Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP

OPINI AUDIT GOING CONCERNPADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH

NAJMI BERAMPU 100503048

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI DAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul ―ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI‖ adalah benar hasil karya saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini going concern. Apakah kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa Efek Indonesia.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Diperoleh 40 perusahaan pertambangan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan metode purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 11 perusahaan sebagai objek penelitian selama tiga tahun (2011-2013). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan. Variabel dependen nya adalah penerimaan opini going concern. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi logistik.

Hasil penelitian ini bahwa ketiga variabel independen berpengaruh signifikan secara bersama-sama. Secara parsial kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan dengan koefisien negatif terhadap penerimaan opini going concern, sementara variabel opini audit tahun sebelumnya tidak berpengaruh secara signifikan dengan koefisien positif terhadap penerimaan opini going concern.

Kata kunci : Penerimaan opini going concern, kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan.


(4)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know and to analyze the factors that influence receiving going concern audit opinion. There are profitability audit quality, previous year‟s audit opinion and corporation growth predicted partially or simultaneously influence toward receiving going concern audit opinion in mining company listed on Indinesian Stock Exchange at 2010-2013.

Data used in this research is financial statement from each company published through in website www.idx.co.id. The population are 40 mining companies. Sampling method used purposive sampling and there are 11 companies as a research object for 3 years (2011-2013). This research is classified as causal research and replication of former researches. The independent variables for this research are audit quality, previous year‟s audit opinion and corporation growth. The dependent variable is receiving going concern audit opinion. Analysis method that used in this research is method analysis logistic regression.

This research concludes that all three of the independent variables have significant influence towards receiving going concern audit opinion in simultaneous, in partial audit quality and corporation growth have not significant with coefficient negatively influence towards receiving going concern audit opinion, but previous year‟s audit opinion have not significant with coefficient positively influence towards receiving going concern audit opinion.

Keyword : Receiving going concern audit opinion, audit quality, previous year’s audit opinion and corporation growth.


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil„alamin. segala puji hanyalah milik Allah SWT, Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul ―Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI‖ dengan

baik dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang sangat saya sayangi dan cintai, Alm. Zainudin Berampu dan Restina Kudadiri yang senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya, mengorbankan segalanya demi kepentingan anak-anaknya, serta selalu mendoakan dan mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak selaku Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syamsul Bahri, MM, Ak yang juga selaku Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji dan Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Dosen Ketua Koordinator Penguji yang telah membantu penulis dalam memberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Buat kakak-kakak tersayang Erni Irawati Berampu, Wasidi, Alwiyah Berampu, Arkam Markum Berampu, Fitrianto Berampu dan Ridoni Berampu

yang selalu memberikan dukungan baik berupa materi maupun do’a dan

motivasi serta kasih sayang yang tulus selama ini. Buat adik Nurul Ilmi Berampu yang selalu sabar dan pengertian kepada penulis.

7. Buat saudara seperjuangan Entywe Habeahan, SKM dan Muhammad Emir

Aulia serta seluruh keluarga Fahmil Qur’an USU yang selalu mengingatkan,

mendoakan, memotivasi dan selalu setia menemani penulis dalam suka maupun duka. Untuk sahabat seperjuangan dalam Badan Pengurus dan Pengembangan Mushalla (BP2M) Baiturrahmah FE USU, Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI) Ad-Dakwah USU dan Lembaga Pengembangan


(7)

Tilawatil Qur’an (LPTQ USU) yang namanya tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi.

Medan, Agustus 2015

Najmi Berampu NIM : 100503048


(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori... 8

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 8

2.1.2 Teori Signal (Signaling Theory)... 10

2.1.3 Auditing ... 10

2.1.4 Opini Audit ... 13

2.1.5 Opini Audit Going Concern ... 18

2.1.6 Kualittas Audit ... 25

2.1.7 Pertumbuhan Perusahaan ... 26

2.2 Penelitian Terdahulu ... 27

2.3 Kerangka Konseptual ... 31

2.4 Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 34

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 34

3.2.1 Variabel Dependen ... 35

3.2.2 Variabel Independen ... 35

3.3 Populasi dan Sampel ... 38

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 41


(9)

3.6 Metode Analisis Data ... 42

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 42

3.6.2 Uji Multikolonieritas ... 43

3.6.3 Menguji Model Fit ... 44

3.6.4 Menguji Kelayakan Model Regresi ... 44

3.7 Pengujian Hipotesis ... 45

3.7.1 Uji Parsial (Uji Wald)... 44

3.7.2 Uji Omnibus (Uji G) ... 47

3.7.3 Koefisien Determinasi ... 48

3.7.4 Matrik Klasifikasi... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Data Penelitian ... 49

4.2 Analisis Hasil Data ... 50

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 50

4.2.2 Uji Multikolonieritas ... 53

4.2.3 Menguji Model Fit ... 54

4.2.4 Menguji Kelayakan Model Regresi ... 57

4.3 Hasil Pengujian Hipotesis ... 59

4.3.1 Uji T Parsial (Uji Wald) ... 61

4.3.2 Uji Omnibus (Uji G) ... 63

4.3.3 Koefisien Determinasi ... 64

4.3.4 Matrik Klasifikasi... 67

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 71

5.3 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 28

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 37

Tabel 3.2 Proses Sampel Berdasarkan Penelitian ... 40

Tabel 3.3 Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian ... 41

Table 4.1 Sampel Penelitian ... 50

Table 4.2 Statistik Deskriptif ... 51

Table 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas ... 53

Table 4.4 Nilai -2 Log Likelihood (-2LL awal) ... 54

Table 4.5 Nilai -2 Log Likelihood (-2LL akhir) ... 56

Table 4.6 Hosmer and Lemeshow Test ... 57

Table 4.7 Contigency Table for Hosmer and Lemeshow Test ... 58

Table 4.8 Ikhtisar Pengolahan Data ... 60

Table 4.9 Uji T Parsial ... 61

Table 4.10 Uji Omnibus (simultan) ... 64

Table 4.11 Koefisien Determinasi... 65


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 31


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Populasi, Kriteria Perusahaan, dan Sampel... 75

Lampiran 2 Data Variabel Penelitian Tahun 2011 ... 76

Lampiran 3 Data Variabel Penelitian Tahun 2012 ... 76


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini going concern. Apakah kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa Efek Indonesia.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Diperoleh 40 perusahaan pertambangan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan metode purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 11 perusahaan sebagai objek penelitian selama tiga tahun (2011-2013). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan. Variabel dependen nya adalah penerimaan opini going concern. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi logistik.

Hasil penelitian ini bahwa ketiga variabel independen berpengaruh signifikan secara bersama-sama. Secara parsial kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan dengan koefisien negatif terhadap penerimaan opini going concern, sementara variabel opini audit tahun sebelumnya tidak berpengaruh secara signifikan dengan koefisien positif terhadap penerimaan opini going concern.

Kata kunci : Penerimaan opini going concern, kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan.


(14)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know and to analyze the factors that influence receiving going concern audit opinion. There are profitability audit quality, previous year‟s audit opinion and corporation growth predicted partially or simultaneously influence toward receiving going concern audit opinion in mining company listed on Indinesian Stock Exchange at 2010-2013.

Data used in this research is financial statement from each company published through in website www.idx.co.id. The population are 40 mining companies. Sampling method used purposive sampling and there are 11 companies as a research object for 3 years (2011-2013). This research is classified as causal research and replication of former researches. The independent variables for this research are audit quality, previous year‟s audit opinion and corporation growth. The dependent variable is receiving going concern audit opinion. Analysis method that used in this research is method analysis logistic regression.

