yang dibutuhkan