2.2 Karakteristik Sistem WCDMA
Sistem WCDMA adalah teknologi multiple akses dengan menggunakan teknik direct sequence-spread spectrum DS-SS. Teknologi ini berbeda dengan
teknik akses radio konvensional yang menggunakan teknik pembagian bandwidth frekuensi yang tersedia di kanal sempit ke dalam time slot tertentu. Teknologi
WCDMA dalam mengakses data dilakukan secara terus menerus selebar bandwidth tertentu 5-15 MHz. Untuk masing-masing UE yang memakai servis seperti telepon,
facsimile data atau multimedia maka digunakan kode-kode tertentu yang saling
berkorelasi untuk masing-masing servis dan dipenerima akan digunakan kode-kode yang sama yang saling berkorelasi sama seperti sebelumnya. Selanjutnya
pembahasan teknik WCDMA akan dilihat dari karakteristiknya, mulai dari alokasi frekuensi, pengkodean, scrambling dan spreading serta jenis modulasi yang dipakai.
2.2.1 Alokasi Frekuensi
WCDMA dan CDMA2000 telah dirancang sebagai standart 3G oleh ITU International Telecommunications Union yang dikenal dengan IMT-2000
International Mobile Telecommunications 2000. WCDMA diatur dengan standart yang disebut dengan 3GPP 3G-Partnership Project sedangkan CDMA2000 diatur
oleh standart 3GPP2 3G- Partnership Project 2. Dalam 3GPP, WCDMA mengalokasikan frekuensi dengan susunan seperti
Gambar 2.4. Frekuensi uplink dari User Equipment ke Base Station 1920 MHz – 1980 MHz, sedangkan untuk downlink dari Base Station ke User Equipment 2110
Esron Tarigan : Studi Perancangan Cakupan Sinyal Sistem WCDMA Di Dalam Ruangan, 2007. USU Repository © 2009
MHz – 2170 MHz. Dengan bandwidth sebesar 5 MHz dan chip rate sebesar 3,84 Mcps
[5]
.
Gambar 2.4 Alokasi Frekuensi WCDMA
Akibat Indonesia mengakomodasi dua jalur dalam akses teknologi 3G, maka dari gambar terlihat adanya interferensi antara uplink WCDMA dengan downlink
CDMA2000. Maka diperlukan guardband minimal 5 MHz antara uplink WCDMA dan downlink CDMA 2000.
2.2.2 Spreading, Scrambling dan Modulasi
Keseluruhan teknologi CDMA memakai teknik spreading tersebar untuk memisahkan seorang pelanggan dengan pelanggan lainnya. Faktanya, akan ada laju
data dari banyak pelanggan yang akan dilayani oleh sebuah base station Node B. Oleh karena itu tidak cukup hanya memisahkan satu pelanggan dengan pelanggan
lainnya saja, namun perlu dipisahkan satu pelanggan diantara banyaknya pelanggan yang dilayani dengan laju data masing-masing. Dengan kata lain seorang pelanggan
A mengirimkan data dan kontrol informasi information control, base station pertama sekali harus memisahkan jalur transmisi pelanggan A dari transmisi
Esron Tarigan : Studi Perancangan Cakupan Sinyal Sistem WCDMA Di Dalam Ruangan, 2007. USU Repository © 2009
pelanggan lainnya. Lalu kemudian memisahkan kontrol informasi tadi dari data pelanggan yang dikirimkannya.
Untuk memenuhi kriteria diatas, WCDMA menerapkan dua langkah di dalam transmisi data pelanggan, seperti yang terlihat dalam Gambar 2.5. Pertama kali, laju
data masing-masing pelanggan akan disebar dengan chip rate sebesar 3,84 Mcps. Sinyal yang tersebar akan tergabung di dalam saluran channel kemudian akan di
acak dengan kode pengacak yang memiliki satuan dalam chip juga. Walaupun kode pengacak ini juga dalam satuan chip, namun tidak akan meningkatkan besaran laju
data bandwidth. Penyaluran channelization laju data pelanggan yang telah disebar akan meningkatkan bandwidth. Pada bagian penerima, sinyal yang telah tergabung
tadi akan diacak ulang dengan aplikasi kode acak yang bersesuaian. Kemudian laju data masing-masing pelanggan diperoleh dengan membentuk penyaluran
channelization yang sesuai pula. Jelas, sangat penting bila pelanggan yang satu memiliki kode pengacak yang berbeda dengan pelanggan yang lain.
Gambar 2.5 Konsep Dasar Spreading dan Scrambling
Esron Tarigan : Studi Perancangan Cakupan Sinyal Sistem WCDMA Di Dalam Ruangan, 2007. USU Repository © 2009
Chip rate sebesar 3,84 Mcps diperoleh dari struktur kanal yang terpakai di
dalam WCDMA seperti pada Gambar 2.6
[1]
:
Gambar 2.6 Struktul Kanal WCDMA
Mcps 3,84
10 chipsslot
2560 slot
15 rate
Chip
2
= ×
=
−
Modulasi di dalam WCDMA itu sendiri memakai teknik Quadrature Phase Shift Keying
QPSK. Teknik modulasi ini dapat dilihat pada Gambar 2.7. Sinyal yang telah disebar dan diacak seperti diatas memiliki nilai chip yang kompleks.
Bagian nyata dan khayal akan dipisahkan, dimana chip yang nyata berada pada cabang in-phase I dan bagian khayal pada cabang quadrature phase Q.
Gambar 2.7 Modulasi QPSK pada WCDMA
Esron Tarigan : Studi Perancangan Cakupan Sinyal Sistem WCDMA Di Dalam Ruangan, 2007. USU Repository © 2009
2.2.3 Power Control