This research concludes that all three of the independent variables have significant influence towards receiving going concern audit opinion in simultaneous, in partial audit quality and corporation growth have not significant with coefficient negatively influence towards receiving going concern audit opinion, but previous year‟s audit opinion have not significant with coefficient positively influence towards receiving going concern audit opinion.

Keyword : Receiving going concern audit opinion, audit quality, previous year’s audit opinion and corporation growth.


(15)

BAB I

PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam, baik dari daratan maupun lautan. Sumber daya daratan yang bermacam-macam jenisnya, mulai dari hasil hutan, perkebunan dan juga pertambangan. Begitu juga dengan sumber daya lautan tidak kalah melimpahnya dibanding dengan sumber daya daratan. Oleh karena melimpahnya sumber daya di Indonesia, menyebabkan banyak pihak asing yang mencoba mengelola sumber daya alam tersebut. Dalam hal ini, sumber daya yang difokuskan adalah sumberdaya pertambangan.

Melihat begitu potensialnya sumber daya tambang Indonesia menyebabkan perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan berkembang pesat sampai saat ini. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011 sampai tahun 2013. Seiring dengan perkembangan perusahaan pertambangan tersebut, semakin menarik perhatian pihak investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan pertambangan, baik investor yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas kelangsungan usaha (going concern) pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan. Setiap investor pasti mengharapkan keuntungan ketika ingin menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Salah


(16)

satu pertimbangan investor ketika ingin menginvestasikan modalnya pada suatu perusahaan adalah sebesar-besar kemungkinan pengembalian investasi secara jangka panjang. Peningkatan nilai investasi pada perusahaan tambang, mengharuskan pihak internal perusahaan untuk menyusun laporan keuangan dan laporan audit yang mana laporan tersebut sangat diperlukan oleh pihak investor untuk menilai tingkat efektivitas investasi yang akan ditanamkan.

Asumsi dasar suatu perusahaan adalah adanya harapan kelangsungan hidup perusahaan atau biasa disebut going concern. Oleh karena itu, untuk mengetahui tingkat perkembangan usaha, perusahaan menyusun laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Dalam penyusunan laporan keuangan ini terdapat kepentingan internal perusahaan tersendiri yang berbeda dengan kepentingan pihak eksternal perusahaan, seperti investor. Terkadang investor tidak terlalu percaya dengan laporan yang hanya dibuat oleh internal perusahaan.

Teori agensi (agency theory) merupakan hubungan keagenan suatu kontrak antara pemilik (principal) dengan manajer (agent). Agar hubungan kontraktual ini dapat berjalan dengan baik, maka principal akan mendelegasikan otoritas pembuatan keputusan kepada agent. Hubungan inilah disebut dengan teori keagenan. Pemisahan dalam teori keagenan ini menandakan principal tidak lagi terlibat dalam pengelolaan perusahaan karena telah dialihkan kepada agent. Pihak

principal hanya bertindak sebagai pengawas dengan memonitor kinerja perusahaan melalui laporan yang diberikan oleh agent. Namun, adanya pemisahan antara principal dan agent cenderung menimbulkan konflik keagenan yang


(17)

berusaha memaksimumkan kesejahteraannya masing-masing (Jensen dan Meckling, 1976).

Perbedaan kepentingan dari dua pihak ini menyebabkan perlunya pihak ketiga sebagai penyelaras, yaitu auditor. Selain memberikan opini pada laporan keuangan tersebut, auditor eksternal dengan harapan untuk mengetahui kemungkinan suatu perusahaan untuk melanjutkan usahanya. Dalam hal ini, auditor memberikan opini going concern dengan berbagai pertimbangan. Penerbitan pendapat mengenai going concern perusahaan merupakan pekerjaan yang krusial bagi seorang auditor karena auditor harus menilai kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup melalui investigasi yang komprehensif tentang kejadian-kejadian yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Opini audit going concern adalah opini yang dikeluarkan oleh auditor untuk mengevaluasi apakah ada kesangsian tentang kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan kata lain, opini going concern

yang diterima oleh sebuah perusahaan menunjukkan adanya kondisi dan peristiwa yang menimbulkan keraguan auditor akan kelangsungan hidup perusahaan. Pemberian opini going concern merupakan langkah yang sulit dan dilematis, sebagaimana dikutip oleh Louwers pada penelitian Chow, NcNamee dan Plumme

(1987) ― the going concern determination is one of the most difficult and complex decision face by the auditing profession".


(18)

Auditor dituntut profesional dan mentaati ketentuan audit sesuai dengan prinsip audit agar tidak timbul kesalahan dalam menentukan kelangsungan hidup perusahaan klien. Beberapa penyebabnya antara lain, pertama, masalah self fulfilling prophecy yang mengakibatkan auditor tidak akan mengungkapkan status

going concern yang muncul ketika auditor khawatir apabila opini going concern

yang dikeluarkan dapat mempercepat kegagalan perusahaan yang bermasalah (Venuti, 2007). Auditor sering menghadapi masalah dalam hal penerbitan opini

going concern, diantaranya jika opini going concern diterbitkan dan pada tahun selanjutnya perusahaan auditee tidak mengalami kebangkrutan sedangkan dengan opini tersebut, banyak investor yang akan menarik investasinya dari perusahaan

auditee, namun jika opini audit tidak diberikan sedangkan keadaan perusahaan

auditee yang sedang terancam dan pada tahun selanjutnya mengalami kebangkrutan, maka auditor sendiri yang akan terjerat karena merupakan tanggungjawab auditor. Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (SA seksi 341). Dalam hal ini, auditor hanya bertanggungjawab dalam audit kelangsungan hidup perusahaan, bukan bertanggungjawab pada kelangsungan hidup perusahaan auditee. Opini audit going concern ini perlu diungkapkan untuk menghindari adanya kecurangan dalam penyusunan laporan keuangan oleh manajemen seperti yang pernah terjadi pada kasus kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan besar di Amerika seperti


(19)

berimbas pada perekonomian global. Kondisi tersebut menyebabkan anjloknya nilai tukar rupiah, turunnya indeks harga saham karena larinya investor asing dan pelarian modal baik dari pasar saham maupun obligasi pemerintah di Indonesia. Selain itu, kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan besar di Amerika berdampak pada entitas bisnis di Indonesia yang menyebabkan banyak perusahaan mengalami kebangkrutan karena tidak mampu mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Keberlangsungan usaha (going concern) dapat dinilai dari banyak aspek, jika dilihat dari aspek internal perusahaan, beberapa faktor yang mempengaruhi keberlangsungan usaha, yaitu pertumbuhan perusahaan, leverage, finacial distress, dan lain-lain. Sedangkan dari aspek eksternal perusahaan, keberlangsungan usaha dapat dinilai dari kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya, reputasi auditor, dan lain-lain.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, hubungan kualitas audit, pertumbuhan perusahaan dan opini audit tahun sebelumnya terhadap audit going concern berbeda antara satu penelitian dengan yang lainnya. Jessica (2014) melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), menyatakan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan Miryam (2014) melakukan penelitian pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI menyatakan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Pada penelitian yang dilakukan oleh Miryam, tidak memuat variabel pertumbuhan perusahaan, sehingga penulis


(20)

tertarik untuk meneliti kembali penelitian terdahulu dengan beberapa variabel

yang lain dengan judul ―analisis pengaruh kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia‖.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah penelitian; pakah kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perushaan secara parsial dan simultan terhadap opini audit going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara akademis bagi penulis, memperdalam pengetahuan dan memperluas wawasan penulis di bidang akuntansi auditing


(21)

menambah wawasan diharapkan dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya.

