BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan industri di Indonesia saat ini meningkat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Industri selalu diikuti masalah pencemaran lingkungan terutama
yang berhubungan dengan proses kegiatan industri tersebut. Industri-industri besar yang menggunakan bahan bakar fosil banyak menghasilkan gas buang yang dapat
menyebabkan pencemaran udara. Gas buangan ini biasanya dibuang melalui cerobong chimney. Kegiatan industri pada mulanya dimaksudkan untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia, pada sisi lain dapat menimbulkan dampak yang justru merugikan kelangsungan hidup manusia. Pencemaran udara diartikan sebagai adanya
bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan komposisi udara dari keadaan normalnya. Arya Wardana, Wisnu,2001
Pencemaran udara saat ini khususnya di kawasan industri yang ada di Indonesia mulai dirasakan menjadi masalah yang cukup memprihatinkan salah
satunya derah industri di kota Medan. Kawasan industri di kota medan KIM memiliki luas total sekitar 514 hektar, berjarak sekitar 10 km dari pusat kota medan.
Saat ini terdapat 86 perusahaan swasta nasional dan 17 perusahaan asing yang menempati lokasi tersebut serta berdampingan dengan pemukiman penduduk.
wikipedia.orgwikikawasan_industri_medan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya keluhan masyarakat yang tinggal berdekatan dengan kawasan industri tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat disekitar kawasan perindustrian medan tersebut, sering tercium bau yang tajam dan sangat menyengat di sekitar
pemukiman mereka dan terkadang menimbulkan rasa sesak pada pernapasan. Hal ini di prediksi berasal dari gas buang pabrik-pabrik yang berada di kawasan industri
medan.
Universitas Sumatera Utara
Gas buang yang dikeluarkan dari cerobong pabrik mengandung zat-zat kimia yang merupakan pengotor udara, salah satunya adalah gas nitrogen dioksida
NO
2
. Nitrogen dioksida NO2 adalah gas yang sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia. Nitrogen monoksida NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO
2
yang bersifat racun berbau tajam menyengat hidung dan bewarna merah kecoklatan. Gas
NO
2
yang terkandung dalam udara jika melebihi batas standart kesehatan sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 41 tahun 1999 dalam Baku Mutu Udara Ambien
BMUA tentang pengendalian pencemaran udara
2
NO yaitu 400 µgNm
3
selama pengukuran 1 jam dapat membahayakan kesehatan makhluk hidup terutama manusia
karna dapat menyebabkan gangguan pernapasan penurunan kapasitas difusi paru- paru. KLH,2007
Kadar gas pencemar di udara selain dipengaruhi oleh jumlah sumber pencemar, parameter meteorologi juga mempengaruhi kadar gas pencemar di udara
sehingga kondisi lingkungan tidak dapat diabaikan. Kecepatan angin, suhu udara dan kelembaban udara adalah bagian dari parameter meteorologi yang dapat
mempengaruhi kadar gas pencemar di udara. Kecepatan angin menentukan kedalaman seberapa banyak udara pencemar tersebut mula-mula tercampur dan ketidak teraturan
kecepatan serta arah angin menentukan laju penyebaran pencemar ketika terbawa dalam arah angin. Faktor ini yang menentukan suatu daerah akan tercemar dan
seberapa cepat kadar pencemar menipis akibat pencampuran dengan udara lingkungan setelah bahan tersebut meninggalkan sumbernya Neigburger, 1995.
Dengan semakin meningkatnya pencemaran udara yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia terutama pada masyarakat yang tinggal berdekatan
dengan kawasan industri, maka diperlukan upaya pencegahan diawali dengan pemberitahuan tentang tingkat pencemaran udara di sekitar kawasan industri medan
dan pengaruh dari faktor-faktor meteorologi terhadap penyebaran gas pencemar tersebut. Kualitas udara dapat dievaluasi dengan melakukan pengukuran konsentrasi
pencemar dalam udara. Oleh karena itu peneliti mengambil judul “ Pengukuran Kadar Gas Nitrogen Dioksida NO
2
di udara Sekitar Kawasan Industri Medan”
Universitas Sumatera Utara
1.2. Permasalahan