96
Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013
Muhammad Ali Pasha yang dianggap sebagai pendiri Mesir Modern, kekuasaannya saat itu meliputi Sudan dan Syiria. Bahkan pasukannya pun
ikut berperang bersama ke Sultanan Usmani di Yunani, Asia Kecil, hingga ke Eropa Timur.
b. Al-Tahtawi
Al-Tahtawi nama lengkapnya adalah Rafa`ah Bey Badawi Al-Tahtawi, lahir di kota Tahta di dataran tinggi Mesir pada masa pemerintahan Muhammad
Ali, yaitu pada tahun 1802 M. Orang tuanya dari kaum bangsawan, tetapi sedikit pengalaman. Namun keluarganya yang tradisi keagamaannya kuat itu
menjadikan al-Tahtawi tekun mempelajari Al-Qur’an sejak kecil. Ketika dewasa 16 tahun ia berangkat ke Kairo untuk belajar di Al-Azhar,
dibawah pengawasan atau bimbingan syekh Hassan Al-Attar. Al-Tahtawi adalah murid kesayangnya. Setelah limaia mendapat menyelesaikan studinya
1822 M Hasan Al-Attar banyak hubungan dengan para ilmuwan Perancis yang dating dengan Napoleon ke Mesir.
Karena ketekunan dan ketajaman pikiran Al-Tahtawi, gurunya syekh Al- Attar selalu memberikan dorongan agar selalu menambah ilmu pengetahuan.
Selesai studi di Al-Azhar, Al-Tahtawi mengajar di Universitas tersebut selam 2 Tahun. Dan pada tahun 1824 M dapat juga raih gelar “Master “ pada Egyptian
Army di Mesir. Pada tahun itu pula, diangkat menjadi imam bagi mahasiswa- mahasiswa yang dikirim oleh Muhammad Ali ke Jomard di paris, untuk bahasa
Perancis dan ilmu-ilmu modern. Tetapi disamping tugasnya sebagai imam, ia juga ikut belajar.
Selama 5 tahun di Paris, ia kursus privat bahasa Perancis, sehingga dalam waktu lima tahun itu, ia mampu menerjemahkan sejumlah 12 buku
dan risalah, diantaranya risalah tentang sejarah Alexander Macedonia, buku- buku mengenai pertambangan, ilmu bumi, akhlak dan adat istiadat berbagai
bangsa, risalah tentang ilmu teknik, hak-hak manusia, kesehatan jasmani dan sebagainya.Selama di Paris, Al-Tahtawi menghabiskan waktunya untuk
membaca berbagai macam buku ilmu pengetahuan. Sekembalinya dari paris pada tahun 1832 M ke Mesir, ia diangkat sebagai
penerjemah dan sebagai guru Besar pada sekolah kedokteran perancis di Kairo. Dua tahun kemudian 1835, ia pindah ke sekolah Artelery sebagai penterjemah
direktur buku-buku ilmu teknik dan kemiliteran. Setahun kemudian 1836 didirikan sekolah penerjemah Sechool of Foreign Languages atau
Di unduh dari : Bukupaket.com
97
Buku Siswa Kelas XI MA Keagamaan
Sekolah Bahasa-bahasa Asing” dan Al-Tahtawi sebagai direktur dan sebagai penanggung jawab harian “Al Waqa`al Mishriah”.
Setelah Muhammad Ali meninggal 1848 maka cucunya Abbas sebagai gantinya, dan Al-Tahtawi kemudian dikirim ke Sudan sebagai kepala sekolah
di Kartoum. Setelah Abbas meninggal 1854 Al-Tahtawi kembali ke Mesir atas panggilan pengganti Abbas, yaitu Said Pasya, ia diangkat sebagai direktur
sekolah Militer. Pada tahun 1863 M di Mesir dibentuk suatu badan yang bertugas
menterjemahkan undang-undang Perancis dan bermarkas di kantor yang namanya “Translation Office” dan Al-Tahtawi menerbitkan majalah “Raudatul
Madaris” untuk “Munistry of Education”. Sekembalinya Al tahtawi dari Mesir telah menterjemahkan buku-buku di antaranya buku-buku tentang geografi,
sejarah Raja-raja Perancis, Raja-raja Charles XI, Charles V, filsafatYunani dan Montesque dan Al Tahtawi juga menulis buku-buku yang diterbitkan
berupa tulisan atau karangan.Di atara karangan-karangan Al Tahtawi adalah :
1. Takhlisul Ibriz fi Talkhish Pariz 2. Manhij al Albab al Mishriyah fi Manahijj al Adab al` Ashriyah.
3. Al Mursyid al Amin lil banat wa al banin 4. Al-Qaul al Said fi Ijtihad wa al Taqlid
5. Anwar Taufiq al jalil fi Akhbar Mishar wa Tautsiq Bani Ismail 6. Al-Mazahib al Arba`ah fi al Fiqh.
7. Qanun al Tijari 8. Al Tuhfat al Maktabiyah fi al Nahw
9. Al Manafi` al Uminyah
Ide – Ide Pembaharuan Al Tahtawi
1. Bidang Pendidikan
Al Tahtawi semasa hidupnya banyak waktu yang dihabiskan untuk mengajar, dan mengatur pendidikan; Dia menemukan ide-ide mengenai
pendidikan dalam buku yang ditulisnya. Dia menyatakan, bahwa pendidikan itu harus ada kaitannya dengan masalah-masalah masyarakat
dan lingkungannya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
98
Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013
Pemikiran Al Tahtawi mengenai pendidikan ada dua pokok yang di nilai penting : pertama pendidikan yang bersifat universal dan emansipasi
wanita. Pendidikan hendakmya bersifat universal dan sama bentuknya bagi semua golongan, selain itu bahwa masyarakat yang terdidik akan
lebih mudah dibina dan sekaligus dapat menghindari masing-masing dari pengaruh negatif.
