Cory Meiliany Br. Surbakti : Kajian Tingkat Bahaya Erosi TBE Pada Penggunaan Lahan Hortikultura Di Sub Das Lau Biang Kawasan Hulu Das Wampu, 2010.
ditoleransikan T rata-rata yakni 27,763 tonha.thn atau setara dengan kehilangan tanah sebesar 2,64 mmthn. Besar nilai erosi ditoleransikan yang
diperoleh dalam penelitian ini tidak jauh berbeda dengan batasan erosi ditoleransikan yang ditentukan untuk tanah-tanah di Indonesia. Hardjowigeno
dalam Arsyad 1989 mengemukakan besarnya nilai T maksimum untuk tanah- tanah di Indonesia adalah 2,5 mmthn yaitu untuk tanah-tanah dalam dengan
lapisan bawah sub soil yang permeabel dengan substratum yang tidak terkonsolidasi telah mengalami pelapukan. Tanah-tanah yang kedalamannnya
kurang atau sifat-sifat lapisan bawah yang lebih kedap air atau terletak di atas substratum yang belum melapuk, nilai T harus lebih kecil dari 2,5 mmthn
.
Nilai erosi yang dapat ditoleransikan T bergantung pada kedalaman efektif tanah, jenis tanah yakni Sub ordo tanah untuk penentuan faktor
kedalamannya serta nilai bulk density. Erosi ditoleransikan dipergunakan untuk mengukur sejauh mana erosi tanah yang dapat ditoleransikandibiarkan pada suatu
lahan agar dapat dilakukan penyesuaian pengelolaan lahan dan teknik konservasi yang tepat dalam pemanfaatan lahan.
2. Erosi pada Lahan Tanaman Hortikultura Jeruk Sub DAS Lau Biang
a.Pengukuran Erosi Tanah dengan Metode Petak kecil Dengan pengambilan data erosi tanah setiap kejadian hujan selama 4 bulan
April-Juli 2009 maka diperoleh besar erosi yang terjadi pada lahan tanaman jeruk sebesar 688,37 gr dari luas 44 m
2
, dengan jumlah kejadian hujan yang mengakibatkan erosi selama bulan April hingga bulan Juli sebanyak 6 kali.
Banyaknya tanah yang tererosi dapat dilihat pada Tabel 12 berikut :
Cory Meiliany Br. Surbakti : Kajian Tingkat Bahaya Erosi TBE Pada Penggunaan Lahan Hortikultura Di Sub Das Lau Biang Kawasan Hulu Das Wampu, 2010.
Tabel 12. Data petak kecil pada lahan tanaman jeruk
No Bln
Tgl Curah
Hujan Air
dalam Tong
ltr Ulangan I
Ulangan II Ulangan III
Sedimen Rata-rata
gr Total
sedimen gr
Total Sedimen
gr x 3 I
II I
II I
II 1
April 5
26 2
6 191
2,14 2,3
5,15 2,10
4,15 2,00
3,65 4,32
46,19 138,57
3 7
9 4
8 80
5 10
164 0,68
2 3,65
2,40 5,65
2,25 4,90
4,73 16,09
48,28 6
14 13
7 15
85 0,721
2 3,65
1,90 3,15
2,10 4,15
3,65 13,16
39,47 8
19 21
9 29
485 2,543
2,5 6,15
2,40 5,65
2,45 5,90
5,90 75,02
225,06 10
30 385
3,12 2,1
4,15 2,05
3,90 1,98
3,55 3,87
60,32 180,96
11 Mei
3 21
12 25
23 13
26 20
14 Juni
13 12
15 19
38 16
25 210
17 27
201 0,824
2,3 5,15
1,98 3,55
2,25 4,90
4,53 18,68
56,03 18
Juli 7
31 19
8 53
20 10
58 229,46
688,37 Ket : I = filter + sedimen
II = sedimen gr
Sedimen total = 688,37 gr Sedimen dalam 1 hari
= sedimen totaljumlah hari hujan = 688,367 gr6 hari
= 114,728 grhari Nilai prediksi erosi dengan metode petak kecil pada lahan tanaman jeruk
= 114,728 grhari
Cory Meiliany Br. Surbakti : Kajian Tingkat Bahaya Erosi TBE Pada Penggunaan Lahan Hortikultura Di Sub Das Lau Biang Kawasan Hulu Das Wampu, 2010.
Sedimen untuk luasan 22 x 2 m = sedimen dalam 1 hari x rata-rata jumlah hari hujan bulanan
Lampiran 7
= 114,728 grhari x 778,5 harithn = 89.315,65 grthn.44 m²
Sedimen untuk luasan hektar
= 10.000 m²44 m² x Sedimen untuk luasan 22 x 2 m = 10.000 m²44 m² x 89315,65 grthn.44 m²
= 20.299.012 grha.thn = 20,299 tonha.thn
= 1, 91 mmthn dengan bulk density 1,060 grcm³ Untuk metode petak kecil pada lahan tanaman jeruk diperoleh nilai erosi
sebesar 20,299 tonha.thn atau 1, 91 mmthn dengan asumsi bahwa besarnya nilai erosi rata-rata per bulan dari pengukuran selama 4 bulan penelitian dapat
digunakan untuk menghitung erosi selama 12 bulan 1 tahun. Nilai erosi metode petak kecil sebesar 1,91 mmthn nilainya lebih kecil dibandingkan nilai erosi yang
ditoleransikan T sebesar 2,64 mmthn. Nilai erosi metode petak kecil ini masih berada di bawah batas toleransi yang diperkenankan yaitu 2 mmthn atau setara
5.588.580 tonthn atau 34 tonha.thn massa jenis 1,7 grcm
³
sesuai dengan pernyataan Saptarini, dkk, 2007.
Pengukuran dengan metode petak kecil pada lahan jeruk dilaksanakan di Kecamatan Merek desa Dokhan dengan latar belakang pemilihan lokasi adalah
lahan budidaya tanaman jeruk tersebut sesuai dengan yang dibutuhkan untuk
Cory Meiliany Br. Surbakti : Kajian Tingkat Bahaya Erosi TBE Pada Penggunaan Lahan Hortikultura Di Sub Das Lau Biang Kawasan Hulu Das Wampu, 2010.
pengukuran erosi tanah menggunakan metode petak kecil, baik dari kemiringannya, panjang lerengnya dan kondisi tanaman jeruknya.
Nilai erosi petak kecil 20,299 tonha.thn bila dibandingkan dengan nilai erosi yang dapat ditoleransikan T dengan rata-rata 27,763 tonha.thn maka
diperoleh nilai tingkat bahaya erosi yang dikategorikan rendah yakni 1. Besar erosi yang diperoleh dalam pengukuran erosi dengan metode petak
kecil adalah dari besar sedimen yang terbawa oleh aliran permukaan tanpa memilah faktor-faktor yang mempengaruhi erosi. Erosi yang diperoleh pada
metode ini adalah dengan melakukan pengukuran secara langsung di lapangan tanpa menggunakan ketetapan-ketetapan aritmetik seperti digunakan dalam
metode USLE. Sehingga erosi tanah yang diperoleh dengan metode petak kecil adalah erosi nyata yang terjadi di lahan tanaman jeruk.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui keakuratan pengukuran erosi metode petak kecil tergantung pada pemilihan lokasi
penempatan petak kecil, pemasangan semua komponen petak kecil dan pengukuran volume air limpasan yang tertampung dalam drum penampung.
Namun demikian, untuk mendapatkan nilai erosi yang lebih mendekati keadaan sebenarnya perlu dilakukan penelitian selama 1 tahun atau adanya kesinambungan
data pengukuran selama 12 bulan untuk kedua musim yakni musim kemarau dan musim hujan serta penggunaan petak kecil yang lebih banyak agar dapat mewakili
seluruh lahan tanaman hortikultura jeruk pada Sub DAS Lau Biang. b. Prediksi Erosi dengan Metode USLE
Nilai erosi lahan tanaman jeruk di 22 titik sampel dapat dilihat pada Lampiran 11. Nilai erosi tertinggi pada lahan tanaman jeruk di Sub DAS Lau
Cory Meiliany Br. Surbakti : Kajian Tingkat Bahaya Erosi TBE Pada Penggunaan Lahan Hortikultura Di Sub Das Lau Biang Kawasan Hulu Das Wampu, 2010.
