2.2.6.3.
Tujuan Kredit.
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu dimana tujuan pemberian kredit tersebut tidak dapat terlepas dari misi koperasi
tersebut didirikan. Tujuan utama dari pemberian suatu kredit adalah Kasmir, 2003: 95:
a. Mencari keuntungan.
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut.
b. Membantu usaha nasabah.
Yaitu bertujuan untuk membantu usaha nasabah yang memerkukan dana investasi maupun dana untuk modal kerja.
c. Membantu pemerintah.
Yaitu bertujuan membantu pemerintah, karena bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan maka semakin baik karena
pembangunan di berbagai sektor akan mengalami peningkatan.
2.2.6.4. Fungsi Kredit.
Menurut Harijanto 1999: 90 fungsi kredit dalam kegiatan perekonomian adalah sebagai berikut:
1. Kredit dapat meningkatkan manfaat dari sumber dana atau modal.
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh pihak debitur untuk mengeloleh barang yang tidak berguna menjadi
berguna atau bermanfaat.
2. Kredit dapat meningkatkan peredaran uang.
Uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang
kekurangan dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah yang lainnya.
3. Kredit merupakan sarana didalam stabilitasi ekonomi.
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan
menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat selain itu kredit juga membantu mengekspor barang dari dalam negeri ke
luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara. 4.
Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional. Kredit dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan
saling membutuhkan antara pihak penerima kredit dengan pihak pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan
meningkatkan kerjasama dibidang yang lainnya.
2.2.6.5. Unsur-unsur Kredit.
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa dalam suatu kredit terdapat unsur-unsur kredit Faud dan Rustan, 2005: 132 sebagai
berikut:
a. Kepercayaan.
Pihak pemberi kredit percaya bahwa kredit yang diberikan akan diterima kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang. b.
Waktu. Terdapat jangka waktu antara saat pemberian kredit dengan saat
pengembalian kredit. c.
Degree of risk. Suatu tingkat resiko yang akan diadapi sebagai akibat dari adanya
jangka waktu yang memisahkan pemberian kredit dengan kontra prestasi yang akan diterima dimasa yang akan datang.
d. Prestasi.
Objek kredit yang diberikan dalam bentuk uang atau barang. e.
Balas jasa. Pendapatan atas pemberian kredit namk dapat berupa bunga provisi
dan biaya administrasi kredit. Hal tersebut merupakan balas jasa yang diterima dari adanya kredit.
Untuk mengatasi kerumitan serta dalam upaya agar kegiatan perkreditan tersebut dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan
suatu rangkaian peraturan-peraturan yang ditetapkan terlebih dahulu baik secara tertulis maupun tidak tertulis sebelum pelaksanaan
perkreditan itu sendiri berlangsung. Rangkaian peraturan ini disebut sebagai kebijaksanaan kredit credit policy.
2.2.6.6. Aspek-Aspek Dalam Penilaian Kredit.