� + � + +
�
�
�
� + � + +
�
�
�
dan �
Secara matematis perubahan � mungkin berakibat terhadap perubahan
nilai optimal � . Selagi � mewakili nilai satuan yang mungkin dikendalikan maka
informasi mengenai akibat dari perubahan itu sangat diperlukan. Pengendalian terhadap parameter
� juga akan memungkinkan penurunan alternatif-alternatif penyelesaian optimal.
Nilai ekstrim fungsi tujuan ditentukan oleh titik sudut ekstrim, yaitu titik sudut daerah yang memenuhi kendala di mana nilai fungsi tujuan menjadi ekstrim.
Selama titik-titik sudut daerah yang memenuhi kendala merupakan perpotongan antara garis-garis kendala dan nilai ruas kanan kendala adalah konstanta dari
sebuah fungsi kendala, maka perubahan nilai ruas kanan kendala jelas akan mempengaruhi ekstrimitas nilai fungsi tujuan. Oleh karena itu, informasi
mengenai akibat dari perubahan nilai ruas kanan itu sangat diperlukan.
2.5 POM-QM
Terdapat beberapa perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membantu proses perhitungan lebih cepat dan akurat misalnya Excel, Excel QM, POM-QM,
Tora, LINDO dan lainnya.
Software
POM-QM adalah sebuah
software
yang dirancang untuk melakukan perhitungan yang diperlukan pihak manajemen untuk
mengambil keputusan di bidang produksi dan pemasaran.
Software
ini dirancang oleh Howard J. Weiss tahun 1996 untuk membantu manejemen produksi
khususnya dalam menyusun prakiraan dan anggaran untuk produksi bahan baku menjadi produk jadi atau setengah jadi dalam proses produksi.
Software
ini dibekali beberapa modul untuk menyelesaikan persoalan- persoalan metode kuantitatif, manajemen sains atau riset operasi. POM-QM
menyediakan modul-modul dalam area pengambilan keputusan bisnis. Modul yang tersedia pada
software
POM-QM adalah: 1.
Assignment
2.
BreakevenCost-Volume Analysis
3.
Decision Analysis
4.
Forecasting
5.
Game Theory
6.
Goal Programming
7.
Integer Programming
8.
Inventory
9.
Linear Programming
10.
Markov Analysis
11.
Material Requirements P lanning
12.
Mixed Integer Programming
13.
Networks
14.
Project Management PERTCPM
15.
Quality Control
16.
Simulation
17.
Statistics
18.
Transportation
19.
Waiting Lines
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, data yang akan diolah adalah data penggunaan bahan baku untuk proses produksi serta hasil produksi bibit udang putih dari 20 kolam selama
satu periode 18 hari pada bulan mei 2015.
3.1.1 Biaya Produksi dan Hasil Produksi
Pengadaan bahan baku merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem produksi. Tanpa adanya bahan baku suatu proses produksi tidak akan dapat
berjalan. Untuk menanggulangi hal tersebut, perlu kiranya diadakan perencanaan kebutuhan bahan baku secara tepat. Adapun bahan baku yang dibutuhkan PT.
Surya Windu Pertiwi untuk menghasilkan produknya adalah benih pakan dan obat-obatan.
Penebaran benih dilakukan apabila kualitas air kolam memenuhi syarat untuk habitat udang putih. Benih yang ditebar adalah benih udang putih yaitu
naupli
.
Naupli
diperoleh dari divisi pengembangbiakan dan penetasan dalam perusahaan yang sama dengan biaya Rp6,00 setiap ekornya. Padat tebar benih
udang putih ini adalah 138.889 ekor
m
2
. Dengan tingginya padat tebar benih udang putih tersebut menyebabkan pakan yang diperlukan pun cenderung tinggi.
Pakan bibit udang putih terdiri dari beberapa jenis yaitu Artemia, MP-Z, TYS Flake, Spiro, PL-00, PL-01, PL-02, serta PL-03. Artemia adalah pakan udang
yang alami, hal ini karena artemia merupakan sejenis udang yang berukuran kecil dengan ukuran dewasanya 10
– 12 mm. Berbeda dengan Artemia yang merupakan pakan alami untuk benih udang, MP-Z, TYS Flake, Spiro, PL-00, PL-01, PL-02,
serta PL-03 merupakan pakan buatan untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan oleh benih udang, seperti
protein, lipid, fiber, moisture,
serta
ash
.
Selain pakan benih udang juga membutuhkan Vitamin serta obat-obatan agar lebih kebal terhadap penyakit. Vitamin dan obat yang digunakan dalam
produksi bibit udang putih pada PT. Surya Windu Pertiwi adalah Vitamin C serta
Ethylene Diamine Tetra Acetic
EDTA. Vitamin C disertakan dalam pemberian pakan untuk meningkatkan ketahanan tubuh benih udang. EDTA berfungsi
sebagai pengikat bahan organik atau logam berat, sehingga kualitas air tetap terjaga. Adapun bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi bibit udang untuk 20
kolam yang diteliti adalah sebagai berikut,
Tabel 3.1. Bahan Baku Produksi
No Bahan Baku Produksi
HargaSatuan Jumlah
Biaya Rp 1
Benih Rp6Ekor
100.000.000 600.000.000 2
Artemia Rp1020Gram 119.750
122.145.000 3
MP-Z Rp525Gram
16.484 8.654.100
4 TYS Flake
Rp100Gram 25.150
2.515.000 5
Spiro Rp330Gram
5.230 1.725.900
6 PL-00
Rp78Gram 53.778
4.194.684 7
PL-01 Rp94Gram
46.376 4.359.344
8 PL-02
Rp78Gram 156.846
12.233.988 9
PL=03 Rp78Gram
165.096 12.877.488
10 Edta 2 Na
Rp67Gram 29.260
1.960.420 11
Vit-C RRC Rp181Gram
1.000 181.000
TOTAL 770.846.926
Pemakaian bahan baku aktual selama satu periode yang diteliti adalah seperti Tabel 3.1. Dengan pemakaian bahan baku tersebut diperoleh hasil produksi
sebagai berikut
Tabel 3.2 Hasil Produksi
Kolam Jumlah Panen
ekor Jumlah Panen
Paket 5.000 ekor 1
2.730.000 546
2 2.960.000
592 3
3.580.000 716
4 2.850.000
570 5
2.765.000 553
6 2.485.000
497 7
3.860.000 772
8 3.415.000
683 9
3.110.000 622
10 3.165.000
633 11
3.605.000 721
12 3.170.000
634 13
2.595.000 519
14 2.730.000
546 15
2.895.000 579
16 3.165.000
633 17
2.780.000 556
18 2.740.000
548 19
2.710.000 542
20 2.140.000
428 Total
59.450.000 11.890
Hasil panen produksi bibit udang putih dari 20 kolam tersebut ditunjukkan oleh Tabel 3.2. Total produksi dari 20 kolam tersebut adalah sebesar 59.450.000 ekor,
seluruh hasil produksi itu dikemas dalam suatu paketan yang berisi 5.000 ekor, sehingga jika disubsitusikan jumlah produksinya adalah sebesar 11.890 paket bibit
udang putih.
3.1.2 Biaya Aktual Penggunaan Bahan Baku Produksi
Lahan yang digunakan untuk memproduksi bibit udang saat penelitian adalah sebanyak 20 kolam dengan luas masing-masing adalah 36
. Dari lahan yang dioperasikan ini telah diperoleh bibit udang sebanyak 53.160.000 ekor, dengan
kebutuhan biaya sebesar Rp 773.746.487,00. Proporsi biaya bahan baku produksi pada proses produksi aktual disajikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Proporsi Biaya Aktual Bahan Baku Produksi Bibit Udang Putih PT.Surya Windu Pertiwi, Mei 2015
No Bahan Baku
Produksi HargaSatuan
Jumlah Biaya
Rp Persentase
1 Benih
Rp6Ekor 100.000.000 600.000.000
77.84 2
Artemia Rp1020Gram
119.750 122.145.000 15.81
3 MP-Z
Rp525Gram 16.484
8.654.100 1.12
4 TYS FLAKE Rp100Gram
25.150 2.515.000
0.33 5
SPIRO Rp330Gram
5.230 1.725.900
0.22 6
PL-00 Rp78Gram
53.778 4.194.684
0.54 7
PL-01 Rp94Gram
46.376 4.359.344
0.57 8
PL-02 Rp78Gram
156.846 12.233.988
1.59 9
PL=03 Rp78Gram
165.096 12.877.488
1.67 10 EDTA 2 NA
Rp67Gram 29.260
1.960.420 0.25
11 VIT-C RRC Rp181Gram
1.000 181.000
0.02 TOTAL
770.846.926 100.00
Berdasarkan Tabel 3.3 biaya yang paling banyak diperlukan untuk memproduksi bibit udang sebanyak 53.160.000 ekor adalah biaya pengadaan
benih 77,84 dan biaya pembelian Artemia 15,85.
