BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, data yang akan diolah adalah data penggunaan bahan baku untuk proses produksi serta hasil produksi bibit udang putih dari 20 kolam selama
satu periode 18 hari pada bulan mei 2015.
3.1.1 Biaya Produksi dan Hasil Produksi
Pengadaan bahan baku merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem produksi. Tanpa adanya bahan baku suatu proses produksi tidak akan dapat
berjalan. Untuk menanggulangi hal tersebut, perlu kiranya diadakan perencanaan kebutuhan bahan baku secara tepat. Adapun bahan baku yang dibutuhkan PT.
Surya Windu Pertiwi untuk menghasilkan produknya adalah benih pakan dan obat-obatan.
Penebaran benih dilakukan apabila kualitas air kolam memenuhi syarat untuk habitat udang putih. Benih yang ditebar adalah benih udang putih yaitu
naupli
.
Naupli
diperoleh dari divisi pengembangbiakan dan penetasan dalam perusahaan yang sama dengan biaya Rp6,00 setiap ekornya. Padat tebar benih
udang putih ini adalah 138.889 ekor
m
2
. Dengan tingginya padat tebar benih udang putih tersebut menyebabkan pakan yang diperlukan pun cenderung tinggi.
Pakan bibit udang putih terdiri dari beberapa jenis yaitu Artemia, MP-Z, TYS Flake, Spiro, PL-00, PL-01, PL-02, serta PL-03. Artemia adalah pakan udang
yang alami, hal ini karena artemia merupakan sejenis udang yang berukuran kecil dengan ukuran dewasanya 10
– 12 mm. Berbeda dengan Artemia yang merupakan pakan alami untuk benih udang, MP-Z, TYS Flake, Spiro, PL-00, PL-01, PL-02,
serta PL-03 merupakan pakan buatan untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan oleh benih udang, seperti
protein, lipid, fiber, moisture,
serta
ash
.
Selain pakan benih udang juga membutuhkan Vitamin serta obat-obatan agar lebih kebal terhadap penyakit. Vitamin dan obat yang digunakan dalam
produksi bibit udang putih pada PT. Surya Windu Pertiwi adalah Vitamin C serta
Ethylene Diamine Tetra Acetic
EDTA. Vitamin C disertakan dalam pemberian pakan untuk meningkatkan ketahanan tubuh benih udang. EDTA berfungsi
sebagai pengikat bahan organik atau logam berat, sehingga kualitas air tetap terjaga. Adapun bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi bibit udang untuk 20
kolam yang diteliti adalah sebagai berikut,
Tabel 3.1. Bahan Baku Produksi
No Bahan Baku Produksi
HargaSatuan Jumlah
Biaya Rp 1
Benih Rp6Ekor
100.000.000 600.000.000 2
Artemia Rp1020Gram 119.750
122.145.000 3
MP-Z Rp525Gram
16.484 8.654.100
4 TYS Flake
Rp100Gram 25.150
2.515.000 5
Spiro Rp330Gram
5.230 1.725.900
6 PL-00
Rp78Gram 53.778
4.194.684 7
PL-01 Rp94Gram
46.376 4.359.344
8 PL-02
Rp78Gram 156.846
12.233.988 9
PL=03 Rp78Gram
165.096 12.877.488
10 Edta 2 Na
Rp67Gram 29.260
1.960.420 11
Vit-C RRC Rp181Gram
1.000 181.000
TOTAL 770.846.926
Pemakaian bahan baku aktual selama satu periode yang diteliti adalah seperti Tabel 3.1. Dengan pemakaian bahan baku tersebut diperoleh hasil produksi
sebagai berikut
Tabel 3.2 Hasil Produksi
Kolam Jumlah Panen
ekor Jumlah Panen
Paket 5.000 ekor 1
2.730.000 546
2 2.960.000
592 3
3.580.000 716
4 2.850.000
570 5
2.765.000 553
6 2.485.000
497 7
3.860.000 772
8 3.415.000
683 9
3.110.000 622
10 3.165.000
633 11
3.605.000 721
12 3.170.000
634 13
2.595.000 519
14 2.730.000
546 15
2.895.000 579
16 3.165.000
633 17
2.780.000 556
18 2.740.000
548 19
2.710.000 542
20 2.140.000
428 Total
59.450.000 11.890
Hasil panen produksi bibit udang putih dari 20 kolam tersebut ditunjukkan oleh Tabel 3.2. Total produksi dari 20 kolam tersebut adalah sebesar 59.450.000 ekor,
seluruh hasil produksi itu dikemas dalam suatu paketan yang berisi 5.000 ekor, sehingga jika disubsitusikan jumlah produksinya adalah sebesar 11.890 paket bibit
udang putih.
3.1.2 Biaya Aktual Penggunaan Bahan Baku Produksi