Ada dua jenis Mastitis ; yaitu yang hanya kar ena
milk st asis
adalah
Non Infect ive Mast it is
dan yang telah ter infeksi bakt er i :
iInfect ive Mast it is
. Lecet pada puting dan tr auma pada kulit juga dapat mengundang infeksi bakt er i. Beber apa tindakan yang dapat dilakukan:
Kompr es hangat panas dan pemijatan
Rangsang Oxtocin; dimulai pada payudar a yang tidak sakit, yaitu stimulasi putting, pijat leher -punggung, dan lain-lain.
Pember ian antibiotik; Flucloxacilin atau Er ythr omycin selama 7-10 har i.
Bila per lu bisa diber ikan istir ahat total dan obat untuk penghilang r asa nyer i.
Kalau sudah ter jadi abses sebaiknya payudar a yang sakit tidak boleh disusukan kar ena mungkin memer lukan tindakan bedah.
C. Masalah Menyusui Pada Masa Pasca Per salinan Lanjut
Yang ter masuk dalam masa pasca per salinan lanjut adalah sindr om ASI kur ang, ibu beker ja.
1. Sindr om ASI kurang
Ser ing kenyataannya ASI tidak benar -benar kur ang. Tanda-tanda yang “mungkin saja” ASI benar kur ang antar a lain:
Bayi tidak puas setiap setelah menyusui, ser ing kali menyusu, menyusu dengan w aktu yang sangat lama. Tapi juga ter kadang bayi lebih cepat menyusu. Disangka
pr oduksinya ber kur ang padahal dikar enakan bayi telah pandai menyusu.
Bayi ser ing menangis atau bayi menolak menyusu
Tinja bayi ker as, ker ing atau ber w ar na hijau
Payudar a tidak membesar selama kehamilan keadaan yang jar ang, atau ASI tidak “dating”, pasca lahir .
Walaupun ada tanda-tanda ter sebut per lu diper iksa apakah tanda-tanda ter sebut dapat diper caya.
Tanda bahw a ASI benar -benar kur ang, antar a lain :
BB ber at badan bayi meningkat kur ang dar i r ata-r ata 500 gr am per bulan
BB lahir dalam w aktu 2 minggu belum kembali
Ngompol r ata-r ata kur ang dar i 6 kali dalam 24 jam; cair an ur in pekat, baud an w ar na kuning.
Car a mengatasinya disesuaikan dengan penyebab, ter utama dicar i pada ke 4 kelompok factor penyebab :
1. Faktor tehnik menyusui, keadaan ini yang paling ser ing dijumpai, a.I. masalah
fr ekuensi, per lekat an, penggunaan dot botol dan lain-lain 2.
Faktor psikologis, juga ser ing ter jadi 3.
Faktor fisik ibu jar ang; a.I. KB, kontr asepsi, di ur etic, hami , mer okok, kur ang gizi, dll 4.
Sangat jar ng, adalah factor kondisi bayi, missal : penyakit, abnor malitas dan lain-lain Ibu dan bayi dapat saling membantu agar pr oduksi ASI meningkat dan bayi t er us
member ikan isapan efektifnya. Pada keadaan-keadaan ter tentu dimana pr oduksi ASI memang tidak memadai maka per lu upaya yang lebih, misalnya pada
r el akt asi
, mak a bila per lu dapat dilakukan pember ian ASI
dengan suplement er
yaitu dengan pipa nasogastr ik atau pipa halus lainnya yang ditempelkan pada putting untuk diisap bati
dan ujung lainnya dihubungkan dengan ASI atau for mula.
2. Ibu yang beker ja