Dari tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa Pendapatan Asli Daerah dari sektor Pajak Hotel pada tahun anggaran 2010 memiliki persentase sebesar 90,04, persentase
ini sudah bisa di katakan efektif, sedangkan pada tahun anggaran 2011 memili
persentase sebesar 87,06, pesentase ini belum tercapai target. Maka dari tahun 2010 ke 2011 mengalami penurunan sebesar 2,98 dan kemudian mengalami penurunan
lagi di tahun berikutnya yaitu tahun anggaran 2012 sebesar 80,08 persentase ini
disebut dengan kurang efektif. Pendapatan Asli Daerah Pajak Hotel tahun anggaran
2013 memiliki persentase sebesar 94,99 , prsentase ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya dengan selisih kenaikan sebesar 14,01, persentase pada tahun ini
dikatakan efektif. Sedangkan pada tahun anggaran 2014 persentase mengalami kenaikan
yang menakjubkan yaitu sebesar 100,68.
Berdasarkan keterangan tabel di atas penulis tertarik untuk mmengamati masalah- masalah yang berkenaan dengan efektifitas pengawasan penerimaan pajak hotel dengan
judul “ Efektifitas Pengawasan Pajak Hotel Dalam Penerimaan Pajak Daerah Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan “
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang akan diteliti
dalam penelitian ini yaitu :“ Bagaimana efektifitas pengawasan pajak hotel terhadap peningkatan pendapatan daerah kota Medan ? “.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui Efektifitas pengawasan pajak hotel dalam peningkatan penerimaan pajak daerah kota Medan
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini yaitu : 1.
Bagi Dinas Pendapatan Daerah DISPENDA Kota Medan Sebagai salah satu masukan bagi pemerintah daerah tentang efektifitas pengawasan pajak hotel
dalam peningkatan penerimaan pajak daerah kota Medan. 2.
Bagi penulis sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Diploma III
Manajemen Keuangan dan juga dapat memberikan pengalaman praktis dan pemebelajaran dalam memahami dan menetapkan teori yang telah diterima
dalam bidang Manajemen keuangan. 3.
Bagi pembaca sebagai masukan dan pertimbangan yang bermanfaat sebagai referensi bagi rekan-rekan mahasiswa dalam membuat paper yang berkaitan
dengan judul ini.
7
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan
Pada mulanya Dinas Pendapatan Kota Medan adalah suatu sub bagian pada bagian yang mengelola bidang penerimaan dan pendapatan daerah. Pada sub bagian ini
belum terdapat Sub Seksi, karena pada saat itu wajib pajak wajib retribusi yang berdomisili di daerah kota Medan belum begitu banyak.
Dengan memperhitungkan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan di kota Medan, melalui peraturan daerah sub bagian keuangan tersebut dirubah menjadi
bagian pendapatan. Pada bagian pendapatan dibentuklah beberapa seksi yang mengelola penerimaan pajak dan retribusi daerah yang merupakan kewajiban para wajib pajak
wajib retribusi di dalam daerah kota Medan, yang terdiri dari 21 kecamatan diantaranya kecamatan Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Amplas, Medan denai, Medan
Tembung, Medan Timur, Medan Kota, Medan Area, Medan Baru, Medan Polonia, Medan Maimun, Medan Selayang, Medan Sunggal dan lainnya.
Sehubungan dengan instruksi Menteri Dalam Negeri KUPD No. 71241 – 10 tentang Penyelenggaraan Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah di Seluruh
Indonesia. Maka Pemerintah Kota Medan, berdasarkan Peraturan Daerah No. 12 tahun 1978 menyesuaikan dan membentuk struktur organisasi Dinas Pendapatan yang baru.
Didalam struktur organisasi Dinas Pendapatan yang baru ini dibentuklah seksi-seksi adminstrasi Dinas Pendapatan, juga dibentuk Bagian Tata Usaha yang membawahi 3
tiga Kepala Sub Bagian yaitu sub sektor perpajakan, retribusi daerah, dan pendapatan daerah lainnya yang merupakan kontribusi yang cukup penting bagi pemerintah daerah
dalam mendukung serta memelihara pembangunan dan di dalam pengingkatan penerimaan pendapatan daerah.
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 Tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, maka Pemerintah Kota Medan melakukan
penataan organisasi yang ditetapkan dengan peraturan daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kota Medan, salah satu diantaranya adalah Dinas Pendapatan Kota Medan.
Dalam perkembangan selanjutnya dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 50 Tahun 2000, tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kota, maka Pemerintah Kota Medan membentuk Organisasi dan Tata Kerja dinas-dinas daerah dilingkungan pemerintah kota Medan
sebagaimana diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001. Demikian Peraturan Daerah Kota Madya daerah TK.II Medan Nomor 16
Tahun 1990 dinyatakan tidak berlaku dan diganti dengan SK.Walikota Medan Nomor 25 tahun 2002 tentang susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
Sebagai unsur pelaksana pemerintah kota Medan dalam bidang pungutan pajak, retribusi daerahdan pendapatan daerah lainnya, Dinas Pendapatan Daerah dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas yang berada dan bertanggung jawab Kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Berdasarkan kutipan tersebut jelas diketahui salah satu
sumber pendapatan asli Daerah berasal dari pajak daerah. Pajak Daerah adalah pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan guna pembiayaan pengeluaran daerah
sebagai badan hukum publik yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
sebagai Perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dimana Pajak Daerah terbagi menjadi dua jenis, yaitu pajak :
Pajak Provinsi yang terdiri dari :
a Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
b Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
c Pajak Air Pemukaan
d Pajak Rokok
Pajak Kabupaten dan Kota yang terdiri dari :
a Pajak Hotel
b Pajak Restoran
c Pajak Hiburan
d Pajak Reklame
e Pajak Penerangan Jalan
f Pajak Parkir
g Pajak Air Tanah
h Pajak Sarang Burung Walet
2.2 VISI DISPENDA Kota Medan