2. Bagi investor dan calon investor, sebagai informasi mengenai kelangsungan usaha pada perusahaan pertambangan yang beroperasi di Indonesia dan terdaftar di BEI, sehingga membantu investor dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi.

3. Bagi manajemen perusahaan, diharapakan penelitian ini dapat menambah informasi dalam pengambilan keputusan dalam hal mempertahankan kinerja peusahaan dan kelangsungan usaha agar tidak sampai dikeluarkan opini going concern oleh auditor.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Jensen dan Meckling (1976) ―mendefinisikan teori agensi merupakan hubungan keagenan suatu kontrak antara pemilik (principal) dengan manajer (agent). Agar hubungan kontraktual ini dapat berjalan dengan baik, maka principal akan mendelegasikan otoritas pembuatan keputusan kepada agent”.

Tujuan dari teori agensi adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kemampuan individu (baik prinsipal maupun agen) dalam mengevaluasi lingkungan dimana keputusan harus diambil (The belief revision role).

2. Mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil guna mempermudah pengalokasian hasil antara prinsipal dan agen sesuai dengan kontrak kerja (Theperformance evaluation role), Hubungan inilah disebut dengan teori keagenan.

Pemisahan dalam teori keagenan ini menandakan principal tidak lagi terlibat dalam pengelolaan perusahaan karena telah dialihkan kepada agent. Pihak principal hanya bertindak sebagai pengawas dengan memonitor kinerja perusahaan melalui laporan yang diberikan oleh agent. Namun, adanya


(23)

keagenan yang didasarkan pada adanya perbedaan kepentingan. Principal dan

agent sama–sama berusaha memaksimumkan kesejahteraannya masing-masing.

Secara garis besar teori agensi dikelompokkan menjadi dua yaitu ‖positive agency research dan principal agent research. Positive agent research

memfokuskan pada identifikasi situasi dimana agen dan prinsipal mempunyai tujuan yang bertentangan dan mekanisme pengendalian yang terbatas hanya menjaga perilaku self serving agen‖. Principal agent research mengungkapkan bahwa hubungan agent - principal dapat diaplikasikan secara lebih luas, misalnya untuk menggambarkan hubungan pekerja dan pemberi kerja, lawyer

dengan kliennya, auditor dengan auditee.

Menurut Scott (2000) ada dua jenis asymmetric informationyaitu ―adverse selection dan moral hazard”. Adverse selection adalah suatu tipe informasi asimetri (asymmetric information) dimana satu orang atau lebih pelaku-pelaku bisnis atau transaksi-transaksi potensial yang dapat mengamati kegiatan-kegiatan mereka secara penuh dibandingkan dengan pihak lain, sedangkan

moral hazard ini terjadi karena pihak-pihak diluar perusahaan (investor) mendelegasikan tugas dan kewenangannya kepada manajer, tetapi investor tidak dapat sepenuhnya memantau manajer dalam melaksanakan pendelegasian tersebut. Dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara prinsipal dan agen yang berfungsi untuk memonitor perilaku manajer (agent) agar bertindak sesuai dengan keinginan prinsipal. Auditor


(24)

adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal (shareholders) dengan pihak manajer dalam mengelola keuangan perusahaan.

2.1.2 Teori Sinyal (Signaling Theory).

Menurut Mamduh (2004:314) menyatakan bahwa ―perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri‖. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar termasuk investor.

Teori sinyal (signaling theory) adalah teori yang menjelaskan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Auditing dapat mengurangi asimetri informasi antara manajemen dan

stakeholders perusahaan, karena memungkinkan pihak diluar perusahaan untuk memverifikasi validitas laporan keuangan dengan memberikan opini audit.

2.1.3 Auditing

Pengertian Auditing menurut (Alvin A. Arens, Mark S. Beasley dan Randal J.Elder, 203:11)


(25)

Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.

Dari pengertian diatas, dapat diketahui bahwa auditing terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu ; akumulasi dan evaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan untuk menentukan apakah laporan keuangan yang telah disajikan memang telah sesuai dengan ketentuan yang diterima umum dan telah dapat dipercaya. Untuk meningkatkan keakuratan informasi ini, dibutuhkan seorang auditor yang handal, dan dapat dipercaya, tidak memihak kepada siapapun yang berkepentingan dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Pengertian auditing menurut tokoh lain, dalam hal ini penulis kutip dari Mulyadi (2002) menyatakan bahwa

Auditing merupakan suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antar pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Sedangkan pengertian auditing menurut Konrath (2002:5) dalam

Sukrisno Agoes (2012:2) mendefinisikan auditing sebagai: ―Suatu proses

sistematis untuk secara objektif mendapatkan untuk mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang


(26)

telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang

berkepentingan.‖

Beberapa poin penting yang dapat penulis rangkum dari ketiga pengertian auditing diatas, yaitu auditing merupakan :

a. Suatu proses akumulasi yang sistematis

Auditing merupakan proses pengumpulan informasi-informasi keuangan yang disajikan oleh auditee secara terstuktur, terorganisir, dan memiliki tujuan yang jelas.

b. Mengevaluasi bukti yang dikumpulkan secara objektif

Salah satu bagian dari proses yang sistematis sebagaimana yang telah disebutkan diatas adalah pengumpulan bukti sebagai dasar untuk pernyataan (asersi) yang dibuat oleh individu atau badan usaha yang membuat asersi tersebut, tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti yang telah dikumpulkan.

c. Menilai dan membandingkan kesesuaian antara informasi yang disajikan dengan apa yang terjadi pada kenyataannya

Bukti yang terkumpul dibandingkan dengan melihat nilai riil dari yang terdapat pada bukti tersebut. Hal ini dapat dilakukan sesuai dengan program audit yang telah direncanakan oleh auditor. Standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan tersebut adalah : peraturan yang ditetapkan


(27)

oleh suatu badan tertentu; anggaran atau ukuran prestasi pemilik satuan usaha; standar Akuntansi Keuangan (SAK)

d. Menyampaikan hasil dari temuan yang diperoleh dari proses audit Setelah membandingkan antara bukti dan nilai riilnya, maka temuan temuan yang didapat disampaikan kepada pihak perusahaan yang kemudian akan ditetapkan apakah sesuai atau tidaknya laporan perusahaan. Hal tersebut disampaikan dalam bentuk laporan audit (audit report). Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf yaitu paragraf pangantar (introductory paragraph), paragraf lingkup (scope paragraph), dan paragraf pendapat

(opinion paragraph). Tujuan dari penyampaian ini adalah untuk memberikan informasai dan membantu pihak eksternal perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan untuk memberikan keputusan yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan.

e. Seseorang yang melakukan audit (auditor) bersifat independen

Auditor haruslah bersifat independen, artinya tidak memihak pada kepentingan pihak internal maupun ekternal perusahaan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keakuratan dari informasi audit yang disampaikan.

2.1.4 Opini Audit

Bagian yang tidak terpisahkan dari laporan audit adalah pemberian opini atas laporan keuangan yang disajikan auditee. Opini audit disajikan pada paragraf terakhir laporan audit. Laporan yang telah diperiksa kewajarannya dituangkan dalam opini sesuai dengan yang telah ditetapkan.


