Tujuan didirikan usaha ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk menambah penghasilan dan kesejahteraan keluarga. 2.
Untuk menampung
tenaga kerja
dan mengurangi
pengangguran. 3.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempe yang merupakan kebutuhan pokok yang mengandung protein tinggi.
B. Lokasi Perusahaan
Lokasi home industry kripik tempe “Ojo Lali” adalah di Desa Kedung Jenar, Kecamatan Blora. Letak desa ini sangatlah strategis, karena
hanya berjarak sekitar 1,5 km dari pusat Kota Blora. Karena letaknya ini, tak jarang para konsumen selalu menyempatkan diri untuk membeli oleh-
oleh makanan khas daerah Blora ini. Pada home industry kripik tempe “Ojo Lali”, ada beberapa faktor
pemilihan lokasi perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut: 1.
Faktor Historis Secara historis lokasi pembuatan kripik tempe “Ojo Lali”
berada di dalam kota Blora sehingga dapat menunjang penjualan. Lokasi pembuatannya juga tidak menimbulkan
limbah pada lingkungan sekitar. 2.
Faktor Ekonomis Dengan lokasi pembuatan yang berada di dalam kota Blora itu
sendiri, maka produk kripik tempe “Ojo Lali” mudah dikenal
oleh masyarakat. Selain itu, bahan baku serta bahan penolong yang diperlukan untuk proses produksi mudah dalam
memperolehnya.
C. Struktur Organisasi
Home industry kripik tempe “Ojo Lali” termasuk dalam jenis usaha
kecil menengah UKM. Struktur organisasi pada perusahaan ini pun masih bersifat sederhana. Pemilik perusahaan disini juga bertindak sebagai
manajer dalam perusahaan tersebut. Pemilik dibantu oleh 2 orang karyawan yang pembagian tugasnya cukup jelas, yakni sebagai pengiris
dan penggoreng produknya, sedangkan bagian pengemasan dan distribusi produk dilakukan oleh pemilik perusahaan sendiri.
D. Personalia
Pada home industry kripik tempe “Ojo Lali” terdapat 2 orang karyawan yang masing-masing mempunyai bagian sendiri, yaitu bagian
pengirisan dan penggorengan. Bagian pengirisan bertugas untuk melakukan pengirisan tempe dan disetorkan ke bagian penggorengan.
Sedangkan bagian penggorengan bertugas menggoreng tempe tersebut dengan bumbu yang telah dibuat.
E. Permodalan
Ibu Mugi Rahayu mendirikan usaha ini dengan modal yang tidak terlalu besar, yaitu sekitar Rp 300.000. Pada awalnya, pemilik hanya
membeli sebuah kompor, sebuah wajan untuk menggoreng yang lumayan besar, sebuah meja dan kursi untuk menaruh barang-barang keperluan
produksi dan aneka barang keperluan lainnya. Dengan modal tersebut, pemilik mulai merintis usahanya yang
dibantu oleh 1 karyawan saja. Usaha ini pun mulai dirasa mendapatkan hasil, sehingga peralatan yang dimiliki oleh perusahaan semakin
bertambah, karyawan juga menjadi 2 orang, dan keuntungan yang didapatkan meningkat.
F. Produksi