Tabel 11. Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pendidikan XI No. Interval
nilai Frekuensi
Abslut Frekuensi relatif
Kategori 1. 4
≤ s 7,2 Sangat
rendah 2. 7.2 s 10.4
2 3,1
Rendah 3. 10.4 s 13.6
7 12,5
Sedang 4. 13.6 s 16.8
30 56,3
Tinggi 5. 16.8 s
≤ 20 15
28,1 Sangat tinggi
Jumlah 54
100
Sumber: Hasil Penelitian, 2008
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa, tingkat pendidikan Pegawai Dinas Pendidikan Pemko Lhokseumawe adalah pada interval nilai 13,6s16.8 sebanyak 30
orang 56,3 dengan kategori Tinggi. Bila dihubungkan dengan nilai maksimum yang mungkin dicapai untuk variabel XI adalah 20. Dari jawaban responden terhadap
item pernyataan pada variabel pendidikan X, mengindikasikan bahwa persepsi responden terhadap pendidikan dalam kategori tinggi.
4.4.2. Distribusi Frekuensi Pelatihan
Data tentang pelatihan struktural yang diikuti oleh pegawai, yang diperoleh dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Iskandar S: Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kompetensi Pegawai Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan kota Lhokseumawe, 2008.
USU e-Repository © 2008
Tabel 12. Pelatihan Struktural Sampel X2-1 No.
Pelatihan Struktural Frekuensi
Persentase 1. Belum
pemah 34
62.5 2. AdumLatpim
IV SepadaSepala
14 25.0 3. Spamal Latpim IIISepadya
5 9.4
4. SpamenLatpim IISespa 1
3.1 5. SpatiLatpim
Jumlah 54
100.0
Sumber: Hasil Penelitian, 2008
Berdasarkan data tersebut diatas diketahui bahwa 34 orang 62.5 responden belum pernah mengikuti pelatihan struktural, 14 orang 25.0 telah mengikuti
pelatihan struktural AdumLatpim Tk.IVSepadalSepala, 5 orang 9.4 telah mengikuti pelatihan struktural SpamaLatpim Tk.IIISepadya dan hanya 1 orang 3.1
yang telah mengikuti pelatihan struktural SpamenLatpim Tk.IISespa. Selanjutnya pelatihan teknis yang telah diikuti oleh responden, yang diperoleh pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 13. Pelatihan Teknis Sampel Xl-2
No. Pelatihan Teknis
Frekuensi Persentase 1. Pelatihan
lainnya 46
84.4 2. Pelatihan Manajemen Mutu
7 12.5
3. Pelatihan Kekayaan lntelektual 1
3.1 Jumlah
54 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2008
Berdasarkan data tersebut diatas dapat dilihat bahwa seluruh sampel telah mendapat pelatihan tehnis. Jenis pelatihan yang telah diikuti oleh sampel terpilih
adalah pelatihan lainnya 46 orang 84,4, Pelatihan Manajemen Mutu 7 orang 12,5 dan Pelatihan Kekayaan lntelektual 1 orang 3,1. Pelatihan terbanyak
Iskandar S: Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kompetensi Pegawai Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan kota Lhokseumawe, 2008.
USU e-Repository © 2008
yang diikuti oleh pegawai adalah pelatihan lainnya, yaitu sebanyak 46 orang 84.4. Untuk mengetahui jawaban responden terhadap pertanyaan manfaat pelatihan
bagi pegawai, yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 14. Manfaat Pelatihan Teknis Bagi Responden X2 - 3
No. Jawaban Responden
Frekuensi Persentasen 1. Cukup
baik 14
25.0 2. Baik
29 53.1
3. Sangat baik
11 21.9
Jumlah 54
100.0
Sumber: Hasil Penelitian, 2008
Berdasarkan perolehan data diatas, tanggapan responden atas pertanyaan manfaat pelatihan teknis bagi responden adalah 14 orang 25 menjawab cukup
baik, 29 orang 53.1 menjawab baik, dan 11 orang 21.9 menjawab sangat baik. Data tersebut memberikan arti bahwa pelatihan teknis memberikan manfaat kepada
pegawai dalam melaksanakan tugasnya memberikan pelayanan kepada masyarakat. Selanjutnya distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan kemampuan
responden untuk menerapkan konsep hasil pelatihan, yang diperoleh pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Iskandar S: Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kompetensi Pegawai Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan kota Lhokseumawe, 2008.
USU e-Repository © 2008
Tabel 15. Kemampuan Penerapan Konsep Hasil Pelatihan X2-4 No. Jawaban
Responden Frekuensi Persentasen
1. Kurang baik 1
3.1 2. Cukup
baik 11
21.9 3. Baik
41 71.9
4. Sangat baik 1
3.1 Jumlah
54 100.0
Sumber: Hasil Penelitian, 2008
Berdasarkan perolehan data diatas, tanggapan responden atas pertanyaan penerapan konsep hasil pelatihan adalah 1 orang 3.1 menjawab kurang baik, 11
orang 21.9 menjawab cukup baik, 41 orang 71.9 menjawab baik, dan 1 orang 3.1 menjawab sangat baik. Dari perolehan jawaban tertinggi, berarti bahwa
pegawai yang telah mengikuti pelatihan, dapat menerapkan konsep-konsep pelatihan dalam melaksanakan tugasnya. Selanjutnya distribusi jawaban responden terhadap
pertanyaan perubahan responden setelah pelatihan, yang diperoleh pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 16. Perubahan Setelah Pelatihan X2-5 No. Jawaban Responden
Frekuensi Persentasen
1. Kurang baik 1
3.1 2. Cukup
baik 36
65.6 3. Baik
17 31.3
Jumlah 54
100.0
Sumber: Hasil Penelitian, 2008
Berdasarkan perolehan data diatas, tanggapan responden atas pertanyaan adanya perubah setelah mengikuti pelatihan adalah cukup baik sebanyak 36 orang
atau 65.6 , hal ini berarti bahwa pelatihan memberikan pengaruh yang cukup terhadap perubahan seorang pegawai dalarn melaksanakan tugasnya. Selanjutnya
Iskandar S: Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kompetensi Pegawai Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan kota Lhokseumawe, 2008.
USU e-Repository © 2008
distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan keterampilan yang diperoleh dalam pelatihan,yang diperoleh pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 17. Keterampilan yang Diperoleh dari Pelatihan Xl-6 No. Jawaban
Responden Frekuensi Persentasen
1. Cukup baik
30 56.3
2. Baik 24
43.8 Jumlah
54 100.0
Sumber: Hasil Penelitian, 2008
Berdasarkan perolehan data diatas, tanggapan responden atas pertanyaan adanya keterampilan yang diperoIeh setelah rnengikuti pelatihan adalah cukup baik
sebanyak 30 orang atau 56.3. Hal ini berarti bahwa pelatihan memberikan pengaruh yang cukup terhadap perubahan seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
Tabel 18. Distribusi Frekuensi Pelatihan Struktural Sampel Xl-I No.
Pelatihan Struktural Frekuensi
Persentase 1. Belum
pemah 34
62.5 2. AdumLatpim
IV SepadaSepala
14 25.0 3. SpamalLatpim IIISepadya
5 9.4
4. SpamenLatpim IISespa 1
3.1 5. SpatiLatpim
Jumlah 54
100.0
Sumber: Hasil Penelitian, 2008
Berdasarkan data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai yang telah mengikuti pelatihan struktural jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan pegawai
yang telah mengikuti pelatihan struktural, semakin tinggi jenjang pelatihan struktural semakin sedikit jumlah pegawai yang telah mengikuti. Pegawai yang belum
mengikuti pelatihan struktural berjumlah 34 orang 62.5. Hal tersebut disebabkan karena antara lain adalah pertama pelatihan struktural hanya didapat oleh petugas
Iskandar S: Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kompetensi Pegawai Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan kota Lhokseumawe, 2008.
