Pengaruh Likuiditas, Leverage¸Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS, KUALITAS AUDIT, DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP

PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANGTERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

Miryam Ompusunggu 100503166

PROGRAM STUDI STRATA SATU AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

2014 PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Likuiditas, Leverage¸Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Maret 2014

Miryam Ompusunggu 100503166


(3)

ABSTRAK

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS, KUALITAS AUDIT, DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP

PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh likuiditas, leverage, profitabilitas, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 hingga 2012.

Pengumpulan data dilakukan dengan mengakses data laporan keuangan yang telah diaudit melalui website perusahaan pertambangan. Metode pengambilan sampel adalah metode purposive sampling, diperoleh 10 perusahaan sampel selama 4 tahun pengamatan sehingga jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 40 unit analisis. Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan likuiditas, leverage, profitabilitas, dan kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.

Kata Kunci: Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Opini Audit Going Concern


(4)

ABSTRACT

THE EFFECT OF LIQUIDITY, LEVERAGE, PROFITABILITY¸ AUDIT QUALITY, AND PRIOR AUDIT OPINION ON THE ACCEPTANCE

OF GOING CONCERN AUDIT OPINION IN MINING COMPANY LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of this study is to discover and analyze the effect of liquidity, leverage, profitability, audit quality, and prior audit opinion on going concern audit opinion in mining company listed on Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2012.

Data collection had been done by accessing the audited financial statements through the website www.idx.co.id.

The results of this research indicate that the prior audit opinion has a positive and significant effect on the acceptance of going concern audit opinion, while liquidity, leverage, profitability, and quality audit have no significant effect on the acceptance of going concern audit opinion.

The population for this research is 38 mining companies. The sampling method is purposive sampling. 10 companies was acquired over the past 4 years of observation resulting in 40 units of analysis. The data analysis method is logistic regression method.

Keywords : Liquidity, Leverage, Profitability, Audit Quality, Prior Audit Opinion, Going Concern Audit Opinion


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menyertai dan memberkati penulis selama proses pengerjaan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dan disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, bantuan, saran, motivasi, serta dukungan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, S.E., MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Mutia Ismail, S.E., M.M., Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, M.M, Ak., CPA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Keulana Erwin, S.E., Ak., M.Si selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.


(6)

6. Kedua orang tua terkasih, Papa Belamer Ompusunggu dan Mama Ujianna Turnip serta kakak-kakak penulis Kakak Christina Polmatua Ompusunggu dan Kakak Aulif Eidelweys Ompusunggu, terimakasih untuk kasih sayang, doa, dan dukungan yang senantiasa diberikan kepada penulis.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah ke depan. Semoga skripsi ini menjadi bahan acuan yang bermanfaat bagi pihak yang membaca.

Medan, Maret 2014 Penulis,

Miryam Ompusunggu NIM: 100503166


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 7

1.3 Perumusan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Telaah Literatur ... 10

2.1.1 Auditing ... 10

2.1.2 Opini Audit ... 12

2.1.3 Going Concern ... 16

2.1.4 Opini Audit Going Concern ... 17

2.1.5 Likuiditas ... 21

2.1.6 Leverage ... 21

2.1.7 Profitabilitas ... 22

2.1.8 Kualitas Audit ... 23

2.1.9 Opini Audit Tahun Sebelumnya ... 25

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 26

2.3 Kerangka Konseptual ... 29

2.4 Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

3.3 Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data ... 36

3.4 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 38

3.5 Teknik Analisis Data ... 43

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 43

3.5.2 Pengujian Data ... 44

3.5.3 Pengujian Model ... 46


(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1 Data Penelitian ... 50

4.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 50

4.3 Pengujian Data ... 55

4.3.1 Uji Multikoloniearitas ... 55

4.3.2 Uji Autokorelasi ... 56

4.4 Pengujian Model ... 57

4.4.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model ... 57

4.4.2 Menilai Kelayakan Model Regresi ... 60

4.4.3 Koefisien Determinasi ... 61

4.4.4 Matriks Klasifikasi ... 62

4.5 Pengujian Hipotesis ... 63

4.6 Hasil Penelitian ... 68

4.6.1 Pengaruh Likuiditas terhadap Opini Audit Going Concern ... 68

4.6.2 Pengaruh Leverage terhadap Opini Audit Going Concern ... 68

4.6.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern ... 69

4.6.4 Pengaruh Kualitas Audit terhadap Opini Audit Going Concern ... 70

4.6.5 Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Keterbatasan ... 75

5.3 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu………. 26

3.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria……… 35

3.2 Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian………... 36

3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian 42 4.1 Descriptive Statistics……… 51

4.2 Statistics……….. . 52

4.3 Kualitas Audit (ADTR)……… 53

4.4 Opini Audit Tahun Sebelumnya (PRIOP)……… 53

4.5 Opini Audit Going Concern (GCAO)………... 54

4.6 Uji Multikoloniearitas……….... 56

4.7 Runs Test……… 57

4.8 Likelihood Block 0………. 58

4.9 Likelihood Block 1……… 59

4.10 Hosmer and Lemeshow Test………. 60

4.11 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test…………. 61

4.12 Nagerkerke R Square……… 62

4.13 Classification Table……….. 63

4.14 Case Processing Summary……… 64

4.15 Variables in The Equation………. 65


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Data Perusahaan……… 79


(12)

ABSTRAK

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS, KUALITAS AUDIT, DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP

PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh likuiditas, leverage, profitabilitas, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 hingga 2012.

Pengumpulan data dilakukan dengan mengakses data laporan keuangan yang telah diaudit melalui website perusahaan pertambangan. Metode pengambilan sampel adalah metode purposive sampling, diperoleh 10 perusahaan sampel selama 4 tahun pengamatan sehingga jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 40 unit analisis. Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan likuiditas, leverage, profitabilitas, dan kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.

Kata Kunci: Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Opini Audit Going Concern


(13)

ABSTRACT

THE EFFECT OF LIQUIDITY, LEVERAGE, PROFITABILITY¸ AUDIT QUALITY, AND PRIOR AUDIT OPINION ON THE ACCEPTANCE

OF GOING CONCERN AUDIT OPINION IN MINING COMPANY LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of this study is to discover and analyze the effect of liquidity, leverage, profitability, audit quality, and prior audit opinion on going concern audit opinion in mining company listed on Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2012.

Data collection had been done by accessing the audited financial statements through the website www.idx.co.id.

The results of this research indicate that the prior audit opinion has a positive and significant effect on the acceptance of going concern audit opinion, while liquidity, leverage, profitability, and quality audit have no significant effect on the acceptance of going concern audit opinion.

The population for this research is 38 mining companies. The sampling method is purposive sampling. 10 companies was acquired over the past 4 years of observation resulting in 40 units of analysis. The data analysis method is logistic regression method.

Keywords : Liquidity, Leverage, Profitability, Audit Quality, Prior Audit Opinion, Going Concern Audit Opinion


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan saja, namun juga memiliki pengaruh ke pihak-pihak lain, seperti kreditur, investor, juga terhadap akuntan publik. Kinerja perusahaan dalam periode waktu tertentu akan dicerminkan melalui laporan keuangan. Informasi dalam laporan keuangan ini yang nantinya akan menghubungkan antara manajemen perusahaan dan pihak luar, seperti investor. Pihak-pihak dari luar perusahaan memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan peran mereka di perusahaan tersebut. Umumnya, mereka mengandalkan informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan di laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. Sering ditemukan perbedaan kepentingan antara para investor dengan manajemen perusahaan. Para investor menginginkan informasi yang dapat diandalkan mengenai dana yang mereka investasikan dari laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan, sedangkan pihak manajemen perusahaan harus menyampaikan informasi pengelolaan dana yang diperoleh dari pihak luar. Perbedaan kepentingan ini menyebabkan perlunya pihak ketiga hadir sebagai pihak yang dapat diandalkan dari kedua belah pihak.

Sesuai dengan agency theory atau teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang menjelaskan tentang pola hubungan antara


(15)

prinsipal dan agen, baik prinsipal maupun agen diasumsikan orang ekonomi rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi.

Di tahap ini pihak ketiga yang independen berperan sebagai mediator dalam hubungan antara prinsipal dan agen. Auditor adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal (shareholders) dengan pihak manajer (agen) dalam mengelola keuangan perusahaan. Auditor melakukan fungsi monitoring pekerjaan manajer melalui sarana yaitu laporan keuangan. Tugas auditor adalah memberikan opini atas laporan keuangan tersebut tentang kewajarannya. Dengan adanya peran auditor, pihak luar perusahaan dapat meyakini bahwa laporan keuangan yang disajikan pihak manajemen perusahaan dapat diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Dalam pemeriksaan laporan keuangan, auditor juga harus mempertimbangkan untuk memberi opini atas kelangsungan hidup perusahaan (SA Seksi 341). Setiap perusahaan tentu butuh mempertahankan kelangsungan

usahanya (going concern). Penerbitan pendapat mengenai going concern

perusahaan merupakan pekerjaan yang krusial bagi seorang auditor karena auditor harus menilai kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup melalui investigasi yang komprehensif tentang kejadian-kejadian yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Namun, memberikan opini audit going concern bukanlah merupakan satu hal yang mudah bagi auditor, karena adanya masalah self - fulfilling prophecy yang mengakibatkan auditor enggan mengungkapkan status going concern yang muncul ketika auditor khawatir bahwa opini going concern yang dikeluarkan


(16)

dapat mempercepat kegagalan perusahaan yang bermasalah. Apabila auditor mengeluarkan opini going concern, maka kemungkinan perusahaan menjadi lebih cepat bangkrut akan semakin besar karena akan banyak investor yang membatalkan investasinya maupun kreditur yang menarik dananya dari perusahaan tersebut.

Hal ini menjadi dilema bagi auditor, apakah auditor mengeluarkan opini going concern dan mengakibatkan resiko perusahaan akan kesulitan keuangan, atau tidak mengeluarkan opini going concern namun mengakibatkan pihak pengguna laporan keuangan tidak mengetahui kemungkinan kegagalan perusahaan.

Fenomena besar yang pernah terjadi yang berkaitan dengan kelangsungan usaha suatu perusahaan adalah kasus Enron dan Worldcom. Enron merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri energi dan memiliki sangat banyak diversifikasi usaha. Sedangkan Worldcom adalah perusahaan penyedia layanan telepon jarak jauh. Kedua perusahaan ini sama-sama memanipulasi laporan keuangan yang disajikan dan auditor eksternal (KAP Arthur Anderson) yang memeriksa tidak independen. Fenomena ini menunjukkan adanya praktik bisnis yang tidak sehat dan mengakibatkan kehancuran baik bagi kelangsungan usaha perusahaan maupun KAP (Kantor Akuntan Publik) yang memeriksa.

Kelangsungan usaha (going concern) dapat dinilai melalui faktor eksternal dan internal perusahaan tersebut. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi yaitu yang berhubungan dengan auditor eksternal, seperti kualitas audit dan opini audit tahun sebelumnya. Kasus Enron dan Worldcom merupakan satu contoh yang yang


(17)

menunjukkan kualitas audit yang buruk karena auditor eksternal perusahaan tersebut tidak independen. Sedangkan faktor internal yang dapat mempengaruhi yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya baik dilihat dari ekuitas, kewajiban, serta pertumbuhan penjualannya.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi. Astuti (2012) melakukan

penelitian mengenai penerimaan opini going concern menggunakan return on

asset dan current ratio sebagai variabel independennya. Hasilnya adalah variabel current ratio tidak berpengaruh positif sementara rasio return on asset berpengaruh positif. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Doris (2010) yang memberikan bukti empiris bahwa rasio return on asset berpengaruh negatif terhadap pemberian opini audit going concern.

Doris (2010) juga menggunakan kualitas audit terhadap pemberian opini going concern dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Tamba (2009) yang menunjukkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.

Hasil - hasil penelitian terdahulu yang tidak konsisten mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian opini audit going concern di suatu perusahaan mendorong penulis untuk meneliti kembali variabel dari penelitian terdahulu. Penulis menggunakan likuiditas sebagai variabel karena dari rasio ini akan ditunjukkan seberapa besar perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio semakin kecil, maka akan semakin besar kemungkinan


(18)

auditor mengeluarkan opini audit going concern. Hal ini dikarenakan perusahaan mengalami kesusahan kas dan dapat menyebabkan perusahaan kesulitan untuk membayar kewajiban (hutang) kepada kreditur dengan aktiva yang dimiliki.

Penulis memilih leverage sebagai variabel karena dari rasio ini dapat diketahui seberapa besar pendanaan perusahaan yang diperoleh melalui hutang. Dari rasio ini akan diteliti apakah hutang yang besar dapat mempengaruhi kelangsungan usaha suatu perusahaan atau tidak.

Penulis memilih profitabilitas sebagai variabel karena profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui kegiatan penjualan. Kemungkinan auditor mengeluarkan opini audit going concern akan semakin besar apabila rasio profitabilitas kecil karena rasio yang kecil menunjukkan volume penjualan perusahaan yang kecil.

Penulis juga menggunakan kualitas audit sebagai variabel dalam penelitian ini karena kualitas audit sangat berpengaruh terhadap kepercayaan pihak eksternal akan laporan keuangan suatu perusahaan. Apabila auditor tidak independen dalam memeriksa laporan keuangan, maka masalah kelangsungan usaha suatu perusahaan tidak akan terungkap dalam laporan audit.

Penulis menggunakan opini audit tahun sebelumnya sebagai variabel karena opini audit tahun sebelumnya dapat menunjukkan apakah kelangsungan suatu perusahaan sedang mengalami masalah atau tidak. Hal ini akan mempengaruhi pertimbangan auditor dalam mengeluarkan opini audit pada tahun berjalan.


(19)

Perusahaan pertambangan menjadi objek penelitian karena sektor tambang merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang cukup besar namun masih sangat jarang menjadi objek penelitian. Dilihat dari segi besarnya pendapatan sektor pertambangan, banyak investor yang berminat untuk menanamkan modal di perusahaan pertambangan karena akan menghasilkan keuntungan yang besar dalam jangka waktu yang cukup panjang. Selain itu, perusahaan di sektor pertambangan juga sangat dipengaruhi oleh peraturan dan hukum yang diberlakukan di negara tempat perusahaan itu beroperasi. Penulis ingin mengetahui bagaimana peraturan dan hukum mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan pertambangan yang juga dapat mempengaruhi kelangsungan usaha perusahaan.

Masalah going concern merupakan hal yang kompleks dan terus ada. Hal ini mengakibatkan diperlukan faktor-faktor sebagai tolak ukur yang pasti untuk menentukan status going concern pada perusahaan. Kekonsistenan dari faktor-faktor tersebut harus terus diuji agar dalam keadaan ekonomi yang fluktuatif status going concern suatu perusahaan tetap dapat diprediksi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”


(20)

1.2 Batasan Masalah

Adapun keterbatasan penulis dalam waktu, pengetahuan, dan tenaga maka dibuatlah batasan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Periode penelitian dibatasi dari tahun 2009 s/d 2012. 2. Rasio likuiditas yang digunakan hanya current ratio.

Penulis membatasi penelitian dengan menggunakan Current Ratio karena ingin mengetahui sejauh mana kemampuan perusahaan membayar kembali kewajibannya kepada para kreditur dalam menjalankan usaha (going concern).

3. Rasio leverage yang digunakan hanya Debt to Equity Ratio (DER).

Penulis membatasi penelitian hanya dengan menggunakan DER karena ingin mengetahui sejauh mana perusahaan menggunakan hutang sebagai sumber modalnya dalam menjalankan usaha (going concern).

4. Rasio profitabilitas yang digunakan hanya Return on Asset (ROA).

Penulis membatasi penelitian hanya dengan menggunakan ROA karena ingin mengetahui sejauh mana perusahaan mampu menjalankan usaha (going concern) dari penjualan aktiva yang dimilikinya.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


(21)

1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern?

2. Apakah leverage berpengaruh terhadap pemberian opini audit going

concern?

3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern?

4. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap pemberian opini audit going

concern?

5. Apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap pemberian

opini audit going concern?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah likuiditas berpengaruh terhadap pemberian

opini audit going concern.

2. Untuk mengetahui apakah leverage berpengaruh terhadap pemberian opini

audit going concern.

3. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pemberian

opini audit going concern.

4. Untuk mengetahui apakah kualitas audit berpengaruh terhadap pemberian


(22)

5. Untuk mengetahui apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan wawasan di bidang auditing, secara khusus mengenai masalah going concern.

2. Bagi calon investor, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada suatu perusahaan yang mempunyai kinerja tertentu berdasarkan laporan audit. 3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan opini audit going concern.

4. Bagi manajemen perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan maupun kebijakan yang memiliki dampak terhadap kelangsungan hidup perusahaan yang dimiliki di masa yang akan datang.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Literatur

2.1.1 Auditing

Mulyadi (2002) menyatakan bahwa

auditing merupakan suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antar pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Defenisi auditing secara umum di ataslah yang mendasari unsur-unsur penting berikut ini, yaitu:

1. Suatu proses sistematik

Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstuktur, terorganisir, dan memiliki tujuan yang jelas.

2. Pengumpulan dan pengevaluasian bukti secara objektif

Proses sistematik berkaitan dengan pemerolehan bukti sebagai dasar untuk pernyataan (asersi) yang dibuat oleh individu atau badan usaha yang membuat asersi tersebut. Proses ini juga ditujukan untuk


(24)

mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut.

3. Pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan ekonomi

Pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan ekonomi adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi keuangan perusahaan yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. 4. Penetapan tingkat kesesuaian

Pengumpulan bukti mengenai asersi dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif.

5. Kriteria yang ditetapkan

Kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan dapat berupa peraturan yang telah ditetapkan badan legislatif (Undang-Undang), anggaran yang ditetapkan manajemen suatu auditee, atau prinsip akuntansi yang diterima umum di Indonesia. Penetapan kriteria yang dipakai dalam suatu audit tergantung kepada tujuan audit yang bersangkutan.


(25)

6. Penyampaian hasil

Penyampaian hasil auditing disebut juga dengan atestasi. Penyampaian hasil audit dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan

audit (audit report) mengenai temuan-temuan audit yang ditemukan

auditor independen terhadap auditee. Laporan audit tentunya akan berbeda-beda dari setiap auditor independen yang mengaudit suatu entitas. Tetapi semua laporan pada dasarnya harus mampu menyampaikan informasi yang tepat mengenai suatu entitas kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Atestasi yang tertulis dalam laporan audit dapat menaikkan maupun menurunkan tingkat kepercayaan pihak yang berkepentingan terhadap auditee.

7. Pemakai yang berkepentingan

Pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan seperti pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor, organisasi buruh, dan kantor pelayanan pajak.

2.1.2 Opini Audit

Opini audit merupakan bagian dari laporan audit yang menyatakan pendapat auditor mengenai kewajaran laporan keuangan dari auditee yang diaudit. Laporan audit terdiri dari tiga paragraf, yaitu paragraf pengantar, paragraf lingkup, dan paragraf pendapat. Opini audit terdapat di paragraf pendapat.


(26)

Opini audit merupakan simbol kepercayaan publik terhadap kredibilitas dan keandalan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Seksi 110, tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Standar Profesional Akuntansi Publik (SPAP) mengharuskan dibuatnya laporan setiap kali Kantor Akuntan Publik (KAP) dikaitkan dengan laporan keuangan. Auditor mempunyai tanggung jawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan suatu auditee dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam satu periode waktu. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberi kesimpulan atas laporan keuangan auditee yang diaudit.

Ada 5 (lima) tipe pendapat auditor (IAI, 2001: SPAP Seksi 508, 10), yaitu: 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

Auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan tentang kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan keuangan.

Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, jika memenuhi kondisi berikut ini :


(27)

a. Prinsip akuntansi berterima umum digunakan untuk menyusun laporan keuangan.

b. Perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dari periode ke periode telah cukup dijelaskan.

c. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

Jika laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien dan tidak terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, auditor dapat menerbitkan laporan audit baku.

2. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion with explanatory language)

Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien, auditor dapat menerbitkan laporan audit baku ditambah dengan bahasa penjelasan.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan auditor apabila auditor menemukan kondisi – kondisi berikut:


(28)

b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi di luar kekuasaan klien maupun auditor.

c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

d. Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.

Pendapat ini hanya diberikan auditor jika secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan oleh auditee adalah wajar. Dalam pendapat ini auditor menyatakan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh auditee adalah wajar, namun ada beberapa unsur yang dikecualikan, yang pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

Auditor memberikan pendapat tidak wajar apabila laporan keuangan auditee tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien. Jika laporan keuangan auditee diberi pendapat tidak wajar oleh auditor, maka informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.


(29)

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)

Jika auditor tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka laporan keuangan audit disebut laporan tanpa pendapat. Kondisi yang menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat adalah: a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit

b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien

Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak wajar adalah pendapat tidak wajar diberikan dalam keadaan auditor mengetahui adanya ketidakwajaran dalam laporan keuangan klien, sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat karena auditor tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau karena auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien.

2.1.3 Going Concern

Going concern ialah kemampuan dari sebuah badan usaha atau entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Kosasih (1985: 33) menyatakan bahwa istilah ini diartikan sebagai anggapan bahwa operasi satuan ekonomi akan berlangsung terus di masa yang akan datang. Going concern adalah salah satu konsep yang paling penting yang mendasari pelaporan keuangan.

Going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan.


(30)

Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan adalah yang berhubungan dengan ketidakmampuan suatu entitas dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar, dan kegiatan serupa yang lain (IAI, 2001: SA Seksi 341, paragraf 01).

2.1.4 Opini Audit Going Concern

Going concern merupakan fondasi untuk pelaporan keuangan. Laporan audit dengan modifikasi opini mengenai going concern adalah suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko auditee tidak dapat bertahan dalam bisnis. Carmichael dalam The Auditor’s Reporting Obligation menyatakan bahwa going concern dipengaruhi oleh ketidakpastian yang sangat material yang mengancam kelangsungan hidup suatu entitas atau perusahaan.

Keraguan yang besar tentang kemampuan satuan usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) merupakan keadaan yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), yang dinyatakan oleh auditor (IAI, 2001: SA Seksi 508, paragraf 11).

Suatu auditee dianggap going concern apabila perusahaan dapat


(31)

bertanggung jawab untuk menentukan kelayakan dari persiapan laporan keuangan menggunakan dasar going concern dan auditor bertanggung jawab untuk meyakinkan dirinya bahwa penggunaan dasar going concern oleh perusahaan adalah layak dan diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan.

Dalam melaksanakan prosedur audit, auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi adanya kondisi yang dapat menimbulkan kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan untuk mempertahankan hidupnya (IAI, 2001: SA Seksi 341, paragraf 02). Signifikan atau tidaknya suatu kondisi tersebut tergantung atas keadaan. Beberapa kondisi yang menunjukkan adanya masalah going concern dalam suatu perusahaan adalah:

a. Trend negatif, misalnya kerugian operasi yang berulang kali terjadi,

kekurangan modal kerja, arus kas negatif, rasio keuangan penting yang jelek.

b. Kesulitan keuangan, misalnya kegagalan memenuhi utangnya,

penunggakan pembayaran deviden, restrukturisasi utang.

c. Masalah intern, misalnya pemogokan kerja, ketergantungan besar atas

sukses proyek tertentu, komitmen yang panjang yang tidak ekonomis.

d. Masalah luar, misalnya masalah gugatan pengadilan, kehilangan

pelanggan dan pemasok utama, serta kerugian akibat bencana besar.

Auditor perlu mempertimbangkan rencana manajemen dalam mengatasi kondisi buruk dalam periode tidak lebih dari satu tahun. Dalam SA (Standar Auditing) Seksi 341 dinyatakan pertimbangan – pertimbangan tersebut antara lain:


(32)

a. Rencana untuk menjual aktiva

b. Rencana penarikan utang atau restrukturisasi

c. Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran

d. Rencana untuk menaikkan modal pemilik

Dalam IAI, 2001: SA Seksi 341, paragraf 03, terdapat pedoman mengenai bagaimana auditor mengevaluasi kemampuan satuan usaha / entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam jangka waktu pantas, yaitu:

a. Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan dalam

perencanaan, pengumpulan bukti audit untuk berbagai tujuan audit, dan penyelesaian auditnya dapat mengidentifikasi keadaan atau peristiwa yang secara keseluruhan menunjukkan adanya kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas.

b. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian mengenai kemampuan satuan

usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus:

1) memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan

untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut

2) menetapkan kemungkinan bahwa rencana tersebut dilaksanakan secara

efektif.

c. Jika manajemen entitas tidak memiliki rencana untuk mengurangi dampak


(33)

(going concern), maka auditor mempertimbangkan untuk tidak memberikan pendapat.

d. Jika manajemen entitas memiliki rencana untuk mengurangi dampak kondisi

dan peristiwa dalam mempertahankan kelangsungan usahanya (going concern), maka auditor memberi opini audit going concern berdasarkan kesimpulan atas tingkat efektivitas dan efisiensi dari rencana tersebut:

- Jika menurut auditor rencana manajemen dapat dijalankan dan entitas

mengungkapkan keadaan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan, maka auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan berkaitan dengan kelangsungan hidup entitas.

- Jika menurut auditor rencana manajemen dapat dijalankan namun entitas tidak memiliki cukup pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan, maka auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar.

- Jika menurut auditor rencana manajemen tidak dapat dijalankan, maka


(34)

2.1.5 Likuiditas

Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya (Harahap, 2010: 301). Sebagai parameter dari rasio likuiditas, penulis menggunakan Current Ratio (CR). Current ratio atau rasio lancar digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar kewajiban lancarnya kepada para kreditur dengan aktiva tunai yang dimilikinya. Semakin besar rasio ini maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Rumus current ratio adalah sebagai berikut:

Current Ratio =

x 100%

2.1.6 Leverage

Harahap (2010) mengemukakan bahwa leverage menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau kreditur dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Perusahaan yang baik seharusnya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari hutang. Walau bagaimanapun, pendanaan perusahaan yang diperoleh sebagian besar melalui hutang dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena perputaran uang perusahaan lebih cepat.


(35)

Rasio leverage yang digunakan untuk penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang dan ekuitas (modal) dalam pendanaan perusahaan serta menunjukkan kemampuan modal perusahaan untuk menutupi seluruh hutangnya. Semakin rendah DER perusahaan maka semakin baik kondisi perusahaan tersebut.

Rumus DER adalah sebagai berikut:

DER = x 100%

2.1.7 Profitabilitas

Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya (Harahap, 2010: 304). Adapun rasio yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). Rasio ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan. Perputaran aktiva ditunjukkan melalui seberapa besar volume penjualannya.

Semakin besar rasio ini maka menunjukkan perusahaan mampu menghasilkan laba dan volume penjualan yang besar. Namun apabila rasio ROA semakin kecil, maka hal ini menunjukkan bahwa laba perusahaan kecil dikarenakan penjualan sedikit sehingga mengakibatkan perputaran aktiva lambat.


(36)

Rumus ROA adalah sebagai berikut:

ROA = x 100%

2.1.8 Kualitas Audit

Sehubungan dengan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu

selalu self interest maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai

mediator pada hubungan antara prinsipal dan agen diperlukan. Pihak ketiga antara manajemen perusahaan dengan pengguna laporan keuangan perusahaan adalah auditor independen. Investor akan lebih cenderung yakin pada data akuntansi yang dihasilkan dari kualitas audit yang tinggi. Seorang auditor dituntut untuk menghasilkan kualitas audit yang baik, karena laporan auditor begitu penting bagi pengguna laporan keuangan dalam mengambil berbagai keputusan.

DeAngelo (1981) dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil. Auditor skala besar juga lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah - masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko proses pengadilan. Argumen tersebut berarti bahwa auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk mendeteksi dan melaporkan masalah going concern kliennya.


(37)

Kualitas audit dinilai dengan menggunakan reputasi KAP (Kantor Akuntan Publik). Ukuran KAP dibedakan menjadi dua yaitu untuk KAP yang berafiliasi dengan The Big Four dan KAP Non Big Four. Hal ini dikarenakan auditor yang bekerja pada KAP yang berafiliasi dengan The Big Four memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan, pengakuan internasional, serta adanya peer review. Barnes dan Huan (1993) menyatakan bahwa KAP yang gagal dan tidak menjelaskan going concern pada opini auditnya menunjukkan bahwa auditor tersebut lebih mementingkan aspek komersial. Hal ini berdampak buruk pada citra auditor dan hilangnya kepercayaan investor

terhadap auditee. Semakin tinggi kualitas auditor cenderung meningkatkan

kemungkinan penerimaan opini audit going concern. Auditor yang memiliki reputasi dan nama besar dapat menyediakan kualitas audit yang lebih baik, termasuk dalam mengungkapkan masalah going concern demi menjaga reputasi mereka.

Adapun KAP The Big Four adalah:

1) Price Water House Coopers (PWC), yang bekerjasama dengan KAP

Haryanto Sahari dan rekan.

2) Deloitte Touche Tohmatsu, yang bekerjasama dengan KAP Osman Bing

Satrio dan rekan.

3) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) International, yang

bekerjasama dengan KAP Siddharta dan Widjaja.

4) Ernst and Young (E&Y), yang bekerjasama dengan KAP Purwantoro,


(38)

2.1.9 Opini Audit Tahun Sebelumnya

Dalam melakukan penugasan umum, auditor ditugasi memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit yang diterima auditee pada tahun sebelumnya atau 1 tahun sebelum tahun penelitian dari auditor independen.

Opini audit tersebut dapat dibedakan menjadi 2 yaitu opini audit going concern dan opini audit non going concern. Opini audit going concern tahun sebelumnya dapat menjadi bahan pertimbangan auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit pada tahun berikutnya. Santosa dan Wendari (2007) menyatakan bahwa apabila auditor menerbitkan opini audit going concern pada tahun sebelumnya maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan akan menerima kembali opini audit going concern pada tahun berjalan. Hal ini dikarenakan ketika auditor memberikan opini audit going concern pada tahun sebelumnya, perusahaan tersebut dianggap mengalami masalah dalam mempertahankan kelangsungan usahanya sehingga kemungkinan besar auditor akan memberikan opini audit going concern kembali pada tahun berjalan.


(39)

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

1

Tamba (2009)

Pengaruh debt default, kualitas audit, dan opini audit terhadap penerimaan opini

going concern

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Variabel independen:

debt default, kualitas audit, opini audit Variabel dependen: opini audit going concern

Debt default dan opini audit memiliki pengaruh positif signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern.

Sedangkan kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini going concern.

2 Doris (2010) Pengaruh going concern, kualitas audit, dan pertumbuhan perusahaan terhadap

pemberian opini audit wajar dengan pernyataan going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

Variabel independen :

quick ratio, long term debt to asset ratio, return on asset, kualitas audit, pertumbuhan perusahaan Variabel dependen: opini audit wajar dengan pernyataan going concern

Long term debt to asset ratio dan kualitas audit berpengaruh positif dan terhadap pemberian opini audit going concern. Sedangkan quick ratio, return on asset, dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit


(40)

3 Purba (2011) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Going Concern Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel independen : kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, reputasi auditor, leverage Variabel dependen: pengungkapan going concern perusahaan

Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan going concern.

Sedangkan kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, reputasi auditor, dan

leverage tidak

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

going concern.

4 Susarni dan

Jatmiko (2011)

Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel independen : kondisi keuangan perusahaan, debt default, kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan Variabel dependen: opini audit going concern perusahaan

Opini audit tahun sebelumnya dan

pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern.

Sedangkan kondisi

keuangan perusahaan, debt default, dan kualitas audit tidak berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan going concern.

5 Astuti

(2012) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertimbangan Variabel independen: current ratio, debt to equity

Return on asset dan opini audit tahun

sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini


(41)

Mengeluarkan Opini Audit Going Concern

(Studi Empiris: Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bei 2007-2011)

on asset, debt default, ukuran perusahaan, reputasi auditor, opini audit tahun sebelumnya,

leverage, dan

audit lag Variabel dependen: penerimaan opini audit going concern perusahaan concern.

Sedangkan current ratio, debt to equity ratio, debt default, ukuran

perusahaan, reputasi auditor, dan audit lag tidak terbukti berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

6 Demak

(2012)

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebalumnya, Leverage, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

Variabel independen: kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya,

leverage, dan pertumbuhan perusahaan Variabel dependen: opini audit going concern perusahaan

Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap opini audit

going concern.

Sedangkan kualitas audit,

leverage, dan pertumbuhan perusahaan tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan going concern.

Sumber: Hasil Olahan Peneliti

Peneliti terdahulu yang menggunakan variabel opini audit tahun sebelumnya membuktikan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern baik pada perusahaan manufaktur maupun pertambangan. Variabel penelitian Tamba (2009) yaitu debt default


(42)

berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern di perusahaan manufaktur, sementara variabel debt default dari penelitian Susarni dan Jatmiko (2011) serta Astuti (2012) tidak berpengaruh secara positif terhadap penerimaan opini audit going concern di perusahaan pertambangan.

Variabel penelitian Doris (2010) yaitu kualitas audit berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern di perusahaan manufaktur, sementara dari penelitian Susarni dan Jatmiko (2011) serta Pandiangan (2012) kualitas audit tidak berpengaruh secara positif terhadap penerimaan opini audit going concern baik di perusahaan pertambangan maupun manufaktur.

Dalam penelitian yang dilakukan Doris (2010) ditunjukkan bahwa variabel return on asset tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini

audit going concern di perusahaan manufaktur, sementara variabel ini

berpengaruh secara positif terhadap penerimaan opini audit going concern di perusahaan pertambangan pada penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2012).

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan uraian teoritis, maka variabel independen dalam penelitian ini adalah likuiditas, leverage, profitabilitas, kualitas audit, serta opini audit tahun sebelumnya. Sedangkan untuk variabel dependennya adalah opini audit going concern.


(43)

Likuiditas

Leverage

Opini Audit Tahun Kualitas Audit

Profitabilitas

Hubungan antara likuiditas, leverage, profitabilitas, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dan rasio yang digunakan adalah current ratio. Semakin besar rasio ini maka menggambarkan kondisi keuangan perusahaan yang baik dan sebaliknya. Dengan current ratio yang besar maka kemungkinan auditor

Opini Audit Going Concern


(44)

untuk menyatakan opini audit going concern kecil karena dari sisi keuangan perusahaan masih dapat mempertahankan kelangsungan usahanya.

Leverage menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio leverage yang digunakan untuk penelitian ini adalah debt to equity ratio (DER). Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang dan ekuitas (modal) dalam pendanaan perusahaan serta menunjukkan kemampuan modal perusahaan untuk menutupi seluruh hutangnya. Dalam hubungannya dengan opini audit going concern, apabila tingkat DER semakin besar, maka akan semakin besar kemungkinan auditor mengeluarkan opini audit going concern.

Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba. Adapun rasio yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). Apabila rasio ROA semakin kecil, maka menunjukkan perusahaan tidak solvabel atau tidak likuid dan dapat menyebabkan perusahaan mengalami bankrut. Hal ini dapat mempengaruhi auditor untuk memberi opini audit going concern.

Kualitas audit dinilai dengan menggunakan reputasi KAP (Kantor Akuntan Publik). Auditor yang memiliki reputasi yang baik cenderung akan menghasilkan opini audit yang berkualitas baik sehingga lebih dipercayai oleh pengguna laporan keuangan perusahaan.

Dalam melakukan audit, auditor bertugas untuk memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit

yang diterima auditee pada tahun sebelumnya atau 1 tahun sebelum tahun


(45)

concern pada tahun sebelumnya maka perusahaan memiliki kemungkinan akan menerima kembali opini audit going concern pada tahun berjalan.

2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2011: 41), hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Oleh karena itu, hipotesis masih bersifat sementara. Berdasarkan kerangka koseptual yang telah diuraikan, maka hipotesis penelitian ini adalah :

H1 : Likuiditas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern

H2 : Leverage berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern

H3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going

concern

H4 : Kualitas audit berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going

concern

H5 : Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain kausal. Menurut Sugiyono (2007: 30), desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah likuiditas, leverage, profitabilitas, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya. Sedangkan variabel dependen adalah opini audit going concern.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2011), populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2012.

Menurut Sugiyono (2007: 73), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Sampel adalah bagian populasi


(47)

yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Hasil penelitian yang diperoleh dari penggunaan sampel akan diberlakukan untuk populasi. Oleh sebab itu, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau mewakili. Jika sampel kurang representatif, akan mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya (Erlina, 2011: 81).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling, yaitu mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria dalam pengambilan sampel yang telah ditentukan peneliti adalah :

1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) tahun 2009 – 2012.

2. Perusahaan pertambangan yang telah terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum 1 Januari 2009.

3. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor

independen selama tahun 2009 – 2012.

4. Mengalami rugi bersih setelah pajak sekurang-kurangnya satu

periode laporan keuangan (satu tahun) selama periode pengamatan (tahun 2009 - 2012).

Pemilihan sampel hanya pada perusahaan yang pernah mengalami rugi bersih karena perusahaan yang mendapat opini audit going concern merupakan perusahaan yang memiliki rugi bersih. Auditor memiliki kesangsian bahwa perusahaan yang mengalami kerugian tidak memiliki kemampuan untuk


(48)

mempertahankan usahanya. Dengan demikian perusahaan yang sehat selama beberapa periode tidak mungkin mendapatkan opini audit going concern.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel perusahaan berjumlah 10 perusahaan, dengan 4 tahun pengamatan dengan proses seleksi sampel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No Kriteria

Jumlah Pelanggaran

Kriteria

Akumulasi

1 Total perusahaan pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode pengamatan (2009 - 2012)

38

2 Perusahaan telah terdaftar sebelum 1

Januari 2009 (11) 27

3 Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen selama periode pengamatan (2009 - 2012)

(4) 23

4 Mengalami rugi bersih setelah pajak sekurang-kurangnya satu periode laporan keuangan (satu tahun) selama periode pengamatan (2009 - 2012)

(13) 10

Jumlah perusahaan sampel 10

Tahun pengamatan 4

Jumlah sampel total selama periode

penelitian (2009 - 2012) 40


(49)

Setelah dilakukan teknik purposive sampling, maka emiten yang lolos uji ini adalah :

Tabel 3.2

Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kode Perusahaan

1 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI

2 Energi Mega Persada Tbk. ENRG

3 Citra Kebun Raya Agri Tbk. CKRA

4 Citatah Tbk. CTTH

5 ATPK Resources Tbk. ATPK

6 Bumi Resources Tbk. BUMI

7 Darma Henwa Tbk. DEWA

8 Samindo Resources Tbk. MYOH

9 Perdana Karya Perkasa Tbk. PKPK

10 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT

Sumber : www.idx.co.id

3.3 Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan jenis data adalah kuantitatif. Data sekunder merupakan data yang telah diolah dan disajikan kembali. Menurut Sugiyono (2007: 193), sumber sekunder adalah


(50)

sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen.

Data yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dengan cross section atau pooled data. Data time series adalah data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dari beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan, sedangkan cross section merupakan sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu (Umar, 2009).

Data penelitian yang digunakan meliputi laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2012. Data diperoleh melalui website resmi Bursa Efek Indonesia

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Dengan metode dokumentasi, peneliti melakukan pengumpulan data sekunder melalui media perantara yaitu internet, lalu melalui website resmi Bursa Efek Indonesia dan melihat laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor setiap tahunnya. Dengan metode ini, data dalam neraca dan laporan laba/rugi dikumpulkan sehingga peneliti dapat mengetahui current ratio perusahaan, perbandingan antara kewajiban dan ekuitas (debt to equity ratio), rasio return on asset, auditor yang mengaudit laporan keuangan auditee, serta opini auditor pada tahun sebelumnya.


(51)

3.4 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen atau bebas (Umar, 2009). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah opini audit going concern.

Opini audit going concern adalah opini audit dengan

pengungkapan going concern yang diberikan oleh auditor tentang

kelangsungan hidup suatu entitas atau badan usaha. Kelangsungan hidup suatu entitas merupakan asumsi dalam pelaporan keuangannya sehingga jika entitas mengalami kondisi yang sebaliknya, entitas tersebut menjadi bermasalah. Istilah going concern disebut juga sebagai kontinuitas yang merupakan asumsi bahwa suatu bisnis akan berlanjut dalam jangka waktu yang panjang.

Parameter yang digunakan adalah variable dummy, dimana kode 1 untuk perusahaan yang menerima opini audit dengan pengungkapan going concern dan kode 0 untuk perusahaan yang tidak menerima opini audit dengan pengungkapan going concern.

2. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau


(52)

variabel terikat (Sugiyono, 2007). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas, leverage, profitabilitas, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya.

a. Likuiditas

Kondisi keuangan perusahaan merupakan tingkat kesehatan perusahaan sesungguhnya. Pada perusahaan yang sakit banyak ditemukan masalah going concern (Ramadhany, 2004). Semakin terganggu kondisi keuangan suatu perusahaan atau semakin memburuknya kondisi keuangan perusahaan maka semakin besar kemungkinan perusahaan menerima asumsi going concern.

Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas diproksikan dengan menggunakan current ratio karena rasio ini dapat memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup memadai untuk memenuhi kewajiban finansialnya (Santosa dan Wendari, 2007). Hasil perhitungan current ratio disajikan dalam skala rasio.

b. Leverage

Leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya. Harahap

(2010) mengemukakan bahwa leverage mengacu pada jumlah


(53)

Pada penelitian ini leverage diproksikan dengan menggunakan rasio debt to total equity karena dari rasio ini dapat diukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang yang berasal dari kreditur dan modal sendiri yang berasal dari pemegang saham. Hasil perhitungan DER disajikan dalam skala rasio.

c. Profitabilitas

Petronela (2004) mengemukakan bahwa perusahaan yang baik (sehat) mempunyai profitabilitas yang besar dan cenderung memiliki laporan keuangan yang sewajarnya sehingga potensi untuk mendapatkan opini yang baik (opini audit tanpa pengungkapan going concern) akan lebih besar dibandingkan dengan jika perusahaan memiliki profitabilitas yang rendah.

Arus kas yang tinggi menggambarkan bahwa laba perusahaan tinggi. Laba suatu perusahaan dapat diketahui dengan menghitung seberapa besar perputaran asset perusahaan tersebut. Oleh karena itu, rasio yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba adalah ROA (Return on Asset). Hasil perhitungan ROA disajikan dalam skala rasio.


(54)

d. Kualitas Audit

Kualitas audit diproksikan dengan menggunakan ukuran KAP. Ukuran KAP ini dibedakan menjadi dua yaitu untuk KAP yang berafiliasi dengan The big four dan KAP yang tidak berafiliasi dengan The big four. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy dimana angka 1 diberikan jika auditor yang mengaudit perusahaan merupakan auditor dari KAP The big four dan 0 jika ternyata perusahaan diaudit oleh KAP non big four.

e. Opini Audit Tahun Sebelumnya

Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit yang diterima auditee pada tahun sebelumnya atau 1 tahun sebelum tahun penelitian. Opini audit tahun sebelumnya yang diambil untuk penelitian ini adalah opini audit tahun 2009 – 2012. Variabel ini diukur dengan variabel dummy, dimana opini audit going concern / going concern audit opinion (GCAO) diberi kode 1, sedangkan opini audit non going concern / non going concern audit opinion (NGCAO) diberi kode 0. Data opini audit tahun sebelumnya disajikan dalam skala nominal.


(55)

Definisi dan pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3

Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian Variabel

Penelitian

Definisi Operasional

Parameter Skala

Opini Audit Going Concern

(Variabel Dependen)

Opini audit dengan pengungkapan going concern yang diberikan oleh auditor tentang kelangsungan hidup suatu entitas

atau badan usaha

Variabel dummy, dimana kategori 1 untuk perusahaan yang menerima opini audit dengan pengungkapan

going concern dan 0 untuk perusahaan yang tidak

menerima opini audit dengan pengungkapan going concern Nominal Likuiditas (Variabel Independen) Kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur dengan menggunakan

CR (Current Ratio) =

x 100%


(56)

aktiva lancar Leverage (Variabel Independen) Rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang

DER = x 100% Rasio Profitabilitas (Variabel Independen) Kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh laba

ROA = x 100% Rasio Kualitas Audit (Variabel Independen) Probabilitas auditor untuk dapat menemukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam

sistem akuntansi

auditee

Variabel dummy, dimana kategori 1 jika KAP termasuk dalam kategori KAP The Big Four, dan 0

jika tidak termasuk kategori KAP The Big

Four

Nominal

Opini Audit Tahun Sebelumnya

Opini audit going concern yang diungkapkan pada

laporan keuangan

Variabel dummy, dimana kategori 1 jika perusahaan

menerima opini audit

going concern dan 0 jika


(57)

(Variabel Independen)

tahun sebelumnya tidak menerima opini audit

going concern

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data untuk penelitian ini menggunakan software statistik SPSS 20, yang terdiri dari analisis statistik deskriptif, pengujian data, pengujian model, dan pengujian hipotesis.

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dan menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian. Analisis statistik deskriptif meliputi jumlah, sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi. Penyajian statistik deskriptif bertujuan agar profil dari data penelitian tersebut dapat dilihat. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah likuiditas, leverage, profitabilitas, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya.

3.5.2 Pengujian Data

Pengujian data untuk penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik. Namun karena hipotesis penelitian ini menggunakan metode regresi logistik, maka pada uji asumsi klasik tidak lagi memerlukan uji normalitas


(58)

dan uji heterokedastisitas pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006). Uji asumsi klasik yang digunakan hanya uji multikoloniearitas dan uji autokorelasi. Regresi logistik tidak memerlukan pengujian normalitas data karena variabel independennya merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik) sehingga tidak berdistribusi normal (Ghozali, 2006: 225). Regresi logistik juga mengabaikan uji heterokedastisitas karena variabel dependen tidak memerlukan homokedastisitas untuk variabel independennya (Gujarati, 2003).

a. Uji Multikoloniearitas

Uji Multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Gozali, 2006: 91). Model regresi yang baik adalah tidak adanya gejala korelasi yang kuat antara variabel bebas (independen).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoloniearitas dalam penelitian ini, maka akan dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF > 10 maka dapat dikatakan terjadi multikoloniearitas, yaitu terjadi hubungan yang cukup besar antara variabel-variabel bebas. Jika angka tolerance mempunyai angka > 0,10, maka variabel tersebut tidak mempunyai masalah multikoloniearitas dengan variabel bebas lainnya.


(59)

b. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi logistik terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t (saat ini) dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau tahun sebelumnya (Ghozali, 2006: 95). Hal ini sering ditemukan pada data time series karena gangguan pada seorang individu atau kelompok pada periode sebelumnya cenderung mempengaruhi gangguan pada individu ataupun kelompok pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi maka dilihat dari uji run test. Run test dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Bila hasil output SPSS menunjukkan probabilitas signifikansi dibawah 0,05 maka disimpulkan terdapat gejala autokorelasi pada model regresi tersebut. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka residual adalah acak atau random.

3.5.3 Pengujian Model

Pengujian model untuk penelitian ini adalah :

a. Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Statistik yang digunakan adalah berdasarkan pada fungsi Likelihood. Likelihood (L) dari model adalah probabilitas bahwa


(60)

model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Hipotesis yang digunakan untuk menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Agar model fit dengan data, maka H0 harus diterima dan Ha ditolak. Untuk menguji hipotesis nol dan hipotesis alternatif, L ditransformasikan menjadi 2LogL. Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal (initial -2LL function) dengan nilai --2LogL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006). Log Likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian "Sum of Square Error" pada model regresi,

sehingga penurunan Log Likelihood menunjukkan model regresi yang

semakin baik.

b. Menilai Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Model ini digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan model (tidak ada perbedaaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Hipotesis untuk menilai kelayakan model regresi adalah:

H0 : Tidak ada perbedaan antara model dengan data Ha : Ada perbedaan antara model dengan data


(61)

Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test lebih besar dari pada 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya (Ghozali, 2006).

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabilitas variabel-variabel independen mampu memperjelas variabilitas variabel dependen. Nilai koefisien determinasi merupakan modifikasi dari koefisien Nager Kerke untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1. Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Nagel Kerke R2 dengan nilai maksimumnya. Bila nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Sedangkan jika R2 mendekati 1 berarti variabel independen dapat memberikan hampir semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi variabel dependen.

d. Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini


(62)

audit going concern pada auditee. Dalam output regresi logistik, angka ini dapat dilihat pada Classification Table.

3.5.4 Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis multivariate dengan metode regresi logistik (logistic regression). Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk melihat sejauh mana probabilitas terjadinya variabel dependen dapat diprediksi dengan variabel independen (Ghozali, 2006: 225).

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah sebesar 95% atau

taraf nyata signifikansi 5% (α = 0,05). Adapun kriteria pengujian hipotesis

yaitu jika tingkat signifikansi > 5%, Ho diterima dan jika taraf signifikansi < 5%, Ho ditolak.

Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

GCAO = α + β1 CR + β2 DER + β3 ROA + β4 ADTR + β5 PRIOP + ε

Keterangan:

GCAO = Opini audit going concern (variabel dummy, 1 jika opini

audit going concern, 0 jika opini audit non going

concern)


(63)

CR = Current Ratio, total aktiva lancar dibagi total hutang lancar

DER = Debt to Equity Ratio, total hutang dibagi total ekuitas

ROA = Return on Asset, laba bersih dibagi total aktiva

ADTR = Reputasi auditor yang menjadi proksi dari kualitas audit

(variabel dummy, 1 untuk auditor yang tergabung dalam KAP The Big Four dan 0 untuk yang bukan)

PRIOP = Opini tahun sebelumnya (variabel dummy, 1 jika opini

audit going concern, 0 jika opini audit non going

concern)

β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien Regresi


(64)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik yang menggunakan persamaan regresi logistik. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan microsoft excel, lalu dilakukan pengujian asumsi klasik, pengujian model, dan pengujian regresi logistik dengan menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 20. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 10 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel penelitian ini dan diamati selama periode 2009-2012.

4.2 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel. Untuk melihat data statistik

secara umum, peneliti menggunakan descriptive untuk variabel yang diukur

dengan skala rasio dan frequency untuk variabel yang diukur dalam skala


(65)

Tabel 4.1 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Current Ratio (CR) 40 -1.89 10.12 5.0013 1.72211

Debt to Equity Ratio (DER) 40 -4.41 14.29 1.5238 2.88062

Return on Asset (ROA) 40 -21.86 16.04 -1.6505 8.94794

Valid N (listwise) 40

Sumber : Data sekunder yang telah diolah di SPSS 20

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dideskripsikan beberapa hal berikut ini : 1. Jumlah seluruh sampel penelitian adalah 10 perusahaan dikali empat

(4) tahun penelitian sehingga total N adalah 40 perusahaan. Dengan tiga (3) variabel yang memiliki skala rasio yaitu current ratio (CR) sebagai variabel independen pertama, debt to equity ratio (DER) sebagai variabel independen kedua, dan return on asset (ROA) sebagai variabel independen ketiga.

2. Variabel independen pertama, yaitu Current Ratio (CR), memiliki nilai minimum sebesar -1.89 dan nilai maksimum sebesar 10.12 dengan nilai rata-rata adalah 5.0013. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai CR positif, artinya kemampuan kas perusahaan cukup memadai dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Nilai standar deviasi sebesar 1.72211 menunjukkan bahwa tidak terdapat data yang ekstrim.


(66)

3. Variabel independen kedua, yaitu Debt To Equity Ratio (DER), memiliki nilai minimum sebesar -4.41 dan nilai maksimum sebesar 14.29 dengan nilai rata-rata adalah 1.5238. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai DER positif, artinya kemampuan ekuitas perusahaan dalam membayar kewajibannya cukup baik. Nilai standar deviasi sebesar 2.88062 menunjukkan bahwa tidak ada sampel yang memiliki nilai DER yang cukup ekstrim.

4. Variabel independen ketiga, yaitu Return on Asset (ROA), memiliki

nilai minimum sebesar -21.86 dan nilai maksimum sebesar 16.04 dengan nilai rata-rata sebesar -1.6505. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan yang menjadi sampel memiliki nilai pertumbuhan yang negatif. Nilai standar deviasi sebesar 8.94794 menunjukkan bahwa tidak ada sampel yang memiliki nilai pertumbuhan perusahaan yang bersifat ekstrim.

Tabel 4.2 Statistics

Opini Audit Going Concern

(GCAO)

Kualitas Audit (ADTR)

Opini Audit Tahun Sebelumnya (PRIOP)

N

Valid 40 40 40

Missing 0 0 0


(67)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dideskripsikan bahwa jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 40 buah sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol, artinya semua data telah diproses.

Tabel 4.3 Kualitas Audit (ADTR)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0 38 95.0 95.0 95.0

1 2 5.0 5.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Sumber : Data sekunder yang telah diolah di SPSS 20

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan bahwa variabel independen keempat, yaitu kualitas audit merupakan variabel nominal yang menggunakan variabel dummy, dimana sampel perusahaan yang diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan The Big Four diberi kode “1” sedangkan sampel perusahaan yang diaudit oleh KAP yang tidak berafiliasi dengan The Big Four diberi kode “0”. Variabel ini memiliki data valid karena seluruhnya telah diproses. Sampel perusahaan yang diaudit oleh KAP berafiliasi dengan The Big Four sebanyak 2 sampel perusahaan atau 5 % sedangkan yang diaudit oleh KAP tidak berafiliasi dengan The Big Four sebanyak 38 sampel perusahaan dengan persentase sebesar 95 %.

Tabel 4.4

Opini Audit Tahun Sebelumnya (PRIOP)


(1)

LAMPIRAN 2 - HASIL PENGUJIAN REGRESI LOGISTIK

GET DATA

/TYPE=XLS

/FILE='C:\Users\LENOVO\Desktop\SKRIPSI\Lampiran Excel.xls'

/SHEET=name 'Sheet4'

/CELLRANGE=full

/READNAMES=on

/ASSUMEDSTRWIDTH=32767.

EXECUTE.

DATASET NAME DataSet2 WINDOW=FRONT.

DESCRIPTIVES VARIABLES=GCAO CR DER ROA ADTR PRIOP

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases

Included in Analysis 40 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 40 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 40 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value

0 0


(2)

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

Step 0

1 51.799 -.600

2 51.796 -.619

3 51.796 -.619

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 51.796

c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Opini Audit Going Concern (GCAO)

Percentage Correct

0 1

Step 0

Opini Audit Going Concern (GCAO)

0 26 0 100.0

1 14 0 .0

Overall Percentage 65.0

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


(3)

Variables not in the Equationa

Score df Sig.

Step 0 Variables

CR .438 1 .508

DER .083 1 .773

ROA 3.724 1 .054

ADTR .208 1 .648

PRIOP 8.864 1 .003

a. Residual Chi-Squares are not computed because of redundancies.

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Constant CR DER ROA ADTR PRIOP

Step 1

1 35.587 -2.083 .062 .099 -.063 -.930 2.273

2 34.277 -2.840 .097 .118 -.091 -1.286 2.997

3 34.214 -3.060 .110 .121 -.100 -1.399 3.197

4 34.214 -3.076 .111 .121 -.101 -1.407 3.211

5 34.214 -3.076 .111 .121 -.101 -1.407 3.211

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 51.796

d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1

Step 17.582 5 .004

Block 17.582 5 .004


(4)

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 34.214a .356 .490

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 11.269 8 .187

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

Opini Audit Going Concern (GCAO) = 0

Opini Audit Going Concern (GCAO) = 1

Total

Observed Expected Observed Expected

Step 1

1 4 3.789 0 .211 4

2 4 3.724 0 .276 4

3 4 3.667 0 .333 4

4 4 3.609 0 .391 4

5 2 3.372 2 .628 4

6 3 2.784 1 1.216 4

7 1 2.196 3 1.804 4

8 1 1.456 3 2.544 4

9 3 1.122 1 2.878 4


(5)

Classification Tablea

Observed Predicted

Opini Audit Going Concern (GCAO)

Percentage Correct

0 1

Step 1

Opini Audit Going Concern (GCAO)

0 22 4 84.6

1 5 9 64.3

Overall Percentage 77.5

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a

CR .111 .236 .222 1 .637 1.118 .704 1.775

DER .121 .136 .796 1 .372 1.129 .865 1.474

ROA -.101 .055 3.358 1 .067 .904 .812 1.007

ADTR -1.407 1.740 .654 1 .419 .245 .008 7.409

PRIOP 3.211 1.031 9.695 1 .002 24.813 3.287 187.320

Constant -3.076 1.560 3.889 1 .049 .046

a. Variable(s) entered on step 1: CR, DER, ROA, ADTR, PRIOP.

Correlation Matrix

Constant CR DER ROA ADTR PRIOP

Step 1

Constant 1.000 -.868 -.325 .336 .080 -.595

CR -.868 1.000 .137 -.232 -.067 .261

DER -.325 .137 1.000 .078 .135 .242

ROA .336 -.232 .078 1.000 .342 -.389

ADTR .080 -.067 .135 .342 1.000 -.314


(6)

Step number: 1

Observed Groups and Predicted Probabilities

4 + 0 0 +

I 0 0 I

I 0 0 I

F I 0 0 I

R 3 + 0 0 +

E I 0 0 I

Q I 0 0 I

U I 0 0 I

E 2 + 0000 0 1 1 +

N I 0000 0 1 1 I

C I 0000 0 1 1 I

Y I 0000 0 1 1 I

1 + 000000000 1 1 1 0 00 1 0 1 1 0 111 0 0 0 1 1 1 +

I 000000000 1 1 1 0 00 1 0 1 1 0 111 0 0 0 1 1 1 I

I 000000000 1 1 1 0 00 1 0 1 1 0 111 0 0 0 1 1 1 I

I 000000000 1 1 1 0 00 1 0 1 1 0 111 0 0 0 1 1 1 I

Predicted ---+---+---+---+---+---+---+---+---+---

Prob: 0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1

Group:

0000000000000000000000000000000000000000000000000011111111111111111111111111111

111111111111111111111

Predicted Probability is of Membership for 1

The Cut Value is .50

Symbols: 0 - 0

1 - 1


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pergantian Manajemen, Biaya Audit, Reputasi Audit, Opini Audit dan Kesulitan Keuangan terhadap Pergantian Auditor secara sukarela (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2012-2013)

5 93 109

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 86 82

Pengrauh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 119 108

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 56 106

Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Conern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 34 96

Pengaruh Kualitas Audit, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 83

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

BAB 1 PENDAHULUAN - Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Likuiditas, Leverage¸Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11