PENGARUH PERTAMBAHAN DANA DAN BESARNYA GAJI TERHADAP Jumlah PEMBERIAN KREDIT SIMPAN PINJAM PADA KPRI GURU JAYA SAMPANG MADURA.

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul “PENGARUH PERTAMBAHAN DANA

DAN BESARNYA GAJI TERHADAP JUMLAH PEMBERIAN

KREDIT SIMPAN PINJAM PADA KPRI GURU JAYA

SAMPANG MADURA”

skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana ekonomi jurusan akuntansi.

Penulis menyadarai bahwa dalam menyusun skripsi ini seringkali menghadapi hambatan dan keterbatasan dalam berbagai hal. Namun, karena dorongan dan bimbingan yang telah diberikan berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. R. Teguh Soedarto, M.P. selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Soemargono, S.U. selaku Pembantu Rektor I Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Ir. Effi Damaijati, M.S. selaku pembantu rektor II Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Patrap Wiprato, M.S. selaku pembantu rektor II Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(2)

 

5. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, Msi, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

7. Ibu Dra. Ec. Dwi Suhartini, MAKS, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan motivasi dan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini. 8. Pihak Koperasi “Guru Jaya” Sampang Madura beserta jajarannya.

9. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Akhirnya, penulis menyadari bukan hal yang tidak mungkin apabila skripsi ini jauh dari sempurna dan dengan rendah hati bersedia menerima segala saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya penulis.

Surabaya, Juni 2010.


(3)

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PENELITIAN... 10

2.1. Hasil-Hasil Terdahulu ... 10

2.2. Landasan Teori... 15

2.2.1. Pengertian dan Sejarah Perkembangan Koperasi... 15

2.2.1.1. Pengertian Koperasi ... 15

2.2.1.2. Sejarah Perkembangan Koperasi... 17

2.2.1.3. Sejarah Koperasi di Indonesia... 17

2.2.2. Jenis-Jenis dan Bentuk Koperasi... 21


(4)

 

2.2.2.2. Bentuk-Bentuk Koperasi... 24

2.2.3. Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi Indonesia ... 25

2.2.3.1. Landasan Koperasi ... 25

2.2.3.2. Asas Koperasi ... 25

2.2.3.3. Tujuan Koperasi Indonesia ... 26

2.2.4. Fungsi, Peranan dan Prinsip Koperasi Indonesia... 26

2.2.4.1. Fungsi dan Peranan Koperasi Indonesia ... 26

2.2.4.2. Prinsip Koperasi Indonesia ... 27

2.2.5. Lapangan Usaha dan Permodalan Koperasi... 28

2.2.5.1. Lapangan Usaha Koperasi... 28

2.2.5.2. Permodalan Koperasi ... 28

2.2.6. Kredit ... 29

2.2.6.1. Pengertian Kredit ... 29

2.2.6.2. Tujuan Kredit ... 31

2.2.6.3. Fungsi Kredit... 31

2.2.6.4. Unsur-Unsur Kredit... 32

2.2.6.5. Aspek Dalam Penilaian Kredit... 34

2.2.7. Pengertian Pertambahan Dana dan Besarnya Gaji... 35

2.2.7.1. Pertambahan Dana ... 35

2.2.7.2. Besarnya Gaji ... 36

2.2.8. Laporan Keuangan Koperasi... 36

2.2.8.1. Pengguna Laporan Keuangan Koperasi ... 36


(5)

 

2.2.8.3. Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi... 38

2.2.9. Pengaruh Pertambahan Dana dan Besarnya Gaji Terhadap Jumlah Pemberian Kredit... 40

2.2.9.1. Pengaruh Pertambahan Dana Terhadap Jumlah Pemberian Kredit... 40

2.2.9.2. Pengaruh Besarnya Gaji Terhadap Jumlah Pemberian Kredit... 41

2.3. Kerangka Pikir ... 41

2.4. Hipotesis ... 43

BAB III METODE PENELITIAN... 44

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 44

3.2. Teknik Penentuan Sampel... 45

3.2.1. Populasi ... 45

3.2.2. Sampel ... 45

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 46

3.3.1. Jenis Data ... 46

3.3.2. Cara Pengumpulan Data... 46

3.4. Uji Normalitas, Uji asumsi klasik, Teknik Analisis dan Uji Hipotesis... 47

3.4.1. Uji Normalitas... 47

3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 48

3.4.3. Teknik Analisis ... 51


(6)

 

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 54

4.1. Deskripsi Objek Penelitian... 54

4.1.1. Sejarah Singkat KPRI ”Guru Jaya” Kabupaten Sampang Madura ... 54

4.1.2. Perkembangan KPRI ”Guru Jaya” ... 54

4.1.3. Kesejahteraan Anggota ... 56

4.1.4. Prestasi Yang Dicapai ... 57

4.2. Deskripsi hasil Penelitian ... 57

4.2.1. Deskripsi Hasil Penelitian Mengenai Pertambahan Dana ... 57

4.2.2. Deskripsi Hasil Penelitian Mengenai Besarnya Gaji ... 59

4.2.3. Deskripsi Hasil Penelitian Mengenai Jumlah Pemberian Kredit Simpan Pinjam... 60

4.3. Teori Analisis dan Uji Hipotesis ... 61

4.3.1. Uji Normalitas... 61

4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 62

4.3.2.1.Autokorelasi ... 62

4.3.2.2. Multikolinearitas ... 63

4.3.2.3. Heterokedastisitas ... 64

4.3.3. Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda ... 65

4.3.4. Koefisien Determinasi (R2) ... 67

4.3.5. Pengujian Hipotesis dengan Uji t... 67


(7)

 

4.3.6.1. Pengaruh Pertambahan Dana Terhadap

keputusan Pemberian Kredit ... 69

4.3.6.2. Pengaruh Besarnya Gaji Terhadap Keputusan Pemberian Kredit ... 70

4.4. Keterbatasan Penelitian... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 72

5.1. Kesimpulan ... 72

5.2. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

 

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. : Perkembangan jumlah pemberian kredit tahun 2005-20095 ... 5

Tabel 4.1. : Pertambahan dana KPRI “Guru Jaya” Sampang tahun 2000 -2009. ... 58

Tabel 4.2. : Besarnya Gaji anggota KPRI “Guru Jaya” tahun 2000-2009 ... 59

Tabel 4.3. : Mengenai Jumlah pemberian kredit simpan pinjam KPRI “Guru Jaya” Sampang tahun 2000-2009... 60

Tabel 4.4. : Hasil pengujian multikolinier... 64

Tabel 4.5. : Hasil korelasi Rank Spearman ... 64

Tabel 4.6. : Data koefisien regresi linier berganda ... 65


(9)

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. : Diagram Kerangka Pikir ... 42 Gambar 4.1. : Kurva Durbin Watson ... 63


(10)

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rekapitulasi Data Pertambahan Dana KPRI “Guru Jaya” pada tahun 2000 sampai dengan 2009.

Lampiran 2 : Rekapitulasi Data Besarnya Gaji Anggota KPRI “Guru Jaya” pada tahun 2000 sampai dengan 2009.

Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Pemberian Kredit Simpan Pinjam KPRI “Guru Jaya” pada tahun 2000 sampai dengan 2009.

Lampiran 4 : Hasi Pengujian Normalitas Variabel Pertambahan Dana, Besarnya Gaji dan Jumlah Pemberian Kredit.

Lampiran 5 : Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda Pengaruh Pertambahan Dana (X1) dan Besarnya Gaji (X2) Terhadap Jumlah Pemberian Kredit (Y).

Lampiran 6 : Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda Pengaruh Pertambahan Dana (X1) dan Besarnya Gaji (X2) Terhadap Jumlah Pemberian Kredit (Y).

Lampiran 7 : Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Pengaruh Pertambahan Dana (X1) dan Besarnya Gaji (X2) Terhadap Jumlah Pemberian Kredit (Y).

Lampiran 8 : Tabel Nilai Durbin Watson. Lampiran 9 : Tabel Distribusi Nilai F. Lampiran 10 : Tabel Distribusi Nilai t.


(11)

 

PENGARUH PERTAMBAHAN DANA DAN BESARNYA GAJI TERHADAP Jumlah PEMBERIAN KREDIT SIMPAN PINJAM PADA

KPRI GURU JAYA SAMPANG MADURA Abstrak

Alfina

Pada era globalisasi saat ini perekonomian di Indonesia telah menjadi transformasi dari perekonomian tradisional menjadi perekonomian modern, hal ini melahirkan kondisi yang positif dalam pertumbuhan dan perkembangan koperasi perkotaan akan dapat selalu memberikan sumbangan yang telah berarti dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat perkotaan. Koperasi Indonesia adalah Badan Usaha yang keberadaannya di pandang khusus di Indonesia, yang merupakan salah satu dari sektor ekonomi disamping sektor swasta dan Badan Usaha Milik Negara sehingga perlu dikembangkan sedemikian rupa agar keberadaannya mempunyai peranan bagi perkembangan ekonomi masyarakat, khususnya bagi kesejahteraan anggotanya. Di tengah kondisi bangsa yang dilanda krisis ekonomi, koperasi diharapkan dapat menempatkan diri sebagai salah satu kegiatan ekonomi yang sejajar dengan kegiatan ekonomi yang lain yang telah ada, untuk masalah dalam penelitian ini adalah apakah pertambahan dana dan besarnya gaji berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit simpan pinjam dan variabel manakah yang paling berpengaruh antara pertambahan dana dan besarnya gaji terhadap Jumlah pemberian kredit simpan pinjam.

Obyek dalam penelitian ini adalah Koperasi Pegawai Negeri “Guru Jaya” yang berlokasi di Sampang Madura. Data yang digunakan adalah data selama periode 10 tahun yaitu data tahun 2000 sampai dengan 2009. Untuk membuktikan hipotesis yang diajukan maka dalam penelitian ini digunakan teknik analisis regresi linier berganda dan uji F untuk pengaruh simultan dan uji t untuk pengaruh parsial.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan bahwa pertambahan dana dan besarnya gaji berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit simpan pinjam tidak terbukti kebenarannya, karena yang berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit hanya besarnya gaji. Dan untuk hipotesis yang kedua yang menyatakan bahwa pertambahan dana mempunyai pengaruh yang paling dominan dibanding dengan besarnya gaji terhadap jumlah pemberian kredit simpan pinjam tidak dapat terbukti kebenarannya.

