4.3. Teori Analisis dan Uji Hipotesis
4.3.1. Uji Normalitas.
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak, yang dapat dilakukan dengan
berbagai metode diantaranya adalah Kolomogrov Smirnov. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
nilai statistik Kolomogrov Smirnov dan Shapiro Wilk yang diperoleh nilai signifikan variabel Pertambahan Dana X
1
sebesar 0,670, variabel Besarnya Gaji X
2
sebesar 0,675 dan variabel Jumlah Pemberian Kredit Y sebesar 0,778 Lampiran 4 ketiga variabel tersebut mempunyai
taraf signifikan yang lebih besar dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa semua variabel yang diteliti berdistribusi normal.
4.3.2. Uji Asumsi Klasik.
Pengujian asumsi klasik ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan betul-betul terbatas dari
adanya gejala autokorelasi, gejala multikolinearitas, dan gejala heterokedastisitas. Hasil pengujiannya disajikan sebagai berikut :
4.3.2.1. Autokorelasi.
Dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu Gujarati, 1995: 201.
Gambar 4.1. : Uji Durbin Watson
ada Daerah
daerah ada auto kore
auto keraguan keraguan lasi negatif
korelasi
tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada autokore
lasi negatif
dL dU
4-dU 2,706 4-dL 0,697
1,641 2,359 2.538
Dari tabel Durbin Watson untuk n=10 jumlah sampel dan k=2 banyaknya variabel bebas diketahui nilai dU sebesar 1,641, 4-dU
sebesar 2,359. Dari tabel durbin Watson untuk n=10 jumlah sampel dan k=2 banyaknya variabel bebas diketahui Nilai dL 0,697 dan 4-dL
sebesar 3,303. dari hasil perhitungan regresi linier berganda lampiran 6 pada tabel model summary diperoleh nilai uji Durbin Watson sebesar
2,706. Dimana nilai tersebut lebih tinggi dari 4-dU yaitu 2,359 berarti berada di daerah keraguan sehingga dapat dikatakan tidak terjadi
autokorelasi positif maupun negatif.
4.3.2.2. Multikolinearitas.
Uji asumsi multikolinieritas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau
semua variabel yang menjelaskan dari model regresi Gujarati, 1995: 157.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance
Inflation Faktor VIF. Jika VIF melebihi angka 10 maka variabel tersebut mengindikasikan adanya multikolinieritas.
Dalam pengujian asumsi klasik terhadap analisi regresi linier berganda ini menyatakan bahwa hasil analisis penelitian ini
menunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas pada semua variabel dimana nilai VIF pada variabel nilai VIF untuk Pertambahan Dana X
1
= 2,188, Besarnya Gaji X
2
= 2,188. nilai VIF 10
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Multikolinier. No Variabel
VIF
1. Pertambahan Dana X
1
. 2,188 2.
Besarnya Gaji X
2
. 2,188
Sumber : Lampiran 5
4.3.2.3. Heterokedastisitas.
Adapun hasil korelasi Rank Spearman pada variabel Pertambahan Dana X
1
, Besarnya Gaji X
2
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5. Hasil Korelasi Rank Spearman. No Variabel
Bebas KoefisienKorelasi Rank Spearman
Tingkat Signifikan
1. Pertambahan Dana X
1
-0,079 0,829 2.
Besarnya Gaji X
2
0,248 0,489
Sumber : Lampiran 6. Hasil
uji heteroskedastisitas
menunjukkan bahwa
tingkat signifikan
pada variabel Pertambahan Dana X
1
dan Besarnya Gaji X
2
diatas 5
sig 5 maka dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas dengan residual tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.3.3. Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda.