Delay Tolerant Network LANDASAN TEORI

11

2.3 Pergerakan Random Waypoint

Pada jaringan Opportunistic konektivitas tergantung pada pergerakan yang digunakan. Model pergerakan random waypoint berjalan pada area yang ditentukan fixed. Setiap node akan bergerak secara acak dengan kecepatan yang sudah ditentukan. Setelah sampai tujuan, node akan berhenti selama waktu yang ditentukan pause time. Berikut adalah ilustrasi pergerakan random waypoint. Gambar 2. 5 ilustrasi pergerakan random waypoint.

2.4 Pergerakan manusia

Model pergerakan ini adalah pergerakan manusia asli yang di catat pada sebuah data set haggle4 – cam-imote, data tersebut berisi waktu mengatur kapan node manusia yang membawa perangkat bertemu dan meninggalkan node yang lain [5]. Pada pola pergerakan manusia node tidak bergerak secara random melainkan node akan mengikuti pergerakan manusia yang menuju titik tertentupoint of interest Spesifikasi dari haggle4 – cam-imote yaitu data set pertemuankontak node dari sebuah konferensi yang diselenggarakan di Cambridge dengan sebuah alat bernama iMotes dan menggunakan interface 12 bluetooth . Lama waktu simulasi yang dibutuhkan untuk menjalankan sampai akhir sesuai data set adalah 11 hari waktu simulasi. Banyaknya node dari set data adalah 36 node Pada pergerakan manusia, nilai probabilitas bertemu dengan node lain berbeda – beda. Terdapat beberapa node dengan probabilitas bertemu node lain yang tinggi, node ini dinamakan hub-node dimana node – node dapat menitipkan pesan dengan probabilitas pengiriman lebih tinggi untuk disampaikan ketujuan.

2.5 Protokol Routing

Protokol routing merupakan aturan dalam proses pengiriman dan pertukaran data dari sebuah node ke node yang lain dalam jaringan dan menghubungkan source ke destination Routing merupakan perpindahan informasi diseluruh jaringan dari source ke destination dengan minimal satu node berperan sebagai perantara. Routing bekerja pada layer 3 lapisan jaringan. Routing dibagi menjadi 2 bagian. Yang pertama adalah protokol routing yang berfungsi untuk menentukan bagaimana node berkomunikasi dan membagikan informasi dengan node lainnya yang memungkinkan node source untuk memilih rute yang optimal ke node destination dalam sebuah jaringan. Sedangkan algoritma routing berfungsi untuk menghitung secara matematis jalur yang optimal berdasarkan informasi routing yang dimiliki oleh semua node serta akan menentukan jalur terbaik menurut algoritma dari protokol yang digunakan. Protokol routing yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 13

2.5.1 Epidemic

Epidemic routing algorithm diterbitkan oleh Vahdat dan Becker et al. 2000 , yang di rancang sebagai algoritma flooding-based forwarding [3]. Tujuan utama Epidemic Routing adalah untuk: - Memaksimalkan tingkat pengiriman pesan - Meminimalkan pesan latency Cara kerja Routing Epidemic adalah sebagai berikut, setiap kali node pengirim bertemu dengan node lainya maka pertama kali yang dilakukan adalah bertukar summary vector, untuk mengidentifikasi pesan apakah node yang baru ditemui sudah mempunyai pesan yang di bawa node pengirim atau tidak, jika tidak maka node pengirim akan meneruskan salinan pesan yang dibawa. Pesan akan terus disalin dari satu node ke node lain sampai TTL nya berakhir. Pesan akan di simpan dalam buffer node. Dengan demikian, pesan tersebut menyebar ke seluruh jaringan hingga sampai ke node tujuan. Meskipun tidak ada jaminan pesan tersampaikan, Epidemic adalah algoritma yang mampu membuat pendekatan terbaik untuk penyampaian pesan ke node tujuan, Akan tetapi Epidemic masih memiliki kekurangan yaitu akan mengakibatkan tidak efisiennya penggunaan sumber daya jaringan seperti konsumsi energi, storage dan bandwith , karena penyampaian salinan pesan yang sama akan menyebar semakin banyak ke dalam jaringan. Epidemic memberikan penyebaran salinan cepat ke dalam jaringan yang tentu saja mengahasilkan waktu pengiriman yang optimal namun jaringan akan kebanjiran data copy pesan. 14 Gambar 2. 6 cara kerja Epidemic.

2.5.2 Prophet

Prophet adalah singkatan dari Probabilistic Routing Protocol using History of Encounters and Transitivity, yang dirancang sebagai probabilistic routing protocol oleh Lindgren et al., 2003 [3]. Asumsi dasar dari algoritma tersebut bahwa mobilitas node tidak acak tapi merupakan perilaku yang berulang, pada pergerakan manusia, sebenarnya tidak secara acak namun bisa diprediksi berdasarkan mengulangi pola perilaku, misalnya seperti seseorang yang telah mengunjungi lokasi beberapa kali sebelumnya, ada kemungkinan bahwa seseorang tersebut akan mengunjungi lokasi itu lagi. Hal itulah yang mendasari gagasan untuk menciptakan protokol ini. Prophet di buat untuk meningkatkan probabilitas pengiriman dan mengurangi pemborosan sumber daya di jaringan. Strategi pengiriman pesan yang digunakan dalam prophet adalah ketika dua node bertemu maka node akan memperbaharui dan menghitung delivery predictability metrik, pesan akan dikirimkan ke node lain jika delivery predictability lebih tinggi dari node pembawa pesan pengirim. Untuk menghitung delivery predictability ada tiga bagian: