5. Surat Keputusan Keberatan SKK Menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan Undang-Undang No 16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 34, adalah surat keputusan atas keberatan terhadap surat ketetapan pajak atau terhadap
pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak. 6.
Putusan Banding PB Menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Undang-Undang No 16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 35, adalah putusan badan
peradilan pajak atas banding terhadap Surat Kepitusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.
F. Penagihan Utang Pajak dengan Surat Paksa
Sesuai dengan pasal 1 Ayat 21 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, yang dimaksud dengan Surat Paksa adalah Surat perintah membayar utang pajak dan biaya
penagihan pajak. Di dalam Surat Paksa dicantumkan nama penanggung pajak dan alamatnya yang jelas serta jumlah utang pajaknya.
Surat Paksa yang berkepala “ Demi Keadilan berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa “. Surat Paksa yang mempunyai kekuatan hukum yang sama seperti Grosse dari
putusan hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat diminta banding lagi pada Hakim atasan. Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa ini adalah suatu
bentuk eksekusi tanpa peraturan hakim yang menjadi wewenang fiskus yang lazimnya dinamakan eksekusi langsung.
Surat Paksa adalah surat keputusan yang mempunyai kekuasaan yang sama dengan Groose yang asli keputusan hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat diganggu
gugat lagi dengan cara meminta banding kepada hakim yang lebih atas. Surat Paksa
harus menggunakan kepala “atas nama keadilan” karena perkataan-perkataan itulah surat paksa mendapat kekuatan ekstutorial yaitu kekuatan untuk dijalankan dan
kekuatan itu didapatkannya karena keadilan yang semata-mata memerintah pelaksanaan itu. Surat Paksa memuat perintah wajib pajak untuk melunasi pajaknya
yang sudah barang tentu baru akan dikeluarkan setelah dipandang cukup.
1 Isi dan Krakteristik dari Surat Paksa
Berbicara lebih lanjut tentang surat paksa, maka surat paksa dapat ditinjau dari 2 dua segi, yaitu segi isinya dan segi karaktaristiknya.
a. Dari segi isinya :
1. Berkepala kata-kata “Atas Nama Keadilan” yang dengan Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1970 pasal 4 disesuaikan bunyinya menjadi “Demi Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Nama wajip pajak penanggung pajak, keterangan cukup tentang
alasan yang menjadi dasar penagihan, perintah membayar. 3.
Dikeluarkanditandatangi oleh pejabat berwenang yang ditunjuk oleh menteri KeuanganKepala Daerah.
b. Dari segi karakteristiknya :
1. Mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Groose putusan
hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat diminta banding lagi pada hakim atasan.
2. Mempunyai kekuatan hukum yang pasti.
3. Mempunyai fungsi ganda yaitu menagih pajak dan menagih bukan
pajak biaya-biaya penagihan.
4. Dapat dilanjutan dengan tindakan penyitaan atau penyandaraan
pencegahan.
Surat paksa, dalam bahasa hukum disebut sebagai parate eksekusi eksekusi langsung, yang berarti bahwa penagihan pajak secara paksa dapat dilakukan tanpa
melalui proses Pengadilan Negeri. Hal ini bisa dimengerti karena surat paksa itu mempunyai kekuatan hukum yang pasti, dimana fiskus dalam melaksanakan
kewajiban mempunyai hak “Parate Eksekusi”.
G. Penerbitan Surat Paksa