Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM

24 b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.

F. Persepsi UMKM dalam Penerapan SAK ETAP

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kristanto 2011 dengan judul “Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik SAK-ETAP Pada UMKM Pengrajin Rotan Di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo ” menujukkan bahwa persepsi UMKM mengenai SAK-ETAP ternyata masih kurang. Hal ini disebabkan karena para UMKM sendiri tidak ada keinginan untuk tahu dan tidak adanya sosialisasi oleh Dinas terkait setempat untuk mensosialisasikan tentang adanya SAK-ETAP yang dapat digunakan oleh UMKM. Selain itu, dalam menyusun laporan keuangan UMKM pengrajin rotan belum sepenuhnya mematuhi dan belum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik SAK- ETAP. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Tarmizi dan Bugawanti 2013 dengan judul “Pengaruh Persepsi Pengusaha Kecil dan Menengah Terhadap Penggunaan SAK ETAP Di Kota Bandar Lampung” menunjukan bahwa persepsi pengusaha kecil dan menengah tentang SAK ETAP berpengaruh terhadap penggunaan SAK ETAP di Kota Bandar Lampung. 25

G. Kerangka Konseptual Penelitian

Dari uraian yang telah dipaparkan dapat digambarkan secara sistematis tentang analisis Persepsi Pelaku UMKM Dalam Penerapan Konsep Akuntansi Akrual Berdasarkan SAK ETAP Studi Kasus Pada Sentra Industri Kampoeng Batik Laweyan Solo sebagai berikut: Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai persepsi pelaku UMKM tentang konsep pengakuan berdasarkan SAK ETAP yang berkaitan dengan konsep pengakuan aset, konsep pengakuan kewajiban, konsep pengakuan penghasilan, dan konsep pengakuan beban. Dari persepsi pelaku UMKM tentang konsep pengakuan berdasarkan SAK ETAP akan dilihat juga mengenai penerapannya serta tantangan yang dihadapi para pelaku UMKM dalam penerapan konsep pengakuan berdasarkan SAK ETAP. Persepsi pelaku UMKM dalam penerapan konsep pengakuan berdasarkan SAK ETAP Tantangan dalam penerapan konsep pengakuan berdasarkan SAK ETAP 26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian studi kasus adalah penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya Umar, 2005:23.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah pemilik UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo. 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah persepsi pelaku UMKM dalam penerapan konsep pengakuan sesuai dengan standar yang berlaku yaitu SAK ETAP.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kampoeng Batik Laweyan Solo. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2016-Januari 2017