Keywords : pertambahan dana, besarnya gaji, jumlah pemberian kredit simpan pinjam.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang dan mengalami perkembangan penduduk yang sangat besar, oleh karena itu pertumbuhan dan pemerataan perekonomian merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan, yaitu kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam rangka mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, maka pelaksanaan perekonomian harus lebih memperhatikan pada keserasian, keselarasan, dan keseimbangan unsur-unsur pemerataan perekonomian, stabilitas nasional dan pertumbuhan ekonomi, karena menurut Murshito (1984: 743) tanpa pertumbuhan ekonomi maka taraf hidup penduduk akan semakin merosot. Dan tanpa pemerataan perekonomian berarti Negara menanggung kepincangan sosial, karena golongan ekonomi kuat cepat berkembang daripada golongan ekonomi lemah.

Pelaksanaan pembangunan Negara Indonesia sekarang ini dititik beratkan pada bidang ekonomi, yang merupakan penggerak utama pembangunan seiring dengan kualitas dari sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga saling memperkuat dan tekait dengan pembangunan


(13)

 

bidang-bidang lainnya yang dilaksanakan secara serasi dan seimbang dengan keberhasilan bidang ekonomi. Salah satu bentuk kegiatan pembangunan tersebut adalah Bangun Usaha koperasi yaitu suatu lembaga perekonomian masyarakat yang didasarkan atas keinginan masyarakat dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan bangsa. Di sini koperasi diharapkan dapat menjadi suatu wadah kegiatan ekonomi masyarakat yang semakin handal dan mandiri, serta dapat menjadi soko guru perekonomian nasional yang tangguh (Mardikawati, 2006: 1)

Koperasi Indonesia merupakan salah satu sektor ekonomi di samping sektor swasta dan sektor pemerintah/negara, sehingga koperasi perlu dikembangkan sedemikian rupa agar keberadaannya mempunyai peranan bagi perkembangan ekonomi masyarakat, khususnya bagi kesejahteraan anggotanya.

Keberadaan koperasi Indonesia mempunyai landasan konstitusional yang kuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Perekonomian disusun bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan“

Dalam Undang-Undang No.25 tahun 1992 juga menyatakan “Memberikan keleluasaan sepenuhnya kepada koperasi untuk mengembangkan dirinya mewujudkan keberadaan sebagai badan usaha sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat”

Di tengah kondisi bangsa yang dilanda krisis ekonomi seperti saat ini, maka koperasi diharapkan dapat menempatkan diri sebagai salah satu


(14)

 

kegiatan ekonomi yang sejajar dengan kegiatan ekonomi yang lainnya, untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Agar koperasi dapat menempatkan diri sebagai kegiatan ekonomi yang sejajar dengan kegiatan ekonomi yang lainnya maka diperlukan suatu perencanaan dan program kegiatan operasional yang akan dijalankan, hal ini di maksudkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan berupaya menjaga kelangsungan hidup usaha agar dapat berjalan dengan baik dan lancar, untuk mencapai tujuan tersebut dan menjaga kelangsungan hidup usaha maka setiap potensi dalam koperasi perlu dimanfaatkan dengan baik diantaranya adalah dengan terpenuhinya kebutuhan kerja.

Kerangka kesejahteraaan bagi koperasi memberikan bantuan salah satunya berupa pemberian kredit simpan pinjam, sehingga perhatian yang diberikan dalam permintaaan kredit simpan pinjam cukup besar. Salah satu hal utama yang harus diperhatikan oleh setiap koperasi dalam merumuskan persetujuan atas permohonan kredit bagi jasa anggota koperasi adalah dengan menjaga dana yang disalurkan melalui fasilitas pemberian kredit sehingga dana yang disalurkan dapat diberikan kepada anggota yang benar-benar membutuhkan.

Di dalam kegiatan perekonomian yang memacu pada pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi faktor modal dan jiwa wiraswasta sangat diperlukan dalam menunjang kegiatan perekonomian tersebut. Kedua faktor tersebut harus dijalankan secara serasi dan seimbang sebab jika


(15)

 

pemupukan modal tanpa diimbangi dengan pembinaan kewiraswastaan anggotanya, mudah membuat kekayaan koperasi diselewengkan oleh pengurusnya begitu pula sebaliknya pembinaan kewiraswastaan tanpa dibarengi dengan pemupukan modal, hanya menghasilkan koperasi yang terbatas kemampuannya dan kerdil usahannya (Mursito, 1984: 745).

Namun kenyataannya koperasi belum sepenuhnya dapat menunjang kegiatan perekonomian karena kendala koperasi dari dulu hingga sekarang adalah masalah modal. Keadaan ini juga diperburuk dengan kurang dipercayanya lembaga koperasi oleh kalangan bisnis, karena mereka beranggapan bahwa koperasi adalah sebagai wadah sosial dan bukan wadah usaha ekonomis yang dapat diajak bekerja sama secara menguntungkan, walaupun koperasi sudah menunjukkan suatu kinerja yang lebih baik, hal tersebut merupakan salah satu penyebab berbagai kasus gulung tikarnya koperasi (Mursito, 1984: 745).

Oleh karena itu koperasi harus mampu memberdayakan semua potensi yang ada semaksimal mungkin guna menambah modal sehingga dapat mewujudkan koperasi yang mampu self financing. Selain itu pihak manajemen harus mempunyai perencanaan dan pengendalian, dan juga di dukung informasi yang handal karena semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, dengan begitu pihak manajemen akan mampu melakukan pengambilan keputusan strategi yang tepat, sehingga akan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan koperasi serta menentukan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba,


(16)

 

berdasarkan hal tersebut maka setiap keputusan strategi yang diambil harus memperhitungkan semua faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laba.

Selain itu pengurus juga harus dapat mengembangkan usaha-usaha komersial, seperti usaha simpan pinjam, berdagang dan lain sebagainya yang mampu menghasilkan laba untuk menutup biaya-biaya operasional dan dikembalikan kepada anggotanya, tetapi tetap berpegang pada watak sosial agar tidak keluar dari jiwa koperasi.

Koperasi Pegawai Negeri (KPRI) Guru Jaya Sampang Madura banyak melakukan usaha-usaha komersial dalam rangka meningkatkan laba dan SHU. Tetapi pusat pendapatan terbesar adalah simpan pinjam, sehingga memberikan kontribusi yang paling besar terhadap pencapaian tujuan koperasi. Namun pada kenyataannya untuk kegiatan simpan pinjam pada tahun 2000-2009 secara keseluruhan selalu mengalami kenaikan dan penurunan. Di bawah ini merupakan perkembangan usaha simpan pinjam dari tahun 2005-2009 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 : Perkembangan Jumlah Pemberian Kredit Tahun 2005 - 2009.

No Tahun Realisasi Pemberian Kredit Kenaikan / Penurunan % 1. 2005 Rp.1.306.803.220

2. 2006 Rp.1.015.275.000 Rp.(291.528.220) -22, 31 3. 2007 Rp.1.478.803.292 Rp.463.528.292 45, 65 4. 2008 Rp.1.424.657.014 Rp.(54.146.278) -3, 66 5. 2009 Rp.1.626.900.000 Rp.202.242.986 14, 19 Sumber : KPRI Guru Jaya Sampang Madura.

Pada tabel 1.1 terlihat bahwa selama tahun 2005-2009 selalu terjadi kenaikan dan penurunan dalam jumlah pemberian kredit. Pada tahun 2006


(17)

 

terjadi penurunan sebesar 22,31% tetapi pada tahun 2007 terjadi kenaikan dalam pemberian kredit yaitu sebesar 45,65%. untuk tahun 2008 terjadi penurunan lagi yaitu sebesar 3,66% tetapi pada tahun 2009 kembali terjadi kenaikan sebesar 14,19%. Terjadinya kenaikan dan penurunan dalam pemberian kredit ini mengakibatkan menurunnya pendapatan KPRI Guru Jaya di Sampang Madura. Pengelolaan perkreditan mempunyai banyak masalah yang cukup rumit, misalnya antara nasabah yang satu dengan nasabah yang lainnya mempunyai perbedaan permasalahan dan kemampuan. Kemungkinan terjadinya kenaikan dan penurunan dalam pemberian kredit ini dipengaruhi oleh jumlah pertambahan dana yang tersedia pada koperasi tersebut dan besarnya gaji yang menentukan mampu atau tidaknya penerima kredit untuk melaksanakan tanggung jawabnya.

Menurut Mardikawati (2006), dalam penelitian mengenai Pengaruh Pertambahan Dana dan Alokasi Dana Serta Realisasi Pendapatan Anggota Tethadap Keputusan Pemberian Kredit Simpan Pinjam Pada Koperasi Peagwai Negera ”Beringin” di Tuban, ketiga variabel bebas yang diteliti yaitu Pertambahan Dana, Alokasi Dana dan Realisasi Pendapatan Anggota Berpengaruh terhadap Keputusan Pemberian Kredit.

Berkaitan dengan penelitian tersebut, peneliti ingin membuktikan apakah hasil penelitian tersebut dapat terbukti dengan objek yang berbeda, oleh karena itu, peneliti memandang perlu untuk mencari bukti empiris


(18)

 

tentang hubungan antara pertambahan dana dan besarnya gaji terhadap pemberian kredit.

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini diberi judul “PENGARUH PERTAMBAHAN DANA DAN BESARNYA GAJI TERHADAP JUMLAH PEMBERIAN KREDIT SIMPAN PINJAM PADA KPRI GURU JAYA SAMPANG MADURA”

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apakah pertambahan dana dan besarnya gaji berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit simpan pinjam ?

2. Manakah yang paling berpengaruh antara pertambahan dana dan besarnya gaji terhadap jumlah pemberian kredit simpan pinjam ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk menguji dan membuktikan pengaruh pertambahan dana dan besarnya gaji terhadap jumlah pemberian kredit simpan pinjam.

2. Untuk menguji pengaruh yang paling dominan antara pertambahan dana dan besarnya gaji terhadap jumlah pemberian kredit simpan pinjam.


(19)

 

1.4. Manfaat Penelitian.

Manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagi pendidikan.

Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi kemajuan studi dan perkembangan ilmu ekonomi khususnya di bidang kredit koperasi simpan pinjam dan sebagai bahan referensi penelitian dimasa yang akan datang.

2. Bagi koperasi

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi lingkup koperasi khususnya KPRI Guru Jaya Sampang Madura dalam menentukan keputusan pemberian kredit simpan pinjam.

3. Bagi penulis.

Diharapkan dapat menambah pengetahuan praktis tentang jumlah pemberian kredit simpan pinjam serta relevansinya dengan perkembangan ilmu pengetahuann alam pada umumnya dan ilmu ekonomi pada khususnya.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil-Hasil

Penelitian

Terdahulu

Penelitian

terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai

sebagai bahan masukan serta pengkajian berkaitan dengan penelitian ini antara

lain :

1.

Chrisma Mardikawati (2006).

Judul

:

“Pengaruh Pertambahan Dana, Dan Alokasi Dana, Serta

Realisasi Pendapatan Anggota Terhadap Keputusan Pemberian Kredit

Simpan Pinjam Pada Koperasi Pegawai Negeri “Beringin” Di Tuban”.

1.

Perumusan Masalah.

a.

Apakah pertambahan dana (X

1

), alokasi dana (X

2

) dan realisasi

pendapatan anggota (X

3

) berpengaruh terhadap keputusan pemberian

kredit simpan pinjam (Y).

b.

Manakah yang paling berpengaruh diantara pertambahan dana (X

1

),

alokasi dana (X

2

) dan realisasi pendapatan anggota (X

3

) terhadap

keputusan pemberian kredit simpan pinjam (Y).

2.

Variabel-variabel Yang Digunakan.

a.

Pertambahan dana (X

1

).

b.

Alokasi dana (X

2

).

c.

Realisasi Pendapatan Anggota (X

3

).

d.

Keputusan pemberian kredit (Y).


(21)

3.

Hipotesis.

a.

Diduga pertambahan dana, alokasi dana dan realisasi pendapatan

anggota berpengaruh secara stimutan terhadap keputusan pemberian

kredit.

b.

Diduga alokasi dan memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap

keputusan pemberian kredit.

4.

Teknik analisis dan uji hipotesis.

Data diolah dengan menggunakan persamaan Regresi Linear

Berganda.

5.

Kesimpulan.

a.

Hipotesis I yang menyatakan bahwa pertambahan dana, alokasi dana

dan realisasi pendapatan anggota berpengaruh terhadap keputusan

pemberian kredit terbukti kebenarannya.

b.

Hipotesis II yang menyatakan bahwa alokasi dana memiliki pengaruh

yang lebih dominan terhadap keputusan pemberian kredit terbukti

kebenarannya.

2.

Dian Meilana (2005).

“Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pemberian

Kredit Simpan Pinjam Pada Koperasi Pegawai PT. SIER (PERSERO)

Surabaya”.


(22)

a.

Apakah pertambahan dana (X

1

), alokasi dana (X

2

) dan realisasi

pendapatan anggota (X

3

) berpengaruh terhadap keputusan pemberian

kredit simpan pinjam (Y).

b.

Manakah yang paling berpengaruh di antara pertambahan dana (X

1

),

alokasi dana (X

2

) dan realisasi pendapatan anggota (X

3

) terhadap

keputusan pemberian kredit simpan pinjam (Y).

2.

Variabel-variabel yang digunakan.

a.

Pertambahan dana (X

1

).

b.

Alokasi dana (X

2

).

c.

Realisasi pendapatan anggota (X

3

).

d.

Keputusan pemberian kredit (Y).

3.

Hipotesis.

a.

Diduga pertambahan dana, alokasi dana dan realisasi pendapatan

anggota berpengaruh secara stimultan terhadap keputusan pemberian

kredit.

b.

Diduga alokasi dana memiliki pengaruj yang lebih dominan terhadap

keputusan pemberian kredit.

4.

Teknik analisis dan uji hipotesis.

Data diolah dengan menggunakan Persamaan Regresi Linier

Berganda.


(23)

a.

Hipotesis I yang menyatakan bahwa pertambahan dana, alokasi dana

dan realisasi pendapatan anggota berpengaruh terhadap keputusan

pemberian kredit terbukti kebenarannya.

b.

Hipotesis II yang menyatakan bahwa alokasi dana memiliki pengaruh

yang lebih dominan terhadap keputusan pemberian kredit terbukti

kebenarannya.

2.2. Landasan

Teori.

2.2.1. Pengertian

dan

Sejarah Perkembangan Koperasi.

2.2.1.1. Pengertian

Koperasi.

Istilah koperasi berasal dari bahasa Inggris yaitu cooperation. Yang berarti

usaha bersama. Berarti cooperation artinya segala bentuk pekerjaan yang

dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat disebut koperasi. Jika

disimpulkan yang dimaksud dengan koperasi disini adalah suatu bentuk

perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu, untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan tertentu, berdasarkan aturan-aturan dan tujuan tertentu pula

(Baswir, 1997: 1).

Pengertian

koperasi menurut pasal 1 undang-undang No.25 tahun 1992

adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum

koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas

kekeluargaan.


(24)

Berikut ini adalah pendapat dari beberapa tokoh mengenai pengertian

koperasi (Sitio dan Tamba, 2001: 16):

1.

Menurut International Labour Organization (ILO) merumuskan pengertian

koperasi yaitu perkumpulan orang-orang yang bergabung secara sukarela

untuk mencapai tujuan bersama melalui pembentukan organisasi yang

dikendalikan secara demokratis, memberikan sumbangan yang adil

terhadap modal yang diperlukan dan menerima bagian yang layak dari

resiko-resiko dan kemanfaatan-kemanfaatan perusahaan dimana para

anggota secara aktif ikut ambil bagian.

2.

Menurut Arifinal Chaniago mendefinisikan koperasi sebagai suatu

perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang

memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan

bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi

kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

3.

Menurut Muhammad Hatta "Bapak Koperasi Indonesia" mendefinisikan

koperasi sebagai usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan

ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong

tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan

seorang buat semua dan semua buat seorang.

4.

Menurut Munker pengertian koperasi adalah organisasi tolong-menolong

yang yang menjalankan urusniaga secara kumpulan, yang berdasarkan

konsep tolong-menolong. Aktivitas dalam urusniaga semata-mata


(25)

bertujuan ekonomi, bukan sosial seperti yang dikandung oleh gotong

royong.

2.2.1.2.

Sejarah Perkembangan Koperasi.

Koperasi lahir pada permulaan awal ke 19, sebagai reaksi terhadap sistem

kapitalisme ekonomi. Dimana pada saat itu segolongan kecil pemilik-pemilik

modal mengusai kehidupan masyarakat. Susunan masyarakat kapitalis

membiarkan setiap individu bebas bersaing untuk mengejar keuntungan

sebesar-besarnya, dan bebas pula mengadakan segala macam kontrak tanpa

intervensi pemerintah, hal tersebut mengakibatkan golongan kecil pemilik

modal menguasai kehidupan masyarakat. Golongan kecil pemilik modal hidup

berlebih-lebihan sedangkan golongan besar dari masyarakat yang lemah

kedudukan sosial ekonominya makin terdesak. Pada saat itulah muncul

gerakan koperasi yang menentang aliran induvidualisme dengan asas

kerjasama dan bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat (Widiyanti dan

Sunindhia, 2003: 17).

2.2.1.3.

Sejarah Koperasi di Indonesia.

Menurut Firdaus dan Susanto (2002: 21) sejarah perkembangan koperasi

di Indonesia dapat dibagi dalam tiga periode, yaitu:


(26)

1.

Pada tahun 1896, seorang patih bernama R. Aria Wiria Atmadja di

Purwokerto merintis pendirian suatu bank simpanan (

hulp end

spaarbank

) yang bertujuan untuk menolong para pegawai negeri yang

terjerat hutang dari lintah darat.

2.

Pada tahun 1908, Boedi Utomo dibantu oleh Serikat Islam melahirkan

koperasi pertama kali di Indonesia bersamaan dengan lahirnya gerakan

kebangkitan nasional.

3.

Pada tahun 1913, Boedi Utomo mencoba memajukan koperasi-koperasi

rumah tangga, koperasi toko, yang kemudian menjadi koperasi

konsumsi, yang dalam perkembangannya kemudian menjadi koperasi

batik.

4.

Pada tahun 1927, dikeluarkan undang-undang No.91 tahun 1927 yang

berisi tentang peraturan perkumpulan koperasi Bumiputra.

5.

Pada tahun 1930, dibentuk dibentuk jawatan koperasi di lingkungan

Departemen Dalam Negeri yang dipimpin oleh Prof.DR.H.J.Boeke.

6.

Pada tahun 1935, jawatan koperasi dipindahkan dari Departemen

Dalam Negeri ke Departemen Ekonomi, karena banyaknya kegiatan di

bidang ekonomi sehingga dirasa lebih sesuai berada di lingkungan

Departemen Ekonomi.

7.

Pada tahun 1937, dibentuk koperasi-koperasi simpan pinjam dengan

bantuan modal dari pemerintah.

8.

Pada tahun 1939, jawatan koperasi diperluas ruang lingkupnya menjadi

jawatan koperasi dan Perdagangan Dalam Negeri.


(27)

b.

Periode Pedudukan Jepang.

Pada tahun 1942, Jepang merebut kendali kekuasaan di Indonesia dari

tangan Belanda. Usaha koperasi di Indonesia dibatasi hanya untuk

kepentingan perang Asia Timur Raya yang dikobarkan oleh Jepang.

Koperasi yang ada diubah menjadi

kumiai

yaitu

koperasi model Jepang

yang berfungsi sebagai alat untuk memgumpulkan hasil bumi dan

barang-barang kebutuhan Jepang. Koperasi tidak mengalami perkembangan,

bahkan semakin hancur hal tersebut dikarenakan adanya ketentuan dari

penguasa Jepang bahwa untuk mendirikan koperasi harus mendapat izin

dari pemerintah setempat dan biasanya izin tersebut dipersulit. Akibatnya

kepercayaan rakyat terhadap koperasi hilang dan dalam hal ini merupakan

kerugian yang besar bagi pertumbuhan koperasi di Indonesia.

c.

Periode kemerdekaan.

1.

Sejak diproklamirkan kemerdekaan RI pada tahun 1945 dan sehari

kemudian UUD 1945 disahkan, koperasi sudah mendapat landasan

hukum yang kuat di dalam pasal 33 ayat (1) UUD 1945.

2.

Pada tanggal 12 Juli 1945, diseleggarakan kongres pertama di

Tasikmalaya Jawa Barat. Dari hasil kongres diputuskan bahwa pada

tanggal 12 Juli ditetapkan sebagai hari koperasi.

3.

Pada tahun 1953, Gerakan Koperasi Indonesia mengadakan kongres

kedua, dan menetapkan bahwa Bapak M. Hatta adalah Bapak Koperasi

Indonesia.


(28)

4.

Pada tahun 1960, dikeluarkan Instruksi Presiden No.2 Tahun 1960 yang

isinya “untuk mendorong pertumbuhan gerakan koperasi harus ada

kerja sama antara jawatan dengan masyarakat, dalam satu lembaga

yang disebut Badan Penggerak Koperasi (Bapengkop)”

5.

Pada tanggal 24 April 1961, diselenggarakan Munas I yang

menghasilkan keputusan dibentuknya Kesatuan Organisasi Koperasi

Seluruh Indonesia (KOKSI).

6.

Pada tanggal 2-10 Agustus 1965, diselenggarakan Munas II yang

melahirkan UU No.14 tahun 1965 tentang pokok-pokok perkoperasian.

7.

Pada tahun 1967, UU No.14 tahun 1965 diganti dengan UU No.12

tahun 1967 yang akan dipakai sebagai dasar bagi penggerak koperasi

sampai tahun 1992.

8.

Pada tahun 1978, pemerintah mengeluarkan Inpres No.2 tahun 1978

tentang BUUD/KUD.

9.

Pada tahun 1984, dikeluarkan Inpres No.4 tahun 1984 yang berisi

tentang BUUD/KUD sebagai pengganti dari Inpres No.2 tahun 1978.

10.

Pada tahun 1992, untuk lebih menyesuaikan dengan perkembangan

jaman maka dikeluarkan Inpres No.25 tahun 1992 tentang

perkoperasian.

11.

Pada tahun 1998, dikeluarkan Inpres No.18 tahun 1998 tentang

perkembangan koperasi.


(29)

2.2.2.1. Jenis-Jenis Koperasi.

Dalam perkembangan ragam koperasi yang muncul cenderung bervariasi.

Keragaman ini tentu sangat dipengaruhi oleh latar belakang pembentukan dan

tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing koperasi. Menurut Baswir

(1997: 75) berdasarkan ragam latar belakang dan tujuan yang ingin dicapai

oleh masing-masing koperasi, maka koperasi dapat digolongkan ke dalam

beberapa kelompok berdasarkan pendekatan sebagai berikut:

1.

Berdasarkan bidang usaha.

a.

Koperasi konsumsi.

Merupakan koperasi yang berusaha dalam bidang penyediaan

barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggotanya.

b.

Koperasi produksi.

Merupakan koperasi yang kegiatan utamanya melakukan pemerosesan

bahan baku menjadi barang jadi atau barang setengah jadi.

c.

Koperasi pemasaran.

Merupakan koperasi yang dibentuk terutama untuk membantu para

anggotanya dalam memasarkan barang-barang yang mereka hasilkan.

d.

Koperasi kredit.

Atau disebut juga dengan koperasi simpan-pinjam merupakan koperasi

yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dari para

anggotannya, untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada para

anggota yang memerlukan bantuan modal.


(30)

a.

Koperasi pertambangan.

Merupakan koperasi yang melakukan usaha dengan menggali atau

memanfaatkan sumber-sumber alam secara langsung tanpa atau dengan

sedikit mengubah bentuk dan sifat Sumber-sumber alam tersebut. Yang

termasuk dalam kelompok koperasi ini adalah koperasi yang

melakukan usaha pendulangan emas dan koperasi yang melakukan

usaha pengumpulan batu kali.


(31)

 

b. Koperasi pertanian dan peternakan.

Koperasi pertanian merupakan koperasi yang melakukan usaha sehubungan dengan komoditi pertanian tertentu. Yang termasuk dalam kelompok koperasi ini antara lain adalah koperais karet, koperasi tembakau, koperasi cengkeh.

Sedangkan koperasi peternakan merupakan koperasi yang usahanya berhubungan dengan komoditi peternakan tertentu. Yang termasuk dalam koperasi ini antara lain adalah koperasi susu, koperasi unggas.

c. Koperasi industri dan kerajinan.

Merupakan jenis koperasi yang melakukan usahanya dalam bidang usaha industri atau kerajinan tertentu. Yang termasuk dalam koperasi ini antara lain adalah koperasi batik, koperasi tenun, koperasi kulit.

d. Koperasi jasa-jasa.

Merupakan koperasi yang mengkhususkan usahanya dalam memproduksi dan memasarkan kegiatan jasa tertentu. Yang termasuk dalam koperasi ini antara lain adalah koperasi jasa audit, koperasi jasa angkutan, koperasi jasa pemasaran.

3. Berdasarkan jenis anggota. a. Koperasi Karyawan (Kopkar). b. Koperasi Pedagang Pasar (Koppas). c. Koperasi Angkatan Darat (Primkopad)


(32)

 

d. Koperasi Mahasiswa (Kopma).

e. Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren). f. Koperasi Peran serta Wanita (Koperwan). g. Koperasi Pramuka (Kopram).

h. Dan lain sebagainya. 4. Berdasarkan daerah kerja.

a. Koperasi primer.

Merupakan koperasi yang beranggotakan orang-orang yang biasanya didirikan pada lingkup kesatuan wilayah terkecil tertentu.

b. Koperasi sekunder.

Atau disebut juga dengan pusat koperasi merupakan koperasi yang beranggotakan koperasi-koperasi primer, yang biasanya didirikan sebagai pemusatan dari beberapa koperasi primer dalam suatu lingkup wilayah tertentu.

c. Koperasi tertier.

Atau disebut juga dengan induk koperasi merupakan koperasi yang beranggotakan koperasi-koperasi sekunder, yang berkedudukan di ibukota Negara.

2.2.2.2. Bentuk-Bentuk Koperasi.

Bentuk-bentuk koperasi menurut Undang-undang No.25 tahun 1992 pasal 1 dan pasal 6 adalah sebagai berikut:


(33)

 

1. Koperasi Primer.

Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang. Biasanya koperasi primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 orang.

2. Koperasi sekunder.

Koperasi yang diidrikan oleh dan beranggotakan koperasi yaitu meliputi semua koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi primer. Biasanya koperasi sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya oleh 3 koperasi.

2.2.3. Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi Indonesia.

2.2.3.1. Landasan Koperasi.

Landasan koperasi Indonesia merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya di dalam system perekonomian Indonesia (Baswir, 1997: 36). Menurut Widiyanti dan Sunindhia (2003: 36):

1. Landasan Idiil Koperasi adalah Pancasila.

2. Landasan Strukturil koperasi adalah UUD 1945 dan landasan geraknya adalah pasal 33 ayat 1 UUD 1945 beserta penjelasannya. 3. Landasan operasional koperasi adalah GBHN, uud 1945 pasal 33

beserta penjelasannya, ketetapan MPR NO. 11/MPR/1988, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi, Undang-Undang No. 2 tahun 1967 tentang pokok-pokok koperasi.


(34)

 

2.2.3.2. Asas Koperasi.

Menurut Undang-undang No.25 tahun 1992 bab II pasal 2 menetapkan bahwa asas koperasi adalah kekeluargaan.

2.2.3.3. Tujuan Koperasi Indonesia.

Tujuan koperasi Indonesia dalam Undang-undang No.25 tahun 1992 bab II bagian 2 pasal 3 adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

2.2.4. Fungsi, Peranan, dan Prinsip Koperasi Indonesia. 2.2.4.1. Fungsi dan Peranan Koperasi Indonesia.

Fungsi dan peranan koperasi Indonesia berdasarkan Undang-undang No.25 tahun 1992 bab II bagian 1 pasal 4 adalah:

3. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

4. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

5. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagi soko gurunya.


(35)

 

6. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

2.2.4.2. Prinsip Koperasi Indonesia.

Prinsip koperasi menurut Undang-undang No.25 tahun 1992 bab III bagian 2 pasal 5 adalah:

1. Sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

4. Pemberian belas jasa yang terbatas terhadap modal. 5. Kemandirian.

Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai berikut:

1. Pendidikan perkoperasian. 2. Kerjasama antar koperasi.

2.2.5. Lapangan Usaha dan Permodalan Koperasi.

2.2.5.1. Lapangan Usaha Koperasi.

Lapangan usaha koperasi menurut Undang-undang No.25 tahun 1992 bab VIII pasal 43 adalah:


(36)

 

1. Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota.

2. Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang bukan anggota koperasi. 3. Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama disegala

bidang kehidupan ekonomi rakyat.

4. Koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkan melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk :

4. Anggota koperasi yang bersangkutan. 5. Koperasi lain dari atau anggotanya.

5. Kegiatan usaha simpan pinjam dapat dilaksanakan sebagai salah satu atau satu-satunya kegiatan usaha koperasi. Pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

2.2.5.2. Permodalan Koperasi.

Dalam Penyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 disebutkan bahwa modal koperasi terdiri dari:

a. Modal anggota. 1. Simpanan pokok. 2. Simpanan wajib.


(37)

 

3. Simpanan lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib

b. Modal penyertaan. c. Modal sumbangan.

2.2.6. Kredit.

2.2.6.2. Pengertian Kredit.

Kata kredit berasal dari kata credere yang artinya kepercayaan. Maksud percaya bagi si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai dengan jangka waktu (Kasmir, 2003: 93).

Menurut Undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan pesetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Berikut ini adalah beberapa pendapat tokoh mengenai pengertian kredit Harijanto (1999: 89):

1. Menurut Muliono adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji


(38)

 

pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang telah disepakati.

2. Menurut Sinungan pengertian kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak pada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan datang disertai dengan suatu kontra prestasi berupa bunga.

Menurut Harijanto (1999: 86) pada dasarnya kredit mempunyai nilai dan untuk menentukan nilai tersebut pihak kreditor mempunyai prinsip yang banyaknya 5 C yaitu:

1. Character : Artinya adalah watak, kelakuan, atau tabiat dari debitur ada itikat baik serta kemauan untuk membayar kredit yang diambil/ diterima.

2. Capacity : Artinya adalah kemampuan dari debitur untuk membayar atas kredit yang ia terima.

3. Capital : Artinya adalah permodalan dari debitur yang biasanya dapat dilihat dari neraca.

4. Collateral : Artinya adalah jaminan.

5. Conditions : Kondisi mengenai perekonomian secara umum serta kondisi dari debitur mengenai keadaan usahanya di masa kini dan masa mendatang.


(39)

 

2.2.6.3. Tujuan Kredit.

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu dimana tujuan pemberian kredit tersebut tidak dapat terlepas dari misi koperasi tersebut didirikan. Tujuan utama dari pemberian suatu kredit adalah (Kasmir, 2003: 95):

a. Mencari keuntungan.

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut.

b. Membantu usaha nasabah.

Yaitu bertujuan untuk membantu usaha nasabah yang memerkukan dana investasi maupun dana untuk modal kerja.

c. Membantu pemerintah.

Yaitu bertujuan membantu pemerintah, karena bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan maka semakin baik karena pembangunan di berbagai sektor akan mengalami peningkatan.

2.2.6.4. Fungsi Kredit.

Menurut Harijanto (1999: 90) fungsi kredit dalam kegiatan perekonomian adalah sebagai berikut:

1. Kredit dapat meningkatkan manfaat dari sumber dana atau modal. Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh pihak debitur untuk mengeloleh barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.


(40)

 

2. Kredit dapat meningkatkan peredaran uang.

Uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah yang lainnya.

3. Kredit merupakan sarana didalam stabilitasi ekonomi.

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat selain itu kredit juga membantu mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara.

4. Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional.

Kredit dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara pihak penerima kredit dengan pihak pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerjasama dibidang yang lainnya.

2.2.6.5. Unsur-unsur Kredit.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa dalam suatu kredit terdapat unsur-unsur kredit (Faud dan Rustan, 2005: 132) sebagai berikut:


(41)

 

a. Kepercayaan.

Pihak pemberi kredit percaya bahwa kredit yang diberikan akan diterima kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

b. Waktu.

Terdapat jangka waktu antara saat pemberian kredit dengan saat pengembalian kredit.

c. Degree of risk.

Suatu tingkat resiko yang akan diadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan pemberian kredit dengan kontra prestasi yang akan diterima dimasa yang akan datang.

d. Prestasi.

Objek kredit yang diberikan dalam bentuk uang atau barang. e. Balas jasa.

Pendapatan atas pemberian kredit namk dapat berupa bunga provisi dan biaya administrasi kredit. Hal tersebut merupakan balas jasa yang diterima dari adanya kredit.

Untuk mengatasi kerumitan serta dalam upaya agar kegiatan perkreditan tersebut dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan suatu rangkaian peraturan-peraturan yang ditetapkan terlebih dahulu baik secara tertulis maupun tidak tertulis sebelum pelaksanaan perkreditan itu sendiri berlangsung. Rangkaian peraturan ini disebut sebagai kebijaksanaan kredit (credit policy).


(42)

 

2.2.6.6. Aspek-Aspek Dalam Penilaian Kredit.

Penilaian suatu kredit layak atau tidak untuk diberikan dapat dilakukan dengan menilai seluruh aspek yang ada. Menurut Kasmir (2003: 107) aspek-aspek yang dinilai antara lain:

1. Aspek yuridis / hukum.

Yang dinilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan akte pendirian perusahaan, sehingga dapat diketahui siapa-siapa pemilik dan besarnya modal masing-masing pemilik.kemudian juga diteliti keabsahannya.

2. Aspek pemasaran.

Yang dinilai dalam aspek ini adalah permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan dimasa yang akan datang prospeknya bagaimana.

3. Aspek keuangan.

Yang dinilai dalam aspek ini adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut.

4. Aspek teknis / operasi.

Yang dinilai dalam aspek ini adalah yang berkaitan dengan produksi seperti kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, layout ruangan dan mesin-mesin.


(43)

 

5. Aspek menejemen.

Yang dinilai dalam aspek ini adalah struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki dan latar belakang pengalaman sumber daya manusianya.

6. Aspek sosial ekonomi.

Yang dinilai dalam aspek ini adalah dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat umum. Seperti:

a. Meningkatkan ekspor barang. b. Mengurangi pengangguran.

c. Meningkatkan pendapatan masyarakat. d. Tersedianya sarana dan parsarana. e. Membuka isolasi daerah tertentu. 7. Aspek amdal.

Yang dinilai dalam aspek ini menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air atau udara jika proyek atau usaha tersebut dijalankan.

2.2.7. Pengertian Pertambahan Dana dan Besarnya Gaji.

2.2.7.1. Pertambahan Dana.

Menurut muchlis dalam Mardikawati (2006: 36) Pertambahan Dana adalah meningkatnya jumlah dana atau simpanan-simpanan yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela yang diterima oleh anggota.


(44)

 

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh masing-masing anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok bersifat permanen, artinya tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota (PSAK No. 27).

Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada periode tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota (PSAK No. 27).

2.2.7.2. Besarnya Gaji.

Besarnya gaji adalah besarnya pendapatan yang diperoleh oleh anggota koperasi (Mardikawati, 2006). Besarnya gaji juga dapat menjadi landasan bagi koperasi untuk merealisasikan pemberian kredit.

2.2.8. Laporan Keuangan Koperasi.

2.2.8.1. Pengguna Laporan Keuangan Koperasi.

Laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari sistem pelaporan keuangan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan pertanggung jawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Para pengurus bertanggung jawab dan wajib melaporkan kepada rapat anggota segala sesuatu yang menyangkut tata kehidupan koperasi.


(45)

 

Dengan demikian jika dilihat dari fungsi manajemen, laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi (Sitio dan Tamba, 2001: 107).

Pengguna utama (main user) dari laporan keuangan koperasi adalah:

1. Para anggota koperasi. 2. Pejabat koperasi. 3. Calon anggota koperasi. 4. Bank.

5. Kreditur. 6. Kantor pajak.

2.2.8.2. Tujuan Laporan Keuangan Koperasi.

Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya. Beberapa hal yang dapat diinformasikan oleh laporan keuangan adalah (Sitio dan Tamba, 2001: 109):

1. Manfaat yang diperoleh setelah menjadi anggota koperasi. 2. Prestasi keuangan koperasi selama suatu periode.

3. Transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban, dan kekayaan bersih dalam suatu periode. Transaksi yang berkaitan dengan anggota dipisahkan dengan yang bukan anggota.


(46)

 

4. Informasi yang penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi.

2.2.8.3. Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi.

Menurut Sitio dan Tamba (2001: 109) Karakteristik dari laporan keuangan Yaitu:

1. Lapoaran keuangan merupakan bagian dari pertanggungjawaban pengurus kepada para anggotanya di dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT).

2. Laporan keuangan biasanya meliputi neraca/laporan posisi keuangan, laporan sisa hasil uasaha, dan laporan arus kas yang penyajiannya dilakukan secar komparatif.

3. Laporan keuangan yang disampaikan pada RAT harus ditandatangani oleh semua anggota pengurus koperasi (UU No. 25/1992, pasal 36, ayat 4).

4. Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha (SHU).

5. SHU yang berasal dari transaksi anggota maupun non anggota didistribusikan sesuai dengan komponen-komponen pembagian SHU yang telah diatur dalam AD atau ART koperasi.

6. Laporan keuangan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari koperasi-koperasi.


(47)

 

7. Posisi keuangan koperasi tercermin pada neraca, sedangkan SHU tercermin pada perhitungan hasil usaha.

8. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh koperasi dapat menyajikan hak da kewajiban anggota beserta hasil usaha dari dan untuk anggota.

9. Alokasi pendapatan dan beban pada perhitungan hasil usaha kepada anggota dan bukan anggota, berpedoman pada perbandingan manfaat yang diterima oleh anggota dan bukan anggota.

10.Modal koperasi yang dibukukan terdiri dari : a. Simpanan-simpanan.

b. Pinjaman-pinjaman.

c. Penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta sumber-sumber lain.

11.Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan-penyusutan dan beban-beban dari tahun buku yang bersangkutan disebut Sisa Hasil Usaha (SHU). 12.Keanggotaan atau kepemilikan pada koperasi tidak dapat


(48)

 

2.2.9. Pengaruh Pertambahan Dana dan Besarnya Gaji Terhadap Jumlah

Pemberian Kredit.

2.2.9.1. Pengaruh Pertambahan Dana Terhadap Jumlah Pemberian Kredit.

Menurut Muchlis dalam Mardikawati (2006: 41) pertambahan dana mempengaruhi kebijaksanaan dalam pemberian kredit hal ini disebabkan karena pemasukan terbesar koperasi berasal dari simpanan anggota yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela beserta bunga angsuran pinjaman.

Maka dapat diambil kesimpulan pertambahan dana berpengaruh terhadap kebijaksanaan dalam pemberian kredit. Jumlah uang tunai yang tersedia di koperasi mempengaruhi besar kecilnya realisasi pemberian kredit, maksudnya disini adalah jika uang tunai tersedia dalam jumlah banyak maka realisasi pemberian kredit juga besar, namun jika jumlah uang tunai tersedia dalam jumlah sedikit maka realisasi pemberian kredit juga kecil.

2.2.9.2. Pengaruh besarnya Gaji Anggota Terhadap Jumlah Pemberian

Kredit.

Menurut Windasari dalam Mardikawati (2006: 42) Besarnya gaji mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pemberian kredit. Besarnya gaji menunjukan kemampuan perusahaan dalam menjalankan usahanya, sehingga untuk mengetahui besarnya kredit


(49)

 

yang akan dikeluarkan maka besarnya gaji perlu dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan suatu kredit.

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa besarnya gaji berpengaruh terhadap kebijaksanaan dalam pemberian kredit. Karena besarnya gaji dapat menjadi tolak ukur untuk memutuskan besarnya kredit yang akan diberikan kepada pihak yang mengajukan permohonan kredit.

2.3. Kerangka Pikir.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka dapat dibuat premis-premis yang dapat digunakan sebagai dasar yang dapat mendukung hipotesis dalam melakukan penelitian, yaitu sebagai berikut :

Premis 1 : Pemberian kredit dipengaruhi oleh pertambahan dana, alokasi dana dan realisasi pendapatan anggota (Mardikawati, 2006).

Premis 2 : Pertambahan dana mempunyai pengaruh dalam pemberian kredit, hal ini disebabkan pemasukan terbesar dari koperasi simpanan anggota yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela (Widiyanti dan Sunindhia, 2003: 134).

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik model alur kerangka pikir sebagai berikut:


(50)

 

Uji statistik Regresi Linear Berganda

Gambar 2.1 : Diagram Kerangka Pikir

Variabel tidak bebas yang terdapat dalam alur kerangka pikir tersebut adalah Y yaitu Jumlah pemberian kredit dan variabel bebasnya terdiri dari dua variabel yaitu X1 pertambahan dana dan X2 adalah besarnya gaji.

Untuk mengetahui apakah Y Jumlah pemberian kredit dipengaruhi oleh variabel bebas tersebut, maka digunakan uji statistik regresi linear berganda dengan uji F dan uji t.

2.4. Hipotesis.

Berdasarkan Uraian pada tinjauan pustaka maka dapat ditarik suatu hipotesis :

a. Bahwa petambahan dana dan besarnya gaji berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit simpan pinjam.

Pertambahan Dana  (X1) 

Besarnya Gaji (X2) 

Jumlah Pemberian Kredit  (Y) 


(51)

 

b. Pertambahan dana mempunyai pengaruh yang paling dominan dibandingkan dengan besarnya gaji terhadap jumlah pemberian kredit simpan pinjam.


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Difinisi Operasional dan Pengukuran Variabel.

Untuk menghindari kesalahan persepsi dalam penelitian, maka berikut ini diberikan penjelasan mengenai variabel-variabel tersebut :

a. Jumlah Pemberian Kredit sebagai Varibel terikat (Y).

Adalah suatu keputusan mengenai jumlah atau besarnya suatu kredit yang akan diberikan kepada anggota dan disetujui oleh pihak koperasi.

Skala pengukuran yang digunakan adalah rasio dengan satuan rupiah. b. Pertambahan Dana sebagai variabel bebas (X1).

Meningkatnya jumlah dana atau simpanan-simpanan yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela yang diterima dari anggota.

Skala pengukuran yang digunakan adalah rasio dengan satuan rupiah. c. Besarnya Gaji sebagai variabel bebas (X2).

Besarnya gaji adalah besarnya pendapatan atau gaji yang diperoleh oleh anggota koperasi.


(53)

 

3.2. Teknik Penentuan Sampel.

3.2.1. Populasi.

Pengertian populasi menurut Sumarsono (2002: 44) adalah kelompok subjek atau objek yang memiliki ciri / karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subjek atau objek yang lain dan hasil penelitian.

Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah 42 data laporan RAT dan data penyajian pinjaman dari Koperasi Pegawai Negeri (KPRI) Guru Jaya Sampang Madura selama awal berdirinya koperasi yaitu tahun 1968 sampai dengan tahun 2009.

3.2.2. Sampel.

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Soemarsono, 2002: 44). Sedangkan teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan metode purposive sampling

yang merupakan teknik penarikan sampel probabilitas yang menyeleksi responden-responden berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh sampel dan sampel tersebut yang merupakan representatif dari populasi (Sumarsono, 2002: 52). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 data laporan RAT dan data penyajian pinjaman KPRI Guru Jaya untuk periode tahun 2000-2009. Hal ini dengan pertimbangan:


(54)

 

a. Pada tahun 2000-2009 data laporan RAT yang disajikan oleh KPRI Guru Jaya telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku secara umum.

b. Keterbatasan penyediaan data laporan RAT yang bisa dipenuhi oleh KPRI Guru Jaya adalah periode 2000-2009.

c. Peneliti menganggap bahwa data laporan RAT periode tahun 2000-2009 telah dapat mewakili populasi sehingga menghasilkan sebuah sampel yang relevan dengan rancangan penelitian.

3.3. Teknik Pengumpulan Data.

3.3.1. Jenis Data.

Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 1999: 211).

Data yang diperoleh dalam rangka penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang didapat dari penelitian langsung dengan cara mengambil langsung dari KPRI Guru Jaya Sampang Madura yang memberikan informasi tentang laporan keuangan selama 10 tahun mulai dari tahun 2000-2009.

3.3.2. Cara Pengumpulan Data.

Cara pengumpulan data yang digunakan adalah : 3. Observasi.


(55)

 

Yaitu teknik pengumpulan data dimana penyusun mengadakan pengamatan langsung atas kegiatan objek yang diteliti.

b. Dokumentasi.

Yaitu memperoleh data dari dokumen atas arsip objek penelitian. c. Studi Perpustakaan.

Yaitu teknik pengumpulan data yang diambil secara teoritis sebagai bahan perbandingan dengan cara mengumpulkan data-data yang diperoleh dari buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. d. Wawancara.

Yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung dengan personal yang berwenang untuk mengolah data yang diperlukan sehubungan dengan masalah yang dihadapi.

3.4. Uji Normalitas, Uji Asumsi Klasik, Teknik Analisis dan Uji Hipotesis.

3.4.1. Uji Normalitas.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Sumarsono, 2002: 40).

Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal atau tidak dilakukan dengan alat uji Kolomogrov Smirnov dan Shapiro


(56)

 

distribusi data mengikuti distribusi normal yaitu jika nilai signifikansi lebih besar dari 5% (Sumarsono, 2002: 43).

3.4.2. Uji Asumsi Klasik.

Menurut Gujarati (1995: 44) asumsi model linier klasik bersifat BLUE (Best Liniear Unbiased Estimator)..

Untuk itu diperlukan 3 asumsi dasar, yaitu asumsi klasik. 3 asumsi dasar itu adalah sebagai berikut:

1. Autokorelasi.

Dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (Gujarati, 1995: 201). Jadi dalam model regresi linear diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi maksudnya adalah nilai residual (Y observasi–Y prediksi) pada waktu ke t tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual sebelumnya (et-1).

Identifikasi ada atau tidaknya gejala auto korelasi dapat di tes dengan menghitung nilai Durbin Watson dengan persamaan:

d = ...(Gujarati, 1999: 215)

t = N 

Σ 

t = 2 (et‐et‐1)² t = n 

Σ 

et² t = 1 


(57)

 

Keterangan:

d = Nilai Durbin Watson. et = Residual pada waktu ke t.

et-1 = Residual pada waktu ke t-1 (satu periode sebelumnya).

N = Banyaknya data.

2. Multikolinearitas.

Uji asumsi multikolinieritas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi (Gujarati, 1995: 157).

Uji multikolinieritas diketahui dari nilai VIF (variance inflation factor) untuk masing2 prediktor. Persyaratan untuk dapat dikatakan terbebas dari multikolinier adalah apabila nilai VIF prediktor tidak melebihi nilai 10.

3. Heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitas adalah variabel gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi dimana semua variabel gangguan tadi mempunyai varain yang sama (Gujarati, 1995: 177).

Hal ini bisa diidentifikasikan dengan cara menghitung korelasi


(58)

 

atau yang menjelaskan. Korelasi Rank Spearman (rs) dapat dihitung dengan formula:

∑ di2

Rs = 1 – 6 ...(Gujarati, 1995: 177) N (N2– 1)

Dimana:

di = Selisih ranking standar deviasi(s),ranking nilai mutlak error(e).

N = Banyaknya sampel. Menurut Santoso (2002: 301) deteksi adanya heterokedatisitas

adalah sebagai berikut:

1. Nilai probabilitas > 0, 05 berarti tidak terjadi Heterokedatisitas. 2. Nilai probabilitas < 0, 05 berarti terjadi Heterokedatisitas.

3.4.3. Teknik Analisis.

Untuk menguji hipotesis digunakan Analisis Regresi Berganda. Analisis regresi dihasilkan dengan cara memasukan input data variabel ke dalam fungsi regresi.

Formula Regresi Berganda:

Y = B0 + B1X1 + B2X2 e... (Nasir,1999: 535).

Dimana:

Y = Jumlah pemberian kredit. B0 = Konstanta.


(59)

 

B2 = Koefisien regresi dari Besarnya Gaji.

X1 = Pertambahan Dana.

X2 = Besarnya Gaji.

e = Komponen pengganggu.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yaitu menganalisis dengan mengolah data angka dengan program komputer SPSS (Statistical Product and Service Solution).

3.4.4. Uji Hipotesis.

Untuk menguji hipotesis I maka digunakan Uji F (Sudjana, 1996: 108) Pengujian hipotesis penelitian pengaruh stimultan variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan Uji F dengan prosedur sebagai berikut:

a. HO: b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel bebas

dengan variabel terikat secara stimultan.

Ha: b2 ≠ 0, terdapat pengaruh yang nyata antara variabel bebas

dengan variabel terikat secara stimultan.

b. Nilai kritis dalam distibusi F dengan tingkat signifikan (alfa) 5% adalah 0, 05 dengan nilai degree of freedom.

Df1 = k – 1; df2 = n - k

Keterangan:

Df1 = Derajat kebebasan pertama.

Df2 = Derajat kebebasan kedua.


(60)

 

K = Jumlah variabel. c. Dengan Fhitung sebesar :

d.

R2 / k

Fhitung = ... (Sudjana, 1996: 108)

(1 – R2) / (n – k – 1)

Dimana:

R2 = Koefisien determinan.

k = Jumlah variabel bebas (konstanta).

n = Jumlah sampel Untuk menguji hipotesis II maka digunakan Uji t (Sudjana, 1996:

111)

Untuk pengujian hipotesis penelitian pengaruh parsial variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan Uji t student dengan prosedur sebagai berikut:

a. Ho: b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang nyata variabel bebas secara

parsial terhadap variabel terikat.

Ha: b1 ≠ 0, terdapat pengaruh yang nyata variabel bebas secara

parsial terhadap variabel terikat.

a. Nilai kritis dalam distibusi t dengan tingkat signifikan 0, 05%. b. Dengan nilai hitung :

b1

thitung = ...(Sudjana, 1996: 111)


(61)

 

Dimana:

b1 = Koefisien regresi.

Se = Standar error (simpangan baku) untuk masing-masing regresi.


(62)

BAB IV

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian.

4.1.1. Sejarah Singkat KPRI ”Guru Jaya” Kabupaten Sampang Madura.

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anggotanya di lingkungan guru di Kabupaten Sampang Madura, maka pada tanggal 8 Juni 1968 tokoh-tokoh guru Sekolah Dasar di Kabupaten Sampang membentuk koperasi dengan nama Koperasi Pegawai Negeri ”Guru Jaya”.

Pada tanggal 17 Desember 1969 Koperasi Pegawai Negeri ”Guru Jaya” mendapatkan Hak Badan Hukum No. 3328/BH/II/12-67 tanggal 12 Desember 1968.

Dan pada tanggal 28 Desember 1997 Anggaran Dasar disesuaikan dengan UU No. 25 Tahun 1992 dengan No. 282/PAD/KWK-13/II/1997.

4.1.2. Perkembangan KPRI ”Guru Jaya”.

1. Bidang Organisasi.

Perkembangan Keanggotaan (Tahun 2000-2009).

1. Tahun 2000 : 821 Orang. 2. Tahun 2001 : 807 Orang. 3. Tahun 2002 : 794 Orang. 4. Tahun 2003 : 771 Orang.


(63)

 

5. Tahun 2004 : 770 Orang. 6. Tahun 2005 : 770 Orang. 7. Tahun 2006 : 756 orang. 8. Tahun 2007 : 745 Orang. 9. Tahun 2008 : 728 Orang. 10.Tahun 2009 : 727 Orang.

Susunan Pengurus (Periode 2000-2009).

Ketua : Robi, SPd.

Wakil Ketua : Moh. Ismail Shaleh, BA. Sekretaris I : Rachmatullah.

Sekretaris II : Djunaidi, SPd.

Bendahara I : Drs. H. M. Mafruh, MM. Bendahara II :Sjamsul Maarif.

Pleno : Ratnawan Lukito, MPd.

Susunan Pengawas.

Koordinator : H. Abdullah Musllim, SPd. Anggota : M. Ismail Shaleh, BA..

H. Abdul Azis.

Pengelola/Karyawan.


(64)

 

2. R. Siswonoadi (Administrasi).

3. Mutmainnah (Operator Komputer). 4. A. Syamsul Anwar (Operator Komputer).

5. Bidang Usaha.

a. Melaksanakan Unit Simpan Pinjam (USP) untuk anggota dan pertokoan untuk anggota dan masyarakat umum.

b. Mengusahakan Tanah Patungan bagi anggota. c. Menyewakan kursi, aula dan rental musik. d. Mengontrakan toko yang dimiliki.

e. Pengadaan SIM kolektif bagi anggota dan keluarga.

4.1.3. Kesejahteraan Anggota.

Pemberian kesejahteraan anggota/keluarga anggota terdiri dari :

 Meninggal Dunia.

 Diri Sendiri : Rp. 500.000,-  Suami/Istri : Rp. 450.000,-

 Anak : Rp. 350.000,-

 Opname

 Diri Sendiri : Rp. 300.000,-  Suami/Istri : Rp. 225.000,-


(65)

 

 Bantuan Pendidikan Berprestasi.

 Anak anggota yang kuliah : Rp. 300.000,-

4.1.4. Prestasi yang Dicapai.

1. Tahun 2001 mendapatkan penghargaan sebagai koperasi berprestasi di Kabupaten Sampang Madura.

2. Koperasi berprestasi harapan II tahun 2005 tingkat propinsi Jawa Timur, kelompok koperasi usaha.

3. Juara I lomba koperasi berprestasi dalam rangka peringatan hari koperasi ke-58 tahun 2005 di Kabupaten Sampang Madura.

4. Pada tahun 2005 ditetapkan sebagai koperasi pengusaha kecil dan menengah Kabupaten Sampang Madura berpredikat sehat.

4.2. Deskripsi hasil Penelitian.

Berikut ini data-data yang dimiliki KPRI ”Guru Jaya” selama 10 tahun mulai periode tahun 2000 sampai dengan 2009, dan disajikan pada lampiran 1 sampai 3.

4.2.1. Deskripsi Hasil Penelitian Mengenai Pertambahan Dana.

Pertambahan dana adalah pertambahan jumlah dana atau simpanan-simpanan yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela yang diterima dari anggota.


(66)

 

Tabel 4.1. Pertambahan Dana KPRI ”Guru Jaya” Sampang Tahun 2000 sampai dengan Tahun 2009.

No Tahun Total Kenaikan/Penurunan prosentase

(%)

1 2000 Rp 71.427.000.00

2 2001 Rp 70.202.000.00 Rp (1.225.000.00) -1,72 3 2002 Rp 69.078.000.00 Rp (1.124.000.00) -1,60 4 2003 Rp 67.077.000.00 Rp (2.001.000.00) -2,90 5 2004 Rp 66.990.050.00 Rp (86.950.00) -0,13 6 2005 Rp 69.300.000.00 Rp 2.309.950.00 3,45 7 2006 Rp 75.600.000.00 Rp 6.300.000.00 9,09 8 2007 Rp 74.499.500.00 Rp (1.100.500.00) -1,46 9 2008 Rp 85.540.500.00 Rp 11.041.000.00 14,82 10 2009 Rp 87.603.500.00 Rp 2.063.000.00 2,41 Sumber : Lampiran 1 (diolah).

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pertambahan dana terbesar terjadi pada tahun 2008 dengan total dana sebesar Rp85.540.500,- dan kenaikan sebesar Rp. 11.041.000,- atau prosentase sebesar 14,82%. Sedangkan pertambahan dana terendah terjadi pada tahun 2003dengan total dana sebesar Rp. 67.077.000,- dengan penurunan sebesar Rp. 2.011.000,- atau prosentase sebesar -2.90%. Tingginya pertambahan dana yang dimiliki koperasi ”Guru Jaya” membuktikan bahwa koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkan melalui kegiatan simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela serta dana kesejahteraan yang diterima dari anggota koperasi.


(67)

 

4.2.2. Deskripsi Hasil Penelitian Mengenai Besarnya Gaji.

Besarnya gaji adalah besarnya pendapatan atau gaji yang dipreoleh oleh anggota koperasi.

Tabel 4.2. Besarnya Gaji Anggota KPRI ”Guru Jaya” Tahun 2000 sampai dengan Tahun 2009.

No Tahun Besarnya Gaji Anggota Kenaikan/Penurunan Prosentase

(%)

1 2000 Rp 1.197.000.000.00

2 2001 Rp 1.350.000.000.00 Rp 153.000.000.00 12,78 3 2002 Rp 1.507.500.000.00 Rp 157.500.000.00 11,67 4 2003 Rp 1.597.500.000.00 Rp 90.000.000.00 5,97 5 2004 Rp 1.710.000.000.00 Rp 112.500.000.00 7,04 6 2005 Rp 2.263.800.000.00 Rp 553.800.000.00 32,39 7 2006 Rp 2.299.080.000.00 Rp 35.280.000.00 1,56 8 2007 Rp 2.322.600.000.00 Rp 23.520.000.00 1,02 9 2008 Rp 2.550.000.000.00 Rp 227.400.000.00 9,79 10 2009 Rp 2.640.000.000.00 Rp 90.000.000.00 3,53 Sumber : Lampiran 2 (diolah)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa prosentase kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2005 sebesar 32,39 %, dimana gaji anggota koperasi pada tahun 2004 sebesar Rp. 1.710.000.000,- meningkat manjadi 2.263.800.000,- dengan kenaikan sebesar Rp. 553.800.000,-. Sedangkan prosentase terkecil terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 1.02 % dengan gaji anggota pada tahun 2006 sebesar Rp. 2.299.080.000,- meningkat menjadi 2.322.600.000,- atau terjadi peningkatan sebesar Rp. 23.520.000,-


(68)

 

4.2.3. Deskripsi Hasil Penelitian Mengenai Jumlah Pemberian Kredit

Simpan Pinjam.

Jumlah pemberian kredit simpan pinjam adalah suatu keputusan mengenai jumlah atau besarnya suatu kredit yang akan diberikan kepada anggota dan disetujui oleh pihak koperasi.

Tabel 4.3. Mengenai Jumlah Pemberian Kredit Simpan Pinjam KPRI ”Guru Jaya” Sampang Tahun 2000 sampai dengan Tahun 2009.

Sumber : Lampiran 3 (diolah).

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa prosentase jumlah pemberian kredit simpan pinjam tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar 45,66 % dimana pada tahun 2006 penyaluran kredit simpan pinjam diberikan sebesar Rp. 1.015.275.000,- meningkat menjadi Rp. 1.478.803.292,- atau terjadi peningkatan sebesar Rp. 463.528.292,-. Untuk prosentase terkecil terjadi pada tahun 2006 sebesar -22,31 % dimana pada tahun 2005 Rp. 1.306.803.220,- menurun menjadi Rp. 1.015.275.000,- atau terjadi penurunan sebesar Rp. 291.528.220,-.

No Tahun Penyaluran Kedit Kenaikan/Penurunan Prosentase

(%)

1 2000 Rp 696.234.500.00

2 2001 Rp 686.954.400.00 Rp (9.280.100.00) -1,33 3 2002 Rp 834.954.400.00 Rp 148.000.000.00 21,54 4 2003 Rp 997.504.580.00 Rp 162.550.180.00 19,47 5 2004 Rp 1.002.000.000.00 Rp 4.495.420.00 0,45 6 2005 Rp 1.306.803.220.00 Rp 304.803.220.00 30,42 7 2006 Rp 1.015.275.000.00 Rp (291.528.220.00) -22,31 8 2007 Rp 1.478.803.292.00 Rp 463.528.292.00 45,66 9 2008 Rp 1.424.657.014.00 Rp (54.146.278.00) -3,66 10 2009 Rp 1.626.900.000.00 Rp 202.242.986.00 14,2


(69)

 

4.3. Teori Analisis dan Uji Hipotesis

4.3.1. Uji Normalitas.

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak, yang dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah Kolomogrov Smirnov.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa nilai statistik Kolomogrov Smirnov dan Shapiro Wilk yang diperoleh nilai signifikan variabel Pertambahan Dana (X1) sebesar 0,670, variabel

Besarnya Gaji (X2) sebesar 0,675 dan variabel Jumlah Pemberian Kredit

(Y) sebesar 0,778 (Lampiran 4) ketiga variabel tersebut mempunyai taraf signifikan yang lebih besar dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa semua variabel yang diteliti berdistribusi normal.

4.3.2. Uji Asumsi Klasik.

Pengujian asumsi klasik ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan betul-betul terbatas dari adanya gejala autokorelasi, gejala multikolinearitas, dan gejala heterokedastisitas. Hasil pengujiannya disajikan sebagai berikut :

4.3.2.1. Autokorelasi.

Dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (Gujarati, 1995: 201).


(70)

 

Gambar 4.1. : Uji Durbin Watson

ada Daerah daerah ada auto kore

auto keraguan keraguan lasi negatif

korelasi

tidak ada autokorelasi

positif dan tidak ada autokore

lasi negatif

dL dU 4-dU 2,706 4-dL

0,697 1,641 2,359 2.538

Dari tabel Durbin Watson untuk n=10 (jumlah sampel) dan k=2 (banyaknya variabel bebas) diketahui nilai dU sebesar 1,641, 4-dU sebesar 2,359. Dari tabel durbin Watson untuk n=10 (jumlah sampel) dan k=2 (banyaknya variabel bebas) diketahui Nilai dL 0,697 dan 4-dL sebesar 3,303. dari hasil perhitungan regresi linier berganda lampiran 6 pada tabel model summary diperoleh nilai uji Durbin Watson sebesar 2,706. Dimana nilai tersebut lebih tinggi dari 4-dU yaitu 2,359 berarti berada di daerah keraguan sehingga dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi positif maupun negatif.

4.3.2.2. Multikolinearitas.

 

Uji asumsi multikolinieritas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau


(71)

 

semua variabel yang menjelaskan dari model regresi (Gujarati, 1995: 157).

Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Faktor (VIF). Jika VIF melebihi angka 10 maka variabel tersebut mengindikasikan adanya multikolinieritas.

Dalam pengujian asumsi klasik terhadap analisi regresi linier berganda ini menyatakan bahwa hasil analisis penelitian ini menunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas pada semua variabel dimana nilai VIF pada variabel nilai VIF untuk Pertambahan Dana (X1)

= 2,188, Besarnya Gaji (X2) = 2,188. (nilai VIF < 10) Tabel 4.4. Hasil Pengujian Multikolinier.

No Variabel VIF

1. Pertambahan Dana (X1). 2,188

2. Besarnya Gaji (X2). 2,188

Sumber : Lampiran 5

4.3.2.3. Heterokedastisitas.

Adapun hasil korelasi Rank Spearman pada variabel Pertambahan Dana (X1), Besarnya Gaji (X2) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5. Hasil Korelasi Rank Spearman.

No Variabel Bebas KoefisienKorelasi

Rank Spearman

Tingkat Signifikan

1. Pertambahan Dana (X1) -0,079 0,829

2. Besarnya Gaji (X2) 0,248 0,489

Sumber : Lampiran 6.

Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa tingkat signifikan pada variabel Pertambahan Dana (X1) dan Besarnya Gaji (X2) diatas 5%


(72)

 

(sig > 5%) maka dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas dengan residual tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.3.3. Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda.

Analisis regresi berganda ini dilakukan umtuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel bebas yang terdiri dari Pertambahan Dana dan Besarnya Gaji terhadap variabel terikat yaitu Jumlah Pemberian Kredit. Dari hasil analisis perhitungan komputer menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6. Data Koefisien Regresi Linier Berganda

Koefisien Regresi Koefisien

Baku Parameter

B Std. Error Beta

t Sig

Konstanta. -25354205,8 551525182 -0,46 0,965

Pertambahan Dana. -0,114 9,645 -0,002 -0.12 0,991

Besarnya Gaji. 0,587 0,133 0,928 4,397 0,003

R =0,926 N 10

Dependent Variabel : Keputusan Pemberian Kredit. Sumber : Lampiran 6.

Dari tabel 4.6 dapat dilihat hasil dari perhitungan sebagai berikut 1. Hasil Regresi ( R ) adalah sebesar 0,926 (Lampiran 6)

2. Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y= β0+β1X1+β2X2+µi

Y= -25354205,8 –0,114 X1 + 0,587 X2

Dari persamaan regresi linier berganda diatas dapat diuraikan sebagai berikut :


(73)

 

a. Konstanta (β0) = -25354205,8

Nilai konstanta sebesar -25354205,8 menunjukkan apabila variabel Pertambahan Dana dan Besarnya Gaji besanya nol atau konstan. Maka nilai Jumlah Pemberian Kredit akan turun adalah sebesar 25354205,8.

b. Koefisien Regresi Pertambahan Dana (X1) = -0,114

Nilai koefisen regresi dari Pertambahan Dana sebesar -0,114 dan bertanda negatif menunjukkan perubahaan berlawanan antara Pertambahan Dana (X1) dengan Jumlah Pemberian Kredit, artinya apabila Pertambahan Dana (X1) naik satu satuan maka Jumlah Pemberian Kredit akan turun sebesar 0,114. Demikian sebaliknya bila Pertambahan Dana (X1) turun satu satuan maka Jumlah Pemberian Kredit akan naik sebesar 0,114 dengan asumsi variabel Besarnya Gaji (X2) adalah konstan.

c. Koefisien Regresi Besarnya Gaji (X2) = 0,587

Nilai koefisen regresi dari Besarnya Gaji (X2) sebesar 0,587 artinya apabila Besarnya Gaji ( X2) naik satu satuan maka Jumlah Pemberian Kredit akan naik sebesar 0,587 . Demikian sebaliknya bila Besarnya Gaji (X2) turun satu satuan maka Jumlah Pemberian Kredit perusahaan akan turun sebesar 0,587 dengan asumsi variabel Pertambahan Dana (X1) adalah konstan.


(1)

simpanan anggota bukan merupakan pemasukan terbesar lagi bagi KPRI ”Guru Jaya”. Karena selain mendapatkan pemasukan dari simpanan anggota, pihak KPRI ”Guru Jaya” juga mendapatkan pemasukan dari pinjaman pada bank.

Selain simpanan anggota dan pinjaman dari bank seharusnya pihak KPRI ”Guru Jaya” juga mengajukan permohonan untuk mendapatkan dana bergulir dari pemerintah. Sehingga dapat menambah pemasukan bagi KPRI ”Guru Jaya” Sampang Madura.

4.3.7.2. Pengaruh Besarnya Gaji Terhadap Jumlah Pemberian Kredit. Sesuai dengan hasil pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Besarnya Gaji berpengaruh secara nyata dan bertanda positif terhadap Jumlah Pemberian Kredit, ditunjukkan bahwa pengaruh Besarnya Gaji 4,397 dengan tingkat signifikan 0,003. Hal tersebut dapat diartikan apabila Besarnya Gaji anggota KPRI ”Guru Jaya” meningkat maka Jumlah Pemberian Kredit pada KPRI ”Guru Jaya” juga semakin meningkat.

4.4. Keterbatasan Penelitian.

Penelitian ini dirasakan oleh peneliti telah dilakukan secara optimal namun demikian peneliti merasa dalam hasil penelitian ini masih adanya keterbatasan, antara lain :


(2)

 

1. Sampel penelitian ini hanya mengambil 10 tahun terakhir, mulai tahun 2000 sampai dengan 2009.

2. Sampel yang digunakan hanya KPRI ”Guru Jaya” di Sampang Madura, sehingga hasil dari penelitian ini kurang dapat di generalisasikan untuk jenis-jenis instansi yang lain.

3. Pada penelitian ini tahun pengamatan yang digunakan hanya dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 saja, karena keterbatasan data yang tersedia bagi keperluan penelitian.


(3)

5.1. Kesimpulan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan serta pembahasan hasil penelitian pada bab terdahulu dapat diambil beberapa kesimpulan dari penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Besarnya Gaji mempunyai pengaruh terhadap Jumlah Pemberian Kredit, sedangkan Pertambahan Dana tidak mempunyai pengaruh terhadap Jumlah Pemberian Kredit.

2. Besarnya Gaji mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap Jumlah Pemberian Kredit.

5.2. Saran.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maupun kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi Koperasi.

KPRI “Guru Jaya” harus benar-benar memperhatikan keputusan pemberian kredit simpan pinjam kepada para anggota yang benar-benar membutuhkan karena sesuai dengan tujuan utama koperasi menjadi wadah kegiatan ekonomi rakyat yang semakin mandiri dan handal, serta menjadi soko guru perekonomian yang tangguh.


(4)

 

2. Bagi Peneliti.

Pada penelitian yang akan datang diharapkan untuk dapat menambah jumlah sampel yang akan diteliti.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Baswir, Revrisond, 1997, Koperasi Indonesia. Edisi Kesatu. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Budi, Rin Purwani, 1981, Pentingnya Koperasi Bagi Golongan Ekonomi Lemah.

Analisa Vol. 10 No.9 September Hal. 766-778.

Faud, Moch Ramly dan M. Rustan, DM, 2005, Akuntansi Perbankan : Petunjuk Praktis Operasional Bank. Edisi Kesatu. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Firdaus, Muhammad dan Susanto, Edhi Agus, 2002, Perkoperasian : Sejarah,

Teori dan Praktek. Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.

Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar. Penerbit Erlangga PT. Gelora Angkasa Pertama, Jakarta.

Harijanto, 1999, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. Surabaya

Kasmir, 2003, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Krisna Mukti, Bayu, 2002, Membangun Koperasi Berbasis Anggota dalam Rangka Pengembangan Ekonomi Rakyat. Artikel No. 4 , Juni

Mardikawati, Chrisma, 2006, Pengaruh Pertambahan Dana, dan Alokasi Dana, Serta Realisasi Pendapatan Anggota Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Simpan Pinjam Pada Koperasi Pegawai Negeri “Beringin” di Tuban. Skripsi FE UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Meilana, Dian, 2005, Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Besarnya Pemberian Kredit Simpan Pinjam pada Koperasi Pegawai PT.

SIER (Persero) Surabaya. Skripsi FE UPN “Veteran” Jawa Timur,

Surabaya.

Mursito, Sunarto Ndaru, 1984, Perekonomian Membangun Ekonomi Masyarakat Pedesaan. Analisa Vol. 13 No. 10 Oktober Hal. 743-757.

Nazir, Moch, 1999, Metodologi Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27, Tentang Akuntansi


(6)

 

Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba, 2001, Koperasi : Teori dan Praktek. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sudjana, 1996, Metodologi Statistik. Edisi Keenam. Penerbit Tarsito, Bandung. Sumarsono, 2002, Metodologi Penelitian.

Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan. Undang-undang No. 25 Tahun 1992, Tentang Perkorperasian.

Wahana Komputer, Tim Penelitian dan Pengembangan, 2005, Pengembangan Analisis Multivariate dengan SPSS 12. Edisi Pertama. Penerbit Salemba Infotek, Jakarta.

Widiyanti, Ninik dan Y.W. Sunindhia, 2003, Koperasi dan Perekonomian Indonesia. Cetakan Keempat. Penerbit PT. Rineka Cipta dan PT. Bina Adiaksara, Jakarta.