Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Nutrisi
• Lingakr kulit trisep lengan tengah kurang dari 60 ukuran standar
• Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
• Adanya penurunan albumin serum
• Adanya penurunan transferin.
Kemungkinan penyebabnya : •
Meningkatkannya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi atau kanker
• Disfagia karena adanya kelainan persarafan
• Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
• Nafsu makan menurun.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nutirisi
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola konsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat
terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi. b.
Prasangka Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makan bergizi tinggi dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan
karena masyarakat beranggapan bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat memengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan makanan
pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik. Adapula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan
dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak mmeperoleh zat-zat yang dibutuhkan
secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja jika nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saat ini, para remaja di kota-kota besar di Negara kita
memiliki kecenderungan menyenangi makanan tertentu secara berlebihan, seperti makanan cepat saji junkfood, bakso, dan lain-lainnya. Makanan-makanan ini tentu saja dapat
berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu sering dan berlebihan karena tidak memiliki asupan gizi yang baik.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat
dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
Prinsip Perencanaa melalui Makanan bagi Diabetes 1.
Kebutuhan Kalori
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat ideal. Komposisi energi adalah 60-70 dari karbohidrat,10-15 dari protein dan 20-25 dari lemak. Ada
beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan berdasarkan kebutuhan kalori basal yang
besarnya 25-30 kalorikg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, adanya komplikasi dan berat badan.
Cara lain adalah seperti Tabel 1. cara yang lebih gampang lagi adalah dengan pegangan kasar, yaitu untuk pasien kurus 2300-2500 kalori, normal 1700-2100 kalori dan
gemuk 1300-1500 kalori.
Tabel 1. Kebutuhan Kalori orang dengan diabetes KaloriKg BB Ideal
Dewasa Kerja santai
Sedang Berat
Gemuk 25
30 35
Normal 30
35 40
Kurus 35
40 45
Perhitungan berat badan idaman dengan rumusan Brocca yang dimodifikasi adalah sebagai berikut:
Berat Badan Idaman = 90 x TB dalam cm – 100 x 1 kg
Bagi pria dengan tinggi badan di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm, rumus modifikasi menjadi:
Berat Badan Ideal = TB dalam cm – 100 x 1 kg
Sedangkan menurut Indeks Massa Tubuh IMT yaitu:
Berat badan kg Tinggi Badan m
2
adalah sebagai berikut:
Berat Ideal : IMT untuk wanita = 18,5-22,9 kgm
2
IMT untuk pria = 20-24,9 kgm
2
Faktor-faktor yang Menentukan Kebutuhan Kalori 1. Jenis Kelamin
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria, untuk ini dapat dipakai angka 25 kalkg BB untuk wanita dan angka 30 kalkg BB untuk pria.
2. Aktifitas Fisik atau Pekerjaan Jenis aktifitas yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda pula. Jenis aktifitas di
kelompokkan sebagai berikut: •
Keadaan Istirahat : kebutuhan kalori basal ditambah 10
• Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga. Dan
lain-lain kebutuhan harus ditambah 20 dari kebutuhan dasar. •
Sedang : pegawai di industry ringan, mahasiswa, milliter yang sedang tidak perang, kebutuhan di naikkan menjadi 30 dari basal
• Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit, kebutuhan di tambah
40 •
Sangat Berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi, kebutuhan harus di tambah 50 dari basal.
3. Adanya Komplikasi Infeksi, trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikkan suhu memerlukan
tambahan kalori sebesar 13 untuk tiap kenaikkan 1 C.
4. Berat Badan Bila kegemukanterlalu kurus, dikurangiditambah sekitar 20-30 bergabung kepada
tingkat kegemukankekurusannya Kartini Sukardji, 1995.