3.2 Perumusan Model Optimasi
Perumusan model akan akan disajikan secara matematis berupa fungsi linier. Perumusan model program linier terdiri dari perumusan fungsi tujuan dan fungsi
kendala. Fungsi tujuan yang dirumuskan dalam model optimasi biaya produksi bibit udang putih adalah minimasi biaya, dengan kendala biaya faktor produksi
untuk setiap kolam.
Kegiatan produksi bibit udang membutuhkan banyak bahan baku produksi. Dengan menggunakan bahan baku produksi dalam intensitas tinggi
diharapkan memperoleh hasil yang tinggi pula, namun kenyataannya tidak selalu
demikian. Dengan penggunaan bahan baku produksi yang tinggi kadang terjadi pemborosan dalam biaya, untuk itu agar tidak terjadi pemborosan maka alokasi
penggunaan bahan baku produksi harus dioptimalkan.
Diatin 2008, model matematis dari fungsi tujuan adalah sebagai berikut:
�
= � � + � � + � � + � � + � � + � � + � � + � � + � � + � � + � �
Fungsi kendala: � +
� + � +
� + � +
� + � +
� + �
+ � +
� � +
� + � +
� + � +
� + � +
� + �
+ � +
� � +
� + � +
� + � +
� + � +
� + �
+ � +
�
� + � +
� + � +
� + � +
� + �
+ � +
� + �
� Nilai minimum alokasi pemakaian benih dari seluruh kolam
� Nilai minimum alokasi pemakaian Artemia dari seluruh kolam
� Nilai minimum alokasi pemakaian MP-Z dari seluruh kolam
� Nilai minimum alokasi pemakaian TYS Flake dari seluruh kolam
� Nilai minimum alokasi pemakaian Spiro dari seluruh kolam
� Nilai minimum alokasi pemakaian PL-00 dari seluruh kolam
� Nilai minimum alokasi pemakaian PL-01 dari seluruh kolam
� Nilai minimum alokasi pemakaian PL-02 dari seluruh kolam
� Nilai minimum alokasi pemakaian PL-03 dari seluruh kolam
� Nilai minimum alokasi pemakaian EDTA 2 NA dari seluruh kolam
� Nilai minimum alokasi pemakaian VIT-C RRC dari seluruh kolam
� , � , � , … , �
Keterangan: : Biaya produksi
�
: Koefisien Teknis �
: Jumlah Benih �
: Jumlah Artemia �
: Jumlah MP-Z �
: Jumlah Tai Yih Sun Flake � : Jumlah Spiro
� : Jumlah PL-00 � : Jumlah PL-01
�
: Jumlah PL-02 � : Jumlah PL-03
� : Jumlah EDTA 2 NA � : Jumlah VIT-C RRC
: Kendala biaya produksi tiap kolam �
: Biaya rata-rata pemakaian Benih �
: Biaya rata-rata pemakaian Artemia �
: Biaya rata-rata pemakaian MP-Z �
: Biaya rata-rata pemakaian TYS Flake �
: Biaya rata-rata pemakaian Spiro �
: Biaya rata-rata pemakaian PL-00 �
: Biaya rata-rata pemakaian PL-01 �
: Biaya rata-rata pemakaian PL-02 �
: Biaya rata-rata pemakaian PL-03 �
: Biaya rata-rata pemakaian Edta 2 Na �
: Biaya rata-rata pemakaian Vit-C RRC Catatan:
1. Koefisien Teknis diperoleh dengan memakai rumus sebagai berikut:
�
= ℎ
− × ℎ � ℎ −
2. Alokasi pemakaian tiap bahan baku diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
ℎ =
ℎ ℎ
3. Biaya rata-rata bahan baku �
�
�
�
= ℎ � ℎ ×
ℎ ×
ℎ -
Optimasi produksi bibit udang putih pada PT. Surya Windu Pertiwi dimulai dengan perumusan fungsi tujuan, yaitu meminimumkan biaya produksi
yang terdiri dari biaya pengadaan benih, Artemia, MP-Z, TYS Flake, Spiro, PL- 00, PL-01, PL-02, PL-03, EDTA 2 NA, serta VIT-C RRC. Secara matematis
fungsi tujuan dari optimasi biaya produksi bibit udang putih pada PT. Surya Windu Pertiwi dirumuskan sebagai berikut.
�
= .
� + . .
� + . .
� + . .
� + .
. � +
. � + .
. � +
. � +
. � +
. � + .
. �
�
merupakan biaya produksi yang akan dioptimalkan penggunaannya, yang merupakan semua komponen biaya variabel.
