memperbesar debit aliran udara Q
udara
dapat dengan memperbesar luas penampang A ataupun kecepatan aliran udara. Untuk menghitung debit aliran
dapat digunakan Persamaan 2.2 : Q
udara =
A . v
,
m
3
s 2.2
Pada Persamaan 2.2 : Q
udara
: Debit aliran udara
,
m
3
s A
: Luas penampang , m
2
v
:
Kecepatan udara , ms
Untuk menghitung laju aliran massa udara pada duct dapat digunakan Persamaan 2.3 :
ṁ
udara
= Q
udara .
ρ
udara ,
kg
udara
s 2.3
Pada Persamaan 2.3 : ṁ
udara
: Laju aliran massa udara pada duct ,kg
udara
s Q
udara
: Debit aliran udara ,m
3
ρ
udara
: Densitas udara ,kgm
3
Menentukan kemampuan mengeringkan massa air dapat dihitung dengan Persamaan 2.4
M
2
= ṁ
udara .
Δw . 3600 ,kg
air
jam 2.4
Pada Persamaan 2.4 : M
2
: Kemampuan mengeringkan massa air ,kgjam ṁ
udara
: Laju aliran massa udara pada duct ,kg
udara
s Δw
: Massa air yang berhasil diuapkan ,kgkg e. Entalpi
Entalpi menyatakan jumlah energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja. Entalpi
H adalah jumlah energi yang dimiliki sistem pada tekanan tetap. Entalpi H dirumuskan sebagai jumlah energi yang terkandung dalam sistem E dan kerja
W. f. Volume spesifik
Volume spesifik merupakan volume udara campuran dengan satuan meter kubik perkilogram udara kering, dapat juga dikatakan sebagai meter kubik udara
kering atau meter kubik campuran per kilogram udara kering.
2.1.4 Psychrometric Chart
Psychrometric Chart adalah grafik yang digunakan untuk menentukan property-properti udara pada kondisi yang ditinjau. Psychrometric Chart dapat
dilihat pada Gambar 2.5 dimana masing-masing kurvagaris menunjukkan nilai property yang konstan. Untuk mengetahui nilai dari properti-properti h, RH, W,
T
wb,
T
db, dan
T
dp
bisa dilakukan apabila minimal dua buah diantara properti tersebut sudah diketahui.
Ga mbar
2.5 Ps
yc hrome
tr ic Chart
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.4.1 Proses-proses yang Terjadi pada Udara dalam Psychrometric Chart
Proses-proses yang terjadi pada udara dalam Psychrometric Chart adalah sebagai berikut a Proses pendinginan dan penurunan kelembaban cooling dan
dehumidifikasi, b Proses pemanasan heating, c Proses pendinginan evaporatif.
Gambar 2.6 Proses-proses yang terjadi dalam psychrometric chart. a. Proses penurunan suhu dan pengembunan.
Proses penurunan suhu dan pengembunan adalah proses penurunan kalor sensibel dan penurunan kalor laten dari udara. Pada proses penurunan suhu dan
pengembunan, terjadi pemanasan temperatur bola kering, temperatur bola basah, entalpi, volume spesifik, temperatur titik embun, dan kelembaban spesifik.
Sedangkan kelembaban relatif mengalami peningkatan. Sedangkan kelembaban relatif mengalami peningkatan, menjadi 100. Contoh proses penurunan suhu
dan pengembunan disajikan pada Gambar 2.7. Proses A-A1 adalah proses pendinginan sensibel, sedangkan A1-B adalah proses pendinginan sensibel dan
laten.
Gambar 2.7 Proses penurunan suhu dan pengembunan. b. Proses pemanasan Heating
Proses pemanasan heating adalah poses penambahan kalor sensibel ke udara. Pada proses pemanasan, terjadi peningkatan temperatur bola kering,
temperatur bola basah, entalpi, dan volume spesifik. Sedangkan tempertaur titik embun dan kelembaban spesifik tetap konstan. Namun kelembaban relatif
mengalami penurunan. Sebagai contoh dari proses pemanasan, dapat dilihat pada Gambar 2.8, yaitu proses dari kondisi A ke kondisi B.
Gambar 2.8 Proses pemanasan heating c. Proses pendinginan evaporatif evaporative cooling
Proses pendinginan evaporatif adalah proses pengurangan kalor sensibel ke udara sehingga temperatur suhu bola kering udara tersebut menurun. Proses ini
disebabkan oleh perubahan temperatur bola kering dan rasio kelembaban. Pada proses pendinginan evaporatif, terjadi penurunan temperatur kering dan volume
spesifik. Sedangkan temperatur titik embun, kelembaban relatif dan kelembaban spesifik mengalami peningkatan. Namun entalpi dan temperatur bola basah tetap
konstan. Contoh proses pendinginan evaporatif dapat dilihat pada Gambar 2.9 proses dari kondisi A ke kondisi titik B. Pada proses pengeringan kaos kaki,
proses pendinginan evaporatif terjadi saat udara memasuki ruang pengering kaos kaki sampai udara keluar dari ruang pengering kaos kaki.
Gambar 2.9 Proses pendinginan evaporatif
2.1.5 Mesin Siklus Kompresi Uap
Mesin refrigerasi siklus kompresi uap merupakan jenis mesin refrigerasi yang dipergunakan dalam dehumidifier. Terdapat berbagai jenis refrigerant yang
digunakan dalam sistem kompresi uap. Refrigeran yang umum digunakan adalah yang termasuk kedalam keluarga chlorinated fluorocarbons CFCs disebut juga
freon : R-11, R-12, R-21, R-22, R-502, R-134a, dan Musicool. Komponen utama dari sebuah mesin siklus kompresi uap adalah kondensor, evaporator, kompresor,
dan pipa kapiler. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI