8
Nagelkerke R Square merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan dan mempengaruhi variabel
dependen.Nilai Nagelkerke R Square bervariasi antara 1 satu dan 0 nol.Semakin mendekati nilai 1 maka model dianggap semakin goodness of fit semenatara semakin
mendekati 0 maka model semakin tidak goodness of fit. c.
Menilai Model Fit Overall Model Fit Test Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskantelah fit atau
tidak dengan data penilaian yang digunakan berdasarkan Likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan
data input. Log Likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian “Sum of
Square Error ” pada model regresi, sehingga penurunan model Log Likelihood
menunjukkan model regresi yang semakin baik Ghozali,2009: 268.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kualitas Audit Berpengaruh Terhadap Audit Going Concern.
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan hasil bahwa nilai signifikansi sebesar 0,025 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa H
1
diterima artinya kualitas audit berpengaruh terhadap audit going concern.
Hasil ini dapat dijelaskan bahwa audit dikatakan berkualitas apabila dapat memberikan pernyataan audit sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya, dan
banyak perusahaan yang menggunakan jasa auditor tersebut. Opini audit going concern, dikeluarkan karena auditor menemukan suatu keraguan atas kelangsungan
hidup perusahaan, jadi ada hubungan antara kualitas audit dengan opini audit going concern, karena auditor akan mengeluarkan pendapat audit melihat dari KAP yang
digunakan apakah masuk big 4 atau tidak dan juga sesuai dengan penemuan audit yang telah dilakukan dan standar yang telah ditetapkan. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Alex Murtin Choirul Anam 2008 yang menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap audit going concern.
9
Audit Teneur Tidak Berpengaruh Terhadap Audit Going Concern
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan hasil bahwa nilai signifikansi sebesar 0,376 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa H
2
ditolak, artinya audit teneur tidak berpengaruh terhadap audit going concern.
Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa audit teneur tidak berpengaruh terhadap
opiniaudit going
concern, karena
apabila kondisi
perusahaan mengindikasikan akan mengalami financial distress yang sudah ekstrim, dan yang
sudah menuju kearah kebangkrutan perusahaan, maka meskipun baru sekali auditor tersebut bekerjasama dengan auditee, maka auditor cenderung mengeluarkan opini
going concern. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Fahmi 2015 yang menyatakan bahwa audit teneur tidak berpengaruh terhadap audit
going concern.
Opini Audit Sebelumnya Berpengaruh Terhadap Audit Going Concern
Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukan hasil bahwa nilai signifikan
sebesar 0,002 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa H
3
diterima,
artinya opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap audit going concern.
Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap audit going concern, karena apabila dalam opini tahun
sebelumnya auditor memberikan opini audit going concern, maka auditor akan berpeluang untuk memberikan kembali opini audit going concern pada tahun
selanjutnya kepada auditee. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayanti dan
Sukirman 2014 yang menyatakan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh
terhadap audit going concern. Pertumbuhan Perusahaaan Tidak Berpengaruh Terhadap Audit
Going Concern Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukan hasil bahwa nilai
signifikan sebesar 0,253 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa H
4
ditolak, artinya pertumbuhan perusahaan tidakberpengaruh terhadap audit going concern.Hasil ini dapat dijelaskan bahwa, auditee yang menjadi sampel
penelitian mengalami peningkatan dalam penjualan bersihnya, namun tidak diikuti dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan labanya, sehingga
meskipun penjualan mengalami
10
kenaikan, ada kemungkinan perusahaan sampel akan mengalami kondisi kesulitan keuangan yang memungkinkan auditor mengeluarkan opini audit going concern.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aiisiah dan Pamudji 2012 yang menyatakan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit
going concern.
4. SIMPULAN