Metode Tinggi Rendah High Low Method

Ada beberapa metode pemisahan biaya yang bisa diterapkan oleh manajemen, yaitu:

a. Metode Tinggi Rendah High Low Method

b. Metode Scattergraph Scattergraph Method c. Metode Regresi Kuadrat Terkecil Least Squares Regression

d. Metode Biaya Berjaga Stand by Cost Method

a. Metode Tinggi Rendah High Low Method

Analisis biaya semivariabel dengan menggunakan metode titik tertinggi dan terendah high low method dimulai dengan mengidentifikasikan periode dengan tingkat aktivitas yang paling rendah dan yang paling tinggi. Perbedaan biaya pada kedua periode tersebut dibagi dengan perubahan aktivitas antara periode ekstrim tersebut untuk memperkirakan biaya variabel per unit aktivitas. Untuk menganalisis biaya semivariabel dengan metode tinggi rendah, langkah pertama adalah mengidentifikasikan aktivitas tertinggi dan terendah. Y 2 – Y 1 Biaya Variabel = kemiringan garis = X 2 – X 1 biaya aktivitas tertinggi - biaya aktivitas terendah biaya variabel = aktivitas tinggi - aktivitas rendah perubahan aktivitas biaya biaya variabel = perubahan aktivitas elemen biaya tetap = Total biaya - elemen biaya variabel Persamaan biaya yang dihasilkan adalah = Y = a + bX dimana : Y = jumlah biaya semivariabel Fiska M. Sipayung : Analisis Cost Volume Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada PT. Ecogreen…, 2008 USU Repository © 2009 a = biaya tetap per periode b = biaya variabel per unit X = kapasitas yang diharapkan akan dijalankan Contoh : PT.Anugrah mempunyai data operasi mesin dan biaya pemeliharaannya selama satu semester yang terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.3 Data operasi mesin dan biaya pemeliharaan mesin selama 1 semester Bulan Jam kerja Mesin Total biaya pemeliharaan Januari 550 Rp 149,000 Februari 700 Rp 170,000 Maret 500 Rp 140,000 April 800 Rp 200,000 Mei 750 Rp 192,000 Juni 650 Rp 164,000 Sumber: Machfoedz 2000:260 Dari Tabel 2.3 bisa ditentukan jenjang tertinggi dan terendah sebagai sampel untuk perhitungan pemisahan biaya. Biaya dan operasi tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut: Jam kerja mesin Biaya pemeliharaan Tingkat aktivitas tertinggi April 800 jam Rp 200,000 Tingkat aktivitas terendah Maret 500 jam Rp 140,000 Perubahan 300 jam Rp 60,000 Biaya Variabel = Rp 60,000 300 jam = Rp 200 per jam Elemen biaya tetap = Rp 200,000 - Rp 200 X 800 jam Fiska M. Sipayung : Analisis Cost Volume Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada PT. Ecogreen…, 2008 USU Repository © 2009 = Rp 200,000 -Rp160,000 = Rp 40,000 Persamaan biaya yang diperoleh Y = Rp 40.000 + Rp 200 X Kadang – kadang tinggi rendahnya tingkat aktivitas tersebut tidak sesuai dengan tinggi rendahnya biaya. Sabagai contoh periode yang memiliki tingkat aktivitas tertinggi belum tentu memiliki biaya tetinggi. Meskipun demikian, tingkat aktivitas yang tertinggi dan terendah selalu digunakan untuk menganalisis biaya semivariabel apabila menggunakan metode tinggi rendah. Alasannya adalah bahwa aktivitas menyababkan adanya biaya sehingga para analisis akan menggunakan data yang mencerminkan kemungkinan terbesar perubahan aktivitas. Metode tinggi rendah sangat sederhana dan mudah dilakukan tetapi banyak mengandung cacat karena hanya menggunakan 2 titik saja. Umumnya dua titik tidak cukup untuk menghasilkan hasil yang akurat dalam analisis biaya. Selanjutnya periode yang tidak biasanya rendah atau tinggi dapat mengakibatkan ketidakakuratan hasilnya. Sebagai contoh jenjang terendah adalah bulan Maret dengan kegiatan 500 jam dan biaya pemeliharaan sebesar Rp 140.000. Dengan memasukkan unsur biaya kedalam persamaan, maka diperoleh jumlah biaya semivariabel: Y = a + bX = Rp 40.000 + Rp 200 500 jam = Rp 140.000 Contoh lain adalah pada bulan Mei dimana kegiatan pemeliharaan 750 jam dengan total biaya pemeliharaan Rp 192.000. Dengan menggunakan persamaan diperoleh jumlah biaya Y = Rp 40.000 + Rp 200 750 jam = Rp 190.000. Fiska M. Sipayung : Analisis Cost Volume Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada PT. Ecogreen…, 2008 USU Repository © 2009

b. Metode Scattergraph Scattergraph method