(28)

Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya. Opini audit menurut kamus standar akuntansi (Ardiyos, 2007) ―laporan yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan‖.

Dalam melakukan suatu proses audit, auditor melakukan pemeriksaan dan penelusuran terhadap dokumen pendukung yang berkaitan dengan informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk memperoleh keyakinan atas kewajaran penyajian laporan keuangan tersebut. Setelah melakukan serangkaian tahapan dalam suatu penugasan audit, barulah auditor dapat menentukan pendapat atas laporan keuangan perusahaan yang telah disajikan yang dinyatakan dalam laporan auditor independen. Laporan auditor independen memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu entitas, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia. (SPAP, 2011:508.2).

Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik – PSA 29 SA Seksi 508 (2011), terdapat lima jenis opini auditor, yaitu:

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang


(29)

material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan auditor bentuk baku (unqualified opinion with explanatory language)

Auditor menyatakan bahwa keadaan tertentu sering kali mengharuskan auditor untuk menambahkan paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan auditor bentuk baku. Keadaan tersebut meliputi:

a. Pendapatan auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain.

b. Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena keadaan-keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang dari suatu prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.

c. Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas, namun setelah mempertimbangkan rencana manajemen, auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal itu telah memadai.

d. Di antara periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya.


(30)

e. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan auditor atas laporan keuangan komparatif.

f. Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) namun tidak disajikan atau tidak di-review.

g. Informasi tambahan yang diharuskan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia—Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah dihilangkan, yang penyajiannya menyimpang jauh dari panduan yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut, dan auditor tidak dapat melengkapi prosedur audit yang berkaitan dengan informasi tersebut, atau auditor tidak dapat menghilangkan keragu-raguan yang besar apakah informasi tambahan tersebut sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut.

h. Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan auditan secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Selain itu, auditor dapat menambahkan paragraf penjelasan untuk menekankan suatu hal tentang laporan keuangan.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

Auditor menyatakan bahwa laporan keuangan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia, kecuali


(31)

untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. Pendapat ini dinyatakan bilamana:

a. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian

(unqualified opinion) dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion).

b. Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari standar akuntansi keuangan di Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar (adverse opinion).

4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

Auditor menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Pendapat ini dinyatakan bila, menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion)

Auditor tidak memberikan pendapat atas suatu laporan keuangan perusahaan. Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan.


(32)

Jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataannya tersebut.

2.1.5 Opini Audit Going Concern

Going concern adalah kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional usahanya dalam kurun waktu yang lama pada masa yang akan datang. Kosasih (1985: 33) menyatakan bahwa istilah ini diartikan sebagai anggapan bahwa operasi satuan ekonomi akan berlangsung terus di masa yang akan datang. Going concern merupakan suatu asumsi akan kelangsungan hidup perusahaan yang berkaitan erat dengan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utangnya, dan kemampuan perusahan dalam menagih piutangnya. Carmichael dalam The Auditor‟s Reporting Obligation menyatakan bahwa going concern dipengaruhi oleh ketidakpastian yang sangat material yang mengancam kelangsungan hidup suatu entitas atau perusahaan.

Menurut Altman dan McGough (1974) masalah going concern terbagi dua, yaitu masalah keuangan yang meliputi kekurangan (defisiensi) likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, kesulitan memperoleh dana, serta masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terus-menerus, prospek pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi.


(33)

1. Pemberi pinjaman (kreditur), melalui informasi going concern kredtur dapat menentukan apakah akan memberikan pinjaman pada perusahaan tersebut atau tidak, kepada perusahaan apa saja ia akan memberikan pinjamannya, dan dapat memonitor pinjaman yang teah ia berikan kepada perusahaan yang bersangkutan.

2. Investor, melalui informasi going concern dapat melihat apakah perusahaan masih dapat bertahan hidup dan mengambil keputusan untuk berinvestasi atau tidak; dan keputusan mengenai menarik investasi atau menambah investasi.

Opini audit going concern adalah opini yang dikeluarkan oleh auditor untuk mengevaluasi apakah ada kesangsian tentang kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (SA Seksi 341). Dalam melaksanakan prosedur audit, auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi adanya kondisi yang dapat menimbulkan kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan untuk mempertahankan hidupnya (SA Seksi 341, paragraf 02).

Pada saat menentukan opini going concern, auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu, jika dipertimbangkan secara keseluruhan akan menunjukkan adanya kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang diharapkan. Signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa tersebut akan tergantung atas keadaan, dan beberapa


(34)

diantaranya kemungkian hanya menjadi signifikan jika ditinjau bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain. Berikut ini beberapa contoh peristiwa yang menjadi pertimbangan auditor dalam memberikan opini audit going concern − dalam hal ini tidak hanya terbatas pada pristiwa berikut−

diantaranya :

1. Trend negatif, misalnya kerugian operasi yang berulang kali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan perusahaan, dan rasio keuangan penting yang menunjukkan nilai dibawah standar perusahaan.

2. Kesulitan keuangan, misalnya kegagalan melunasi kewajiban yang telah jatuh tempo, penunggakan pembayaran deviden, dan restrukturisasi utang.

3. Masalah intern, misalnya adanya karyawan yang melakukan mogok kerja, ketergantungan besar atas sukses proyek tertentu, komitmen yang panjang yang tidak ekonomis, dan kebutuhan untuk secara signifikian memperbaiki operasi.

4. Masalah luar, misalnya masalah gugatan pengadilan baik yang dilakukan oleh pemasok, maupun pelanggan yang merasa tidak puas dengan pelayanan perusahaan, kehilangan pelanggan dan pemasok utama, kerugian akibat bencana besar, keluarnya undang-undang yang mengancam keberadaan perusahaan, kehilangan franchise, lisensi atau paten yang penting, dan bencana yang tidak diasuransikan.


(35)

Auditor perlu mempertimbangkan rencana manajemen dalam mengatasi kondisi buruk yang mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang dalam periode tidak lebih dari satu tahun. Dalam SA (Standar Auditing) Seksi 341 dinyatakan pertimbangan – pertimbangan tersebut antara lain:

1. Rencana untuk menjual aktiva.

2. Rencana penarikan utang atau restrukturisasi.

3. Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran. 4. Rencana untuk menaikkan modal pemilik.

Perusahaan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian bukan berarti telah bebas dari kebangkrutan. Oleh karena itu auditor mengevaluasi tingkat kekuatan kelangsungan hidup perusahaan klien. Berikut beberapa pedoman yang diberikan oleh Ikatan Akuntan Indonesia mengenai dampak dari pengaruh kelangsungan hidup perusahaan terhadap opini yang dikeluarkan oleh auditor, yaitu :

1. Tanggungjawab auditor

Seorang auditor bertanggungjawab dalam mengevaluasi kelangsungan hidup perusahaan klien. Jika auditor menemukan adanya tanda-tanda yang menunjukkan gangguan operasional perusahaan, maka auditor harus :

a. Berkordinasi dengan pihak manajemen dan memastikan apa rencana manajemen dalam meminimalisir atau menghilangkan dampak yang akan mungkin terjadi pada masa yang akan datang dari temuan auditor.


(36)

b. Memastikan rencana tersebut efektif dan aman jika direalisasikan, dan memastikan pada manajemen bahwa mereka akan melaksanakan rencana tersebut.

2. Prosedur audit

Prosedur audit adalah tindakan yang dilakukan atau metode dan teknik yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan atau mengevaluasi bukti audit. Auditor cukup membuat suatu prosedur yang dapat menggambarkan kondisi klien yang sesungguhnya dimana dalam prosedur tersebut dapat dilihat kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang yang dapat merugikan iinternal maupun eksternal perusahaan. Berikut contoh prosedur audit yang dapat dibuat oleh auditor, yaitu :

a. Prosedur ananalitik,

b. Review terhadap peristiwa kemudian,

c. Review terhadap kepatuhan atas syarat-syarat utang,

d. Pembacaan notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan komite penting yang dibentuk,

e. Permintaan keterangan kepada penasehat hokum entitas dan pendapatnya, f. Konfirmasi dengan pihak-pihak yang mepunyai hubungan istimewa.

3. Pertimbangan atas kondisi peristiwa

Auditor dapat mempertimbangkan suatu peristiwa yang terjadi pada perusahaan klien dalam memberikan opini going concern. Mengidentifikasi


(37)

pihak yang berkaitan dengan perusahaan klien kemudian menentukan seberapa tingkat pengaruh kejadian tersebut terhadap operasional perusahaan.

4. Pertimbangan atas manajemen

Rencana manajemen perusahaan klien juga perlu dipertimbangkan dalam hal pemberian opini going concern. Hal ini apat dilihat pada contoh berikut :

a. Apabila manajemen tidak memiliki rencana dalam hal pengurangan resiko buruk suatu peristiwa untuk mempertahankan kelangsung hidup suatu perusahaan, maka auditor harus mempertimbangkan untuk menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion).

b. Apabila manajemen memiliki rencana untuk mengurangi resiko buruk yang terjadi pada perusahaan, maka auditor memiliki dua pilihan, diantaranya :

 Jika menurut auditor rencana yang dibuat manajemen perusahaan tidak efektif, maka auditor mempertimbangkan untuk menyatakan tidak memberikan opini (disclaimer opnion).

 Jika menurut auditor rencana yang dibuat manajemen perusahaan efektif dan mampu mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, serta manajemen mengungkapkan rencana tersebut dalam catatan atas laporan keuangan, maka auditor dapat mempertimbangkan untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).

 Jika menurut auditor rencana manajemen tersebut efektif, namun tidak diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, maka


(38)

auditor dapat mempertimbangkan untuk memberikan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) atau pendapat tidak wajar (adverse opinion).

5. Pertimbangan Dampak Informasi Kelangsungan Hidup Entitas Terhadap Laporan Auditor

Setelah auditor mempertimbangkan rencana manajemen, maka apabila auditor mendapat kesangsian akan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup dalam jangka waktu pantas, auditor harus mempertimbangkan dampak yang kemungkinan timbul atas laporan keuangan dan cukup atau tidaknya pengungkapannya. Berikut beberapa informasi yang dapat diungkapkan, yaitu :

a. Kondisi atau peristiwa yang menimbulkan kesangsian besar mengenai kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam waktu pantas.

b. Dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kondisi atau peristiwa tersebut. c. Evaluasi manajemen terhadap signifikan atau tidaknya kondisi atau

peristiwa dan factor-faktor yang melemahkan dampak negatifnya. d. Kemungkinan diberhentikan operasi satuan waktu.

e. Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan prospektif yang relevan).

f. Informasi mengenai kemungkinan pulihnya kembali keadaan satuan usaha atau klasifikasi aktiva yang dicatat atau klasifikasi utang.


(39)

2.1.6 Kualitas Audit

De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil.

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan diatas, dapat dipahami bahwa kualitas audit berkaitan dengan kemampuan auditor dalam menemukan, mengidentifikasi, dan melaporkan pelanggaran yang dilakukan oleh klien diserta dengan bukti-bukti yang ditemukan. Semakin besar KAP-nya, semakin tinggi kualitas auditnya.

Dalam penelitian yang lain yang dilakukan oleh Deis dan Giroux (1992), dikatakan bahwa beberapa hal yang mempengaruhi kualitas audit yaitu:

1. Lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah.

2. Jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga reputasinya.

3. Kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikuti standar.


(40)

4. Review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga.

Dari berbagai faktor diatas, dalam penelitian ini lebih menekankan pada ukuran Kantor Akuntan Publik sebagai tolok ukur kualitas audit. Adapun ukuran perusahaan tersebut diproksikan pada big four dan non big four. Berikut nama-nama perusahaan yang tergolong dalam KAP big four, yaitu :

1. Price Water House Coopers (PWC), yang bekerjasama dengan KAP Haryanto Sahari dan rekan.

2. Deloitte Touche Tohmatsu, yang bekerjasama dengan KAP Osman Bing Satrio dan rekan.

3. Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) International, yang bekerjasama dengan KAP Siddharta dan Widjaja.

4. Ernst and Young (E&Y), yang bekerjasama dengan KAP Purwantoro, Sarwoko, dan Sandjaja. Suherman & Surja.

2.1.7 Pertumbuhan Perusahaan

Salah satu hal yang menjadi pertimbangan bagi investor untuk menanamkan modalnya adalah pertumbuhan perusahaan. Pada umumnya, pertumbuhan perusahaan diproksikan pada tingkat rasio penjualan. Hal ini disebabkan karena penjualan merupakan aktivitas utama dan merupakan pemasukan terbesar suatu perusahaan, termasuk perusahaan pertambangan.


(41)

mengatakan bahwa ―rasio penjualan mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan.‖ Sedangkan menurut Fabozzi (2000) dalam Sinaga (2009) pertumbuhan penjualan merupakan perubahan penjualan pada laporan keuangan pertahun. Dengan demikian, pertumbuhan perusahaan juga menjadi salah satu poin penting bagi auditor dalam memberikan opini audit.

Semakin tinggi rasio penjualan perusahaan, berarti semakin tinggi pertumbuhan perusahaannya dan semakin kecil kemungkinan untuk mendapat opini audit going conern, dan semakin meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Sebaliknya, semakin kecil rasio penjualan perusahaannya, semakin besar kemungkinan untuk mendapat opini going concern, dan semakin kecil pula kepercayaan investor menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan negatif berpotensi besar mengalami penurunan laba sehingga apabila manajemen tidak segera mengambil tindakan perbaikan, perusahaan dimungkinkan tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh beberapa peneliti mengenai pengaruh opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, dan kualitas audit terhadap opini audit going concern. Masing-masing penelitian ini


(42)

menggunakan variabel independen yang berbeda-beda dari tahun ke tahun, dan hasil penelitiannya juga berbeda-beda diantara masing-masing peneliti. Berikut ini adalah beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu No Nama

Peneliti

Variabel Penelitian Hasil penelitian 1, Ompusungg

u (2014)

Variabel independen : likuiditas, leverage,

profitabilitas, kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya

Variabel dependen : penerimaan opini audit

Going Concern

Likuiditas, leverage ,

profitabilitas dan kualitas audit, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opni audit going concern.

Sedangkan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.

2. Doris (2010)

Variabel independen :

quick ratio, long term debt to asset ratio, return on asset, kualitas audit, pertumbuhan perusahaan Variabel dependen: opini audit wajar dengan pernyataan going concern

Long term debt to asset ratio

dan kualitas audit berpengaruh positif terhadap pemberian opini audit going concern. Sedangkan quick ratio, return on asset, dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.

