Tujuan, Visi, dan Misi Kampoeng Batik Laweyan

37

C. Struktur Organisasi di Kampoeng Batik Laweyan

Struktur organisasi merupakan suatu susunan hubungan antara tiap bagian yang ada pada suatu organisasi. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan antara bagian yang satu dengan yang lainnya. Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan FPKBL memiliki struktur organisasi yang jelas. Dalam Kepengurusan di FPKBL terdapat aturan untuk pergantian jabatan tiap lima tahun sekali. Struktur Organisasi dari Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan FPKBL terdiri dari: 1. Ketua Forum 2. Wakil Ketua 3. Sekretaris 2 orang 4. Bendahara 2 orang 5. Ketua Bidang a. Ketua Bidang Industri b. Ketua Bidang Teknologi dan Informasi c. Ketua Bidang Pariwisata d. Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan e. Ketua Bidang Batik Development Center

D. Bidang Usaha Kampoeng Batik Laweyan

Kampoeng Batik Laweyan merupakan kampung juragan batik di Kota Solo. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan Bapak Arif 38 Budiman Effendi selaku pengurus FPKBL, yang mengatakan bahwa terdapat lebih dari 80 UMKM batik yang ada di Kampoeng Batik Laweyan. 80 UMKM batik tersebut terdiri dari UMKM yang berproduksi dan tidak berproduksi hanya memiliki showroom. Teknik membatik yang digunakan untuk memproduksi batik di Kampoeng Batik Laweyan cukup beragam, antara lain teknik batik tulis, batik cap, batik lukis, batik abstrak hingga printing tekstil bermotif batik. Produk yang dihasilkan dan di jual di Kampoeng Batik laweyan juga beragam mulai dari kain, pakaian, tas, dompet, sepatu, lukisan, dan aksesoris. Batik yang dihasilkan di Kampoeng Batik Laweyan memiliki kekhasan tersendiri. Kekhasan tersebut terletak pada motif dari batik yang dihasilkan. Terdapat dua motif batik yang khas di Kampoeng Batik Laweyan yaitu jarik motif Tirto Tejo dan motif Truntum. Kekhasan batik di Kampoeng Batik Laweyan tidak hanya terbatas dengan dua motif tersebut, tetapi di setiap UMKM batik yang ada di Kampoeng Batik laweyan juga memiliki kekhasan motif batik mereka sendiri. Hal ini menjadi sesuatu yang unik bagi para wisatawan yang berkunjung di Kampoeng Batik Laweyan. Berikut ini disajikan gambar motif batik Truntum pada gambar 4.1 dan motif batik Tirto Tejo pada gambar 4.2. Gambar 4.1 Motif Batik Truntum Gambar 4.2 Motif Batik Tirto Tejo 39

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pemilik UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan. Total kuesioner yang disebarkan adalah 26 kuesioner. Terdapat 7 UMKM batik yang tidak bersedia dijadikan sebagai responden karena pemilik UMKM batik tidak menerima penelitian dan tidak memiliki waktu yang cukup luang untuk penelitian, sehingga peneliti hanya menyebarkan 26 kuesioner kepada UMKM batik yang bersedia menjadi responden. Dari total 26 kuesioner yang disebarkan, 6 kuesioner tidak diisi dengan lengkap karena pemilik UMKM batik tidak bersedia memberikan data yang berkaitan dengan keuangan dan pertanyaan kuesioner tidak relevan dengan kondisi UMKM, sehingga hanya 20 kuesioner yang bisa dianalisis. Data mengenai karakteristik responden adalah sebagai berikut: 1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Profil responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut: Tabel 5.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah 1 Laki-laki 14 70 2 Perempuan 6 30 Jumlah 20 100