G. Kebijakan Dividen
Dividen merupakan bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham atau pemilik modal sendiri. Dividen juga merupakan
pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Kebijakan dividen
merupakan salah satu bagian yang mempengaruhi keputusan pendanaan perusahaan sehingga menjadi suatu hal yang penting dan harus
dipertimbangkan secara seksama Prapaska, 2012. Kebijakan dividen menyangkut apakah laba akan dibayarkan sebagai dividen atau ditahan
untuk reinvestasi dalam perusahaan Sawir, 2004. Kebijakan dividen dapat dikatakan sebagai proporsi pembagian laba yang diperoleh perusahaan yang
dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan.Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan
pendanaan perusahaan. Kebijakan deviden dividend policy merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan
dibagi kepada pemegang saham dimasa yang akan datang. Rasio pembayaran deviden devidend payout ratio menentukan
jumlah laba yang akan dibagi dalam bentuk deviden kas dan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Devidend payout ratio menunjukkkan
presentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham perusahaan berupa dividen kas, apabila laba perusahaan yang ditahan dalam
jumlah besar, berarti laba yang akan dibayarkan sebagai deviden menjadi lebih kecil Prapaska, 2012.
Aspek penting dari kebijakan deviden adalah menentukan alokasi laba yang sesuai antara pembayaran laba sebagai deviden dengan laba yang
ditahan diperusahaan Harjito dan Martono, 2005. Sunariyah 2011:128 menyatakan dividen yang dibagikan kepada pemegang saham bisa berupa :
1. Dividen Tunai cash dividend Pembagian dividen yang paling sering dilakukan oleh perusahaan
adalah dividen tunai atau cash. Para pemegang saham akan menerima dividen sebesar tarif per lembar dikalikan jumlah lembar saham yang
dimiliki.
2. Dividen Saham stock dividend Dividen saham merupakan pembayaran dividen dalam bentuk
saham dari perusahaan yang membagi saham disebut dividen saham. Saham yang akan diterima berbentuk saham yang sama dengan yang
dimilki atau saham sejenis yang lain.
H. Teori Triple Bottom line
Definisi triple bottom line menurut kamus bisnis adalah sebuah basis yang diperluas untuk mengukur kinerja organisasi, menambahkan
dimensi sosial dan lingkungan terhadap hasil “bottom line” keuangan. Istilah triple bottom line dipopulerkan oleh John Elkington pada tahun
1997 melalui bukunya:
“Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century Business”
Elkington mengembangkan konsep triple bottom line dalam istilah economic prosperity, environmental quality
dan social justice Wibisono, 2007. Perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah memperhatikan
“3P”. Selain mengejar profit, perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibatdalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat people dan turut
berkontribusiaktif dalam menjaga kelestarian lingkungan planet. Menurut Zuraedah 2010 aspek-aspek yang terdapat dalam triple
bottom line, diantaranya adalah:
1. Profit. Profit
merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dari setiap kegiatan usaha. Tak heran bila fokus utama
dari seluruh kegiatan dalam perusahaan adalah mengejar profit atau mendongkrak harga saham setinggi-tingginya, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Profit sendiri pada hakikatnya merupakan tambahan pendapatan yang dapat
digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Sedangkan aktivitas yang dapat ditempuh untuk mendongkrak
profit antara lain dengan meningkatkan produktivitas dan
melakukan efisiensi biaya, sehingga perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif yang dapat memberikan nilai tambah
semaksimal mungkin.