� merupakan variabel yang menunjukkan penggunaan benih untuk menghasilkan satu paket 5.000 ekor bibit
udang putih, dan besarnya nilai variabel � ini belum diketahui. Koefisien
variabel � sebesar 71.340 menunjukkan biaya rata-rata benih udang untuk
menghasilkan 11.890 paket udang putih Asumsi tingkat produksi optimal sama dengan aktual, diperoleh dari perkalian harga benih, produksi tiap m
2
serta luas lahan. Selanjutnya untuk penentuan koefisien variabel
� sampai dengan koefisien variabel
� sama caranya seperti penentuan koefisien variabel � , perbedaannya terdapat pada jenis bahan baku produksi yang menjadi masing-
masing variabel.
Kendala dalam penelitian ini berupa kendala biaya per kolam dan kendala alokasi penggunaan bahan baku produksi untuk menghasilkan 1 paket
bibit udang putih. Jumlah kolam yang digunakan untuk penelitian ini adalah 20 kolam. Secara matematis kendala tiap kolam serta alokasi bahan baku produksi
sebagai berikut.
Biaya produksi kolam 1 .
X + .
X + .
X + . X +
. X + .
X + .
X + . X + .
X + . X + .
X .
. Biaya produksi kolam 2
. X +
. X +
. X + .
X + .
X + . X +
. X + .
X + . X + .
X + .
X .
. Biaya produksi kolam 3
. � +
. � +
. � + .
� + .
� + . � +
. � + .
� + . � + .
� + .
� 39.267.381
Biaya produksi kolam 4 .
� + .
� + .
� + . � +
. � + .
� + .
� + . � + .
� + . � +
. �
. .
Biaya produksi kolam 5 .
� + .
� + .
� + . � +
. � + .
� + .
� + . � + .
� + . � +
. �
. .
Biaya produksi kolam 6 .
� + .
� + .
� + . � +
. � + .
� + .
� + . � + .
� + . � + .
� .
. Biaya produksi kolam 7
. � +
. � +
. � + .
� + .
� + . � +
. � + .
� + . � + .
� + .
� .
. Biaya produksi kolam 8
. � +
. � +
. � + .
� + .
� + . � +
. � + .
� + . � + .
� + .
� .
. Biaya produksi kolam 9
. � +
. � +
. � + .
� + .
� + . � +
. � + .
� + . � + .
� + .
� .
. Biaya produksi kolam 10
. � +
. � +
. � + .
� + .
� + . �� +
. � + .
� + . � + .
� + .
� .
.
Biaya produksi kolam 11 .
� + .
� + .
� + . � +
. � + .
� + .
� + . � + .
� + . � +
. �
. .
Biaya produksi kolam 12 .
� + .
� + .
� + . � +
. � + .
� + .
� + . � + .
� + . � +
. �
. .
Biaya produksi kolam 13 .
� + .
� + .
� + . � +
. � + .
� + .
� + . � + .
� + . � + .
� .
. Biaya produksi kolam 14
. � +
. � +
. � + .
� + .
� + . � +
. � + .
� + . � + .
� + . �
. .
Biaya produksi kolam 15 .
� + .
� + .
� + . � +
. � + .
� + .
� + . � + .
� + . � +
. �
. .
Biaya produksi kolam 16 .
� + .
� + .
� + . � +
. � + .
� + .
� + . � + .
� + . � +
. �
. .
Biaya produksi kolam 17 .
� + .
� + .
� + . � +
. � + .
� + .
� + . � + .
� + . � +
. �
. .
Biaya produksi kolam 18 .
� + .
� + .
� + . � +
. � + .
� + .
� + . � + .
� + . � + .
� .
. Biaya produksi kolam 19
. � +
. � +
. � + .
� + .
� + . � +
. � + .
� + . � + .
� + . �
. .
Biaya produksi kolam 20 .
� + .
� + .
� + . � +
. � + .
� + .
� + . � + .
� + . � + .
� .
.
Kendala alokasi penggunaan bahan baku produksi �
, �
, �
, �
, �
, �
, �
, �
, �
, �
, �
,
Biaya produksi merupakan semua komponen biaya variabel yang akan diminimumkan pemakaiannya. Variabel
� menunjukkan banyaknya penggunaan benih untuk menghasilkan 5.000 ekor bibit udang putih. Variabel
� menunjukkan banyaknya penggunaan pakan untuk menghasilkan 5.000 ekor bibit
udang putih. Selanjutnya untuk variabel � sampai dengan variabel � sama
seperti variabel � dan � .
3.3 Hasil Perhitungan Optimal