Pemikiran ini dinilai sebagai rintisan bagi pemikiran pendidikan yang bersifat demokratis. Kedua mengenai pendidikan bangsa. Menurutnya
bahwa pendidikan bukan hanya terbatas pada kegiatan untuk mengajarkan pengetahuan, melainkan juga untuk membentuk kepribadian dan
menenamkan patriotisme. Tanah air ialah tempat tinggal, tanah kelahiran yang dinikmati setiap warganya.
Untuk melengkapi pemikiran pendidikan Al Tahtawi dilengkapi juga ide pendidikannya dengan kurikulum yang dihubungkan kepentingan
agama dan Negara. Kurikulum yang dirumuskan oleh Al Tahtawi adalah sebagai berikut : pertamakurikulum untuk tingkat pendidikan dasar terdiri
atas mata pelajaran membaca, menulis yang sumbernya adalah Al-Qur’an, nahwu dan dasar-dasar berhitung.
Kedua untuk tingkat menengah tajhizi terdiri atas : pendidikan jasmani dan cabang-cabangnya, ilmu bumi. Sejarah, mantiq, biologi,
fisika, kimia, manajemen, ilmu pertanian, mengarang, peradaban, sebagian bahasa asing yang bermanfaat bagi Negara. Ketiga untuk menengah
ats `aliyah mata pelajaran terdiri atas : mata pelajaran kejuruan. Mata pelajaran tersebut diberikan secara mendalam dan meliputi figh,
kedokteran, ilmu bumi dan sejarah. Pemikiran tentang pendidikan yang diterapkan oleh Al Tahtawi di tulis
pada buku al-Mursyid al-Amin fi Tarbiyah al-Banin pedoman tentang pendidikan anak. Buku ini menerangkan tentang ide-ide pendidikan yang
meliputi : 1 pembagian jenjang pendidikan atas tingkat permulaan, menengah,
dan pendidikan tinggi akhir. 2 Pendidikan diperlukan, kerana pendidikan merupakan salah satu jalan
untuk mencapai kesejahteraan .
Di unduh dari : Bukupaket.com
99
Buku Siswa Kelas XI MA Keagamaan
3 pendidikan mesti dilaksanakan dan diperuntukan bagi segala golongan. Maka tidak ada perbedaan antara pendidikan anak laki-laki
dan anak perempuan. Pemikiran mengenai persamaan antara laki-laki dan pendidikan anak
perempuan ini dinilai sebagai mencontoh ide pemikiran Yunani.Anak- anak perempuan harus memperoleh pendidikan yang sama dengan anak
lelaki. Pendidikan terhadap perempuan merupakan suatu hal yang sangat penting karena tiga alasan, yaitu :
1 Wanita dapat menjadi istri yang baik dan dapat menjadi mitra suami dalam kehidupan sosial dan intelektual.
2 Agar wanita sebagai istri memiliki keterampilan untuk bekerja dalam batas-batas kemampuan mereka sebagai wanita.
2. Bidang Ekonomi
Menurut Al Tahtawi ekonomi Mesir, tergantung pada pertanian, ia memuji usaha di jalankan Muhammad Ali dalam lapangan ini. Juga ia
menekankan pendapat ahli ekonomi Eropa mengatakan bahwa Mesir mempunyai potensi besar dalam lapangan ekonomi. Memajukan ekonomi,
sejahteraan dunia akan tercapai. Hal ini, adalah baru karena tradisi dalam Islam untuk mementingkan kehidupan dunia.
Al Tahtawi menekankan bahwa pembangunan perekonomian Mesir diawali dengan kepedulian seluruh bangsa Mesir, sedangkan kunci
adalah pendidikan yang akan menghasilkan tenaga ahli terampil dalam masyarakat.Beberapa ide yang dikemukan Al Tahtawi mengenai bidang
ekonomi, termuat dalam karya tulisannya “kitab Takhlish al Ibriz ila talkhis bariz”
3. Bidang Kesejahteraan.
Kemajuan suatu Negara, ditandai meratanya kesejahteraan rakyat dan juga meningkatkan jegiatan perekonomian, sehingga stabilitas
Negara dapat dicapai.Sebagaimana diungkapkan oleh Tahtawi, dalam bukunya”Manahij” bahwa manusia pada dasarnya mempunyai dua tujuan,
yaitu menjalankan perintah Tuhan dan mencari kesejahteraan didunia, sebagaimana yang dicapai oleh bangsa Eropa modern. Oleh karena itu,
kesejahteraan umat Islam harus diperoleh atas dasar melakasanakan ajaran agama, berbudi pekerti baik dan ekonomi yang maju.