USU e-Repository © 2008
yang pemegang jabatan struktural, kedua untuk mengikuti pelatihan struktural dipersyaratkan telah terpenuhinya jenjang pangkat tertentu yang terkait juga dengan
masa kerja yang sudah dimiliki oleh seorang pegawai, ketiga pengaruh usia Dinas Pendidikan yang relatif muda juga turut mempengaruhi banyaknya pegawai yang
telah mengikuti pelatihan teknis tidak dapat diabaikan. Selanjutnya distribusi untuk pelatihan teknis yang diikuti oleh pegawai, yang diperoleh pada penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut: Tabel 19. Distribusi Frekuensi Pelatihan Teknis Sampel X2-2
No. Pelatihan Teknis
Frekuensi Persentase
1. Pelatihan lainnya
46 84.4
2. Pelatihan Manajemen Mutu 7
12.5 3. Pelatihan Kekayaan lntelektual
1 3.1
Jumlah 54
100
Sumber: Hasil Penelitian, 2008
Berdasarkan data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh sampel telah mendapat pelatihan tehnis. Jenis pelatihan yang telah diikuti oleh sampel
terpilih adalah pelatihan lainnya 46 orang 84,4, Pelatihan Manajemen Mutu 7 orang 12,5 dan Pelatihan Kekayaan Intelektual 1 orang 3,1. Pelatihan
terbanyak yang diikuti oleh pegawai adalah pelatihan lainnya, yaitu sebanyak 46 orang 84.4. Hal tersebut menunjukan bahwa Pegawai Dinas Pendidikan telah
diberikan bekal pengetahuan akan tugas pokok dan fungsinya dalam rangka melaksanakan pelayanan terhadap Unit Pelaksana Teknis dan Pelayanan terhadap
masyarakat, pengetahuan tersebut penting dalam rangka menjadikan pedoman agar pelaksanaan pelayanan tersebut senantiasa sesuai dengan prosedur, mekanisme,
Iskandar S: Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kompetensi Pegawai Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan kota Lhokseumawe, 2008.
USU e-Repository © 2008
peraturan dan ketetapan yang berlaku. Walaupun pelatihan yang persentasenya tinggi adalah pelatihan lainnya namun setidaknya pegawai Dinas Pendidikan telah dibekali
dengan pengetahuan dasar yang sangat berguna agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pelatihan adalah suatu proses untuk meningkatkan kompetensi pegawai melalui peningkatan kemampuan dan
keterampilan yang dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, oleh setiap pegawai guna meningkatkan mutu pelaksanaan tugas dalam rangka mengantisipasi
perkembangan pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara cepat. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Strauss dan Sayles 1991:30 yang mengatakan bahwa
efisiensi organisasi tergantung secara langsung kepada bagaimana baiknya anggotanya dilatih.
Pelatihan-pelatiahan teknis seharusnya dapat diikuti oleh setiap pegawai agar dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, antara lain adalah memberikan
pelayanan terhadap masyarakat. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkannya adalah partisipasi dalam kegiatan pelatihan teknis yang diselenggarakan oleh Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, Penyelengaraan Diklat Mandiri maupun keikutsertaan dalam diklat yang diselenggarakan oleh instansi terkait lainnya.
Dengan melihat hasil penelitian tersebut diatas ditemukan bahwa pelatihan yang diperoleh petugas mempunyai hubungan yang signifikan dengan pengembangan
kompetensi petugas dengan kata lain bahwa pelatihan sebagai salah satu variabel
Iskandar S: Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kompetensi Pegawai Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan kota Lhokseumawe, 2008.
USU e-Repository © 2008
prediktor dari variabel kompetensi petugas tidak dapat diabaikan.
4.4.3. Distribusi Frekuensi Kompetensi