Dasar Penurunan Diet
Dasar diet untuk penyakit diabetes millitus adalah harus memenuhi kebutuhan gizi. Sebagai dadar perhitungan harus dapat digunakan cara perhitungan kebutuhan gizi untuk
orang sehat dengan beberapa modifikasi sesuai dengan penyakitnya Pranadji, 2003. Tabel 1. Faktor kelipatan energi metabolisme basal Fki untuk orag dewasa
Kelompok Umur tahun
AKEI Laki-laki kalkg BBhr
AKEI Perempuan kalkg BBhr
20-29 15,3 Bi + 679 Fki
14,7 Bi + 496 Fki 30-59
11,6 Bi + 879 Fki 8,7 Bi + 829 Fki
≥ 60 10,5 Bi + 487 Fki
10,5 Bi + 596 Fki
Keterangan : Fki = Faktor kelipatan EMB menurut tingkat kegiatan
Bi = Berat bada sehat kg.
Tabel 2. Fki bagi laki-laki dewasa dan perempuan menurut tingkat kegiatan
NO. Tingkat Kegiatan Laki-laki
Perempuan 1.
Ringan 1,55
1,56 2.
Sedang 1,78
1,64 3.
Berat 2,10
2,00
Pada usia dewasa, berat badan sehat atau ideal harus benar-benar diperhitungkan karena berat badan sudah mulai sensitif. Oleh karena itu, makanan yang dimakan harus sesuai
dengan kebutuhan agar tidak terjadi kelebihan makanan sehingga terjadi kelebihan berat badan atau kegemukan. Penentuan berat badan ideal dapat dilakukan dengan cara sederhana,
yaitu dengan rumus berikut ini:
BBR =
�� ��−���
X 100
Keterangan : BBR = berat badan relatif BB
= berat badan aktual kg TB
= tinggi badan cm Penggolongan berat badan seseorang :
1 Kurus
= BBR 90 2
Normalideal = BBR 90 – 110 3
Gemuk = BBR 110 Pranadji, 2003.
b. Analisa Data 1. Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, Ketidakseimbangan
Defenisi : Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Batasan karakteristik
Penulis menyarankan pengguna diagnosis ini hanya jika terdapat satu diantara tanda NANDA berikut:
• Berat badan kurang dari 20 atau lebih dibawah berat badan ideal untuk tinggi badan
dan rangka tubuh •
Asupan makanan kurang dari kebutuhan metabolik, baik kalori total maupun zat gizi tertentu
• Kehilangan berat badan dengan asupan makanan yang adekuat
• Melaporkan asupan makanan yang tidak adekuat kurang dari recommended daily
allowance RDA. Subjektif
• Kram abdomen
• Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit
• Menolak makan
• Indigesti
• Persepsi ketidakmampuan untuk mencerna makanan
• Melaporkan perubahan sensasi rasa
• Merasa cepat kenyang setelah mengonsumsi makanan
Objektif •
Pembuluh kapile rapuh •
Diare atau steatore •
Kekurangan makanan •
Kehilangan rambut yang berlebihan •
Bisiing usus hiperaktif •
Kurang informasi, informasi yang salah •
Kurangnya minat terhadap makanan •
Salah paham •
Membran mukosa pucat •
Tonus otot buruk •
Menolak untuk makan •
Rongga mulut terbuka •
Kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan atau mengunyah.
2. Nutrisi: Lebih dari kebutuhan tubuh, Ketidakseimbangan
Defenisi: Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik.
Batasan Karakteristik
Penulis merekomendasikan penggunaan diagnosis ini hanya jika satu atau lebih dari batasan karakteristik NANDA berikut ini:
• Lipatan kulit trisep ± 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
• Berat badan 20 di atas berat badan kerangka ideal
Objektif •
Konsentrasi asupan makanan di malam hari •
Pola makan difungsional mis, makan sambil melakukan aktivitas lainnya •
Makan sebagai respon terhadap pengaruh eksternal, seperti waktu siang atau situasi sosial
• Makan sebagai respon terhadap pengaruh internal salain rasa lapar mis, ansietas
marah, depresi, bosan, stres, dan kesepian •
Tingkat aktivitas kurang gerak 3. Nutrisi: Lebih dari kebutuhan tubuh, Resiko ketidakseimbangan
Defenisi: beresiko untuk mengalami asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik.
