Pembelajaran Bahasa TINJAUAN PUSTAKA

diajarkan secara detail dan hanya diajarkan dengan cara diterapkan dalam tuturan tertentu. Tahap pemerolehan bahasa pada anak dalam Zuchdi 1996:4 dikategorikan dengan usia-usia : a usia kurang dari satu tahun dimana anak belum bisa mengucapkan kata-kata, belum menggunakan bahasa dalam arti sebenarnya, dapat membedakan beberapa ucapan orang dewasa, b tahap pralinguistik yakni pada anak usia 1 tahun yang mulai mengoceh, bermain dengan bunyi dan jari tangannya, bentuk ucapan hanya satu kata sederhana yang memiliki arti, c usia dua tahun, yakni anak mulai mengetahui kosakata, mengenal makna kata, dapat membuat kalimat pendek, d taman kanak-kanak yaitu usia dimana anak tersebut mulai memiliki dan memahami kosakata, mengajukan pertanyaan, kalimat majemuk, dan menggunakan bahasa dengan sopan.

2.2 Pembelajaran Bahasa

Menurut Chaer 2003:167 bahasa kedua B2 adalah bahasa yang diperoleh anak setelah mereka memperoleh bahasa lain. Pembelajaran bahasa kedua berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua setelah dia mempelajari bahasa pertamanya. Pembelajaran bahasa kedua merupakan fenomena yang muncul dalam suatu masyarakat yang multilingual, dalam Hal tersebut mengacu pada bahasa nasional atau bahasa asing. Pembelajaran bahasa kedua digunakan lebih umum untuk menggambarkan kedua situasi. Maksud kedua situasi disini adalah mengenai penggambaran bagaimana menggunakan bahasa saat sedang berada di luar negeri atau luar daerah, karena seperti yang kita ketahui bahwa antar bahasa memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari struktur kata maupun dalam tataran sintaksisnya sehingga dalam pengucapannya belum tentu sama arti ataupun maknanya. Berdasarkan urutannya, B2 adalah bahasa yang diperoleh anak setelah mereka memperoleh bahasa lain. Bahasa yang diperoleh kemudian itu disebut sebagai B2 jika bahasa yang seseorang memperoleh bahasa lebih dulu dan menguasainya dengan relatif sempurna. Jika penguasaannya belum sempurna, bahasa yang diperoleh kemudian pun disebut B1. Berdasarkan fungsinya dalam kehidupan pembelajar, B2 memegang peran yang kurang kuat dibandingkan B1. Jika B1 digunakan untuk semua aspek kehidupan, terutama yang bersifat emosional, B2 pada aspek-aspek tertentu saja Dardjowidjojo, 2003:7. Menurut Cahyono 1995:273 yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa kedua mengacu pada pengumpulan pengetahuan kosakata dan gramatika bahasa melalui sesuatu yang disadari. Pembelajaran bahasa kedua dapat dipelajari secara lebih baik pada usia 2 atau 3 tahun. Dalam Hal tersebut pembelajaran bahasa kedua seperti yang dilakukan dalam program sekolah bagi siswa yang tidak mahir dalam bahasa Indonesia yang inisial instruksi materi dasar diberikan dalam bahasa asli anak-anak selama 2 atau 3 tahun bersekolah dengan transisi bertahap untuk penuh instruksi Inggris selama beberapa tahun. Kegiatan seperti ini diharapkan agar mereka tidak hanya menguasai bahasa pertama bahasa ibu. Digunakannya istilah pembelajaran bahasa karena diyakini bahwa bahasa kedua dapat dikuasai hanya dengan proses belajar, dengan cara sengaja dan sadar. Ellis dalam Chaer, 2008:243 menyebutkan bahwa ada dua tipe pembelajaran bahasa yaitu tipe naturalistik dan tipe formal di dalam kelas. Tipe naturalistik bersifat alamiah, tanpa guru dan tanpa kesengajaan. Pembelajarannya berlangsung di dalam lingkungan masyarakat, contoh seorang anak yang di dalam lingkungan keluarganya menggunakan bahasa Madura lalu sekolah di tempat yang mayoritas orang-orangnya menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa ibunya. Pada awalnya ia tidak mengerti bahasa Jawa, namun ia harus belajar dan memahami lingkungannya dengan berbahasa Jawa agar bisa saling mengerti satu sama lain dengan teman-temannya yang menggunakan bahasa Jawa. Dari awalnya yang tidak bisa sama sekali sampai akhirnya ia bisa berbahasa Jawa. Belajar dalam tipe ini sama prosesnya dengan pemerolehan bahasa pertama yang berlangsung secara alamiah di dalam lingkungan keluarga atau lingkungan tempat tinggal. Memang akan ada perbedaan antara hasil yang didapat oleh kanak-kanak dengan orang dewasa. Kanak-kanak yang masing- masing berada dalam masa kritis akan memperoleh kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa yang bahasa pertamanya akan sudah sangat ternuranikan sehingga mau tidak mau unsur bahasa pertamanya itu akan cukup mempengaruhi usahanya dalam belajar bahasa kedua. Tipe kedua yang bersifat formal berlangsung di dalam kelas dengan guru, materi, dan alat-alat bantu belajar yang sudah dipersiapkan. Sesuai dengan hipotesis kemampuanan dan pembelajaran yang dikemukakan oleh Krashen, kemampuan B2 mengacu pada pembelajaran. Kemampuan B2 berwujud kegiatan mengajarkan dan belajar B2 yang umumnya terjadi dalam ruang kelas formal. Pembelajaran bahasa kedua adalah proses pemahaman seorang individu atau lebih terhadap suatu bahasa setelah bahasa sebelumnya dikuasai sampai batas tertentu. Dengan demikian, belajar bahasa kedua B2 berarti belajar menguasai bahasa yang diajarkan kepada mereka. Pembelajaran bahasa adalah bagaimana seseorang mempelajari bahasa ke dua B2 secara formal. Pembelajaran bahasa dilakukan secara formal dengan dasar pengetahuan yang eksplisit. Dalam proses belajar bahasa akan didapati murid, guru, bahan pelajaran, dan tujuan pembelajaran dalam bahasa tersebut memiliki hubungan fungsional dalam dalam kegiatan belajar mengajar tersebut dan turut menentukan keberhasilan belajar itu. Variabel lain yang ada dalam pembelajaran bahasa adalah dari segi lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun sekolah. Dalam masyarakat yang multilingual, multirasial, dan multikultural, maka faktor kebahasaan juga memengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa Chaer, 2010:204. Hal tersebut terjadi dalam lingkungan Madura misalnya, anak-anak yang sehari-harinya terbiasa bertutur dengan menggunakan bahasa Madura tentu akan memengaruhi tuturan bahasa Indonesianya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses belajar bahasa terdiri atas sejumlah variabel, yakni variabel yang bersifat linguistik maupun yang bersifat nonlinguistik, yang dapat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar itu. Variabel-variabel itu bukan merupakan hal yang terlepas dan berdiri sendiri, melainkan saling berhubungan dan berkaitan sehingga merupakan satu jaringan sistem Chaer, 2010:205.

2.3 Kontak Bahasa