Biang terdapat di daerah Tiganderket sebesar 731,838 tonha.thn dan yang terendah di daerah Kabanjahe sebesar 86,367 tonha.thn dengan nilai erosi rata-
rata 361,794 tonha.thn. Erosi tanah yang mungkin terjadi dengan prediksi USLE jika dibandingkan dengan besar erosi ditoleransikan, maka diperoleh
tingkat bahaya erosi sangat tinggi 10,01. Besarnya nilai erosi yang terjadi dengan menggunakan metode USLE
disebabkan oleh penggunaan nilai-nilai tetapan faktor yang mempengaruhi erosi tanah itu sendiri yaitu nilai-nilai faktor yang mempengaruhi kemungkinan
terjadinya erosi tanah dalam prediksi USLE yang telah ditetapkan sebelumnya. Penggunaan koefisien tetapan-tetapan tersebut mengakibatkan erosi tanah yang
terjadi dengan mengunakan prediksi USLE sangat tinggi. Hal ini juga dipengaruhi oleh data curah hujan diperlukan kurang lengkap sehingga mengakibatkan faktor
erosivitas tinggi 2065,17 cmthn, nilai erosivitas yang tinggi diperoleh dari data curah hujan tahunan yang tinggi yakni sebesar 3137,8 mmthn.
Erosi tanah yang terjadi dengan menggunakan prediksi USLE jika dibandingkan dengan erosi tanah dengan metode petak kecil, maka diperoleh
perbedaan yang sangat signifikan. Dimana diperoleh nilai erosi tanah dengan menggunakan prediksi USLE paling tinggi sekitar 731,838 tonha.thn.
Sedangkan dengan menggunakan metode petak kecil hanya 20,299 tonha.thn. Dengan melihat perbedaan besar erosi yang terjadi di lahan tanaman jeruk dengan
menggunakan kedua metode dapat disimpulkan bahwa metode yang paling tepat untuk menghitung laju erosi adalah metode petak kecil. Juga dapat dilihat dari
perbandingan antara kedua metode dengan besar laju erosi yang ditoleransikan,
Cory Meiliany Br. Surbakti : Kajian Tingkat Bahaya Erosi TBE Pada Penggunaan Lahan Hortikultura Di Sub Das Lau Biang Kawasan Hulu Das Wampu, 2010.
diperoleh besar erosi yang mendekati besar erosi ditoleransikan adalah besar erosi yang diperoleh dengan metode petak kecil.
Perbedaan besar erosi tanah yang diperoleh dengan kedua metode petak kecil dan prediksi USLE disebabkan oleh adanya perbedaan penggunaan faktor-
faktor yang mempengaruhi erosi tanah dalam pengukuran. Pada metode petak kecil besar erosi tanah yang diperoleh adalah langsung dari pengukuran sedimen
yang terhanyutterkikis oleh aliran permukaan saat terjadi hujan, tanpa memilah faktor-faktor yang mempengaruhi erosi tanah. Sedangkan perhitungan laju erosi
tanah dengan metode prediksi USLE semua faktor yang mempengaruhi erosi erosivitas hujan, erodibilitas tanah, topografi, tanaman, dan teknik konservasi
diuraikan secara terpisah. Nilai-nilai faktor yang mempengaruhi prediksi erosi dengan metode USLE telah ditentukan sebelumnya, dengan kata lain mungkin
faktor-faktor tersebut tidak sesuai dengan lahan yang sedang diukur laju erosinya. Misalnya untuk faktor topografi, kemiringan dan panjang lereng diukur di
lapangan. Kesalahan dalam pengukuran dapat berpengaruh terhadap penyimpangan nilai erosi yang diperoleh. Demikian juga untuk nilai C dan P
yang didapat merupakan nilai yang besarnya telah tertentu berdasarkan Tabel yang telah ada sebelumnya sehingga nilai dari kedua faktor ini merupakan
koefisien yang didapat melalui penelitian sebelumnya yang telah menjadi tetapan. Untuk itu perlu penetapan nilai C dan P yang sesuai dengan di lapangan. Karena
nilai-nilai faktor pada prediksi metode USLE telah tertentu terjadi perbedaan yang sangat signifikan antara metode petak kecil dengan metode prediksi USLE.
Namun, prediksi USLE perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi erosi tanah secara terurai. Sehingga setiap faktor yang
Cory Meiliany Br. Surbakti : Kajian Tingkat Bahaya Erosi TBE Pada Penggunaan Lahan Hortikultura Di Sub Das Lau Biang Kawasan Hulu Das Wampu, 2010.
mempengaruhi erosi tanah diuraikan satu persatu. Hal ini bisa digunakan sebagai bahan pembelajaran di laboratorium pengukuran laju erosi skala laboratorium.
3. Tingkat Bahaya Erosi TBE pada Lahan Tanaman Hortikultura Jeruk