3. Magdalena (2012)

Variabel independen: kualitas audit,

profitabilitas, leverage,

opini audit tahun sebelumnya

Variabel dependen: penerimaan opini audit

Variabel kualitas audit, leverage, profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit Going Concern. sedangkan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap opini audit Going


(43)

Sumber : Hasil Olahan Peneliti

Peneliti terdahulu yang menggunakan variabel kualitas audit pada perusahaan pertambangan menunjukkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini dilihat dari penelitian

Concern.

4. Setyarno dkk (2006)

Variabel independen : kondisi keuangan

perusahaan, pertumbuhan penjualan, kualitas audit, opini audit tahun

sebelumnya.

Variabel dependen : opini audit going concern.

Kondisi keuangan perusahaan dan opini audit tahun

sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern

sedangkan kualitas audit dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. 5. Demak

(2012)

Variabel independen: kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya,

leverage, dan

pertumbuhan perusahaan Variabel dependen: opini audit going concern

perusahaan

Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap opini audit going concern..

Sedangkan kualitas audit,

leverage, dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan going concern.

6. Susarni dan Jatmiko (2011)

Variabel independen : kondisi keuangan

perusahaan, debt default,

kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan Variabel dependen: opini audit going concern

perusahaan

Opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.

Sedangkan kondisi keuangan perusahaan, debt default, dan kualitas audit tidak

berpengaruh signifikan

terhadap pengungkapan going concern.


(44)

yang dilakukan oleh Ompusunggu (2014) dan penelitian yang dilakukan oleh Susarni dan Jatmiko (2011).

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan pada perusahaan manufaktur yang menggunakan variabel kualitas audit. Doris (2010) mendapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Magdalena (2012), Demak (2012) dan Setyarno dkk (2006) menunjukkan hasil bahwa kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concer pada perusahaan manufaktur.

Penelitian terdahulu yang menggunakan variabel opini audit tahun sebelumnya menunjukkan hasil bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern baik pada perusahaan manufaktur maupun pada perusahaan pertambangan. Penelitian yang menggunakan variabel pertumbuhan perusahaan menunjukkan hasil bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimnaan opini audit

going concern pada perusahaan manufaktur. Sedangkan peneliti belum menemukan pada penelitian terdahulu pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern pada perusahaan pertambangan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada variabel yang, sampel penelitian dan periode sampel yang digunakan.


(45)

Opini Audit Going Concern

(Y) 2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan uraian teoritis diatas, peneliti mengambil kualitas audit, pertumbuhan perusahaan dan opini audit tahun sebelumnya sebagai variabel independen dan opini audit going concern sebagai variabel dependen.

Hubungan antara kualitas audit, pertumbuhan perusahaan dan opini audit tahun sebelumnya dengan opini audit going concern dapat digambarkan sebagai berikut :

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Reputasi auditor sering digunakan sebagai proksi dari kualitas audit (Ruiz et.al, 2004). Semakin tinggi reputasi auditor semakin bagus kualitas audit yang didapat, dan semakin tinggi pula tingkat kepercayaan para investor untuk menanamkan modal pada perusahaan auditan. Kualitas audit juga sering dihubungkan dengan ukuran KAP. Semakin besar ukuran KAP auditor, auditor semakin independen dan memiliki kekuatan yang lebih besar untuk mengungkapkan temuan pada laporan keuangan jika ditemui adanya

Kualitas Audit (X1)

Opini Audit Tahun sebelumnya (X2) Pertumbuhan Perusahaan


(46)

penyimpangan yang dilakukan oleh klien. Selain itu, semakin besar ukuran KAP auditor, berarti semakin besar pula kemampuan auditor jika dituntut dalam pengadilan, sehingga semakin kecil kemungkinan auditor untuk tidak memberikan opini audit going concern pada perusahaan auditan.

Pertumbuhan perusahaan sering diproksikan pada tingkat penjualan. Semakin tinggi rasio penjualan perusahaan, berarti semakin baik pertumbuhan perusahaan dan semakin besar kekuatan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan operasional perusahaan. Kemampuan perusahaan meningkatkan rasio penjualannya mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mampu mempertahankan pangsa pasar ekonominya. Hal ini disebabkan karena penjualan merupakan aktivitas utama operasional dan sumber pendapatan utama perusahaan. Semakin kuat perusahaan mempertahankan kelangsungan operasional perusahaan maka semakin kecil kemungkinan utnuk mendapat opini going concern.

Pada saat melakukan audit pada laporan keuangan perusahaan, auditor akan melihat bagaimana kinerja perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya. Apakah perusahaan klien pernah mengalami kerugian pada periode yang lalu atau tidak. Jika perusahaan pernah mengalami kerugian pada periode yang lalu maka kemungkinan perusahaan untuk mendapatkan opini going concern akan semakin tinggi. Oleh karena itu opini laporan keuangan perusahaan pada tahun lalu juga bagian dari pertimbangan auditor dalam memberikan opini going concern pada periode saat ini.


(47)

2.4 Hipotesisi Penelitian

Menurut Erlina (2008 : 49) ―Hipotesis merupakan penjelasan sementara

tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan

terjadi‖. Karena hipotesis hanya berfungsi sebagai jawaban sementara, maka perlu dilakukan pembuktian atas jawaban tersebut melalui data empiris. Dari kerangka konseptual diatas, penulis mengajukan hipotesis penelitian ini sebagai berikut :

H1 : Kualitas audit berpengaruh terhadap opini audit going concern. H2 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh pada opini audit going

concern.

H3 : Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit

going concern.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Menurut Erlina (2011 : 73) ―desain penelitian merupakan rencana induk

yang berisi metode dan prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang dibutuhkan, menetapkan sumber-sumber informasi, teknik yang akan digunakan, metode sampling sampai dengan analisis data untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.‖ Dalam penelitian ini peneliti


(48)

2.4 Hipotesisi Penelitian

Menurut Erlina (2008 : 49) ―Hipotesis merupakan penjelasan sementara

tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan

terjadi‖. Karena hipotesis hanya berfungsi sebagai jawaban sementara, maka perlu dilakukan pembuktian atas jawaban tersebut melalui data empiris. Dari kerangka konseptual diatas, penulis mengajukan hipotesis penelitian ini sebagai berikut :

H1 : Kualitas audit berpengaruh terhadap opini audit going concern. H2 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh pada opini audit going

concern.

H3 : Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit

going concern.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Menurut Erlina (2011 : 73) ―desain penelitian merupakan rencana induk

yang berisi metode dan prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang dibutuhkan, menetapkan sumber-sumber informasi, teknik yang akan digunakan, metode sampling sampai dengan analisis data untuk dapat


(49)

menggunakan desain kausal. Menurut Sugiyono (2005 : 15) ―desain kausal

berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.‖

Dalam penelitian ini menggunakan desain kausal yang terdapat variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Penelitian ini akan menjelaskan pengaruh kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya, dan pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini audit

going concern.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Menurut Jogiyanto (2010 : 62) ―definisi operasional menjelaskan

karakteristik dari objek (perusahaan) kedalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan di dalam riset.‖ Menurut Hermawan (2003 : 32) ―variabel independen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi terikat, karena

adanya variabel bebas.‖ Dalam penelitian ini peneliti mengklarifikasikan variabel menjadi dua yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan, sedangkan variabel terikatnya adalah opini audit going concern.

3.2.1 Variabel Terikat (Dependent Vaariable)

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerimaan opini audit going concern. Opini audit going concern merupakan opini audit yang


(50)

dikeluarkan oleh auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya atau tidak (SPAP, 2001). Going concern

disebut juga sebagai kontinuitas akuntansi yang memperkirakan suatu bisnis akan terus berlanjut dalam waktu tidak terbatas (Syahrul, 2000). Variabel ini menggunakan variabel dummy. Nilai 1 bila opini audit unqualified dengan going concern atau Going Concern Audit Report (GCAR), sedangkan nilai 0 bila opini audit unqualified dengan non-going concern atau Non-Going Concern Audit Report (NGCAR)

3.2.2 Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kualitas audit

Kualitas auditor diukur dengan reputasi auditor yang merupakan prestasi dan kepercayaan publik yang disandang auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut. Kualitas audit yang diproksikan dengan KAP The Big Four dan KAP The Non Big Four. Variabel ini digunakan dengan variabel dummy. Angka 1 diberikan kepada perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan KAP The Big Four

auditor. Sedangkan angka 0 diberikan kepada perusahaan yang tidak menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan KAP The Big Four

auditor.


(51)

Opini audit yang diambil pada penelitian ini adalah opini audit 1 tahun sebelumnya. Dalam hal ini laporan keuangan yang diteliti periode 2011-2013. Variabel ini diukur dengan variabel dummy, dimana opini audit

going concern / going concern audit opinion (GCAO) diberi kode 1, sedangkan opini audit non going concern / non going concern audit opinion (NGCAO) diberi kode 0. Data opini audit tahun sebelumnya disajikan dalam skala nominal.

3. Pertumbuhan perusahaan

Rasio pertumbuhan penjualan digunakan untuk mengukur kemampuan auditee dalam pertumbuhan tingkat penjualan.Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan diukur dengan rasio pertumbuhan penjualan.

Pertumbuhan Penjualan = –

Data ini diperoleh dengan menghitung sales growth ratio berdasarkan laporan laba/rugi masing – masing auditee. Hasil perhitungan rasio pertumbuhan penjualan disajikan dengan skala rasio.

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

No Nama

Variabel

Definisi Operasional Alat Ukur Skala 1. Kualitas

Audit

Kualitas auditor diukur dengan reputasi auditor yang merupakan prestasi dan

kepercayaan publik yang disandang auditor atas nama besar yang dimiliki auditor

tersebut. Kualitas audit yang diproksikan dengan KAP The Big

Angka 1 jika perusahaan

menggunakan jasa KAP The Big Four,

sedangkan angka 0 jika perusahaan tidak menggunakan jasa

The Big Four.

Nomina l


(52)

3.3 Populasi dan Sampel

Menurut Usman dan Akbar (2009 : 79) ―populasi adalah sebuah nilai baik

hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek atau subjek yang lengkap dan

jelas‖. Menurut Erlina (2011), populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu

Four dan KAP The Non Big Four.

2. Opini Audit tahun sebelumny a

Opini audit merupakan opini yang diberikan oleh auditor independen terhadap laporan

keuangan audit tahun sebelumnya. Opini audit yang diproksikan dengan opini audit tahun sebelumnya.

Angka 1 jika opini audit tahun

sebelumnya adalah

going concern,

sedangkan angka 0 jika opini audit tahun sebelumnya adalah bukan going concern.

Nomina l

3. Pertumbuh an

Perusahaa n

mengukur kemampuan

auditee dalam

pertumbuhan perusahaan

Persentase kenaikan dan penurunan pertumbuhan

penjualan Rasio

4. Opini Audit

Going Concern

(Variabel Dependen)

Opini audit dengan pengungkapan going concern yang diberikan oleh auditor tentang kelangsungan hidup suatu entitas atau badan usaha

Variabel dummy, dimana kategori 1 untuk perusahaan yang menerima opini

audit dengan

pengungkapan going concern dan 0 untuk perusahaan yang tidak menerima opini audit dengan pengungkapan

going concern

Nomina l


(53)

yang berkaitan dengan masalah penelitian.‖ Populasi yang diambil pada penlitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2011-2012.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002 : 109). Sedangkan menurut Usman dan Akbar (2009 : 80) ―Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut

dengan teknik sampling‖. Untuk menghindari sampel yang tidak representative,

maka teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2010 : 79) ―purposive

sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Adapun kriteria sampel yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada periode 2011 - 2013 dan tidak delisting pada periode tersebut.

2. Sampel yang diambil adalah perusahan pertambangan yang telah listing di BEI sebelum periode pengamatan (sebelum 1 Januari 2011).

3. Mengalami rugi bersih setelah pajak sekurang-kurangnya satu periode laporan keuangan (satu tahun) selama periode pengamatan (2011-2013).

Pemilihan sampel hanya pada perusahaan yang pernah mengalami rugi bersih karena perusahaan yang mendapat opini audit going concern merupakan perusahaan yang memiliki rugi bersih. Auditor memiliki kesangsian bahwa perusahaan yang mengalami kerugian tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankan usahanya. Dengan demikian perusahaan yang sehat selama beberapa periode tidak mungkin mendapatkan opini audit going concern.


(54)

Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel perusahaan berjumlah 12 perusahaan, dengan 3 tahun pengamatan dengan proses seleksi sampel sebagai berikut :

Table 3.2

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No. Kriteria Sampel

Jumlah Pelanggaran

Kriteria

Akumulasi

1. Total perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode pengamatan (2011-2013)

39

2. Perusahan pertambangan yang tidak

listing di BEI sebelum periode

pengamatan (sebelum 1 Januari 2011)

(12) 27

3. Perusahaan yang tidak mengalami rugi bersih setelah pajak sekurang-kurangnya satu periode laporan keuangan (satu tahun) selama periode pengamatan (2011-2013).

(16) 11

Jumlah perusahaan sampel 11

Tahun pengamatan 3

Jumlah sampel total selama periode

penelitian (2011-2013) 33

Sumber : Hasil Olahan Peneliti

Setelah dilakukan teknik purposive sampling, maka emiten yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(55)

Tabel 3.3

Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode

1. ATPK Resources Tbk ATPK

2. Ratu Prabu Energy Tbk ARTI

3. Benakat Petroleum Energy BIPI

4. Berau Coal Energy BRAU

5. Bumi Resources BUMI

6. Darma Henwa Tbk DEWA

7. Delta Dunia Tbk DOID

8. Energy Mega Persada Tbk ENRG

9. Garda Tujuh Buana GTBO

10. Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK

11. Samindo Resources Tbk MYOH

Sumber : www.idx.co.id

3.4 Jenis dan Sumber Data 3.4.1 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Menurut Umar (2003 : 60) ―data sekunder merupakan data primer yang

telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak


(56)

lain‖. Data yang diperoleh adalah kombinasi data time series dan cross section atau pooled data. Data time series adalah data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dari beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan (Umar, 2009), Sedangkan cross section merupakan sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu (Umar, 2009).

3.4.2 Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari lembaga pengumpul data laporan keuangan perusahaan pertambangan. Dalam hal ini peneliti mengunduh laporan keuangan dari website resmi Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id

3.5 Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode dokumentasi dimana penulis mencari data langsung dari catatan-catatan atau laporan keuangan yang ada di BEI. Data sekunder yang diambil dari BEI ini terdiri dari laporan auditor independen dan laporan keuangan perusahaan setiap perusahaan pertambangan yang terdaftar sesuai dengan kriteria pemilihan sampel.

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif


(57)

penelitian. Analisis deskriptif meliputi jumlah, sampel, range, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), standar deviasi dan

variance.

3.6.2 Uji Multikolonieritas

Uji ini bertujuan untuk situasi dimana adanya korelasi variabel-variabel independen antara variabel-variabel satu dengan yang lainnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (variabel independen). Apabila terjadi korelasi antara variabel-variabel tersebut, berarti terjadi problem multikolonieritas. Sedangkan variabel yang baik adalah yang tidak terjadi problem multikolonieritas. Uji multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai korelasi antara variabel independen, jika nilai korelasi antara variabel independen lebih besar dari 0,90 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat gejala multikolonieritas antara variabel independen dalam penelitian tersebut. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolineritas, yaitu:

a. Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A dan B saling berkorelasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi.

b. Menggunakan metode lanjut, seperti Regresi Bayessian atau Regresi Ridge.


(58)

3.6.3 Menguji Model Fit

Statistik yang digunakan adalah berdasarkan pada fungsi likelihood

(L). hipotesis yang digunakan untuk menilai , model fit adalah H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi 2LogL. Menurut Ghazali (2006), ―adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal (initial -2LL function) dengan nilai -2LogL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data.‖ Log Likehood pada regresi logistik mirip dengan pengertian

―Sum of Square Error‖ pada model regresi, sehingga penurunan nilai Log

Likehood menunjukkan model regresi semakin baik.

3.6.4 Menguji Kelayakan Model Regresi

Model ini digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data, sehingga model dapat dikatakan fit). Kelayakan model ini dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow‟s Goodness of Fit Test . Dalam hal ini hipotesis yang digunakan untuk menilai kelayakannya adalah

H0 : Tidak ada perbedaan antara model dengan data Ha : ada perbedaan antara model dengan data


(59)

Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test ≤ 0,05,

maka berarti terdapat perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya (Ghozali, 2006).

3.7 Pengujian Hipotesis

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, skewness (kemencengan distribusi). Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik.

Pengujian hipotesis dapat dilihat melalui koefisien regresi. Koefisien regresi dari tiap variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antarvariabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas (sig) dengan tingkat signifikansi. Jika nilai asymtotik signifikan < 0,05 berarti variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap terajdinya variabel terikat. Begitu pula sebalikya, bila asymtotik signifikan > 0,05 berarti variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya variabel terikat. Model regresi variabel yang digunakan untuk menguji hipotesis sebagai berikut:

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + ε Keterangan:


(60)

Y = Opini audit going concern (variabel dummy, 1 jika opini audit going concern, 0 jika opini audit non going concern)

α = Konstanta

X1 = Reputasi auditor yang menjadi proksi dari kualitas audit (variabel

dummy, 1 untuk auditor yang tergabung dalam KAP The Big Four

dan 0 untuk yang bukan)

X2 = Rasio penjualan yang menjadi proksi dari pertumbuhan perusahaan X3 = Opini tahun sebelumnya (variabel dummy, 1 jika opini audit going

concern, 0 jika opini audit non going concern)

β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien Regresi ε = Error (residual)

3.7.1 Uji T Parsial (Uji Wald)

Variabel kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan dilakukan pengujian terhadap parameter (koefisien) yang telah ada, apakah estimasi parameter dari masing-masing variabel independennya layak untuk dimasukkan kedalam persamaan tersebut atau tidak. Statistik uji yang digunakan adalah wald test. Uji hipotesisnya adalah sebagai berikut:

Ho : variabel independen tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.


(61)

Dengan tingkat signifikan (α) sebesar 0,05 maka kesimpulan yang

dapat diambil adalah :

1. Jika p-value dalam hal ini adalah sig -2 tailed > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Jika p-value dalam hal ini adalah sig -2 tailed < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.7.2 Uji Omnibus (Uji G)

Sebagaimana halnya dengan model regresi linier dengan metode OLS, dalam pengujian model logit juga dapat dilakukan pengujian model secara keseluruhan yaitu dengan uji G. statistik ini menyebar menurut besaran Chi kuadrat (X2). Uji G menunjukkan bahwa model logistic secara keseluruhan dapat menjelaskan atau memprediksi variabel independen terhadap variabel dependen. Uji hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Ho : variabel-variabel independen secara bersama-sama tidak amempengaruhi variabel dependen.

Ha : variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.

Dengan tingkat signifikan (α) sebesar 0,05 maka kesimpulan yang dapat diambil adalah :


(1)

Classification Tablea,b

Observed

Predicted Opini Audit Going Concern

Percentage Correct Non Going Concern

Audit Opinion

Going Concern Audit Opinion Step 0 Opini Audit Going

Concern

Non Going Concern Audit Opinion

25 0 100.0

Going Concern Audit Opinion

8 0 .0

Overall Percentage 75.8

a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


(2)

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables X1 .028 1 .868

X2 1.940 1 .164

X3 .690 1 .406

Overall Statistics 2.537 3 .469

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant X1 X2 X3

Step 1 1 34.331 -1.074 -.156 .854 -.318

2 33.749 -1.132 -.258 1.088 -.674

3 33.677 -1.071 -.299 1.138 -.914

4 33.675 -1.058 -.304 1.146 -.961


(3)

c. Initial -2 Log Likelihood: 36,555

d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 2.879 3 .411

Block 2.879 3 .411

Model 2.879 3 .411

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 33.675a .084 .125

a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001.


(4)

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 3.652 8 .887

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

Opini Audit Going Concern = Non Going Concern Audit Opinion

Opini Audit Going Concern = Going Concern Audit

Opinion

Total

Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 3 2.869 0 .131 3

2 2 2.561 1 .439 3

3 3 2.485 0 .515 3

4 3 2.457 0 .543 3

5 3 2.419 0 .581 3

6 2 2.399 1 .601 3

7 2 2.305 1 .695 3

8 2 2.258 1 .742 3


(5)

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a X1 -.304 .999 .093 1 .761 .738 .104 5.227

X2 1.146 .870 1.735 1 .188 3.146 .572 17.309

X3 -.962 1.163 .684 1 .408 .382 .039 3.736

Constant -1.058 .781 1.838 1 .175 .347

a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3.

Classification Tablea

Observed

Predicted Opini Audit Going Concern

Percentage Correct Non Going

Concern Audit Opinion

Going Concern Audit Opinion Step 1 Opini Audit Going

Concern

Non Going Concern Audit Opinion 25 0 100.0

Going Concern Audit Opinion 7 1 12.5

Overall Percentage 78.8


(6)

Correlation Matrix

Constant X1 X2 X3

Step 1 Constant 1.000 -.514 -.439 -.588

X1 -.514 1.000 .083 .247

X2 -.439 .083 1.000 -.101

X3 -.588 .247 -.101 1.000

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

KUALITAS AUDIT 33 1 0 1 .27 .079 .452 .205

OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA

33 1 0 1 .30 .081 .467 .218

PERTUMBUHAN PERUSAHAAN

33 3.9577 .0502 4.0079 .54292

4

.1334495 .7666089 .588

OPINI AUDIT GOING CONCERN


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pergantian Manajemen, Biaya Audit, Reputasi Audit, Opini Audit dan Kesulitan Keuangan terhadap Pergantian Auditor secara sukarela (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2012-2013)

5 93 109

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 86 82

Pengrauh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 119 108

Pengaruh Likuiditas, Leverage¸Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 61 99

Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Conern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 34 96

Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 7 93

ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Pertumbuhan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya,Profitabilitas, Dan Likuiditas Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Per

0 2 17

Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI

0 0 12