Bentuk-bentuk kelompok teman sebaya
b. Compliance Compliance merupakan bentuk konformitas yang dilakukan
individu dengan cara bertingkah laku sesuai dengan tekanan kelompok, sementara secara pribadi ia tidak menyetujui perilaku
tersebut. Compliance terjadi ketika individu menyamakan perilaku dengan tujuan untuk mendapatkan hadiah atau pujian dan menghindari
hukuman. Konformitas ini juga terjadi dengan tujuan untuk diterima dalam kelompok atau mengindari penolakan. Konformitas ini
dilakukan atas dasar rasa cemas atau takut mendapat celaan dari lingkungan sosialnya.
Konformitas Compliance ini dapat dipengaruhi oleh : Sears, 2010
2.1. Rasa takut terhadap penyimpangan Rasa takut dianggap sebagai orang yang menyimpang,
merupakan alasan utama terjadinya konformitas compliance. Rasa takut ini diperkuat oleh tanggapan kelompok terhadap perilaku
menyimpang. Penyimpangan yang terjadi dalam kelompok, dapat mengakibatkan
seseorang menerima
resiko yang
tidak menyenangkan seperti dikucilkan atau ditolak oleh kelompok.
2.2. Kekompakkan kelompok Semakin kuat ketertarikkan individu terhadap kelompok,
maka semakin kuat juga konformitas yang terjadi. Ketika anggota-anggota kelompok bekerja untuk satu tujuan yang sama
mereka cenderung untuk konform dibandingkan mereka tidak
berada dalam satu kesatuan. Dan ketika rasa suka anggota kelompok yang satu terhadap yang lain semakin besar, maka
semakin besar pula harapan untuk memperolah manfaat dari keanggotaan kelompok dan kelompok tersebut semakin kompak.
Kekompakkan yang semakin tinggi akan mempertinggi tingkat konformitas.
2.3. Kesepakatan kelompok Anggota kelompok yang dihadapkan pada keputusan
kelompok yang sudah bulat, akan merasa mendapat tekanan yang kuat untuk dapat menyesuaikan pendapat atau perilakunya.
Namun bila ada satu orang saja yang tidak sependapat dengan anggota lainnya, tingkat konformitas dalam kelompok itu pun
akan menurun. Hai ini dapat terjadi karena, pertama, pelanggaran kesepakatan yang terjadi dalam kelompok
berarti ada kemungkinan terdapat perbedaan pendapat atau penilaian antar
anggota. Kedua, anggota yang tidak setuju dengan pendapat kelompok akan menimbulkan penolakan. Ketiga, berkurangnya
kesepakatan terhadap kelompok mengurangi keyakinan anggota kelompok terhadap kelompok itu sendiri.