Faktor Resiko
Subjektif •
Peningkatan selera makan •
Makan sebagai respon terhadap pengaruh eksternal mis, waktu siang atau situasi sosial .
• Makan sebagai respon terhadap pengaruh internal selain rasa lapar
• Penggunaan makanan padat sebagai sumber makanan utama sebelum usia lima bulan
Objektif •
Obesitas pada salah satu atau kedua orang tua •
Konsentrasi asupan makanan di malam hari •
Disfungsi pola makan •
Tampak menggunakan makanan sebagai penghargaan diri atau tindakan kenyamanan •
Melakukan aktivitas makan bersamaan dengan aktivitas lain
c. Rumusan Masalah Diagnosa keperawatan pada gangguan nutrisi harus aktual dan potensial berdasarkan
pengumpulan data yang selama pengkajian dimana perawat menyusun strategi keperawatan untuk mengurangi atau mencegah bahaya berhubungan dengan nutrisi Potter Perry,
2006. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan nutrisi NANDA, dalam
Potter Perry, 2006, yaitu: 1. Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, ketidakseimbangan
2. Nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, ketidakseimbangan 3. Nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, resiko, ketidakseimbangan.
d. Perencanaan Diagnosa keperawatan mengawali rumusan rencana perawatan. Rencana perawatan
dibuat secara individual sesuai dengan persepsi klien tentang nutrisi dan asuhan keperawatan yang mencegah atau meminimalkan masalah nutrisi Nanda dalam Potter Perry, 2006.
Menurut Tarwoto dan Wartonah 2006 adalah:
Intervensi Rasional
1. Tingkatkan intake makanan
melalui: •
Mengurangi gangguan dari lingkungan seperti berisik dan lain-
lain •
Jaga privasi klien •
Jaga kebersihan ruangan •
Berikan obat sebelum makan jika ada indikasi.
2. Jaga kebersihan mulut pasien
3. Bantu pasien makan jika tidak
1. Cara khusu untuk meningkatkan
nafsu makan
2. Mulut yang bersih meningkatkan
nafsu makan 3.
Membantu pasien makan
mampu
4. Sajikan makanan yang mudah
dicerna, dalam keadaan hangat, tertutup dan berikan sedikit-sedikit
tetapi sering
5. Selengi makan dengan minum
6. Hindari makanan yang banyak
mengandung gas
7. Ukur intake makanan dan timbang
berat badan
8. Lakukan latiha pasif dan aktif
9. Kaji tanda vital, sensori, bising
usus
10. Monitori hasil lab, seperti glukosa,
elektrolit, albumin, hemoglobin, kolaborasi dengan dokter
11. Berikan umpan balik yang positif
tentang peningkatan intake, berat badan
12. Berikan pendidikan kesehatan
tentang cara diet, kebutuhan kalori, dan tindakan keperawatan yang
berhubungan dengan nutrisi jika pasien menggunakan NGT
4. Meningkatkan selera makan dan
intake makan
5. Memudahkan makanan masuk
6. Mengurangi rasa nyaman
7. Observasi kebutuhan nutrisi
8. Menambah nafsu makan
9. Membantu mengkaji keadaan
pasien
10. Monitor status nutrisi
11. Meningkatkan kepercayaan untuk
meningkatkan makan
12. Meningkatkan pengetahuan agar
pasien lebih koorperatif
13. Menghindari aspirasi dan
obstruksi tube
13. Cek kepatenan tube
14. Pemberian cairanmakanan tidak
lebih 150 cc sekali pemberian
15. Cek temperatur makanan agar tidak
terlalu panasdingin
16. Atur posisi semifowler
saat memberikan makanan
17. Jelaskan bagaimana tube bekerja
dan perawatannya. 14.
Menghindari aspirasi
15. Mengurangi kram dan terbakar
pada abdomen 16.
Mengurangi regurtasi
17. Mencegah komplikasi.