Ketika repeater terhubung dengan Node B melalui koneksi lintas udara, maka diperlukan dua antena seperti antena internal dan antena eksternal. Antena eksternal
atau antena donor, biasanya ditempatkan di atas atap gedung yang akan dirancang, yang akan menerima sinyal downlink dari sel base station. Bersamaan itu pula antena
donor memancarkan sinyal uplink ke base station. Repeater menerima sinyal downlink
, menguatkannya, lalu memancarkan kembali melalui antena cakupan yang berada di dalam ruangan. Begitu juga dengan sinyal uplink dari UE akan diteruskan
oleh antena cakupan ke arah base station. Noise figure
dan daya puncak adalah faktor penting sebuah repeater. Agar cakupan sinyal memadai, unit repeater harus mampu memberikan daya output
downlink untuk mengoperasikan antena cakupan. Pada umumnya sebuah repeater
indoor memiliki daya output berkisar antara 10 mW sampai 10 W
[2]
.
3.3 Perancangan Sistem Antena
Untuk perancangan didalam ruangan, biasanya dipakai dua jenis antena seperti antena omnidirectional dan antena directional. Antena omnidirectional sendiri
ditempatkan di atap ruangan sedangkan antena directional untuk pemasangan di dinding. Penempatan antena baik itu di atas atap maupun di dinding harus
memastikan cakupan yang baik disamping memastikan jarak aman antara user dengan Electromagnetic Radiation EMR yang dipancarkan antena.
Sistem antena terdistribusi akan memberikan solusi yang baik dalam menjangkau area. Dengan sistem ini tiap node antena mampu memancarkan dan
menerima sinyal WCDMA. Sinyal uplink dari semua node antena akan dikumpulkan
Esron Tarigan : Studi Perancangan Cakupan Sinyal Sistem WCDMA Di Dalam Ruangan, 2007. USU Repository © 2009
ke sebuah titik pusat yang terhubung ke sistem radio. Sementara sinyal downlink dari sistem radio akan disebarkan ke tiap node antena untuk kemudian dipancarkan.
Sistem antena terdistribusi ini terbagi dalam dua bagian yakni antena distribusi aktif dan pasif. Perbedaannya terletak pada kelebihannya didalam jangkauan, dimana
antena distribusi aktif memiliki peralatan aktif seperti bidirectional amplifier BDA untuk menguatkan sinyal. Sementara itu antena distribusi pasif memiliki nilai
spesifikasi tertentu. Antena yang dipakai didalam perancangan akan menentukan nilai-nilai
parameter link budget. Link budget merupakan awal rancangan sebuah sistem, yang dipakai sebagai panduan dalam merancang sistem. Tabel 3.1 menunjukkan sebuah
link budget sistem indoor WCDMA
[3]
.
Tabel 3.1 WCDMA Indoor Link Budget
Item WCDMA
12,2 kbps WCDMA
64 kbps WCDMA
384 kbps
Max. Total Repeater Transmitted Power
dBm
23 23
23
Fraction of Total Repeater Power for Pilot =10logCPICH_EcIor
dB
-10 -10
-10
Repeater Antenna Gain
dBi
5 5
5
Body Loss + Cable and Connector
dB
3
EIRP
dBm
15 18
18
Thermal Noise Density
dBHz
-174 -174
-174
UE Receiver Noise Figure NF
dB
8 8
8
UE Receiver Noise Density
dBHz
-166 -166
-166
UE Receiver Noise Power
dBm
-102,2 -102,2
-102,2
Interference Margin
dB
3 3
3
Esron Tarigan : Studi Perancangan Cakupan Sinyal Sistem WCDMA Di Dalam Ruangan, 2007. USU Repository © 2009
Tabel 3.1 WCDMA Indoor Link Budget Lanjutan Item
WCDMA 12,2 kbps
WCDMA
64 kbps
WCDMA
384 kbps
Total Effective Noise + Interference
dBm
-97,16 -97,16
-97,16
Processing Gain
dB
24,98 17,78
10
Required EbN0
dB
5 1,5
1
Receiver Sensitivity
dBm
-117,1 -113,4
-106,2
UE Receiver Antenna Gain
dBi
Repeater Cable, Connector Combiner Losses
dB
17 17
17
Fast Fading Margin
dB
5 5
5
Max. Path Loss
dB
110,1 109,4
102,2
Log-normal Fading Margin
dB
7,7 7,7
7,7
Soft Handover Gain
dB
2 2
2
Maximum Allowable Path Loss MAPL
dB
104,4 103,7
96,47
3.4 Model Propagasi Dalam Ruangan Indoor