Di unduh dari : Bukupaket.com
100
Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013
4. Bidang Pemerintahan.
Ide Al Tahtawi tentang Negara dan masyarakat, bukan hanya sekedar pandangan tradisional belaka, dan bukan pula hanya sebagai
refleksi pengalaman dan pengetahuan yang telah didapatnya di Paris. Tetapi merupakan kopmbinasi dan persenyawaan dari keduanya. Dia
mengemukakan contoh-contoh yang diteladani yaitu nabi Muhammad SAW. Dan para sahabat dalam melaksanakan pemerintahan yang mempunyai
hak kekuasaan mutlak, yang dalam pelaksanaan pemerintahannya harus dengan adil berdasarkan undang-undang. Untuk kelancaran pelaksanaan
undand-undang itu harus ditangani oleh tiga badanyang terpisah yaitu Legislatif, Executif danJudicatif Trias Politica Montesque.
Menurut Al tahtawi, masyarakat suatu Negara, terdiri dari empat empat golongan; doa golonan yang memerintah, dua golongan yang
lain diperintah. Dua golonan yang memerintah adalah raja dan para ulama dua para ilmuan. Sedang dua golonan yang diperintah adalah tentara dan
para produsen termasuk semua rakyat. Golongan yang diperintah rakyat ini, harus patuh dan setia kepada
pemerintah . Meskipun sebenarnya, seorang raja hanya bertanggung jawab kepada Allah saja. Raja tidak boleh melupakan kepentingan rakyat. Raja
harus senantiasa harus ingat kepada Allah dan siksaan yang disediakan bagi orang yang dzalim. Rasa takut seorang raja kepada Allah, akan
membuat raja berlaku baik kepada rakyatnya. 5. Patrotisme Ala Al Tahtawi
Al Tahtawi adalah orang Mesir yang pertama penganjur patriotisme. Paham bahwa seluruh dunia Islam adalah tanah air bagi setiap individu
muslim, mulai di rubah penekannya. Al Tahtawi menekankan bahwa tanah air adalah tanah tumpah darah seseorang, bukan seluruh dunia Islam.
Ia berpendapat bahwa selain adanya persaudaraan se-agama, juga ada persaudaraan setanah air. Dalam perkembangan dunia Islam selanjutnya
persaudaraan tanah air ternyata lebih dominan. Patriotisme adalah dasar yang kuat untuk mendorong orang mendirikan
suatu masyarakat yang mempunyai pradaban. Kata “Wathan” dan “Hubul Wathan” patriotisme kelihatannya selalu dipakai oleh Patriotisme adalah
dasar yang kuat untuk mendorong orang mendirikan suatu masyarakat yang mempunyai pradaban.
Di unduh dari : Bukupaket.com
101
Buku Siswa Kelas XI MA Keagamaan
6. Ijtihad dan Sain Modern Memahami syari’at Islam menurut Al-Tahtawi merupakan sangat
penting dan memiliki kesadaran bahwa syari’at pasti senantiasa up to date, cocok untuk segala zaman dan tempat.orang yang mengerti serta
memahami syari’at Islam, Al Tahtawi yakin akan pentingnya kesadaran bahwa syari’at pasti senantiasa berlaku se[anjang masa, cocok untuk
segala zaman dan tempat. Sains dan pemikiran rasional pada dasarya tidak bertentangan dengan
syari’at Islam. Karena itu, ijtihad harus dilakukan oleh ulama. Ulama harus dapat merubah masyarakat yang berfikiran statis dan tradisional.
Dalam bukunya “Al Qaul al Sadid fi al ijtihad wa al Taqlid” menguraikan pentingnya ijtihad dan syarat-syarat menjadi mujtahid, serta dalil dalil dan
tingkatan para mujtahid. Perkembangan sains dan teknologi disamping untuk neningkatkan
upaya kualitas umat Islam dalam melakukan ijtihad, juga dapat menunjang kesejahteraan kehidupan kaum muslimin di dunia sebagaimana telah
dikembangkan di Eropa.Gagasan tersebut menjadi fokus penting dan pemikiran dan pembaharuan Al Tahtawi. Oleh karena itu, sebagian
besar hidupnya disumbangkan untuk mendukung gagasannya dengan menerjemahkan buku buku agar umat Islam mengetahui budaya yang
maju di Barat. Disamping sebagai penulis dan menjadi pimpinan dalarn beberapa pendidikan.
Al Tahtawi dalam hal Fatalisme ia mencela orang Pariskarena mereka tidak percaya pada qadha’ dan qadar. Menurutnya, orang Islam harus
percaya pada qadha’ dan qadar Tuhan, tetapi disamping itu harus berusaha. Manusia tidak boleh mengembalikan segala-galanya pada qadha’ dan
qadar. Karena pendirian serupa lilin, menunjukkan kelemahan. Tetapi berusaha semaksimal dulu, baru menyerah.
c. Muhammad Abduh